Artic girl

By TiaraYulita2

2.9K 376 76

°budayakan memfollow author sebelum membaca° *CERITA INI MURNI DARI KEPALA GUE SENDIRI!* Aqila Selina Pradipt... More

00. Prolog
01. Murid Baru
02. 👇👇👇
03.😏👭👫
04.🗣️🗣️🗣️
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
bab 17
Bab 18

Bab 11

133 19 14
By TiaraYulita2

Jangan lupa vote dan komentarnya..

Maaf, typo bertebaran...

Happy reading...

°°°°°°

Aqila, gadis itu saat ini sedang berlari dengan gelisah menuruni tangga rumahnya. Hari ini adalah hari Minggu, dan dia juga harus pergi bimbel sekarang. Tapi bukan hal itu yang membuat gadis manis tersebut cemas, ada hal lain yang ia khawatirkan.

"Lo dimana?" tanya Aqila saat seseorang yang sudah berusaha ia hubungi dari tadi menjawab panggilannya.

"Ngapain lo nanya gue dimana?" jawab orang tersebut cuek.

"Poppy, jawab gue. Lo dimana?" tanya Aqila yang kini sudah berdiri di teras rumahnya.

"Ck! gue di makam Abang gue, kenapa?"

"Pergi dari sana sekarang, lo harus cari tempat ramai," perintah Aqila yang sudah mencengkeram ponselnya dengan kuat.

"Apaan sih? nggak jel-..."

"Dengarin gue! pergi dari sana sekarang! pergi ke minimarket dekat pemakaman. Dan jangan kemana-mana, gue kesana sekarang," potong Aqila cepat sambil mematikan ponselnya.


"Gue pinjam mobil lo," celetuk Aqila saat Vicky baru saja keluar dari dalam rumah.

"Eh? lo ngapain anjir?" teriak Vicky saat kunci mobilnya direbut tiba-tiba oleh Aqila. Bahkan gadis itu sudah melajukan mobil miliknya meninggalkan rumah.

"Aqila!!" teriak Vicky kesal, padahal hari ini dia ada janji dengan ketiga sahabatnya.

"Bangsat! kalau itu anak kenapa-napa gue yang kena omel!" degus cowok itu menatap gerbang rumahnya dengan marah.

Sedangkan disisi lain, Aqila saat ini sedang berusaha untuk tenang. Dia bersumpah jika terjadi sesuatu kepada Poppy, dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri. Pagi ini sang ayah mendapatkan video Aqila yang dibully oleh Poppy kemarin.

Hal itu tentu saja membuat Elwin marah besar, dia tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu oleh orang lain. Jadi karena itu, dia menyuruh anak buahnya untuk menyakiti Poppy.

Sekitar 20 menitan, mobil hitam milik Vicky sudah sampai didepan minimarket didekat pemakaman. Aqila langsung keluar untuk mencari Poppy, dia berharap gadis itu mendengarkan perkataannya tadi.

"Mbak, ada liat gadis ini kesini nggak?" tanya Aqila kepada pegawai minimarket tersebut.

"Nggak ada," jawab wanita itu saat melihat foto yang diberikan oleh Aqila.

"Makasih mbak," kata Aqila sambil berlari memasuki makam.

"Ar, Poppy nggak kenapa-napa kan?" batin Aqila sambil berlari menuju makam Arthur.

Tapi bukannya merasa lega, gadis itu malah semakin cemas saat tidak menemukan Poppy di sana. Hanya ada tas gadis itu yang terletak di samping makam Arthur.

"Aarrgghh!! kenapa lo nggak dengarin gue Poppy!" teriak Aqila kesal sekaligus panik sambil mengambil tas milik Poppy.

"Aku janji akan selalu lindungi adek kamu," kata Aqila lirih sambil menatap makam Arthur sekilas, setelah itu ia kembali ke mobil Vicky.

Aqila yakin, jika Poppy sudah tidak berada di sana. Karena dari dulu dia tau kalau sang ayah tidak akan menyakiti korbannya ditempat umum. Walaupun tempat tersebut sepi sekalipun.

"Cuma ada satu tempat, dan gue berharap gue belum terlambat," gumam Aqila melajukan mobil tersebut menuju tempat rahasia sang ayah.

