THE BARON OF THE FLOWER'S [Of...

nioazabicyclo tarafฤฑndan

613 94 6

Gun yang telah dikhianati oleh kekasihnya tiba-tiba saja ditabrak mobil dan meninggal dunia. Apakah semua ini... Daha Fazla

01: ็ฌฌไธ€็ซ = ๐™ฐ๐š”๐šŠ๐š๐šŽ๐š–๐š’?!
02: ็ฌฌไบŒ็ซ = ๐™บ๐šŽ๐š“๐šŠ๐š๐š’๐šŠ๐š— ๐š‹๐šŽ๐š›๐šœ๐šŽ๐š“๐šŠ๐š›๐šŠ๐š‘
03: ็ฌฌไธ‰็ซ = ๐š๐šž๐š–๐š˜๐š›
04: ็ฌฌๅ››ๅ›ž= ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ๐š๐š˜๐š—๐š’๐šœ ๐™ผ๐šž๐š—๐šŒ๐šž๐š•
06: ็ฌฌๅ…ญ็ซ = ๐š๐šŠ๐šœ๐šŠ ๐š‹๐šŽ๐š›๐šœ๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐šƒ๐šŠ๐šข
07: ็ฌฌไธƒ็ซ = ๐™ฟ๐šŽ๐š—๐šข๐šŽ๐š›๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š—
08: ็ซ ็ฏ€= ๐™ณ๐šž๐š—๐š’๐šŠ ๐™ด๐š•๐š
09: ็ฌฌไน็ซ = ๐™ฟ๐šŽ๐š—๐šž๐š›๐šž๐š—๐šŠ๐š— ๐™ฟ๐šŠ๐š—๐š๐š”๐šŠ๐š
10: ็ฌฌๅ็ซ = ๐™ฟ๐šŽ๐š›๐š๐šŠ๐š—๐š๐š’๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐™ฐ๐š”๐šŠ๐š๐šŽ๐š–๐š’
11: ็ฌฌๅไธ€็ซ = ๐™บ๐šŽ๐š›๐šŽ๐šœ๐šŠ๐š‘๐šŠ๐š— ๐™ท๐šŠ๐š๐š’ ๐™ฝ๐šŽ๐š 

05: ็ฌฌไบ”็ซ = ๐šƒ๐šŠ๐šข ๐š๐šŠ๐š— ๐™พ๐š๐š

46 8 2
nioazabicyclo tarafฤฑndan

Thing!

"Diharapkan bagi semua murid baru untuk tidak pulang ke asrama setelah pembelajaran selesai." Suara pengumuman dari Tay terdengar di seluruh penjuru sekolah. Pihak sekolah memang sering melakukan hal ini jika ingin mengumpulkan para murid atau memberitahukan informasi terbaru.

"Sepertinya akan ada informasi baru yang akan diberitahu," ujar Krist dengan sedikit menyelidik.

"Kenapa? apa kau menemukan rumor baru?" tanya Gun.

Setelah mengenal Krist lebih dari empat bulan, kini Gun sudah mengetahui salah satu sifat Krist. Krist merupakan orang yang selalu mengumpulkan rumor, dia selalu tau rumor apa saja yang beredar di penjuru sekolah. Bahkan kemarin Krist baru saja memberitahu rumor mengenai Jane yang sedang dihukum oleh ayahnya karena menggertak New. Jujur saja Gun kagum dengan informasi yang ia dapat, hanya saja ia penasaran darimana Krist dapat mendengar rumor itu.

"Ya, kudengar Akademi akan mengadakan pembelajaran di luar sekolah. Ini adalah kegiatan yang harus diikuti oleh setiap murid baru, aku mendengar kalau tahun ajaran kemarin mereka pergi ke sebuah gunung yang sangat berbahaya dan mengerikan. Katanya terdapat banyak hewan-hewan berbahaya dan jebakan yang dapat merenggut nyawa. Karena hasil dari murid baru kemarin begitu memuaskan, mereka merencanakan untuk meningkatkan level bahaya di pembelajaran di luar kelas kali ini."

