Perfect couple

By flxciii99

2.8K 172 4

Bayangin kalo dalam suatu hubungan yang satu hobi ngilang, yang satu hobi ngomel, ceramah segala macem? Seru... More

1. Past
2. Club
3. Problem
4. Terlanjur cinta
5. Lonte Berulah
Cast¹
Cast²
6. I Miss You Really Bad
7. Berulah lagi
8. The problem
9. Kecewa
10.The guardian Angel
11. Terasa nyata
12. friend childhood
13. Misi Aluna
14. Gelud Sini Om
15. Gelud?!
16. Spill
17. Zefran diculik?!
19. Taruhan [1]
20. Taruhan [2]
21. Cheating?
22. Be Happy
23. Mad or Sad?
24. Got You!
25. Your Ex

18. Friend childhood again(?)

45 4 0
By flxciii99

Sepulang Noval dan Vaden dari rumah Argus, kini Zefran sudah tenang lantaran ia tidak akan kembali kepada panti asuhan jahanam itu.

Vaden membayangkan betapa ngerinya jika Carina tau bahwa anak kesayangannya ini diculik oleh mantan kekasih sang pacar.

"Papi, mau itu" jari mungil Zefran menunjuk kearah pedagang bakso, ia menghentikan mobilnya dipinggir yang kemudian disusul Noval.

"Kenapa Den?"

"Anak gue laper, sekalian deh makan dulu" Noval menganggukkan kepalanya dan mengikuti Vaden.

'eh gila..., Itu kak Vaden kan ya? Sama kak Noval"

"Iya, tapi anak yang dibawa siapa ya?"

"Gak tau deh, samperin yuk"

"Touch up dulu dikit"

Kedua gadis itu memoles sedikit liptint dan blush-on di sepanjang pipi, pangkal hidung, dan pipi lagi, menambahkan sedikit high lighter setitik pada ujung hidung mereka.

"Eum, p-permisi kak" Zefran yang sedang makan dengan tenang segera berpindah, bersembunyi dibelakang Vaden, Vaden dan Noval yang tadi tengah menyeruput kuah mie bakso itu tersedak dan merasakan sensasi perih dan pedas di kerongkongan nya.

"Astagfirullah neng, lap dulu mukanya, saya ngeri liatnya neng" seorang bapak-bapak pun memberanikan diri untuk menawarkan tisu basah.

"Apasih pak?"

"Hapus tuh make up, geli gue liatnya" sahut Argus yang entah tiba-tiba sudah berada dibelakang kedua gadis itu.

"E-eh" kedua gadis itu buru-buru menerima tisu basah dari bapak-bapak tersebut dan segera menghapus make up.

Usai menghapus make up tersebut kedua gadis itu segera pergi. Setelah kepergian mereka, Friska, Rega, dan Carina datang dan segera memukul pasangannya masing-masing kecuali Rega. Jangan bertanya bagaimana mereka bisa sampai ditaman kota, tentu dengan meminta bantuan Rega, laki-laki buaya itu selalu bersedia mengantar kedua gadis kesayangan 2 manusia galak temannya itu.

"Kamu kenapa gak kabarin aku?"

"Kamu aja yang terlalu asik offline"

"Ngapain aja sih sama Zefran? Aku nungguin kamu dirumah" ucap Carina disusul cubitan pada pinggang Vaden.

"Aww, sakit by... Aku abis ngurus surat adopsi Zefran sama Noval, ada Argus juga"

"Bohong"

"Benel mami, tadi Zeflan diculik kakak pan-"

"ZEFRAN DICULIK?! KAMU KOK GAK JAGAIN ZEFRAN SIHHHH!!" Carina terus memukuli lengan Vaden membuat Zefran mengulum bibirnya dan menatap kearah dua orang tua angkatnya itu.

