He's My Queen (VegasPete)

By biy_yourmamagula

410K 45.2K 3.1K

Antara melahirkan seorang putra mahkota atau mati, Pete Jakapan harus menentukan pilihannya secepat mungkin... More

Prolog
First Encounter
Who are you? (21+)
Part of Your Memories
Glimpse of Us That You Forgot
A Story Never told
Little Puppy
Keep It or Get Rid of It
Miss Me?
The One and Only Bride
Why Me?
Keep Your Distance
Don't You Dare!
A Traitor
You'll Always Need Me
Call My Name (21+)
First Terror
Vegas's Weakness
Forgive Me
Forbidden
Diary
I Miss You, Vegas
Betrayal
Why, Phi Arm?
Misunderstanding (18+)
Another Truth
A Young Man
Poison
Deep Talk
Father's Secret
I'm Hungry
The Coronation
Maledictus
Sad Little Boy
The Unwanted Grandchild
The Day I Left You Alone
Broken Glass
The Beginning
A Tale of Two Best Friends
New Alliance
Pieces of Soul
Pieces of Soul II
Roses of War
The Upcoming Storm
Revenge
Your Majesty, Vegas del Hera
After The Storm
Vegas vs Venice
Venice's Little Secret
Del Hera's Crown Prince, Venice
About New Story

The Next Crown Prince of Hera

9.5K 1.2K 27
By biy_yourmamagula

-Author Pov-

Vegas saat ini tengah berada di perbatasan memimpin pasukannya untuk berperang melawan sekumpulan knights dari aliansi kecil beberapa kerajaan wilayah selatan yang menginginkan perebutan takhta Kekaisaran Hera. Cukup lucu, Vegas bahkan masih menertawakan kebodohan atas tindakan gegabah yang mereka lakukan tanpa perhitungan itu.

Sebenarnya, bisa saja Vegas menumpas seluruh knights musuh dalam waktu sekejap hanya dengan menggunakan kedua tangannya saja. Tentu, hal itu tak dilakukan. Mengingat bagaimana ayahnya berpesan bahwa poin utama dari setiap peperangan yang ia pimpin sekarang bukan soal kemenangan solo miliknya. Tapi juga soal bagaimana ia memimpin dan mengarahkan prajurit kekaisaran dalam taktik yang cerdas.

Vegas tak boleh lupa bahwa prajuritnya juga merupakan para petarung yang memiliki kehormatan saat mereka melindungi kekaisaran. Ia tak boleh menjadi seorang pemimpin haus darah yang membantai habis musuh hingga seluruh prajuritnya hanya berdiam dan merasa seperti pecundang. Ada harga diri para prajurit kekaisaran yang harus ia junjung sama tinggi dengan takhtanya kelak. Ya meskipun, hal ini membuat Vegas harus menahan rindu untuk tak menemui pria manis kesayangannya dalam periode yang cukup lama.

•••••

Pete berlari menuju kamar mandi yang jaraknya tak begitu jauh dari kantin kampus. Tak mengindahkan bagaimana kepalanya sakit dan terasa berdenyut, pria manis itu tetap berusaha sekuat tenaga agar mampu mencapai tujuannya. Porsche bahkan turut berlari mengejar kepergian sahabatnya itu.

Begitu sampai, Pete langsung masuk ke salah satu bilik dan membuka kasar tutup toilet di hadapannya. Ia posisikan tubuhnya untuk berjongkok sambil mengeluarkan isi perut yang sedari tadi terasa bergejolak. Cairan pahit dan asam di lidahnya itu tak henti-hentinya ia muntahkan meski lambungnya sudah terasa sangat nyeri.

Porsche menghampiri Pete dengan nafas terengah, "Astaga Pete! kamu ini sebenarnya kenapa?!" Omega manis itu mengusap punggung sahabatnya seraya memberikan pijatan kecil di bagian tengkuk yang sudah dipenuhi keringat dingin. Pete mendongak, "tunggu aku diluar Porsche. Ini menji- umph" Gejolak dalam perutnya bahkan tak mengizinkan Pete barang berbicara sedikit saja.

"Jijik apanya? kamu mengkhawatirkan begini bagaimana aku bisa jijik?!" Porsche merasa gusar.