"Oh benarkah? Off kau juga salah satu dewan murid kan, memangnya benar seperti itu?" tanya Gun.

"Entahlah kami dewan murid yang baru masuk masih belum diberikan informasi mengenai hal itu. Dan juga sepertinya yang akan mengurus kegiatan pembelajaran di luar kelas itu adalah dewan murid yang sudah senior," ujar Off dengan tenang.

"Aku pun bertanya pada tunanganku apakah itu benar dan ia sama sekali tidak mau memberitahuku. Katanya hal itu adalah rahasia dari dewan murid," kesal Krist.

"Ah, benar tunanganmu juga salah satu dari dewan murid. Tapi mengapa sampai begitunya mereka menyembunyikan hal itu?" Gun merasakan kecurigaan pada kegiatan yang akan diadakan ini.

"Walaupun begitu, kita dapat memastikan kalau pihak akademi tidak akan mencelakakan para siswanya. Jadi kalian tenanglah." Off mencoba untuk menenangkan kekhawatiran yang ada pada Gun.

"Kau benar juga."

Pembelajaran hari ini pun telah selesai. Gun beserta murid lainnya berjalan menuju aula untuk menunggu pengumuman yang akan diberitahukan. Kali ini Gun duduk di bagian paling depan ditemani dengan Off. Mungkin karena sekarang ia berstatuskan tunangan pangeran dari kerajaan tetangga maka ia pun diperlakukan lebih baik. Di sebelah mereka pun terdapat beberapa orang penting seperti New dan Jane. Krist tidak duduk di depan, melainkan ia tiga baris di belakang mereka.

"Apa kau merasa sakit?" tanya Off pada Gun.

"Tidak, aku baik-baik saja." Penyakit Gun kini sudah jarang kambuh. Keadaannya sudah lebih baik dari sebelumnya, bahkan sekarang ia sedang belajar untuk menggunakan pedang. Yang sebenarnya untuk mendapatkan ijin itu sangat sulit, Gun harus memohon dan berdebat terlebih dahulu dengan Off mengenai belajar pedang. Gun cuman merasa bosan dengan memanah, tapi sekarang ia sudah sangat ahli. Bahkan Gun dapat memanah dengan tepat sasaran sambil mengendarai kuda. Maka dari itu ia ingin mencoba hal baru.

"Terimakasih sudah hadir di aula semuanya." Gun dapat melihat Tay yang sedang berdiri di tengah panggung sembari memegang sebuah kertas.

"Aku akan memberitahukan informasi yang penting. Minggu depan kalian akan melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas, tempat tujuan kali ini adalah pulau Brasilia."

"Pulau Brasilia?!"

"Pulau itu sangat berbahaya!"

"Iya! Mengapa kita harus ke sana?"

Suara protes dari beberapa murid mulai terdengar. Pulau Brasilia sebenarnya bukanlah pulau seberbahaya itu, hanya saja bagi mereka yang baru menginjak penyihir level tiga akan sangat kesulitan untuk bertahan di sana. Pernah beredar berita ada sekelompok penyihir berlevel tiga yang pergi ke pulau Brasilia untuk meningkatkan level mereka, dan ternyata mereka semua terbunuh begitu saja. Penyebab terbunuhnya pun tidak diketahui. Sehingga membuat kasus ini menjadi sebuah misteri, entah kenapa para pemerintah kerajaan memang sengaja menyembunyikan pelaku pembunuhan atau kasus ini memang tidak terpecahkan. Semua ini masih menjadi misteri.

"Semua diharapkan untuk tenang. Ketika di pulau, penyihir dan penjaganya yang akan diikuti penyihir di level empat dan ada beberapa di level lima. Sehingga kalian tidak perlu khawatir mengenai keselamatan saat di pulau Brasilia."

Pernyataan Tay malah membuat Gun makin mencurigai kegiatan ini. Mengapa penjagaan yang dilakukan begitu ketat, bahkan diikuti beberapa penyihir dari level lima untuk menjaga proses kegiatan. Jika memang penyihir lima ikut, maka pasti akan ada beberapa keluarga kerajaan yang diikutkan. Tapi untuk apa? bukankah dengan hanya penyihir level empat itu cukup untuk menjaga mereka.

