CODE NAME : BUNNY

By lemineraleaqua

35.4K 3.2K 85

(Book one) Dia tak boleh terlihat,, Dia tak boleh terlibat,, Keberadaannya tak pernah ada,, Start : 10 Januar... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Epilog

Chapter 37

572 50 6
By lemineraleaqua

Mereka bertujuh berangkulan dengan wajah bahagia. Jimin, Hoseok, Yoongi, Namjoon, Taehyung, Seokjin dan Jungkook nampak tertawa lebar hingga matanya menyipit. Di belakang mereka terlihat kerlap kerlip seperti hujan bintang dan bulan sabit yang menyembul di antara awan.

Para member memandang kagum lukisan di depan mereka.

"Apa kita pernah melakukan pemotretan seperti ini ?" Tanya Seokjin.

"Itu foto, bukan lukisan." Ujar Hoseok, takjub.

"Dia pasti bekerja keras melukisnya. Berapa lama ia menyelesaikannya." Ucap Namjoon, kagum.

Detail lukisan terlihat seperti sebuah potret, bukan hasil kuas. Bahkan kerutan halus di mata dan bibir mereka terlihat jelas. Bila tak melihatnya dari dekat, takkan ada yang percaya kalau itu adalah lukisan.

'You are the cause of my euphoria'

Tertulis di bagian bawah kanvas dengan tanda tangan Jungkook yang berbentuk seperti kupu kupu.

Hati mereka menghangat membacanya. Kakak kakaknya adalah sumber kebahagiannya. Terharu. Mata mereka berkaca kaca.

Yoongi mengambil kamera di atas meja. Membawanya ke mejanya dan memasang kabel penghubung ke proyektor. Ia menatap wajah member lainnya. Mereka menganggukkan kepala, siap untuk melihat isi rekaman itu.

Terlihat wajah Jungkook begitu kamera menyala. Mata bulatnya dengan kening berkerut dan bibir mengerucut. Plester penurun demam terpasang di keningnya, bibir pucatnya menandakan ia sedang tidak baik baik saja.

"Mengapa tak mau fokus sih ?" Gerutunya.

"Ahjussi, apa kau memakai kameraku ?"

"Aku tak pernah menyentuh barangmu." Suara Kapten Song terdengar.

Makin merengut Jungkook mengotak atik kamera itu. Membuat kakak kakaknya yang melihat rekaman itu gemas sekali.

"Ah,, aku ingat Namjoon hyung meminjamnya beberapa waktu yang lalu. Pasti dia yang merusaknya."

"Yak, mengapa menyalahkan aku." Sahut Namjoon. Member lain tertawa mendengarnya. Tentu saja ia hanya menyahut pada rekaman video itu.

"Aahhh,, akhirnya bisa. Apa sudah terlihat semua ? Apa sudah pas ?"

Jungkook terlihat mundur, memastikan objeknya masuk ke kamera. Terlihat puas, ia meringis memperlihatkan gigi kelincinya.

"Oh, plesternya."

Ia melepaskan plester penurun demamnya kemudian duduk di kursi dengan mic di depannya. Ia memakai headphonenya.

"Ahjussi kau sudah siap ?"

"Diamlah, aku masih mempelajarinya."

"Kau kan sudah sering melihatku melakukannya. Masa masih belum bisa. Dan jangan lupa kau tekan tombol rekam nanti. Jangan seperti kemarin."

Terdengar gerutuan dari Kapten Song. Jungkook tertawa mendengarnya. Kemudian ia diam, menundukkan kepalanya, menggelengkan kepalanya, memijit pelipisnya yang terasa pening.

"Kau baik baik saja ? Harusnya kau tak memaksakan dirimu. Istirahatlah. Kita bisa lakukan ini nanti."

"Aku baik baik saja. Hanya sedikit demam. Lagipula nanti aku ada pemotretan. Jika tak sekarang kita merekamnya, takkan sempat nanti."

"Sedikit demam hah. Dengan segala yang terjadi saat ini, misi kita dan jadwal comebackmu. Keadaan sudah terkendali saat ini. Waktunya untukmu beristirahat sejenak. Kau nyaris tak tidur beberapa hari ini. Jenderal sudah menelepon PD Bang untuk memberimu libur hari ini. Kalau kau seperti ini, kau bisa mati konyol karena kelelahan."

"Aku akan tidur nanti setelah jadwal hari ini selesai."

Kapten Song mendecak.

"Ahjussi kau lama sekali. Apa kau belum selesai ?"

"Sebentar,, kau sudah mensettingnya kan, aku tinggal merekamnya saja kan ?"

Jungkook terlihat termenung.

"Jungkook,,"

Jungkook menoleh ke arah Kapten Song.

