Remember You (KUBACA & INNOV...

By CutelFishy

195K 3.9K 199

Hanya ada di Aplikasi Kubaca & Dreame/Innovel. SINOPSIS : Raina telah berjanji menutup hatinya untuk pria m... More

Bab 1
Bab 3
Bab 4
Bab 5

Bab 2

10.4K 744 19
By CutelFishy

Raina

Hari minggu aku malas untuk melakukan apapun, jadilah aku masih di atas ranjang sambil mengecek media sosial. Ku buka WA, ada pesan dari Bayu. Ku lihat jamnya itu sekitar jam 6 pagi. Bayu mengirimkan sebuah foto ia sedang memegang sebuah cangkir kopi dengan keadaan memakai singlet berwarna putih. Bertuliskan,

"Bangun putri malas!! Kamu lihat pangeran mu sudah bangun dengan secangkir kopi. Mau dibangunkan dengan ciumanku?" Ia menambahkan emoticon kiss diakhir katanya. Aku tertawa.

Aku membalasnya,

"Aku bukanlah putri tidur yang terdapat di dongeng. Bisakah kamu bangunkan aku dengan memberiku lamborgini???"

Aku berikan emoticon mengedipkan mata. Ia membalas kembali,

"Sekarang bawalah bokong mu itu ke depan pintu Apartement!"

Aku membelalakkan mataku, "Dia berada di depan Apartementku??" Aku buru-buru beranjak lalu berlari ke depan pintu. Ku rapihkan rambut yang berantakan memggulumg. Ku buka pintunya.

Aku terasa sesak nafas, ia dihadapanku berdiri tegap. Ia menggunakan kemeja kotak-kotak biru berlengan panjang, 2 kancing atasnya ia buka sehingga terlihat singlet warna putih dan juga sedikit dadanya. Aku menelan ludah.

Bayu menggerakkan tangannya didepan wajahku, "Mau sampai kapan kamu akan menatap dadaku?" lamunanku buyar.

Aku mendelik, "Mau apa kamu kesini pagi-pagi?" Aku berjalan masuk. Ia menutup pintu.

"Kamu sebut ini pagi, Nona. Kamu lihatlah diluar mentari sudah berubah menjadi matahari sekarang." Ku lirik jam di dinding, jam 11. Aku tersenyum malu.

Aku duduk di sofa ruang TV. Bayu duduk disampingku. Ku stel TV mencari acara gosip, biasa namanya juga wanita. Bayu menaruh bungkusan plastik di atas meja lalu membukanya. Aku meliriknya, ia membawakan ku Mie Goreng Sea food. Air liur hampir mengecas harumnya membuat perutku keroncongan.

"Makanlah" ucapnya. Aku langsung mengambil dan memakannya. Ia menatap penampilanku, "Kamu belum mandi ya?" Aku mengangguk dengan mulut yang penuh. "Kamu jorok sekali, Raina!!"

"Yang makan aku ini, kamu mau?" Aku menyodorkan sendok yang berisi Mie ke mulutnya.

"Apa jika aku memakannya, kamu akan menerimaku sebagai kekasih mu?" Aku tidak menjawabnya, Langsungku tarik kembali tapi dengan cepat Bayu memegang tanganku, ia langsung memakannya. Aku tertegun.

"Rasanya lumayan" ucapnya. Ia membuka mulutnya meminta lagi.

Ku suapkan. "Tadi katanya jorok tapi sekarang malah kamu yang menghabiskannya" ucapku kesal.

"Karena sendoknya bekas mu" sahutnya sambil menonton TV. lagi-lagi aku terdiam. Bayu selalu memancing perasaanku. Perasaan bersalahku.

Aku kadang ruang hatiku tersentuh dengan segala perhatiannya tapi ketika hati ini membukanya sedikit, kenangan pahit itu selalu muncul membuat pintu hatiku tertutup kembali.