"Sakit, by sakit, iya aku minta maaf aku teledor tadi"

"Bodo amat aku ngambek"

"Yahhh, by... Gue balik duluan, gue yang bayar nih" Vaden menggendong Zefran dan berlari menuju Carina, meninggalkan uang 200 ribu.

"Iya dah iya, yang bapaknya CEO, siap"

"Yeuu, bacot, dah suruh anak-anak kesini aja makan bareng"

"Mami..." Zefran berteriak saat melihat Carina membeli es krim dan duduk di salah satu bangku taman.

"By..." Vaden duduk disebelah Carina mengatur nafasnya dan mendongakkan kepalanya menatap langit biru dengan terik matahari yang menyilaukan mata.

"Mami, Zeflan mau es kim"

Carina memangku anak laki-laki itu, Zefran menjilati eskrim itu dengan tenang, beberapa kali Vaden mencoba menarik perhatian Carina namun gagal.

"By, serius ini aku minta ma-"

"GATHAN, DEON, JEVON!* Ketiga remaja yang Carina panggil merasa ragu saat hendak menghampiri Carina.

"CARINA?!" Ketiga remaja itu sontak menjitak kepala Carina dengan pelan secara bergantian.

"Sumpah lo ngilang gak ada kabar, gak bisa dihubungin anjir, by the way ini anak sama suami lo?" Laki-laki bertubuh tinggi dengan betis besar itu menatap kearah Vaden yang menatap ketiga laki-laki seusianya itu dengan tatapan kesal.

"Iya dong, eh tapi gue belum nikah, masih calon, kalo itu emang anak gue"

"LAH, KAPAN LO HAMIL ANJIR?!" Pekikan laki-laki dengan gigi kelinci itu membuat Carina memukul lengan laki-laki itu.

"Anak adopsi, calon gue gak tega buat ninggalin dia"

"Cakep juga anak lo"

"Iya dong jelas, eh btw gue buru-buru, gue balik duluan ya?"

"Lo gak mau ngajak kita-kita buat mampir ke rumah?" Laki-laki berwajah bayi namun memiliki tubuh layaknya petinju itu kini menyahut setelah beberapa saat ia terdiam.

"Ya, ayo deh"

"By, sekalian ini kita bilang ke mama aja ya?" Carina mengangguk dan menggendong Zefran dengan tangan yang lengket dan mulut penuh dengan bekas eskrim.

"Makannya belepotan ih" Vaden mendekat kearah Carina dan mencium sekilas pipi gadis itu membuat sang korban membeku sejenak, Vaden bergegas membersihkan mulut dan tangan anaknya yang lengket itu.

"MAS... banyak orang ihhh" Carina menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Vaden membuatnya terkekeh dan melupakan genitnya mata para 'teman gadisnya tadi menatap kearah beberapa bagian 'miliknya'

"Udah ayo buruan, panas nih" Vaden merangkul bahu Carina, menatap 3 laki-laki tadi memasuki mobil dan mengikuti mobil Vaden.

Vaden membawa surat adopsi dan menggendong Zefran, beberapa kali Zefran nampak ketakutan saat tangan Carina hendak membuka pintu.

"Zefran kenapa? Ada yang salah? Atau apa?"

"Zeflan takut nanti..."

"Nanti?"

"Nanti itu, Zeflan diusil"

"Ada-ada aja, enggak kok" Vaden mencium pelipis anaknya itu, Carina menemukan orang tuanya di ruang keluarga dengan Kelvin, Valentina (?) Entahlah.

"MAMA HASILNYA POSITIF!" Teriak Valentina dan memeluk erat Kelvin suaminya itu.

"Syukurlah, jangan ngelakuin hal yang berat-berat, minta sama Kelvin atau sama Melva" ucap Valleta sebelum mengubah pandangannya menatap Carina.

"Astaga, sayang ini anak kamu?"

"Iya ma" jawab Carina senang

"KALIAN BELUM MENIKAH!" Valleta menutup matanya dengan satu tangan dan menggeleng pelan.

