King of the Goryeo Dynasty

By VrinJuki

728 60 21

⚠️[COMPLETE]⚠️ 🙏TAHAP REVISI🙏 AKAN DI PUBLISH ULANG Menceritakan kisah seorang Raja muda yang kejam dan ti... More

#Note
1. Bertemu Denganmu
2. Anak kucing
4. Kemarahan Klan Kim
5. Kamp Militer
6. Kamp Militer (bagian 2)
7. Ayo Bermain
8. Perburuan yang Sebenarnya
9. Sulaman Bunga Teratai
10. Jejak Air Mata
11. Kehilangan Separuh Jiwaku
12. Sepertimu, Tapi Bukan dirimu

3. Menangkap Anak Kucing

47 6 2
By VrinJuki


Di bawah sinar mentari yang hangat pelataran gedung Sungkyungwan dipenuhi oleh puluhan Sarjana. Atmosfir tegang dan gugup menyelimuti setiap sarjana yang hadir, duduk dengan tegap sambil menanti namanya disebutkan oleh petugas.

"Song Jihoon"

Yang dipanggil segera bagkit dan menuju ke depan untuk menerima gulungan peringkat jabatan. Perasaan senang dan gugup menjadi satu, membuat kedua tangannya sedikit gemetar saat menerima gulungan tersebut.

Waktu berlalu begitu cepat, rencana yang sudah Yoongi susun berjalan dengan sangat mulus. Semua keputusan hasil ujian sudah diumumkan, kini para sarjana yang sudah menerima surat kelulusan datang ke gedung Sungkyungwan untuk menerima peringkat jabatannya. Kini giliran nama Kim Hansung yang dipanggil, seperti biasa dagu sedikit terangkat dengan wajah datar membuat siapapun akan segan mendekat padanya, kecuali sang Raja tirani, Yoongi.

Yoongi menyamar menjadi petugas yang menyerahkan gulungan, meskipun begitu aura kebangsawanannya masih terlihat dan jangan lupakan topeng yang menutupi mata sebelah kanannya membuat daya tarik tersendiri, terkesan misterius namun tetap terlihat hebat dan berwibawa membuat siapapun penasaran wajah dibalik topeng itu.

Semakin dekat langkah Hansung semakin lebar pula senyum licik di bibir tipisnya. Yang ditatap hanya mengerutkan dahinya samar namun langkah kakinya masih stabil dan mantap.

Pemuda yang terus di tatap oleh petugas aneh itu menjadi semakin risih, setelah mendekat Hansung mengutarakan keluhannya, "Kenapa kau menatapku seperti itu?".

"Menurutmu? hehe.....". Yoongi tertawa lirih saat memberikan gulungan peringkat jabatan kepadanya.

Mengambil gulungan itu dengan cepat, Hansung tidak tahan untuk mengurnya,"Tidak sopan!"

SRING

Meskipun ucapan Hansung tidak seberapa keras namun masih dapat Minho dengar dengan jelas. Kini sebilah pedang tajam sudah berada di leher Hansung. Bergerak sedikit saja, lehermu akan tergores.

"Jaga bicaramu, Kau ingin menantang Raja?"

Hansung tidak menyadari jika lelaki di sebelah pria aneh itu ternyata membawa sebuah pedang.

"Apa?"

Sedetik kemudian wajah pemuda itu langsung pucat pasi, wajah ketakutannya langsung merontokkan image sombongnya membuat Yoongi tertawa terbahak-bahak. Tidak hanya wajah pemuda itu yang pucat pasi, namun semua orang yang berada di sana juga, mereka semua langsung menunduk hormat padanya.

"Yang mulia~", ucap mereka serentak.

"HAHAHAHA...."

Yoongi tak tahan untuk tidak tertawa keras, wajah ketakukan pemuda didepannya sangat lucu menurutnya.