Kami berdua menghabiskan makanan tersebut. Bayu mengambilkan ku air di dapur. "Rain, kulkas mu sudah kosong. Lebih baik kamu mengisinya. Untung saja aku membawa makanan kalau tidak kamu akan makan apa"

Ia menyerahkan gelas air minum, ku ambil dan meminumnya. "Iya, nanti aku isi"

"Sekarang saja yuk kita ke Supermarket. Daripada tidak ada kerjaankan"

Aku berpikir sebentar, benar juga. "Aku mandi dulu ya" Ia mengiyakan. Aku bangkit menuju kamarku untuk mandi dan bersiap-siap.

Aku keluar dari kamar menggunakan celana jeans dan sweater warna putih dengan rambut yang dicepol. Leher jenjang putihku terlihat jelas. Dengan begini aku seperti remaja padahal umurku sudah 25 tahun. Bayu melihat penampilanku dari ujung kaki sampai ujung rambut terlihat mengagumiku, Aku jadi salah tingkah. Aku masuk kembali ke dalam kamar mengambil dompetku yang tertinggal.

"Sudah siap?." Bayu sudah berdiri didepan pintu.

Aku menghampirinya, "Iya"

Di sepanjang jalan aku dan Bayu mendengarkan lagu dari DVD Mobilnya. Bernyanyi bersama menertawai betapa jeleknya suara kami berdua. Sungguh menyenangkan.
Bayu memakirkan mobilnya di Supermarket besar di Jakarta. Ia membukakan pintu mobil. Aku tersenyum "Terimakasih, Bayu"

"Sama-sama, Rainaku"

Aku menepuk lengannya yang keras. Ia selalu bergym untuk membentuk otot-otot ditubuhnya. Jujur aku tidak menyukai Pria yang mempunyai sickpack, melihatnya aku geli. "Jangan berkata itu lagi! Memangnya aku Raina mu. I'm free, sexy and single"

"Terserah aku, selagi hanya ada aku disisimu. Aku sudah mengecapmu sebagai Rainaku"

Aku memutar bola mataku, "Terserah kamu saja!!" Ia menaikkan kedua alisnya sambil menyeringai menang.

Bayu mengambil troli dorong. Aku ke bagian sayuran Bayu mengikutiku. Ku ambil segala sayuran dan juga cabai rawit kesukaanku. Kemudian aku mencari daging, buah-buahan. Ku ambil juga sambal botolan. Aku mencari bagian keperluan wanita, aku menyuruh Bayu untuk pergi dulu tapi ia tak mau. Ia selalu mengikutiku seperti anak yang tidak mau kehilangan Ibunya.

Terpaksa aku ke bagian keperluan wanita bersamanya. Aku mengambil Softex yang bersayap.

"Apa bedanya yang bersayap dan tidak?" celetuknya. Aku tidak menjawabnya.

"Bedanya itu Mas, Kalau yang bersayap tidak akan mudah bergeser dan akan lebih nyaman" sahut seorang Karyawan yang ada didekatku.

"Oh, begitu ya" Ia malu yang menjawabnya Karyawan Supermarket.

"Mbak, kalau suaminya nanya toh di jawab. Sepertinya kalian pengantin baru?" ucap seorang ibu paruh baya yang ada di belakangku.

"Hah" ucap Bodohku.

"Iya, Bu. Baru juga 2 bulan." jawab Bayu tanpa merasa bersalah karena membohongi orangtua. Ku injak saja kakinya. Ia tak mengaduh tapi meringis.

"Wah, masih hangat-hangatnya ya"

"Seperti itulah, Bu." Bayu memandangku lembut," Sayang, kamu tidak beli itu. Mau rasa apa?" tunjuknya ke barang berbentuk kotak kecil dengan berbagai rasa. Mataku membulat besar. Ia mengambil dan menimbang-nimbang ingin rasa apa. Wajahku sudah memerah, malu.

Ku ambil troli meninggalkannya bersama Ibu-Ibu rumpi itu. "Pengantin baru, si bodoh itu malah mengambil kotak itu?" Aku merinding, "Sebaiknya aku harus berhati-hati dengan Bayu" gumamku.

