NatTroy

By PaprikaMerah

232K 13.1K 62

Troy Collins-cowok nerd-yang ingin bunuh diri dari rooftop sebuah mall karena merasa cintanya selama lima tah... More

Introduce
NatTroy - 1
NatTroy - 2
NatTroy - 3
NatTroy - 4
NatTroy - 5
NatTroy- 6
NatTroy - 7
NatTroy - 8
NatTroy - 9
NatTroy - 10 (NATT)
NatTroy - 11
NatTroy - 12
NatTroy - 13 (Natt)
NatTroy - 14
NatTroy 15
NatTroy - 17
NatTroy - 18
NatTroy - 19
NatTroy - 20
NatTroy - 21
NatTroy - 22
NatTroy - 23
NatTroy - 24
NatTroy - 25
NatTroy - 26
NatTroy - 27
NatTroy - 28 ( Ending )
EPILOG

NatTroy 16 (NATT)

5.8K 338 0
By PaprikaMerah

Hay, lama nggak mampir di lapak ini. Aku lagi stuck nih di NatTroy. Pusing pala Barbie.

Tapi aku nggak akan ngelupain sama pasangan romantis ini kok. Tetep kasih vommentnya ya say.

Lophe,
221092♥

◆◆

Malam ini aku kembali bekerja di pub. Sebenarnya Troy melarang keras aku bekerja disana. Namun apa daya, kalau aku tidak bekerja ibu dan Davis mau makan apa.

"Natt?" aku mendengar suara ibu. Aku segera menghampiri ibu.

"Kau akan kembali ke pub itu?" tanya ibu. Aku hanya bergumam dan mengangguk.

"Maafkan ibu kalau menyusahkanmu nak. Kalau saja ibu sehat, ibu akan-"

Aku memeluk tubuh ibu karena aku tidak ingin mendengar penjelasannya mengenai kesehatannya yang membuat ibu tidak dapat bekerja.

Aku menyetop taksi dan segera menuju pub. Terpaksa aku menerima pekerjaan di The Pot Still Pub itu karena dapat bantuan dari seorang teman lamaku.

Ciiitt!!

Taksi yang kutumpangi mengerem mendadak dan membuatku 'mencium' bangku di depan.

"Hey, hati hati pak" kataku pada si supir taksi.

"Maaf nona. Sepertinya ada masalah di depan" kata si supir taksi. Mataku menatap nanar ke depan. Benar saja di depan taksi ada sebuah mobil hitam dan turunlah dua orang pria berbadan besar mengahampiriku.

"Turun kau! Hey!" teriak salah seorang dari mereka.

Aku menahan pintu taksi dan memegangnya kuat-kuat.

"Kumohon pak, jangan buka pintunya! Jangan!" pinta ku.

Ya Tuhan, ada apa ini? Aku tidak punya uang banyak jika uang yang mereka inginkan.

Salah seorang pria itu menembak kaca jendela taksi menjadi pecah berkeping-keping.

Supir taksi yang sudah tua itu ditarik paksa keluar oleh mereka. Aku yang duduk di kursi belakang hanya bisa berdoa.

Sepertinya dewi fortuna tidak berpihak padaku, aku pun ditarik paksa sama seperti nasib supir itu.

"Apa yang kalian mau huh?" bentakku.

"Kami ingin uang. Cepat berikan uang, ponsel atau barang berhargamu nona cantik"

Cih..aku meludahi wajah si pria botak berkulit hitam itu. Enak saja, aku yang kerja mati-matian mencari uang mereka dengan seenaknya meminta dengan paksa.

Pria itu tak terima dan akan menamparku. Namun tiba-tiba..

Bug!

Tangan pria itu tidak aku rasakan di wajahku. Aku membuka mata dan samar-samar aku melihat bayangan seorang pria yang berkelahi dengan dua orang penjahat tadi.