Sedangkan ditempat lain, Poppy saat ini sedang bersembunyi di sebuah gang sempit. Nafas gadis itu saat ini sudah tidak teratur karena dirinya yang berlari dari tadi.

"Seharusnya gue dengarin ucapan Aqila tadi, dan sekarang gue takut," batin gadis itu sambil membekap mulutnya sendiri.

Tadi saat dia sedang bercerita dengan sang kakak, tiba-tiba saja ada yang membekap mulutnya dari belakang. Dan beberapa orang itu membawanya ke sini, tapi untungnya Poppy bisa kabur disaat orang-orang jahat tersebut lengah.

"Lo sembunyi dimana gadis sialan!" teriak seorang penculik tadi sambil menendang sebuah kaleng.

"Papa Poppy takut," teriak Poppy sambil menutup mulutnya agar tidak bersuara.

"Kalau sampai bos tau gadis itu kabur, mati kita," kata pria penculik itu yang lain.

"Makanya cari!" jawab temannya yang kembali mencari di sekitar gang sempit tersebut.

Poppy, gadis itu bisa sedikit bernapas lega saat melihat ketiga pria itu sudah pergi menjauh. Dengan pelan, dia keluar dari tempat persembunyiannya. Poppy harus segera pergi dari tempat ini.

Brak!

Saat hendak kabur, gadis itu tanpa sengaja menyenggol sebuah tempat sampah. Hal itu tentu saja mengundang perhatian ketiga pria tadi.

"Heh! jangan kabur lo!" teriak salah satu pria tersebut sambil mengejar Poppy.

Dengan panik, Poppy kembali berlari. Berharap ada orang baik yang akan menolongnya. Saat sampai di persimpangan gang, tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik tangannya dan sukses membuat gadis itu kaget.

"Sssttt, ini gue," bisik seseorang yang sukses membuat Poppy kaget.

"Lo kenapa di sini?" tanya Poppy kaget saat orang yang menariknya tadi ternyata Aqila.

"Ayo pergi," jawab Aqila membawa Poppy pergi dari tempat tersebut. Ternyata benar dugaannya, papanya memang membawa Poppy ketempat ini. Tempat yang sudah menjadi saksi bisu dari kekejaman sang ayah, banyak nyawa musuh Elwin yang hilang ditempat ini.

"Itu dia, kejar!!" suara teriakan itu sukses membuat kedua gadis itu kaget.

"Lari Poppy," perintah Aqila menarik tangan Poppy untuk berlari dari sana.

"Aaarrghh, sialan!" teriak penculik tadi kesal sambil melepaskan satu tembakan kearah keduanya.

"Aakhh!" Aqila meringis pelan saat bahunya terkena peluru penjahat tadi.

"Lo kena tembak," lirih Poppy saat melihat tangan Aqila yang berdarah.

"Gue nggak papa, buruan," jawab Aqila berusaha menahan rasa sakit di bahunya.

Saat sudah sampai di mobil Vicky, kedua gadis itu langsung masuk ke dalam mobil. Dengan panik Aqila langsung melajukan mobilnya menjauh dari tempat terkutuk tersebut.

"Mereka nggak ngejar kita kan?" tanya Poppy panik sambil melihat kebelakang. Ketiga pria itu hanya menatap mereka tanpa ada niatan untuk mengejar sedikitpun.

"Mereka nggak ngejar kayaknya," kata Poppy lagi sambil bernapas lega.

"Lo nggak papa?" tanya Aqila menatap Poppy sekilas, sepertinya gadis itu masih takut.

"Nggak papa," jawab Poppy seadanya dan menatap kearah bahu Aqila yang terus mengeluarkan darah.

"Itu bahu lo luka, kita harus ke rumah sakit,", lanjut gadis itu yang masih betah melihat bahu Aqila.

Aqila tidak menjawab, dia malah menambah kecepatannya. Luka tembak yang ia rasakan tidak sesakit luka yang dia rasakan dihatinya saat ini. Sekarang yang harus dia lakukan adalah mengantar Poppy pulang.

"Kita ke rumah sakit dulu," ajak Poppy lagi yang sebenarnya gondok karena tidak diacuhkan oleh Aqila.

"Lo dengerin gue nggak sih!!?" teriak Poppy yang sudah mulai kesal dengan kelakuan gadis disampingnya ini.