Entah bagaimana aku berada di bagian perlengkapan bayi. Ku ambil sebuah sepatu bayi berwarna pink. ku usap lembut, "Andai kamu masih ada putriku. Mungkin mamah akan membelikan sepatu ini untukmu" Air mataku menetes begitu saja.

"Rain?" Suara dibelakangku. Ku hapus air mataku.

Aku berbalik, aku tersenyum getir. Bayu menatap mataku. Ia tau jika ada kesedihan di retina mataku.

"Sudah selesai?" ucapnya lembut sambil senyum menenangkan. Aku mengangguk. Selama pulang itu kami tidak mengobrol. Aku diam seribu bahasa. Ku sandarkan kepalaku di kaca mobil.

"Kamu penuh mistery Raina" gumam Bayu. Tubuhku membeku.

***
"Tadi aku melihat Vino dan Rini di food court bawah" Aku menegang disaatku mengenang putriku kenapa nama itu juga hadir. Rasa kebencianku mencuat, aku mengepalkan tangan hingga memutih. Ku pejamkan mataku.

"Kamu tidur?" Tanya Bayu menepuk bahuku.

"Tidak, Bayu"

"Apa kamu marah karena di Supermarket tadi?. Aku mengaku-ngaku kita sebagai pengantin baru?" tanyanya tak sabaran.

"Tidak"

"Lalu kenapa kamu diam saja berarti benar marah? Maafkan aku Raina tadi hanya bercanda. Aku sungguh minta maaf" ucapnya dengan wajah memelas. Aku menahan tawaku tapi tak bisa hingga aku jadi tertawa terbahak-bahak.

"Hey!! Kenapa kamu tertawa, mengerjaiku ya?" Aku tidak tega membuat Bayu merasa bersalah. Aku bukan marah karena candaannya mengaku kami sebagai pengantin baru. Aku marah saat ia menyebutkan nama yang ku benci.

"Wajah memelasmu itu membuatku tak tega, walaupun aku sedang marah tapi tidak bisa" Aku melanjutkan tawaku sampai air mataku keluar. Air mata kesedihan yang ku selimuti tawa agar Bayu tidak menyadarinya.

Bayu melihatku yang tertawa terpingkal-pingkal. Ia menghela nafas, "Sudah puas tertawanya?"

"Sudah" Nyengirku tak jelas.

Bayu membawakan belanjaanku ditaruhnya di counter dapur. Aku ke kamar mengganti sweaterku dengan kaos longgar. Bayu sedang mencari minuman softdrink didalam plastik. Ia menemukannya di minumnya setengah ditaruhnya di atas counter.

Aku mendekatinya, mengeluarkan sayuran dan daging ku taruh di dalam Kulkas. "Kamu tidak jadi membelinya?" tanyaku tiba-tiba.

"Membeli apa?" Ia balik tanya.

"Barang yang kamu tanyakan rasanya kepadaku?"

"Oh, itu. Kamu tidak menjawab rasa apa yang kamu inginkan. Jadi aku tidak membelinya. Aku takut salah pilih nanti kamu tidak mau" jawabannya membuatku mual, aku jadi membayangkan yang iya-iya.

"Dasar gila!!!"

"Kamu baru tau?" Ia mengedipkan mata.

"Aku sudah tau dari awal mengenalmu tapi tidak mengatakannya. Aku takut kamu akan mengamuk lalu mencakar wajah cantikku ini" Candaku sambil membalas kedipannya.

Ia tersenyum manis, "Kamu memang cantik. Mana tega aku mencakar wajah cantikmu itu, sebelum melakukannya aku akan memotong tanganku terlebih dahulu"

Aku merinding, "Kamu seperti Saiko saja! Jangan katakan kalimat-kalimat mengerikan itu. Kamu membuatku takut" Bayu malah tertawa.

Aku menutup pintu kulkas semuanya sudah ku pindahkan. Tinggal 1 plastik lagi berisi makana ringan aku membawanya ke depan ke ruang TV. Bayu mengikutiku sambil membawa sisa softdrink yang ia minum tadi.