"Sudahlah. Jangan terlalu kau pikirkan. Dia memang terlalu licik. Penjahat terkuat yang pernah kita kejar. Kita akan menyusun strategi baru. Kita pikirkan nanti."

Jungkook menghela nafas dalam.

"Aku gagal ahjussi. Dia lolos. Aku tak bisa melindungi keluargaku."

"Kita akan mendapatkannya kembali. Kita akan segera menangkapnya. Untuk saat ini tak usah kau pikirkan dulu hal itu. Pulihkan keadaanmu dulu. Kondisimu sedang tidak baik sekarang."

Raut wajahnya terlihat sedih.

"Mengapa kali ini terasa berat sekali ahjussi. Orang tuaku,, harusnya mereka tak terlibat. Mengapa mereka yang terkena imbasnya."

"Maafkan aku. Tugaskulah melindungi orang tuamu. Aku gagal."

Jungkook menggeleng.

"Bukan salahmu. Tugas seorang anak melindungi orang tuanya. Aku terlalu lengah. Tak seharusnya  aku meremehkannya. Aku terlalu gegabah. Tapi kali ini tidak lagi. Aku akan melindungi kakak kakakku. Apapun yang terjadi. Takkan kubiarkan mereka terluka."

"Apa kau sedang merencanakan sesuatu ? Kau jangan coba coba berbuat nekat."

Jungkook tersenyum. Ia menoleh ke arah kaca besar di hadapannya. Penghubung control room dan recording room. Melihat Kapten Song yang berada di control room.

"Ahjussi, sudah berapa lama kita bersama ?"

"Hmm,, hampir lima belas tahun."

"Sudah sangat lama ternyata. Terima kasih sudah bersamaku sampai saat ini. Kau dan Jin Goo hyung adalah rekan yang sangat luar biasa, tak ada yang bisa menggantikan kalian. Kalian keluargaku yang berharga."

"Jungkook kau jangan menakutiku. Aku mengenal sifatmu. Katakan apa yang kau rencanakan. Jangan sembunyikan apapun dariku."

"Untuk saat ini tak ada. Tak ada yang bisa kusembunyikan darimu. Bahkan untuk kabur dari pengawasanmu saja, saat rencana itu masih dalam pikiranku, kau sudah bisa menebaknya. Menyesal aku memintamu menjadi bodyguardku." Ucapnya terkekeh.

Ia melirik ke arah bodyguardnya. Tatapan tajam Kapten Song membuatnya merotasikan mata malasnya.

"Jangan memandangku seperti itu. Kau menyeramkan. Kau tak percaya padaku ?"

"Kau terlalu sering bertindak sesukamu. Otakmu mungkin jenius, tapi tidak dengan tindakanmu. Di tengah misi kau tiba tiba keluar dari tempat persembunyianmu dan menghadang musuhmu di tengah jalan. Tak bisakah kau tahan emosimu itu. Kau membuat panik seluruh tim."

"Maafkan aku." Ucapnya, menundukkan kepalanya.

"Dan kau melakukannya lagi. Dengan sesukamu kau melakukan rencanamu sendiri."

"Melakukan apa ?"

"Kau menyebarkan rumor tentang dirimu sendiri."

Jungkook nampak terkejut.

"Kau sendiri yang menyebarkan foto penyeranganmu bersama Seokjin dan Yoongi. Kau mendapat fotonya dari kamera yang terpasang di mobilmu. Membuat berita palsu tentangnya dan mengirimnya ke portal berita. Begitu juga dengan rumor kepergianmu dari agensimu, kolaborasimu dengan penyanyi lain."

Jungkook diam tak menjawab.

"Kalian selalu bersama selama ini, kau pasti tahu hal hal yang kakak kakakmu benci yang bisa merusak kepercayaan kalian satu sama lain. Kau sengaja membuat mereka salah paham padamu. Kau mempermainkan perasaan mereka. Rencanamu berhasil. Mereka menjauhimu. Itu yang kau inginkan bukan ?"

Jungkook tersenyum sedih.

"Kau benar. Ini yang aku mau. Itulah rencanaku. Mereka membenciku. Mereka tak berbicara denganku. Mereka bahkan tak mau melihatku. Dan Hoseok hyung, sunshine hyungku, yang paling lembut diantara mereka, yang membunuh seekor lalatpun tak mau, dia memukulku."

Jungkook menggigit bibirnya. Menahan tangis yang ingin keluar.

"Itu yang aku mau. Aku sengaja merusak kepercayaan mereka padaku. Hati mereka pasti sangat terluka. Meskipun begitu, mereka masih sangat baik padaku. Sepagi apapun aku berangkat, selalu ada bekal makanan di depan pintuku. Selalu ada yang menungguku pulang, selarut apapun aku datang. Mereka bodoh sekali. Aku sudah menyakiti mereka, tetap saja mereka memperhatikanku. Bertahun tahun aku tak bisa terbuka pada mereka, tetapi mereka masih menyayangiku seperti itu. Aku tak pantas berada di antara mereka ahjussi."