"Yang mulia?". Panggil Minho

"Ahahaha.... Astaga.. Hahaha...". Yoongi mengusap sudut matanya yang sedikit berair dan berhenti menunduk sambil memegang perutnya yang sedikit kram.

"Haha... sangat menarik melihat kucing kecil ini ketakutan hahaha.."

Yoongi melepas topengnya dan membuangnya sembarangan, tawa itu ahkirnya berhenti digantikan oleh senyum tipis di sudut bibirnya. Menundukkan tubuhnya untuk melihat dari dekat wajah ketakutan milik Hansung yang menurutnya sangat menggemaskan dan lucu.

"Huh... Kemana tadi wajah sombongmu wahai anak muda? Luntur karena ketakutan hm?.. Minho, ambil kembali gulungan dari tangannya dan bawa dia!"

Setelah berucap Yoongi meninggalkan pelataran gedung Sungkyungwan, meninggalkan Minho dan Hansung di sana. Setidaknya melihat kucing kecilnya ketakutan membuat dirinya merasa sedikit puas.

"Permainan akan segera dimulai", lirihnya.

'Lelucon macam apa ini? Apakah Raja sebosan itu sampai melakukan penyamaran untuk mempermalukanku', batin Hansung.

Hansung belum pernah bertemu dengan Yoongi kecuali pada saat hari pernikahan kerajaan, dan itu adalah jarak yang sangat jauh untuk mengamati dengan jelas wajah dari seseorang. Meskipun dia adalah adik dari Permaisuri, Hansung belum memperkenalkan dirinya secara resmi kepada Raja. Melihat Raja dengan penampilan yang tidak seharusnya membuatnya lengah dan tidak memperhatikan jika Raja sedang menyamar dan berada di depannya.

Melihat jika orang itu masih menunduk, Minho memerintahkannya untuk segera berdiri, "Berdiri!"

Masih dengan ekspresi bingung dan sedikit ketakutan, Hansung perlahan berdiri dan bertanya dengan nada kesal, "Ada apa sebenarnya?"

"Kau masih berani berbicara"

Mendapatkan jawaban yang tidak sesuai dengan nada dingin membuatnya menyipitkan mata ke arah pria di depannya. "Apakah aku tidak boleh berbicara?", ucapnya ketus.

"Ikut denganku"

Tidak ingin membuat Tuannya menunggu lama, Minho memilih mengabaikan Hasung dan pergi meninggalkannya di belakang.

"Kemana?"

Dari awal Hansung tidak berniat untuk pergi dengan orang itu, memilih mematung di tempatnya.

Menyadari jika Hansung tidak mengikutinya membuat kesabarannya hampir habis, Minho sedikit menolehkan wajahnya ke samping saat berbicara, "Apa kau tidak mendengar perintah Raja? segera ikuti atau kuseret"

Mendengar jawaban itu dengan nada memerintah membuatnya memutar matanya kesal, mau tak mau dirinya harus mengikutinya, "Tidak, terima kasih"

Tidak mengerti apa yang terjadi, Hansung menjadi tidak sabar untuk mengetahui alasan kenapa sang Raja ingin membawanya pergi, apakah karena kecerobohannya tidak mengenali sang Raja dan mengatakan sesuatu yang tidak sopan?. Bukan salahnya jika dia tidak mengenalinya karena dia memakai topeng di wajahnya.

"Sebenarnya kemana kita akan pergi? Aku seharusnya masih berada di gedung Sungkyungwan"

Di sepanjang perjalanan Hansung terus mencercanya dengan banyak pertanyaan beruntun, dia tidak pernah dihiraukan oleh siapapun sebelumnya, melihat lelaki dengan kasta yang lebih rendah darinya dan berani mengabaikannya membuatnya sangat kesal.

"Kalau aku bertanya seharusnya kau menja... aduh..".

"Kenapa berhenti mendadak, dasar tidak sopan."

