LENGKARA (end)

By Keyclo

30.5K 1.5K 151

Orang bilang di dunia ini tidak ada yang mustahil, tapi dunia ini berarti lengkara untuk Kayla. Tuhan, terim... More

Prolog
Embun pagi
Matahari
Japa
Bulan
Bingkai poto
Karsa
Bingung
Harsa
Tangguh
Kebenaran
Luka
di Hari yang Sama, Namun Berbeda Tujuan.
Kembali?
Bentala dan Bumantara
Tentang Kita
Tentang Kita (2)
Rahasia
Usang
Selamat Datang, Kristela
Parasut Pelarian
Risau
Awal
Tengah
Menuju Akhir
Akhir
Mantra Petaka
Usai
Selamat tinggal (END)

Ujian

529 28 2
By Keyclo

Kristian menatap lembar ujian yang ada didepannya saat ini, ia cukup kesulitan dengan paket soal yang ada sekarang. Ia melihat kearah pengawas yang sedang berada dimejanya, lengah.

Dengan cekatan, Kristian membuka jawaban paket soal yang dibeli.

Dilain sisi Aji dan Bagja yang berada dalam satu ruangan, masih mencoba memahami soal yang rumit.

Kristian pasti beli kunci jawaban nih.

Tidak ada sedikitpun suara yang ada didalam ruangan tersebut, bahkan suara goresan antara pensil dan kertas dapat terdengar.

Aji mengamati kondisi saat ini, menatap Bagja dan berharap mereka berdua mendapat paket soal yang sama.

Aji menghadapkan tubuhnya kearah kiri, mengetuk sedikit meja untuk memberi kode terhadap Bagja, "Aji sayang, ada apa nak?"

Bukan tanggapan dari Bagja yang ia dapatkan, justru teguran halus dari pengawas tua yang didapatkannya.

Aji hanya menggelengkan kepalanya dengan senyumnya, ia dapat melihat Bagja yang tengah menahan tawanya.

Kampret lo.

*

Berbanding terbalik dengan kelas mereka berdua, kelas Aca justru mendapat pengawas yang garang. Bahkan saat siswa berganti posisi untuk meregangkan tubuh sudah dapat tatapan sinis.

Macam betul kali guru ini. Batinnya memberontak.

Ia tidak merasa terbebani dengan soal yang ada didepannya sekarang, sampai saat ini cukup mudah.

Berbeda lagi dengan Kayla yang saat ini diawasi guru yang santai, bahkan saat ini entah dimana pengawasnya berada. Ia masih mengenali orang yang ada diruangannya saat ini.

"Sst.. lo paham soal ini ngga?" Bisik Aca kepada adik kelas disampingnya.

Yang ditanya hanya memasang wajah bingung, "Hah? Aku ngga paham ka, belum diajar itu sama guru" Jawabnya polos.

Aca hanya menganggukkan kepalanya, memang cukup aneh ia bertanya soalnya kepada adik kelasnya.

Satu minggu yang biasanya terasa cepat berlalu, kini terasa sangat lambat. Saat malam mereka masih sibuk untuk belajar, bahkan ada pula yang sampai larut.

Bagja kini sedang membuka sosial medianya, mencari info kerja part time yang ada didaerahnya saat ini.

Walau papanya saat ini meminta untuk Bagja membantu pekerjaannya, ia menolak. Ia merasa tidak ada kemampuan dalam berbisnis, apalagi sampai internasional.

Ia bersyukur dengan hidupnya saat ini, ia merasa kebahagiaannya mulai lengkap, awal kehidupan yang mulai ia rancang.

Dilain sisi, Kristian kini masih sibuk dengan urusan percintaannya. Ia merasa dipusingkan sendiri dengan isi hatinya saat ini.

Ia mulai memikirkan apa yang akan dilakukannya setelah ujian nanti, memilih untuk memiliki Kristela dan meninggalkan Kayla tidak dirasa salah baginya.

*

Kayla masih memegang handuk ditangannya, ia masih mengeringkan rambutnya sebelum ke sekolah pagi ini, UAS hari terakhir disambut dengan senyuman yang riang.

Ia dapat mendengar suara motor yang berbeda dari biasanya.

Kayaknya ini bukan motor Aca, ada orang bertamu pagi buta gini?

Kayla membuka jendela kamarnya, mengintip halaman rumahnya, "WHAT THE FUCK? KRISTIAN?" Ia terkejut.

Ia berkali kali mengedipkan matanya, mencoba menduga apa yang Kristian lakukan dirumahnya saat ini.