Aku duduk sembari melipat kakiku bersila. "Kamu ingin menonton TV atau DVD?" Ia duduk disampingku, bahunya menyenggol bahuku. Tubuhku berdesir.

"DVD"

"Ingin menonton apa?" Tanyaku.

"Fifty Shades Of Grey, ada?" tanyanya.

Ku pukul kepalanya dengan bantal sofa. "Tidak ada, lebih baik kamu tonton sendiri lewat laptopmu!!"

"Menonton sendiri tidak enak lebih baik berdua jadi bisa langsung dipratekkan" balasnya santai.

Ku pukul kembali kepalanya, "Tonton saja berdua dengan kucing!!" sentakku.

"Kucing cantik seperti mu, aku mau" godanya.

Ku tutup kupingku dengan tangan. "Jika kamu bicarakan hal-hal yang negatif, lebih baik kamu angkat kaki dari Apartementku!!" Ancamku.

"Baik,, Baik.. Aku tidak akan mengucapkan yang negatif" ujarnya mengalah.

"Awas kamu bicarakan lagi, ku tendang nanti!"

"Iya, Nyonya"

"Bagus"

Hening

"Rain," Ia membuka kemasan kripik kentang.

"Ya?" Aku sedang menonton TV.

"Selama ini kamu menolakku, apa ada Pria yang kamu suka?" Ku alihkan pandanganku dari TV. Aku menoleh kepadanya namun matanya sedang fokus kedepan menonton.

Aku menonton TV kembali, "Tidak" jawabku singkat. Aku bohong, saat ini aku merasa bingung dengan perasaanku sendiri. Apa aku masih mencintai Vino?. Setiap aku melihat kemesraan Vino dengan Rina membuat hatiku nyeri. Aku bingung.

Apa itu cinta atau rasa kebencian yang tertinggal dari masa lalu?

"Kamu bohong" Mata kami fokus ke depan. Aku tertegun.

"Apa kamu lapar?" Aku mengalihkan perbincangan kami yang menyudutkanku. Aku belum siap untuk bercerita tentang masa laluku. Aku bangkit dan hendak kaki akan melompati kakinya. Ditariknya tanganku hingga aku ada di atasnya.

Mata kami saling menatap ia memperhatikan bibirku. Ditariknya tengkukku agar mendekat. Bibirnya menempel di bibirku. Tubuhku membeku, ia melumat bibirku menuntut. Aku tidak membalasnya hanya bisa tutup mataku. Terlintas bayangan Vino saat dulu menciumku ketika di Puncak membuatku jijik. Kurang ajar aku mendorong bahunya berusaha menjauh. Aku sudah berdiri tegak, ku angkat tanganku lalu menampar Bayu.

Plakkkkk

Sorry Typo & absurd

Happy Reading!!^^

Continue Reading

You'll Also Like

945K 22.7K 41
While moonlighting as a stripper, Emery Jones' mundane life takes a twisted and seductive turn when she finds herself relentlessly pursued by reclusi...
497K 27.2K 47
π’πœπžπ§π­ 𝐎𝐟 π‹π¨π―πžγ€’ππ² π₯𝐨𝐯𝐞 𝐭𝐑𝐞 𝐬𝐞𝐫𝐒𝐞𝐬 γ€ˆπ›π¨π¨π€ 1〉 π‘Άπ’‘π’‘π’π’”π’Šπ’•π’†π’” 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒂𝒕𝒆𝒅 𝒕𝒐 𝒂𝒕𝒕𝒓𝒂𝒄𝒕 β˜†|| 𝑺𝒕𝒆𝒍𝒍𝒂 𝑴�...
1.7K 89 91
"ALLAH ο·» bertanya kepada NABI MUHAMMAD ο·Ί" Wahai Muhammad, langit dan bumi Milik siapa? Milik-Mu Ya ALLAH Kamu Milik siapa? Milik-Mu Ya ALLAH Lalu...
28.8M 914K 49
[BOOK ONE] [Completed] [Voted #1 Best Action Story in the 2019 Fiction Awards] Liam Luciano is one of the most feared men in all the world. At the yo...