"Kenapa?" tanya Off yang langsung mengarahkan wajahnya di depan wajah Gun.

Melihat penampakan wajah Off yang berada di depan Gun membuat dirinya terkejut dan hampir berteriak. Untung saja Gun langsung menutup mulutnya dengan rapat agar tidak mengeluarkan suara.

"Kau mengejutkanku," bisik Gun dengan marah.

"Alismu mengkerut. Ku kira kau sedang menahan sakit."

"Aku tidak sakit. Kau tak perlu sekhawatir itu."

"Cih, memangnya salah bagi seorang pria untuk mengkhawatirkan tunangannya."

Kenapa dia gampang merajuk

Gun mulai panik mendengar nada bicara Off. Nada bicaranya kini sudah menunjukkan kalau Off sedang merajuk pada Gun dan itu sangatlah berbahaya. Ada saat dimana Off juga merajuk seperti ini dan hasilnya Gun tidak diajak bicara selama seharian olehnya. Walaupun menurut Gun kejadian itu sangatlah lucu. Bagaimana tidak, Off memang tidak mau berbicara dengan Gun tapi ia akan langsung menolong Gun dan menunjukkan wajah khawatir ketika terjadi sesuatu pada Gun.

"Tentu saja itu wajar, aku senang kau memperhatikanku. Hanya saja aku pun khawatir kalau kau selalu memperhatikanku maka kau lupa untuk menjaga dirimu sendiri," ujar Gun dengan lembut sembari menggenggam satu tangan Off.

Pipi Off mulai memerah, "Begitukah? Aku bisa menjaga diriku. Aku hanya ingin menunjukkan kalau tunanganmu ini adalah orang yang perhatian."

Bagus, ternyata berhasil!

"Tentu saja tunanganku adalah orang yang perhatian. Semua orang tau itu, tapi bukankah orang akan mengira kalau aku tidak perhatian denganmu dan mereka pasti akan berfikir kalau aku adalah tunangan yang egois."

"Kau tidak seperti itu."

"Maka dari itu. Kau tidak perlu memperhatikan aku sampai segitunya."

"Tapi, ak-"

"Baiklah, kalau begitu aku akan berjanji untuk selalu bilang kepadamu kalau terjadi sesuatu pada diriku. Bagaimana?"

"Kau berjanji?"

"Janji!"

"Baiklah." Setelah berucap seperti itu Off mengusap kepala Gun dengan lembut. Dan Gun pun merasa lega karena telah meredamkan amarah bayi besar yang ada di hadapannya ini.

£££££

Pergerakan Gun kini lebih leluasa dikarenakan keadaan tubuhnya yang semakin membaik. Walaupun begitu kadang kala ada saat dimana penyakitnya kambuh, hanya tidak sesering dahulu. Dan ia sangat mensyukuri hal itu. Kini Gun sering mengunjungi ruang dewa murid untuk menemui Off yang sedang sibuk membantu dewa murid mempersiapkan keberangkatan ke pulau Brasilia. Sesekali ia juga membawa beberapa makanan maupun minuman untuk diberikan, Gun tau seberapa sibuknya Off kali ini hinga beberapa kali melupakan makan siang dan malam. Hal itu tentu saja membuat Gun khawatir.

Sekarang pun sebuah kotak berisikan makanan berada tepat di tangan Gun. Senyum gembira menghiasi wajahnya dibarengi dengan senandung nyanyian yang mengiri langkah Gun menuju ke ruang dewan murid.

Ketika sudah sampai di depan pintu, Gun mengetuk pintu tersebut, "Permisi."

Setelah beberapa saat keluar Off dengan gagahnya. Off sedang menyombongkan dirinya di hadapan murid lain, dia sangat bangga karena terus dikunjungi oleh Gun setiap harinya. Sebenarnya Off melarang hal tersebut karena membuat tubuh Gun menjadi cepat lelah, tapi Gun menolak. Perseteruan terjadi dan pada akhirnya Gun yang memenangkannya.