Tetes air mulai turun dari matanya.

"Hanya ini cara yang terpikirkan olehku. Mereka sudah terlibat terlalu dalam. Bahkan nyaris menjadi korban. Tapi aku juga tak sanggup bila jauh dari mereka. Berkali kali aku ingin kembali pada mereka tetapi bayangan kematian orang tuaku dan kejadian penyerangan itu selalu terlihat di mataku. Ditambah dengan peristiwa Sejin hyung."

"Itu bukan tanggung jawabmu seorang diri. Itu tanggung jawab kita sebagai satu tim. Bukan hanya kamu seorang. Berhentilah merasa bersalah. Apa kau tak percaya pada kami ?"

"Justru aku percaya pada kalian. Aku mempercayakan mereka pada kalian. Aku meminta perlindungan penuh untuk mereka. Kepergian Sejin hyung dan PD Bang, pengawalan berlapis untuk kakak kakakku. Selama kalian bersama mereka, aku bisa konsentrasi penuh pada misi ini. Aku sangat berterima kasih untuk itu."

"Kau meragukan dirimu sendiri ?"

"Selain kalian, mereka adalah keluarga yang aku punya. Mereka adalah alasan aku bertahan hingga sekarang. Mereka sangat berharga bagiku. Tapi aku justru hidup seperti ini. Bersembunyi di balik topeng Jeon Jungkook. Tak pernah bisa menunjukkan diriku seutuhnya."

"Kau meragukan mereka ? Mereka hidup bersamamu selama sepuluh tahun. Kau masih meragukan mereka ?"

Jungkook terdiam.

"Takkan ada yang mau menerima orang yang tak jujur selama bertahun tahun. Apalagi pada orang terdekatnya. Adik kecilnya yang sangat mereka sayangi ternyata menyembunyikan sesuatu yang sangat besar. Aku menyadari ini sebagai konsekunsi yang aku ambil. Apalagi aku masih terikat dengan perjanjian itu. Tak ada yang bisa kulakukan untuk itu. Tapi untuk saat ini, aku hanya ingin menunjukkan perasaanku pada mereka. Aku ingin menunjukkan rasa terima kasihku pada mereka."

Jungkook menghapus air matanya. Ia tersenyum menatap Kapten Song.

"Tolong bantu aku ahjussi."

Terlihat Jungkook tersenyum. Ia menutup matanya. Mengambil nafas dalam dan menghembuskannya beberapa kali. Meredakan sesak di hatinya. Memberi tanda melalui jarinya pada Kapten Song saat ia sudah siap.

Suara denting piano terdengar. Jungkook berkonsentrasi. Dia mulai menyanyi.

Neoneun nae salme dasi tteun haetbit
Eorin sijeol nae kkumdeurui jaerim
Moreugesseoi gamjeongi mwonji
Hoksi yeogido kkumsok ingeonji
Kkumeun samagui pureun singiru
Nae an gipeun gosui a priori
Sumi makil deusi haengbokaejyeo
Jubyeoni jeomjeom deo tumyeong haejyeo

Jeogi meolliseo badaga deullyeo
Kkumeul geonneoseo supul neomeoro
Seonmyeong haejineun geugoseuroga

Take my hands now
You are the cause of my euphoria
Euphoria
Euphoria
Take my hands now
You are the cause of my euphoria

Euphoria
Euphoria
Close the door now
When I'm with you I'm in utopia

(Euphoria - Jungkook BTS)

Jungkook memejamkan mata setelah menyanyikan lagu itu. Melepas headphonenya. Termenung.

"Apa sudah cukup bagus ? Apa perasaanku tersampaikan ?" Ucapnya lirih.

Seakan tak kuat menyangga badannya. Jungkook terjatuh.

"Jungkook !!"

Terlihat Kapten Song masuk di ruang rekam. Menepuk nepuk pipinya sambil memanggil namanya. Kemudian mengangkat tubuh Jungkook keluar dari ruangan itu. Wajah pucat Jungkook terlihat jelas di rekaman kamera itu.

Mereka terdiam setelah melihat video itu. Termenung di kursi masing masing.

"Yaakk !!"

Seokjin terlompat dari kursinya melihat kamera tiba tiba mengeluarkan asap. Ia sangat terkejut karena ia duduk paling dekat dengan kamera itu.

Member lain pun terkejut. Tetapi kemudian mereka teringat ucapan Kapten Song, kamera akan rusak sendiri setelah video yang diputar selesai. Mereka takkan bisa melihat isi video itu lagi.