"Nanti gue ke rumah sakit," jawab Aqila cuek dan menambah kecepatan mobilnya menuju rumah Poppy. Dia harus mengantarkan Poppy pulang terlebih dahulu, baru dia pulang.

"Terserah," jawab Poppy kesal sambil memalingkan wajahnya dan menatap keluar jendela.

Kalau saja Aqila tidak menyelamatkan nyawanya tadi, dia tidak akan peduli dengan luka gadis itu. Mau Aqila matipun dia tidak akan peduli, tapi masalahnya Aqila terluka juga karena menyelamatkan dirinya.

Sekitar 15 menitan, mobil mewah tersebut berhenti dikediaman keluarga Poppy. Aqila menatap Poppy sekilas setelah itu dia menghembuskan napas pelan.

"Jangan pergi keluar sendirian, seenggaknya suruh sopir yang antar lo. Siapa tau penculik itu nyari lo lagi," kata Aqila saat Poppy sudah keluar dari dalam mobil.

"Iya," jawab Poppy ketus sambil masuk ke dalam rumah. Aqila hanya menatap sahabatnya itu dengan tatapan sendu.

"Maaf, tapi ini yang terakhir," lirih Aqila menjalankan mobil menuju rumahnya.

°°°°°

Vicky, cowok itu saat ini sedang berdiri dengan gelisah didepan gerbang rumahnya. Hingga rasa gelisah itu bergantikan dengan rasa kesal saat melihat mobil miliknya sudah memasuki perkarangan rumah.

"Nyari gara-gara ni bocah," gumam Vicky menghampiri Aqila yang sudah keluar dari dalam mobil.

"Heh! maksu-...." perkataan Vicky terpotong saat melihat bahu Aqila yang berdarah.

"Thanks,", kata Aqila sambil berlari masuk ke dalam rumah, dia tidak peduli dengan keterkejutan orang rumah dengan bahunya yang terluka.

"Sopan santun kamu hilang?" tanya Elwin menatap putrinya tajam karena gadis itu yang masuk kedalam ruangannya begitu saja.

"Papa ingkar janji," kata Aqila menatap sang ayah dengan tatapan tak terbaca.

"Ingkar janji?" tanya Elwin sambil tersenyum miring dan berdiri dari kursi tempat dia duduk.

"Papakan yang nyuruh orang buat nyakitin Poppy?" tanya Aqila mengepalkan tangannya kuat.

"Oooo gadis itu," jawab Elwin acuh sambil merapikan rambut Aqila yang berantakan.

"Aku udah bilang jangan nyakitin orang disekitar aku," kata Aqila menepis tangan sang ayah dari rambutnya.

"Papa nggak akan ganggu dia kalau dia nggak ganggu kamu, dia yang mulai. Lagi pula kenapa kamu diam aja saat dia mempermalukan kamu," jawab Elwin menatap sang putri.

"Itu urusan Aqila Pa," lirih gadis itu menatap sang ayah dengan tatapan terluka.

"Aqila minta tolong sama Papa, biarin mereka hidup tenang. Mau kayak apapun sikap mereka sama Aqila biarin aja. Jangan hancurin hidup mereka, cukup hidup Aqila aja yang berantakan," lanjut Aqila sebelum dirinya keluar dari ruang kerja sang ayah.

Elwin, pria itu hanya bisa berdiri mematung. Bohong jika perkataan Aqila tadi tidak menyentuh hati kecilnya. Tapi dia melakukan semua ini demi masa depan sang anak. Mungkin hanya gadis itu saja yang salah mengerti dengan maksudnya.

TBC

Jangan lupa vote dan komentarnya...

See you next chapter..

Tiara Yulita

Kamis,
26 Mei 2022

Continue Reading

You'll Also Like

VERA & VARA By fira__

Science Fiction

482 79 9
saudara kembar yang memiliki sifat berbeda masing-masing mempunyai kisah cinta tersendiri Vara yang selalu sabar dan berhati lembut juga penyayang te...
1.5M 70K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
32.7K 3.4K 92
Bagaimana rasanya dibenci keluarga karena sebuah kesalahan yang tidak pernah kau lakukan? Bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang paling berarti...
228 71 6
Dia andara. Andara Natasha, gadis yang memiliki sejuta keinginan tetapi tidak pernah bisa untuk mewujudkan nya. hidup di keluarga yang selalu mengang...