Beberapa saat kemudian Pete akhirnya berhenti muntah. Tekanan di perutnya sudah sedikit mereda hingga ia mampu untuk menekan tombol flush toilet. Melihat itu, Porsche berjongkok untuk menyejajarkan diri dan mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku jaket kulit yang ia kenakan. 

Dengan telaten, Porsche mengelap sisa muntahan yang tersisa di ujung kiri bibir Pete. "Sudah aku bilang, kita ke rumah sakit saja. Sepertinya kamu sakit cukup parah sekarang. Apa kamu keracunan makanan? jangan membuatku khawatir Pete, jangan mati dan meninggalkanku sendiri." Pete terkekeh melirik sahabatnya dan mengangguk kecil sebagai tanda bahwa ia baik-baik saja. Hal ini membuat Porsche mendengus kesal lalu segera bangun membopong Pete untuk keluar dari kamar mandi dan mengantarkannya ke rumah sakit. 

Baru 5 langkah dilakukan, pegangan Pete pada bahu Porsche terlepas. Pria manis itu rupanya pingsan tak sadarkan diri. "Astaga, Pete!!" Porsche menopang tubuh sahabatnya. "Pete! Bangun!" Omega manis itu semakin histeris saat panik.

Kekhawatiran Porsche terus berlangsung sampai akhirnya pintu kamar mandi dibuka kasar dari luar dan menampilkan sosok pria tampan yang familiar.

"Porsche? Pete kenapa?!"

Porsche mendongak, "Phi Arm! bantu aku! kita harus bawa Pete ke rumah sakit!"

*****

Setelah berkendara sekitar 20 menit lamanya, mobil Arm akhirnya tiba di rumah sakit terdekat dan Pete segera dilarikan ke unit penanganan darurat. Pengawasannya cukup ketat hingga dokter bahkan melarang Porsche dan Arm untuk ikut masuk ke dalam ruangan.

Butuh waktu cukup lama sampai akhirnya Pete tersadar dan membuka kedua kelopak mata monolidnya saat dokter tengah memeriksa detak jantung, suhu tubuh dan tekanan darahnya.

"Ssh-  eh? saya dimana?!"

Sosok pria berbalut jas putih khas seorang dokter pun menoleh ke arah Pete dan tersenyum. "Syukurlah anda sudah bangun. Anda di rumah sakit, khun. Tadi anda pingsan dan tak sadarkan diri," ujarnya.

Baru saja Pete merasa sedikit tenang, tiba-tiba saja dokter di hadapannya kini terlihat begitu kebingungan dengan kerutan yang memenuhi dahi miliknya. "Dokter. saya sakit parah ya?" Sebuah gelengan pun diberikan sebagai jawaban, "Tidak, khun. Tapi maaf sebelumnya. Apakah.. diantara kedua orang yang menemani khun itu ada yang merupakan kekasih khun?" Dokter itu bertanya dengan sangat hati-hati.

Pete menautkan sebelah alisnya, "dua orang? satu orangnya pasti teman saya. Kalau satunya laginya seperti apa dok?" tanyanya.

"Khun yang satunya lagi tinggi dan kulitnya putih. Ia juga mengenakan kacamata dan memiliki rambut hitam legam," jawab dokter itu.

Pete menebak bahwa orang yang dimaksud adalah Arm dan kemudian menggeleng lemah. "Bukan. Mereka berdua teman saya," jawabnya yakin. 

Pria berbalut jas putih itu lalu kembali duduk ke mejanya diikuti oleh Pete yang turun dari ranjang pasien. "Teman anda bilang, tadi anda sempat muntah lalu pingsan. Tekanan darah khun sangat rendah. Saya akan resepkan beberapa vitamin dan penghilang mual. Hanya saja, ada yang harus khun beli dan pastikan sendiri saat nanti tiba di rumah." Dokter itu memasang ekspresi serius. Membuat Pete merinding di sekujur tubuh.

-Vegas Pov-

Sudah 3 hari lamanya sejak perang di perbatasan berakhir. Kini, kami semua dapat kembali pulang ke istana dengan jumlah yang lengkap. Hanya beberapa prajurit saja yang mengalami luka ringan.