"CARINA?!" Bentakan sang ayah membuat senyum gadis cantik itu memudar.

"Kapan buatnya?" Ucapan Galaxy membuat bahu Carina semakin merosot.

"PAPA IHH, ini mas Vaden ngeliat dia waktu mau beli bubur buat Carina, katanya dia kabur dari panti yaudah sama mas Vaden dibawa pulang, terus ini mas Vaden udah ngurus surat adopsinya"

"Kamu belum 'itu' kan berarti?" Mata Carina melotot dan segera memukul lengan Galaxy dengan sedikit kuat.

"Enggak ishh, oh iya, mama inget sama 3 anak kecil yang pernah manjat genteng bareng aku gak?"

"Hah? Yang mana?"

"Yang mama suruh kita tidur tapi akhirnya kita naik ke genteng buat ngumpet, terus akhirnya mama laporin ke papa"

"Ohhhh, iya iya, kabarnya gimana mereka sekarang"

"Baik-baik aja kok tante" 3 laki-laki tampan itu masuk dan tersenyum, tampan sekali eh, tetep Vaden yang dihati.

Carina tersenyum tipis menatap pesona Jevon namun segera ia tepis pikiran itu cepat dan memeluk Vaden dengan erat.

"Wihh, makin ganteng aja" Valleta mendorong sedikit tubuh Carina ke tembok, membuat yang didorong mencebikkan bibirnya kesal.

"Mama ihh, anaknya mama aku tau bukan mereka"

"Tau kok, cuma kan dulu sebelum kamu bisa masak si Gathan yang ajarin kamu, lucu tau inget kejadian itu, untung aja makanannya gak jadi hangus"

"Iya deh iya, mas mau istirahat dulu? Aku ambil susu sama barang-barangnya Zefran dulu ya?"

"Gak usah, aku aja yang ambil, kamu ke kamar dulu gak apa-apa" Carina mengangguk menatap kepergian calonnya itu.

Carina berjalan menghampiri Valentina "apa yang positif tadi Val?"

"Ini" Valentina memberikan testpack dengan 2 garis terpampang disitu.

"Aaaa, enak gak?" Pertanyaan ambigu itu lantas membuat Valentina menarik tangan kakaknya menuju kamar.

"Apanya kak yang enak?"

"Gak peka banget ih, 'ituan' nya"

"Ohhh, sakit kak, awal-awal doang sih"

"Kok kamu bisa sih?"

"Ya namanya Amerika kak, umur 18 aja udah punya rumah sendiri, punya pacar juga harus shssnsh itu dulu"

"Ya gak kaget sih, iya yang paling montok"

"NGACA! By the way kak, ini anak panti yang katanya hilang itu loh"

"Kok kamu tau?"

"Soalnya yang punya panti temen aku home-schooling dulu waktu di Amerika"

'Vella pernah home-schooling di Amrik? Berarti, sebelum putus sekolah, Vella pasti pernah ngelakuin sesuatu, apalagi pas tau dari mas Vaden kalo katanya orang tua Vella keras dan kasar'

"Kak, ngelamunin apasih?"

"Hah? Ohhh, enggak ada, kakak ke kamar dulu ya?"

"Papai, eh kak panggilin Kelvin ya?"

"Iya"

Usai Carina memanggil Kelvin, ia bergegas menuju kamar untuk menidurkan Zefran, ia menempatkan Zefran dikasur kecil yang ia ambil didalam lemari tadi.

"Untung aja gak berdebu, pinter juga si Melva beberes"

Carina menidurkan Zefran barulah kemudian ia bisa beristirahat.

Mengambil baju berwarna kuning dengan celana jeans pendek diatas lutut.

"Mau mandi?"

"Hu'um"

"Yaudah gih mandi"

Carina memasuki kamar mandi dan segera mandi dengan pancuran air shower, membilas tubuhnya dengan sabun beraroma chamomile dan sampo yang beraroma blackcurrant.