Lelaki di depannya berhenti tiba-tiba tepat di depan wajahnya, melihat punggung kokoh lelaki itu menegang dan sedikit bergetar, terlihat jika sosok itu sangat kesal dan mulai kehilangan kesabaran dengan Hansung yang banyak bicara. Lelaki itu memutar tubuh besarnya perlahan dan kemudian menatap dingin ke arah mata Hansung, "Kau..."

Hansung menjadi marah karena pria di depannya ini sangat kurang ajar dan tidak sopan, "Kau tahu siapa ayahku? Jangan berani bersikap tidak sopan padaku"

Laki-laki itu menyipitkan kedua matanya saat menatap lurus ke dalam mata Hansung, kakinya perlahan berjalan mendekat dan terus mendekat membuat Hansung merasa tidak nyaman.

"???"

"Berhenti!... jangan mendekat!"

Menghiraukan ucapan Hansung, lelaki itu terus mendekat kepadanya, semakin mendekat hingga wajah mereka hanya berjarak 10 sentimeter membuat Hansung bisa merasakan deru nafas hangat milik Minho yang menyapu wajahnya, "Kubilang berhenti! atau aku akan berteriak". Ucapan Hansung terdengar dingin dan mengancam, namun bagi Minho itu tidak akan menakutinya sama sekali

Minho menatap lurus ke dalam mata hazelnya, sedikit terpesona dengan warna indahnya, dengan nada pelan dan dalam hampir berbisik, "Kenapa kau sangat cerewet seperti seorang perempuan?"

Mendengar itu membuat Hansung semakin berang dan mendorong paksa tubuh Minho untuk menjauh darinya. "Lancang!"

"Kau hanya pelayan Raja, beraninya kau merendahkanku"

"Berisik!"
Sekali lagi Minho mengabaikan Hansung dan meninggalkannya di belakang, tidak tahan mendengar keluhan dari pemuda dibelakangnya.

'Sangat cerewet seperti perempuan'

Mendengus marah, Hansung mencoba mengontrol emosinya agar stabil, jika tidak dia akan marah dan mulai memukul lelaki di depannya ini. Tidak mau menyinggung Raja dengan melukai pelayannya, Hansung merencanakan balas dendam dengan pria itu dengan bantuan dari Ayahnya, tidak mungkin dirinya mengotori tangan bersihnya sendiri untuk menghukum tikus kecil yang kotor.

Selama perjalanan mengikuti Minho ke suatu tempat, Hansung berusaha keras mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, setelah mengingat-ingat wajah Hansung menjadi tegang, ternyata sebelumnya dia pernah menatap Raja dengan tidak sopan. Hansung merutuki dirinya sendiri karena tidak mengenali wajah sang Raja dengan tampilan pakaian pengemis, namun itu tentu saja bukan salahnya karena dia tidak mengenali wajah Raja.

Di balai pelatihan Yoongi menunggu mereka dengan sabar sambil memikirkan rencana selanjutnya untuk mempermainkan salah satu anak pejabat senior ini. Yoongi sudah mengetahui jika klan Kim melakukan korupsi dan merencanakan aksi kudeta pada kerajaan, semua bukti sudah berada di tangannya, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memusnahkan mereka semua. Dengan sedikit kebaikan hati memberi mereka waktu untuk mengembalikan semua dana yang mereka ambil secara utuh dan membubarkan aliansi mereka untuk menggulingkan tahta.

'Menurutku anak selir itu tidak akan pernah berani menggonggong kepadaku'

Namun siapa sangka jika pangeran Namjoon diam-diam berani berkomplot dengan klan Kim untuk memberontak menggulingkan tahta miliknya. Lama dia bergelut dengan pikirannya, hingga tak menyadari bahwa Minho sudah memasuki balai latihan.

Setelah melihat Yoongi di atas menara pengawas, minho mengumuman kehadirannya.