"Ayo kita duduk di luar saja." Off tidak pernah membawa Gun masuk ke dalam ruangan. Pada kenyataannya banyak dari dewan murid yang lain membawa masuk tunangan mereka. Off merasa tidak ingin memperlihatkan tunangannya pada orang lain, cukup dirinya saja.

"Baiklah." Gun berjalan berdampingan dengan Off menuju halaman.

"Besok pagi kita akan berangkat, kau harus tidur lebih awal," ujar Off pada Gun sembari membuka kotak makanan itu.

"Aku akan melakukannya."

Terdapat berbagai jenis makanan dan juga nasi. Off menyuap satu suapan dan beberapa saat kemudian berkata, "Apa barang-barang mu sudah siap?"

"Sudah, bagaimana denganmu?"

"Punyaku juga sudah, Apa ada yang kurang?"

"Aku kekurangan syal, jadi setelah ini aku akan pergi sebentar ke toko pakaian untuk membelinya."

"Biar ku temani."

"Tidak perlu, bukankah kau masih ada kegiatan." la tentu saja sangat ingin Off ikut dengannya. Hanya saja Gun tidak bisa terlalu egois.

"Semua itu sudah beres, kau tidak perlu khawatir."

Persiapan mengenai kegiatan kali ini memang sudah beres. Selain itu Off bukanlah pengurus inti, sehingga membuat dirinya lebih leluasa mengatur waktu luang. Yang memberatkannya adalah tugas dari kerajaan. Seperti kemarin malam ia harus mendadak kembali ke kerajaan untuk menemukan buku yang telah diberitahukan Arm. Akan tetapi buku tersebut tidak ada di sana. Para penjaga bilang kalau buku itu telah lama hilang setelah Ratu atau Ibunda Off meninggal dunia. Sampai saat itu tidak diketahui kemana buku itu menghilang.

Ibu Off memang sudah meninggal dikarenakan penyakit yang sudah diderita sedari kecil ada di tubuhnya. Off dan ayahnya sudah berusaha untuk menyembuhkannya. Akan tetapi takdir berkata lain, semua usaha mereka sudah sia-sia. Setelah meninggalnya Ratu, Raja memutuskan untuk tidak pernah menikah lagi untuk menghargai jasa-jasa yang telah ratu berikan pada dirinya dan keluarganya. Selain itu rasa cinta Raja pada Ratu pun begitu besar membuat semua pejabat yang ingin raja mencari Ratu lagi langsung menyerah.

Karena kejadian inilah Off sangat bertekad untuk menyembuhkan Gun. la tidak ingin lagi kehilangan seseorang yang dicintai. Apapun itu caranya Off akan melepaskan segel yang terdapat dalam tubuh Gun.

"Baiklah kalau begitu."

Mereka berbincang mengenai banyak hal. Termasuk kemajuan pelatihan pedang Gun, tidak disangka-sangka kini kemampuan Gun hampir sebanding dengan prajurit di kerjaan. Off sebenarnya akan mengira hal ini terjadi, George yang merupakan ayah dari Gun adalah seorang ahli pedang terkemuka di kerjaan. Bahkan ia mengajarkan ilmu pedang di kerajaan Newfoundland. Walaupun berpangkat Baron, di mata para bangsawan George bagaikan seseorang yang berpangkat tinggi layaknya seseorang pemilik gelar Duke. Selain itu dia juga merupakan pria yang murah hati dan terkenal dengan kasih sayang terhadap istri dan anaknya. Ditambah George merupakan teman lawan dari Raja sekarang.

Gun pun sesekali berlatih bertarung dengan Off. Meskipun Gun pada akhirnya akan selalu kalah, ia selalu meminta untuk bertarung. Kadang hal itu membuat Off kewalahan mengahadapi Gun yang begitu bersemangat.

"Ayo kita berangkat, jika kita selalu menunda makan malam akan segera tiba," kata Off mengakhiri pembicaraan mereka.