Kayla membuka lebih luas lagi jendela kamarnya, terdapat motor Aca juga disana, "Nah, ini baru seru"

Ia meraih tas dan sepatunya, dengan cepat ia menuruni tangga. Sudah ada Aca diteras dengan tatapan mautnya terhadap Tian.

"Kay, gue mau ngobrol. Sekalian berangkat sama gue, bisa?" Pinta Tian.

Kayla menyadari kalung yang Tian gunakan saat ini tidak dimasukkan kedalak baju seragamnya, ia bisa memanfaatkan kesempatan ini.

"Izin sama ibu" Jawabnya singkat.

Tian menghampiri Kirana, mencoba meminta izin kepadanya. Dilain sisi Kayla memberi sinyal untuk ibunya melihat kearah leher Tian.

Kirana sadar akan hal itu, ia tersenyum kecil, "Biar Kayla berangkat sama Aca aja ya? Ibu juga jadi lebih tenang, toh nanti kamu juga repot kalau harus antar Kayla" Jawabnya lembut.

Kayla mengacungkan jempolnya, berbisik terima kasih kepada ibunya.

"Duluan kak, see you" Ia melambaikan tangannya dan menatap Aca yang kini masih terlihat kesal.

"Andai ibumu ngga disini ya, udah gue cincang Tian sekarang juga" Bisiknya kepada Kayla.

Kayla hanya menanggapinya dengan tepukan kecil dipundak Aca, agar ia tidak emosi dipagi ini, "Udah biarin aja, sambut pagi ini dengan senyuman karena ini hari terakhir UAS"

Aca mengeluarkan motornya, "Iya, setelah itu naik kelas 12. Gila lo yang ada"

Kayla mengangguk setuju, ia tidak terbayang bagaimana nasibnya dikelas 12 nanti.

Parkiran sekolah menjadi tempat paling asik untuk sksd, mereka dapat berkenalan satu sama lain. Berawal teman, menjadi demen.

"Menurut lo, classmeeting nanti bakalam ada apa aja?" Tanya Aca. Ia masih mencoba untuk merapikan seragamnya yang sedikit keluar saat ini.

"Ngga tau, tergantung osis sekarang kan? Yang pasti futsal bakalan ada terus, bisa liat Aji lo"

Aca menatap Kayla kesal, "Jangan mulai lo'

*

Kayla menatap dirinya dicermin, ia telah menyelesaikan ujiannya saat ini. Mata lelahnya dapat terlihat dengan jelas, ia belajar lebih keras belakangan ini, membaca buku yang Bagja berikan cukup membantunya.

Ia mencuci mukanya dan menatap dirinya lagi dicermin, kini bayangan orang lain ikut dibelakangnya, Kristela.

Bangsat, kaget gue.

"Lo Kayla Mipa 4?" Tanyanya santai.

Kayla mengangguk.

Kristela memajukan langkahnya, menatap Kayla tidak suka, "Ada hubungan apa lo sama pacar gue?"

Kayla mengerutkan alisnya, ia paham jika lelaki yang dimaksud adalah Tian, namun apakah secepat itu Tian memiliki Kristela?

Kayla tertawa pelan, "Pacar? Ntar juga jadi pelampiasan doang"

"Jaga mulut lo, gue harap lo udah tau siapa gue bagi Kristian" Jawabnya angkuh.

"I don't give a fuck" Kayla mengeringkan tangannya dengan tissue yang ia bawa, menatap Kristela sekilas, "Gue harap lo menikmati menjadi Pacar Tian nantinya"

Kayla melewati Kristela begitu saja, ia melangkah kesal menuju ruangan ujiannya, "Cewek ngga jelas! Muka imut kelakuan amit!"

Ia tersadar dengan apa yang ia rasakan saat ini, tidak ada lagi rasa sakit berlebih di hatinya ketika mengetahui hal ini. Ia menghentikan langkahnya sejenak, "Apa gue udah move on?" Ia bertanya pada dirinya sendiri.

Ia meluruskan pandangannya, terlihat pengawas ingin menutup pintu ruangannya, dengan kilat ia berlari dan menahan pintu tersebut, ia tidak mau disuruh menunggu diluar seperti yang terjadi tahun lalu.

*

Bersambung..

Continue Reading

You'll Also Like

91.9K 10.7K 60
Tolong matikan saja aku. Aku sudah muak dengan dunia. untuk apa hidup, jika hati sudah lama mati. Kane Navulia Chrysander. Aku tidak meminta banyak p...
1.8M 196K 52
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
1.6K 405 33
- Pada dasarnya, cinta memang tak bisa dipaksakan - Menjalani kehidupan yang bahagia adalah keinginan setiap orang. Begitupun dengan gadis yang baru...
12.6M 494K 29
Sudah di terbitkan oleh penerbit Cloudbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Sebagian...