Tak menerima respon, Mingho kembali mengulanginya, "Yang mulia, saya sudah membawanya"

"Hm". Ucapnya setelah tersadar dan berdiri dari kursi santainya, menuju pinggir pembatas menara pengawas latihan dan menatap mereka dengan santai.

"Pergilah!"

"Baik yang mulia, saya undur diri". Merasa tidak ada urusan lagi, akhirnya Minho pergi meninggalkan pelataran balai latihan.

Senyum licik tercetak di bibir tipisnya melihat kucing kecilnya berjalan sendiri ke kandang harimau membuat hatinya sangat girang dan bersemangat. Yoongi masih berdiri di atas menara pengawas, mengawasi tingkah kucing kecilnya dari atas.

"Kenapa menunduk?"

"......"

Setelah kepergian Minho, Hansung hanya berdiri diam sambil menunduk, tidak berani lagi untuk menatap orang yang berbicara kepadanya, degupan jantungnya masih bergemuruh hebat sejak dia memasuki balai latihan. Sejujurnya dia sangat ketakutan hingga tubuhnya gemetar. Entah kenapa dia di antar ke tempat ini, dan untuk apa sang Raja secara pribadi mengundangnya ke sini. Hansung menduga jika Raja akan menghukumnya karena kecerobohan yang dia tidak sadari pada tempo hari dan juga di balai Sungkyungwan, tetapi itu tetap bukan salahnya karena tidak mengenal wajahnya.

"Mana wajah sombong yang kau elu-elukan itu? Kemana perginya huh?"

Tubuh Hansung gemetar, antara takut dan marah karena sudah diperlakuan rendah oleh orang lain.

"Kenapa tidak menjawab, takut hm?"

Tidak pernah ada seorang pun yang berani menakutinya, hanya pria ini yang berani menantang dirinya dan klan Kim. Tubuh Hansung semakin gemetar karena merasakan ketidakberdayaannya untuk pertama kalinya, tidak punya pilihan dia langsung bersujud dihapan Yoongi.

"Maafkan hamba yang mulia, hamba...."

"Kau sudah menyadari kesalahnmu?"

"Yang mulia... hamba pantas mati" Giginya bergemeletuk menahan amarah setelah mengatakan ini. Ini pertama kalinya dia memohon kematiannya kepada orang lain, meskipun Raja sekalipun. Tidak pernah dirinya merendah dirinya sendiri jika bukan untuk pria di depannya, Hansung sadar dan tidak menolak fakta bahwa pria di depannya ini menguasai kekuasaan tertinggi, sungguh Hansung benci fakta itu.

"Baguslah kalau kau menyerahkan diri".

Masih mengungingkan senyum tipis, Yoongi berjalan perlahan menuju rak senjata di sampingnya, mengambil pedang secara acak dan melepaskan bilah pedang dari sarungnya, kemudian menuruni tangga satu persatu dengan pelan dan tenang.

"Yang mulia...?". Suara decitan kayu yang terinjak dan debuman bunyi sepatu ditambah suara nyaring besi tipis diseret ke tanah memenuhi indra pendengarannya, membuat jantungnya semakin berdetak kencang, apakah sang Raja akan mengeksekusinya disini?. Keringat dingin terus bermunculan di dahinya, membuat tetesan kecil berjatuhan di bawah wajahnya.

'Hah... aku benci sensasi ketidakberdayaan ini, menyebalkan'

Merasakan firasat jika dirinya akan menghembuskan nafas terakhir tanpa mengucapan selamat tinggal kepada keluarganya membuatnya sangat sedih, tanpa dia sadari kedua matanya berkaca-kaca dan pandangannya menjadi buram pertanda sebentar lagi liquid bening akan meleleh keluar dari matanya. Yoongi semakin melebarkan senyum liciknya, puas melihat kucing kecilnya ketakutan sampai bergetar hebat dan meringkuk kecil seperti bola bulu.