Gun dan Off pun masuk ke kereta kuda dan berangkat menuju salah satu toko pakaian yang tersohor di sana.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan muda?" tanya penjaga di sana.

"Aku mencari syal, apa kau memilikinya?"

Beberapa penjaga toko keluar dengan membawa berbagai jenis syal dengan kualitas yang tinggi. Beberapa dari mereka memiliki motif yang berbeda beda, ada yang sederhana dengan menggunakan satu warna polos ditambah hiasan sulaman kecil di ujungnya sampai yang paling heboh.

Gun tidak begitu tertarik dengan sesuatu yang mencolok, maka dari itu ia lebih memilih syal yang polos dengan sedikit sulaman bermotif bunga di tengahnya.

"Aku akan memilih ini."

"Apa kau hanya membeli satu saja? apa itu cukup?" tanya Off dengan heran. Biasanya orang begitu menyukai perhiasan dan pakaian. Kebanyakan dari mereka ketika datang ke toko pakaian akan membeli lebih dari apa yang awalnya mereka niatkan untuk membeli.

"Ya ini sudah cukup. Kenapa? Apa syal itu kurang cocok denganku?"

"Tidak, syal itu sangat cocok denganmu."

Kini Off mengetahui kebiasaan lain dari Gun. Gun begitu menyukai kesederhanaan, ia baru mengingat jika selama ini Gun selalu menggunakan hanfu disertai dengan sedikit perhiasan. Dan fakta ini membuat Off kagum, jarang-jarang dirinya dapat bertemu orang seperti Gun.

"Ayo kita pulang."

£££££

Matahari bersinar begitu terang menyambut para murid yang sekarang sedang berbaris untuk memasuki kereta kuda masing masing. Dari Akademi mereka akan pergi ke sebuah pelabuhan dan menaiki kapal untuk sampai ke pulau Brasilia. Perjalan memakan waktu empat jam menuju pelabuhan ditambah dua hari berlayar di laut ke pulau Brasilia. Gun begitu khawatir, dengan kereta kuda saja sudah membuatnya mabuk bagaimana dengan kapal besar. Membayangkannya saja sudah membuat Gun mual.

Off menyadari keanehan pada Gun, ia pun bertanya, "Kenapa?"

"Aku khawatir nantinya akan mabuk ketika berada di kapal." setelah berkata seperti itu, kekhawatiran Gun semakin meningkat.

"Tidak papa, nanti aku akan membantumu. Sekarang lebih baik kita masuk ke dalam kereta."

Kebanyakan para murid pergi bersama tunangannya. Seperti Krist, karena tunangannya merupakan salah satu dewan murid yang mengurus kegiatan ini. Tapi tentu saja ada beberapa murid yang hanya pergi bersama teman sekelasnya atau sendiri.

Sebuah kapal besar berlayar membawa lebih dari dua ratus orang. Angin berhembus begitu kencang membuat kapal besar itu berlayar lebih mudah. Gun sedang berdiri melihat pemandangan laut lepas. Sudah begitu lama ia tak melihat pemandangan seperti ini dan beruntungnya ia tidak mengalami mabuk kapal. la sendirian di sana dikarenakan seluruh siswa berada di aula kapal untuk berbincang-bincang dan berpesta sebelum sampai di pulau Brasilia nanti.

"Pemandangannya bagus bukan." Suara seorang pria menghapus pikiran Gun yang sedang menikmati tampilan yang ada di depannya.

Saat Gun menoleh ke sumber suara, ternyata itu adalah Tay tokoh utama pria yang ada di dalam novel. Gun merasa khawatir ketika Tay mencoba untuk berjalan ke arahnya dan berdiri tepat di sebelah Gun untuk ikut menikmati pemandangan.

Gun pun mencoba menghindari kontak mata dengan menundukkan badan tanda hormat dan berkata, "Pangeran Tay."

"Tidak perlu seformal itu," Tay membalas dengan senyuman di wajahnya.

"Kalau anda berkata begitu, maka saya akan patuh." Gun kembali ke posisi awal dan menfokuskan dirinya melihat laut.