Mereka kembali terduduk di kursinya, kecuali Seokjin yang menjauh dari tempat duduknya tadi. Takut kalau tiba tiba kamera itu meledak.

"Jadi selama ini Jungkook sendiri yang membuat rumor tentang dirinya ? Mengapa ia melakukan itu ?" Ucapnya memecah keheningan.

"Dia ingin melindungi kita dari penjahat itu. Dengan cara seperti ini ? Menjauhkan dirinya dari kita ? Agar kita membencinya ? Atau ia sungguh sungguh ingin meninggalkan kita ?" Ucap Jimin.

"Orang tuanya ? Apa maksudnya kecelakaan orang tuanya ? PD Bang dan Sejin hyung ? Kepergian mereka ke Los Angeles ? Pengawalan berlapis kita ?" Hoseok bingung sekali.

"Tuan Song dan Jungkook lebih lama saling mengenal daripada kita. Lima belas tahun. Jungkook bersama mereka terlebih dahulu daripada bersama kita. PD Bang dan Sejin hyung sudah mengetahui ini. Inikah ketakutan mereka saat itu ? Jungkook akan lebih memilih mereka daripada kita ?" Ucap Namjoon.

"Lima belas tahun ? Jungkook masih anak anak saat itu ? Tak mungkin kan ?" Ucap Taehyung.

Ia menghela nafas dalam.

"Aku seakan tak mengenalmu sekarang. Siapa sebenarnya dirimu Jungkook ?" Gumam Yoongi.

🐰🐰🐰

"Apa yang kau dapatkan ?"

"Kami memeriksa CCTV yang terpasang di sepanjang jalan kota Seoul. Kami menemukan mobil yang membawa Jungkook. Mobil terlihat bergerak menuju ke perbatasan kota. Beberapa anggota sedang menyusuri jejak mereka."

"Kerja bagus Letnan."

Letnan Jin Goo nampak cemas.

"Anak bodoh itu, pergi begitu saja tanpa memberi kabar. Apa yang ada dalam pikirannya. Selalu saja membuat panik. Tak menyalakan GPS, ponselnya juga tak bisa terlacak. Dia pikir kita adalah dirinya, yang selalu bisa mengetahui lokasi setersembunyi apapun."

Kapten Song menepuk pundak bawahannya itu. Sama cemasnya dengan Letnan Jin Goo, Kapten Song tetap bersikap tenang.

"Tenanglah. Kita akan menemukannya. Apapun yang terjadi."

'ting'

'codename : bunny

bom.dorm.'

Kapten Song membuka peaan masuk di ponselnya.

"Letnan, aku menerima pesan dari Bunny."

Kapten memperlihatkan pesan masuk itu pada bawahannya. Letnan Jin Goo membulatkan matanya ketika membacanya.

"Perintah Kapten." Letnan Jin Goo menunggu instruksi Kaptennya.

Kapten nampak berpikir sesaat. Dorm yang sangat luas ini. Dimana penjahat itu akan menyembunyikan bomnya.

"Letnan, periksa CCTV dorm ini. Cari hal yang mencurigakan. Pengamanan di sini sangat ketat. Pastikan kerjasama dengan security untuk melihat orang atau barang yang tak biasanya. Lakukan secara diam diam, kita tak tahu apakah ada anak buah Lee Dong Wook yang mengawasi kita. Tapi tetap bergerak dengan cepat, jangan membuang buang waktu."

"Siap Kapten."

Kapten Song menatap pesan itu lagi.

"Kopral Mingyu."

Kopral Mingyu yang akan membantu Letnan Jin Goo segera mendekat pada Kaptennya.

"Siap Kapten."

"Ambil peralatanmu. Kita akan melacak ponsel Bunny."


Surabaya, 1 September 2022
Happy Jungkook Day
Borahae 💜

Continue Reading

You'll Also Like

2.3K 223 20
[BTS × HARRY POTTER × HOW TO TRAIN YOUR DRAGON] "Selamatkan Draco Malfoy" Harry Potter, The Boy Who Lived, satu-satunya orang yang berhasil mengalahk...
WAS By Jei

Fanfiction

189K 21.2K 33
[JINKOOK BROTHERSHIP] Seokjin itu sumber kehidupan Jungkook. Jadi kalau dipaksa hidup tanpa Seokjin, mana bisa tetap hidup tanpa sumber kehidupan. Ta...
149K 10.4K 54
Naufal Alexander adalah seorang pemuda tampan yang memiliki segala. Diusia nya yang ke 20 tahun sudah menjadi seorang CEO diperusahaan miliknya. Buka...
81.6K 7.8K 36
Selamat datang di Land of the Elements, tempat berkumpulnya pengendali elemen dari seluruh penjuru dunia. End.