Posisiku masih berjongkok sambil menutup mata dan telingaku. Aku merasakan ada sesuatu yang menutupi tubuhku. Aku mendongakan wajah dan melihat pria misterius yang sudah menolongku.

"Nattasha? Kau kah itu?" aku mendengar pria itu menyebut namaku. Hey, apa aku mengenalnya? Sepertinya aku mengenal suaranya.

Pria itu membantuku berdiri. Di minimnya penerangan, aku mulai mengenali wajah pria ini. Garis wajahnya yang tegas serta beberapa rambut halus di bagian dagunya.

"Hay Natt. Aku Shane. Shane Fillan mantan kekasih" katanya.

Ya Tuhan, dia beneran Shane. Kekasih hm..maksudku mantan kekasih tepatnya.
Sedang apa dia disini. Setahuku dia sedang sibuk berbisnis di luar negeri.

Suasana kaku terjadi antara aku dan Shane. Lama tidak bertemu membuatku sedikit gugup. Apalagi kami berpisah dalam keadaan masih saling mencintai. Baiklah, aku tidak akan bahas itu karena di hatiku sekarang ada Troy. Dan aku tidak akan terjebak dalam cerita masa lalu.

"Apa kau masih tinggal di Glassgow?" tanya Shane membuka percakapan. Aku menggeleng. Sejak orang suruhan keluargamu aku pindah kesini.

"Lalu kau tinggal dimana sekarang? Dan kau mau kemana malam malam begini?" Sejak kapan Shane berubah jadi cerewet sekali. Tidak seperti dulu yang irit bicara.

"Aku..tinggal di rumah sewa. Dan aku ingin berangkat kerja di The Pot Still Pub"
Wajahnya berubah menegang saat aku menyebutkan nama tempat kerjaku.

"Astaga! Aku tidak salah dengar kan? Kau bekerja di pub?" Aku menghela nafas berat. Dia dan Troy sama saja seolah kaget saat aku beritahu tempat kerjaku.

"Aku akan mengantarmu pulang. Jadi dimana rumahmu?" perintah Shane. No way, apa-apaan ini. Aku kan mesti bekerja.

"Tidak Shane, aku harus bekerja malam ini. Jadi kalau kau keberatan mengantarku, kau bisa menurunkan aku disini" kataku dengan setengah keras.

"Kau tetap saja keras kepala Natt. Aku akan mengantarkanmu pulang!"

"STOP SHANE! Kau bukan siapa-siapaku. Jadi turunkan aku disini" mobil Shane berhenti mendadak.

"Terima kasih atas bantuanmu tadi. Selamat tinggal" aku membanting pintu mobil Shane.

Dia pikir dia itu siapa huh? Dia hanya bagian masa laluku.

◆◆

Sial, aku terlambat setengah jam. Untung saja Mrs Emmy sedang tidak ada. Aku bisa masuk kesini tanpa dimarahi terlebih dulu olehnya.
Segera aku menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian dengan seragam khas pub ini. Kaos putih tak berlengan dan rok super mini ketat.

"Natt darimana saja kau?" teriak Orp salah seorang bartender disini. Aku mengisyaratkan agar dia tidak terlalu berisik. Orp pun mengerti.

"Baiklah. Bawakan ini ke meja di sebelah kanan sana" pinta Orp padaku. Aku mengangguk dan membawakan nampan berisi dua botol whisky dan dua botol Heineken.

Aku pastikan yang memesan ini adalah orang kaya karena memesan minuman mahal. Pub lumayan ramai malam ini makanya aku harus berhati-hati membawa minuman mahal ini.

Prang! Baru saja aku berdoa agar tidak terjadi apa-apa dengan minuman ini. Sekarang botol-botol itu pecah tak bersisa.
Gawat aku pasti akan langsung dipecat Mrs Emmy.

Semua mata sekarang tertuju padaku yang berdiri sambil meratap sedih ke pecahan botol-botol minuman mahal itu.
Ini semua salah orang yang menyenggolku tadi. Bahkan sekarang orang itu tidak ada.