Melihat pemuda di depannya bergetar ketakutan membuatnya teringat masa lalu. Saat umurnya menginjak usia 10 tahun, Yoongi pertama kalinya menyentuh benda tajam itu, ayahnya memaksanya untuk mengusai teknik peadang. Dengan ketakutan yang sama akan benda tajam, Yoongi kecil dipaksa untuk dapat menggunakan pedang meskipun tubuhnya yang kecil tidak dapat menahan beratnya pedang saat mengayunkannya.

Bilah pedang itu sangat tajam, dan tajamnya pedang itu pertama kalinya Yoongi membunuh prajurit yang menjadi lawannya dengan tangannya sendiri. Siapapun tentunya akan mengalah jika harus melawan anak kecil, apalagi anak kecil itu adalah anak dari sang Raja. Prajurit itu tidak punya pilihan, kedua pilihan itu sangat sulit untuknya, mengalah kau akan terluka atau mati terbunuh, tak sengaja melukainya kau juga akan mati dan keluargamu akan dibantai habis.

Saat masa remaja dengan bimbingan dari Wakil Jenderal Kang Woojeon dan di bawah pengawasan sang Raja, dimana dirinya harus melawan Wakil Jenderal untuk membuktikan kemampuannya di hadapan sang Ayah. Yoongi sangat menyukai kesetiaan wakil Jenderal, namun saat itu tidak sengaja Yoongi melukainya dan berakhir membunuhnya. Kecelakaan itu memang tidak sengaja, namun kejadian itu sangat membekas di hatinya hingga membuatnya sedih jika teringat wakil Jenderal yang setia itu. Mengingat itu membuatnya tersenyum kecut.

Yoongi berjalan ke depan, dan berhenti di hadapan Hansung, "Jadilah wakil jenderalku", menyodorkan sebilah pedang ke depan Hansung.

"Eum...?"

Sesuatu yang tak terduga terucap dari bibir tipis sang Raja, apakah dia salah dengar? Ataukah sang raja salah berucap? Pasti itu tidak mungkin.

Yoongi terdiam melihat wajah polos pemuda di depannya, terlalu terlena dengan lamunan masa lalu membuatnya linglung dan tidak fokus.

Dengan bibir yang sedikit terbuka dan tatapan yang menyiratkan kebingungan, ini pertama kalinya Yoongi melihat pemandangan ini dan dia juga ikut terjerat dalam pusaran kebingungan dengan pikirannya sendiri, bukankah rencana awal dia ingin Hansung menjadi pelayan pribadinya, lalu kenapa bibirnya berucap akan menjadikan dia sebagai wakil jenderal.

Namun saat melihat tangan lentik pemuda didepannya dengan enggan dan sedikit gemetar memegang gagang pedang membuatnya memikirkan rencana baru, lagi-lagi sudut bibirnya berkedut, Yoongi akhirnya merubah rencana awalnya.

'Biarkan saja... akan sangat mudah nantinya untuk menyiksamu'

Continue Reading

You'll Also Like

203 108 25
Dalam kerajaan yang legendaris di tengah hutan yang rimbun, terdapat sebuah kisah cinta yang tak terlupakan. Di Kerajaan Angsa, di mana keindahan ala...
31.2K 2.1K 19
Pelacur, wanita penghibur, murahan, atau apapun yang orang lain sematkan padanya tak membuat gadis itu menyesali keputusannya. Awalnya seperti itu, s...
495K 41.2K 69
Kalaupun ada kehidupan kedua,Emily mungkin lebih memilih mati. Namun,setelah mati Emily benar benar menjalani kehidupan keduanya sebagai anak dari Du...
Duke Carlov By cheliax

Historical Fiction

54.1K 4.6K 34
Reina Stankof tidak pernah menyangka kalau dirinya kini masuk ke dalam tubuh seorang maid kepercayaan sang Tuan muda di mansion besar ini. Lebih para...