Mengeringkan tubuhnya ia mengusak rambutnya dengan handuk dengan agak kasar, membuka pintu kamar mandi dan menatap kearah  Vaden yang sepertinya mencari sesuatu.

"Nyari apa mas?" Carina duduk dan memangku Zefran, membiarkan anaknya itu bersandar pada dadanya sembari meminum susu dibotolnya.

"Baju aku"

"Mama bilang, mama pindahin baju kamu ke rumah, soalnya mama takut Melva ngelakuin yang enggak-enggak sama baju kamu"

"Hum, yaudah ambil dulu" Carina mengangguk dan segera mengeringkan rambutnya.

"Zefran gak usah ikut ya? Disini aja?" Zefran menggeleng dan memeluk Carina erat.

Sesampainya di depan pintu gerbang berwarna perak itu mobil hitam dengan keluarga kecil itu keluar.

"KELUAR KAMU DARI SINI!" Suara teriakan sang papa membuat Vaden bergegas dan berdiri di ambang pintu.

"Ada apa pa?"

"Lihat ini" nafas Vaden tercekat, adiknya ingat ya adiknya selama ini menyembunyikan hal yang Vaden selalu jaga, kesucian wanita, adiknya... Adiknya dihamili entah oleh siapa, Vaden menggeleng dan memeluk adiknya erat, dapat ia rasakan bahu adiknya itu bergetar dengan hebat

"Pa, jangan gitu" Ashley keluar dan menatap putrinya itu dengan sendu.

"Ingat, dulu kamu juga pernah melakukan hal yang dialami putrimu ini kepadaku" ucapan Ashley membuat tatapan marah Alexander dengan tatapan rasa bersalah.

"Maaf, maafin papa" Alexander memeluk putrinya dengan sangat erat.

"Jadi alasan mama nikah muda bukan karna mama mau dijodohin..."

"Ya gitu hehe"

"Haish, oh iya jangan salah paham, ini anak panti kok Vaden ambil karna gak tega liat dia di jalan sendirian"

"Vaden, mengadopsi enak memang terlihat mudah, tapi untuk merawat anak di usia sekecil anak ini yang terbilang masih masa aktif mampu membuat masa sekolah kamu terganggu apalagi sebentar lagi kamu dan Carina akan ujian"

Hanya deheman yang diberikan Vaden kepada sayang papa.

"Liat, dia kayak kamu dulu"

"Tapi kan aku-"

"Gak jauh beda, sama-sama incaran para kaum hawa, sama-sama populer, sama-sama buaya"

Carina menganga dan bertepuk tangan setuju jika semua itu untuk Vaden.

"Dah sana kamu naik, dan untuk masalah itu chat abang" Vella mengangguk patuh dan memasuki kamar.

"Vaden mau ambil baju ma"

"Itu mama taruh di sofa" Vaden mengangguk dan mengambilnya kemudian ia pergi tanpa pamit, membuat Carina akhirnya yang berpamitan.

"Misi om, tante, hehe" cengengesan, sungguh gadis ini selalu cengengesan dalam hal keluarga.

Ting...

Denting notifikasi ponsel Carina membuat ia berteriak membuat Vaden kaget.

"Kenapa sih? Kalem kek astaga, aku lagi nyetir, ntar kalo kamu sama Zefran kenapa-kenapa gima-"

"Kita nikah besok, gak jadi lusa, kita ambil bajunya sekarang, cepetan" Carina memukul bahu Vaden membuat sang korban mengaduh dan tancap gas menuju butik itu.

"Kak. Bajunya mau diambil ya"

"Loh. Gak jadi besok?"

"Emang kenapa kalo saya minta ambil sekarang?"

"Bajunya itu kak, eum... Belum kita buat"

Brak...

Carina membanting manekin dengan gaun putih yang sangat cantik.