"Aku dengar Off sudah memiliki seorang tunangan. Tak kusangka setelah ia masuk ke Akademi, Off akan menjadikan salah satu dari rakyat kerjaan Mercia untuk menjadi tunangannya. Betapa kurang ajarnya dia telah mendahului ku."

"Saya pun tidak menyangka akan hal itu. Semua terjadi begitu cepat," Ujar Gun.

Mendengar penjelasan Tay membuat Gun dapat menyimpulkan bahwa Off dan Tay merupakan teman dekat sedari lama. Gun hanya mencari jalan aman dengan menjawab bahwa di pun sebenarnya tidak mengetahui semua ini akan terjadi.

"Kalau aku boleh tahu dari mana kalian kenal satu sama lain?" tanya Tay dengan nada penasaran.

"Itu hanya pertemuan biasa. Saya merupakan seorang yang sedari kecil membawa penyakit. Jadi dengan tubuh ini saya tidak bisa berpergian atau melakukan kegiatan yang membuat diri saya lelah. Dan pada saat upacara penerimaan, penyakit saya telah kambuh dan pangeran Off lah yang menyelamatkan saya."

"Penyakit? lalu bagaimana sekarang, apa penyakitmu telah hilang?"

"Dokter berkata masih perlu beberapa metode penyembuhan lagi sebelum semuanya benar-benar hilang."

"Jika kau perlu bantuan, tinggal hubungi aku saja. Sebisanya aku akan membantu."

"Terimakasih atas tawaran anda pangeran."

Tay heran mendengar Gun yang memiliki sebuah penyakit. Dengan statusnya sebagai Baron ditambah penyakit ditubuhnya, bukan kah hal itu akan mempersulit Off di masa depan ketika dia menjadi seorang Raja. Lalu mengapa bisa Off mengangkat Gun menjadi calon pendampingnya di masa depan.

"Sepertinya kau adalah orang yang sangat spesial bagi Off," ucap Tay dengan tulus.

Gun terkekeh sebentar dan membalas perkataan Tay, "Sebuah kehormatan menjadi seseorang yang spesial bagi pangeran Off."

"Tay, kau tidak boleh mengkhianatiku. Gun adalah milikku, kau tidak berhak memilikinya." Off berjalan menuju samping Gun dan melingkarkan tangannya di pinggang Gun.

"Kau begitu posesif. Aku hanya ingin mengenal seperti apa tunanganmu itu," ujar Tay dengan santai sembari menyandarkan dirinya ke pembatas kapal.

"Kalau kau ingin mengenalnya. Tinggal panggil aku maka aku akan mengenalkanmu."

Off mempererat rangkulannya ke pinggang Gun, menandakan bahwa tidak ada seorangpun yang boleh menyentuh pria mungil ini.

"Hei kau tidak begitu sopan dengan seniormu ini di dewan murid." Tay mencoba untuk bercanda dengan melibatkan status.

"Semua itu tidak ada hubungannya." Off mulai merasa kesal dengan Tay yang selalu menjawab perkataannya.

Tay tertawa begitu kencang sampai perutnya sakit. Ini pertama kalinya ia melihat teman dekatnya itu yang awalnya dingin tak berperasaan menjadi begitu manja dan hangat di depan seseorang.

"Kau sepertinya sangat mencintai Tuan muda Gun, hm?" goda Tay pada Off.

Tapi tak disangka bukannya malu Off berkata dengan bangga dan percaya diri, "Tentu saja aku mencintainya. Kalau tidak bagaimana bisa Gun menjadi tunangannku."

Warna kemerahan menyebar di seluruh wajah Gun sampai pada kupingnya menandakan bahwa ia sekarang begitu malu. Akan tetapi perasaan hangat sekaligus datang ke hatinya. Ia begitu tersentuh mendengar pernyataan Off. Semenjak kejadian Gun dengan kekasihnya dulu membuat dirinya tidak begitu berharap untuk dicintai lagi. Gun hanya berfikir cukup dengan memiliki kekasih yang perhatian saja selama hidupnya itu sudah dapat memenuhi kebutuhan Gun. Dan sekarang ada seseorang laki-laki yang selama ini begitu baik dan perhatian pada dirinya menyatakan bahwa ia begitu mencintai Gun. Sekarang apakah Gun dapat mempercai Off?