"Astaga! Apa yang sudah kau lakukan Natt" pekik Mrs Emmy. Wajahnya sangat mengerikan. Aku hanya bisa tertunduk sambil memeluk nampan.

Air mataku meluruh tanpa aku duga. Kalaupun aku dipecat tak masalah asalkan jangan suruh aku untuk menggantinya. Tentu saja gajiku disini tidak akan cukup untuk empat minuman itu.

"Ikut ke ruanganku sekarang" perintah Mrs Emmy.

Dengan langkah gontai, aku mengekor di belakangnya. Selama satu bulan aku disini, ini pertama kalinya aku masuk ke ruang pribadi Mrs Emmy. Ruangannya sangat berantakan dan banyak botol-botol bir kosong berserakan dimana-mana.

Di ruang ini pun ada satu buah ranjang lengkap dengan LED tv. Sepertinya private room untuk yang bisa mengajak one night stand Mrs Emmy.

Di belakang kursi kebesarannya, terdapat lemari besar yang terbuat dari kayu khusus menyimpan beberapa jenis minuman dan..astaga koleksi lingerie seksi dan kondom.

Tiba-tiba saja Mrs Emmy menggebrak meja kerjanya dan membuatku seketika kembali di dunia nyata.
Rupanya dia mengetahui isi pikiranku.

"Apa yang kau lihat Natt?" tanyanya.

Aku menggeleng dan menahan nafas sejenak. Aura Mrs Emmy menakutkan sekali. Dia pun mempersilakkan aku untuk duduk di kursi.

"Aku tidak akan mempermasalahkan empat botol minuman yang kau jatuhkan tadi" katanya.

Syukurlah aku jadi tidak ada beban untuk menggantinya.
Tapi aku melihat wajah Mrs Emmy yang seakan-akan menyeringai aneh ke arahku.
Aku menaikkan sebelah alisku karena bingung dengan Mrs Emmy.

"Kau bisa kan menemani tamu ku malam ini? Tenang kau akan dapat 50 persen dari harga yang dia tawarkan"

"Tamu? Maksud anda?"

"Kau polos sekali Nattasha. Begini aku jelaskan" Mrs Emmy berdiri dari kursinya dan berjalan ke arahku. Dia duduk di atas meja tepat di depanku.

"Ada seorang pelanggan pub ini yang menyukaimu Natt. Bahkan dia menawarkan sejumlah uang dengan jumlah besar agar dia dapat mengencanimu. Bagaimana? Apa kau sudah mengerti?"

Entah dapat keberanian darimana, aku berdiri dan memandang nanar ke arah Mrs Emmy.

"Aku bekerja di pub ini sebagai pelayan. Bukan sebagai wanita jalang. Maaf Mrs Emmy aku tidak bisa menerimanya" kataku setengah membentak.

Aneh, dia justru tertawa mendengar perkataan ku barusan. Apa ada yang lucu?
Saat aku akan meninggalkan ruang Mrs Emmy, "Sayang sekali Natt, dia sudah membayar mahal dirimu. Dia sudah menunggu di lantai dua kamar nomor satu"

Aku tidak menanggapi Mrs Emmy dan lebih memilih keluar dari ruangannya. Namun tiba-tiba aku merasakan ada yang mengikuti ku di toilet ini.

Dari pantulan kaca di wastafel, aku melihat dua orang pria berbadan besar menyeringai aneh dan..tiba-tiba aku tidak sadarkan diri.

Continue Reading

You'll Also Like

35.2K 3.7K 93
Ketika nominal empat miliar rupiah membuatmu mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Ketika nominal empat miliar rupiah membuatmu rela kehilangan...
950K 43.3K 49
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
66.3K 2.4K 42
"Kebodohan gue adalah, dimana gue ngelupain orang yang selalu ada dan mentingin orang yang baru ada." ... Galvin Mahendra. "Gak usah nyesel! Kagak...