Sesaat setelah kami memasuki aula utama istana, aku berlutut paling depan diantara seluruh prajurit untuk memberi salam penghormatan. "Semoga keselamatan dan ketentraman Dewi Bulan selalu menyertai Sang Matahari dan Bintang dari Kekaisaran Hera." Kepaduan suara menggema di ruangan luas itu.

Kaisar memberikan anggukan dan isyarat agar kami semua berdiri. Setelah memberikan selamat dan pengarahan untuk mendapatkan perawatan intensif dari tabib istana, seluruh prajurit dibubarkan dari aula utama. Menyisakan eksistensi kaisar, permaisuri dan aku.

Kaisar bangkit dari singgasananya dan memelukku erat. "Kebanggaan ayah" Kalimat itu diucapkan dengan penuh keyakinan sebelum akhirnya ia menatap kedua mataku dengan lekat. "Vegas. Kalau kamu tak lelah, apa kamu bisa ikut ayah dan ibunda ke suatu tempat? ada hal penting yang ingin kami sampaikan padamu." Aku pun mengangguk dengan senyuman, "tentu ayah."

Kaisar pun memimpin untuk berjalan lebih dulu ke arah lorong kanan aula. Meski aku sudah hafal betul seluk beluk istana, rute ini rasanya sedikit asing. Bahkan kami kini berjalan masuk ke ruang bawah tanah yang sebelumnya tak pernah aku tahu.

Ruangan itu gelap dan sangat dingin. Meskipun, entah mengapa atmosfernya terasa begitu nyaman. Aku tak terlalu memikirkan hal itu, fokus milikku saat ini justru teralihkan pada sebuah cahaya yang perlahan mulai semakin terang di hadapanku.

Kaisar menghentikan langkahnya tepat di depan sumber cahaya tadi. Entah, aku tak dapat menerka benda apa yang ada dibalik kain penutup itu. Menangkan ekspresi bingung dari wajahku, kaisar menyibak kain dan otomatis menampilkan sebuah benda yang tak aku ketahui sama sekali namanya.

Cantik sekaliHanya itu yang dapat aku deskripsikan.

Kaisar menoleh ke arahku, "kamu tahu apa ini?" Aku menggeleng. Pandanganku seakan terkunci pada benda bulat bersinar itu. Entahlah, tiba-tiba saja aku merasakan adanya kebahagiaan dan kehangatan yang luar biasa hingga hatiku rasanya penuh.

Permaisuri berjalan mendekat dan menggenggam tangan kananku. "Light of lunar. Sebuah berkat pemberian Dewi Bulan pada Kekaisaran Hera sejak takhta pertama berdiri." Penjelasan darinya membuatku mengernyitkan dahi. "Aku tak pernah mempelajari itu dalam sejarah saat menempuh pendidikan putra mahkota," ujarku.

Permaisuri terkekeh kecil. "Memang. Petuah titipan Dewi Bulan yang satu ini sengaja tak ditulis di buku sejarah." Kaisar yang masih menangkap kebingungan dari wajahku pun kemudian turut bersuara. "Dulu, ayah datang kemari 1 tahun setelah menikah dengan ibundamu dan diberitahu bahwa warna merah yang dipancarkan light of lunar mewakili warna iris mata yang khas dari wujud wolf  seorang putra mahkota. Sedangkan, bintang-bintang bersinar pada benda ini menandakan bahwa di dalam tubuh Sang Bintang, telah tumbuh Sang Calon Pelita Kekaisaran Hera." Aku masih tak mengerti.

Kaisar kemudian berjalan mendekat dan menepuk pundakku. "Saat itulah, kami tahu bahwa ibundamu tengah mengandung dirimu." Aku terkejut. Nafasku tiba-tiba terhenti. 

"Jadi, maksud ayah.."

Kaisar mengangguk, "siapapun itu yang kamu tiduri beberapa waktu lalu, kini tengah mengandung calon putra mahkota Kekaisaran Hera."



TBC

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 33.5K 47
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
2.7M 39.4K 29
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
595K 25.5K 40
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
2.8M 299K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...