"SAYA PESAN SUDAH ADA 3 MINGGU, DAN SELAMA 3 MINGGU KALIAN GAK MENGERJAKAN? SAYA TAHU KALIAN SIBUK DENGAN INI ITU, TAPI APA GAK BISA PUNYA SAYA DIDAHULUKAN?!" Teriakan Carina membuat beberapa pegawai disana menundukkan kepalanya.

"Ada apa ini?" Wanita paruh baya, tante Carina menghampiri keributan itu.

"Ini loh tan, Carina pesen baju pengantin 3 minggu yang lalu, dan sekarang pas bajunya mau Carin ambil pegawai tante malah belum buat bajunya"

"Emang gaun seperti apa yang Carin suka?" Carina bergegas mengambil majalah yang pernah ia pegang dan ia lihat.

"Yang ini tan"

"Owh, yang itu, pegawai tante gak membuat yang itu, sengaja memang"

"Kok"

"Tante yang buat sendiri, tante simpan itu diruangan khusus" air wajah Carina berubah menjadi sumringah dan mencium pipi Zefran.

"Bentar tante ambil" Carina mengangguk menunggu gaun itu diantar.

"By, aku gak sabar"

"Buat?"

"Buat milikin kamu seutuhnya"

"Kenapa bilang gitu?"

"Because, i'm jealous when your friends eyes always look at mine!" Tegas Vaden.

"Emang ada yang ngeliatin punya kamu? Temen aku yang mana emang?"

"Yang rambutnya item, eh siapa yang itu yang teriak tadi pas ngira kamu hamil"

"Ohhh, Jevon, enggak lah, dia anaknya gampang menciut, kamu bentak dia aja dia bakal langsung diem"

"Carina, ini gaun sama jas nya, dan untuk anak kecil tampan ini, ini juga ada jasnya, tante buat ini buat pengantin sebelumnya, tapi anaknya meninggal gara-gara tabrak lari"

"Kasian banget, umur nya sekitaran anak ini tan?" Tante Carina hanya mengangguk lesu dan menatap Zefran dengan sendu.

"Jangan lalai Carina, anak seperti dia mudah melakukan apapun yang kita larang namun seperti tantangan bagi dia, apalagi tante rasa, dia anak yang sangat sangat aktif"

"Hehe, iya tan, Zefran nurut sama mami sama papi, jangan nakal, promise yo me"

"Yes, mami, i'm plomise, Zeflan janji nda bakal nakal, Zeflan sayang mami sama papi juga" Zefran mencium kedua pipi orang tuanya itu bergantian.

"Yaudah tan, kita balik dulu, makasih tante"

"Sama-sama Carin, hati-hati"

"Mari tan"

"Ya"

Deon Alanda Askra, ganteng yah kak eehhhh ... Nda boleh oleng

Gathan Arasa Sandaraga, sinis nih kak tatapannya, agak serem

Jevon Aral Ezra, manis ya kak senyumnya, jadi melting

Hai, hai, hehe

Hiyaaa begitu lah, yaudah ok, bye

Makasih, segini dulu ya papai
Salam Candy🍭

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 84.9K 141
Soon to be Published under GSM Darlene isn't a typical high school student. She always gets in trouble in her previous School in her grandmother's pr...
40K 2.8K 24
|ongoing| Ivana grew up alone. She was alone since the day she was born and she was sure she would also die alone. Without anyone by her side she str...
1.1M 59.8K 38
Millie Ripley has only ever known one player next door. Luke Dawson. But with only a couple months left before he graduates and a blackmailer on th...
201K 9.9K 56
ငယ်ငယ်ကတည်းက ရင့်ကျက်ပြီး အတန်းခေါင်းဆောင်အမြဲလုပ်ရတဲ့ ကောင်လေး ကျော်နေမင်း ခြူခြာလွန်းလို့ ကျော်နေမင်းက ပိုးဟပ်ဖြူလို့ နာမည်ပေးခံရတဲ့ ကောင်မလေး နေခြ...