"Wow! Kau begitu keren. Tak kusangka kau akan mengatakannya dengan lantang."

Tay memandang Off yang merangkul Gun begitu romantis. Rasa iri menyebar di hatinya, sekarang ia sedang memperjuangkan untuk menemukan seseorang yang dapat Tay cintai juga. Tentu saja orang yang diperjuangkan itu adalah New, bisa dibilang sekarang Tay berusaha mendekati New. New yang memiliki sifat kurang peka dan dingin membuat dirinya sedikit kesusahan.

"Untuk apa aku malu," jawab Off.

Tay tersenyum penuh arti, "Aku berharap bisa seperti kalian berdua."

Off yang mengerti keadaan Tay sekarang menjulurkan tangannya dan menepuk pundah Tay "Kau pasti bisa."

"Anda pasti bisa pangeran!" ikut Gun juga menyemangati Tay. Tentu saja sekarang Gun tahu kalau Tay sedang proses pendekatan terhadap New. Dan ia tidak sabar untuk melihat nanti ketika mereka sudah bersatu.

"Terimakasih kawan dan terimakasih juga Tuan muda Gun."

"Tentu saja," ujar Off.

"Kalau nanti aku sudah seperti kalian. Sepertinya kita harus mengadakan kunjungan. Kau dengan tunanganmu dan aku bersama tunanganku," kata Tay dengan semangat atas rencana yang telah ia buat.

"Menarik. Kau harus menyediakan hidangan yang sesuai dengan selera tunanganku, kalau tidak akau akan membatalkan rencana itu," ancam Off pada Tay.

Tidak senang mendengar perkataan Off, Tay pun berkata, "Hei! Kau yang seharusnya seperti itu. Nantinya ketika Tuan muda Gun berada di kerajaanmu, kau harus tahu selera makanan seperti apa yang disukainya. Aku dan Tuan muda Gun berasal dari kota yang sama dan jenis makanan yang sama. Tentu saja makanan yang akan di sediakan itu sesuai dengan seleranya."

"Aku tentu saja tau.." Off baru menyadari sekarang kalau dirinya tidak mengetahui makanan seperti apa yang disukai oleh Gun. Sekarang ia merasa gagal menjadi seorang tunangan.

"Gun, kau harus memberitahuku semua yang kau suka dan tidak suka. Jangan biarkan tunanganmu ini tidak tau apa pun." Off memandang sedih ke arah Gun.

Tay pun hanya tertawa mendengarnya. Temannya ini memanglah sangat pintar dan berhati dingin tapi terkadang juga polos. Dan ini adalah salah satu kepolosan yang dimiliki oleh Off. Sedari dulu Tay memang suka menjahili Off dengan menggunakan kepolosannya.

Sempat dimana Tay berkata bahwa seorang pria perkasa itu ada caranya adalah dengan menuangkan air kedalam kaos kaki sambil menciumnya selama satu kali dalam sehari. Dan dengan polosnya Off mengikuti perkataan Tay.





£££££

Okumaya devam et

Bunlarฤฑ da BeฤŸeneceksin

171K 7.5K 23
Where Lewis Hamilton goes to a cafe after a hard year and is intrigued when the owner doesn't recognise him. "Who's Hamilton?" Luca says from the ba...
306K 17.5K 69
Y/N L/N is an enigma. Winner of the Ascension Project, a secret project designed by the JFU to forge the best forwards in the world. Someone who is...
172K 7.1K 51
๐—œ๐—ก ๐—ช๐—›๐—œ๐—–๐—› noura denoire is the first female f1 driver in ๐——๐—˜๐—–๐—”๐——๐—˜๐—ฆ OR ๐—œ๐—ก ๐—ช๐—›๐—œ๐—–๐—› noura denoire and charle...
958K 38K 47
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...