Reverse

By shsmspl

8.2K 698 34

Mariela merupakan seorang gadis culun yang diam-diam menyimpan rasa cintanya kepada sosok Jonathan yang merup... More

01 Hari Pertama (1)
02 Hari Pertama (2)
03 Hari Pertama (3)
04 Ulang Tahun (1)
05 Ulang Tahun (2)

06 Berbeda

18 1 0
By shsmspl

Pesta kecil-kecilan itu sudah usai. Sekarang giliran mereka untuk menyantap masakan buatan Adelia yang sudah ia persiapkan dengan baik. Mata cokelat wanita itu menatap kepada Nicky yang tidak ia sangka bisa ikut merayakan ulang tahun Marie, tentu saja ia tahu jika Marie sangatlah dekat dengan Nicky,

"Tante tidak menyangka kalau Nicky ikut juga, setau tante kamu lagi liburan seperti yang dikatakan oleh Marie sebelumnya," ujarnya sembari tersenyum,

"Iya tan, dia emang gak jelas orangnya," ujar Charlie yang membuat gadis itu memukul lengannya,"Sibuk banget, mau aku pulang nanti malam atau setahun lagi juga bukan urusanmu, ya kan, Marie?" tanya Nicky yang tidak direspon oleh Marie. Marie masih mengkhayal, pikirannya tertuju kepada Jonathan, ia berpikir, apa tahun depan ia juga bisa mengajak Jonathan untuk ikut acara seperti ini, ya mana tahu tahun depan dia dan Gianna putus.

Apa terlalu jahat jika dia berpikir seperti ini?

"Hey," panggil Nicky sembari dia menjentikkan jarinya kepada Marie. Marie tersentak seketika itu juga dan bertanya 'apa' kepada Nicky,

"Lagi mikirin apa nih?" tanya Nicky yang dibalas dengan senyuman tipis dari gadis itu,"Tidak ada kok, gak ada papa rasanya kurang aja..." kilahnya yang tidak sepenuhnya berbohong juga,

"Iya, tante... om Graham kemana?" tanya Nicky kepada Adelia,

"Dia ada dinas hari ini dan itu mendadak, padahal dia sangat menantikan hari ini..." ujar Adelia sembari menggelengkan kepalanya. Dibandingkan dengan dirinya, sang suami lebih semangat jika membahas tentang acara ini ketimbang dirinya namun sayangnya kali ini dia tidak bisa hadir.

"Begitu ya... sayang banget ya..." ujar Nicky dengan mewek.

"Sudah biarkan saja dia, nanti kita video call saja sama dia ya..." ajak Adelia yang disetujui ketiganya.

"Baik tan," balas Charlie,

"Siap, tan," balas Nicky dengan jempol yang ia berikan kepada Adelia.

"Oke, ma..." balas Marie juga yang mengangguk,

"Oh iya, kalian bertiga apa sekelas lagi?" tanya Adelia sembari dia memotong steak yang ia masak sendiri. Matanya kemudian beralih kepada ketiga anak muda yang menggelengkan kepalanya serentak. Ia bisa melihat jika Nicky dan Marie terlihat sedih, berbeda dengan Charlie yang biasa saja dengan hal tersebut,
"Biar tante tebak, Marie tidak sekelas dengan Nicky dan Charlie, kan?" tebaknya yang langsung to the point. Ketiganya mengangguk dengan jujur dan terlihat jelas jika Nicky tidak senang karena hal tersebut,

"Padahal selama dua tahun ini kami selalu sekelas, kenapa di kelas tiga ini kami malah tidak sekelas sih! Malahan aku sekelas pula dengan Charlie, menyebalkan sekali," ujar Nicky sembari merengut. Charlie hanya tersenyum miring sembari memotong steaknya, ia tahu jika Nicky sedang menatapnya dan dia sangat berharap gadis itu melihat ejekkannya melalui senyum miringnya,

"Kenapa mukamu kayak mengejek gitu sih!" ujar Nicky yang bertambah kesal. Charlie tahu jika Nicky tidak menyukainya, begitu pula dengan dirinya,

"Tante... lihat itu si Charlie... dia nyebelin," rengek Nicky kepada Adelia yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya. Selama ini Nicky tinggal sendiri dan di mana keluarganya pun sampai sekarang masih misterius. Baik Charlie maupun Marie, keduanya tidak tahu menahu mengenai seluk beluk dari Nicky. Setiap kali Marie bertanya mengenai hal tersebut, dia akan menjawab 'tidak tahu' dan dia akan mengalihkan pembahasan tersebut ke arah lain.

Semenjak itulah Marie berhenti bertanya mengenai keluarga Nicky. Marie juga meminta Charlie hal yang sama dengan dirinya dan Charlie pun tidak keberatan dengan hal tersebut.

"Sudah, sudah... kalian ini kayak anak-anak yang sedang bertengkar aja," ujar Adelia yang ingin menengahi mereka berdua. Marie mengangguk setuju karena memang keduanya seperti Tom and Jerry. Jika saja tidak ada Marie, mereka akan bertengkar terus tanpa berhenti.

"Marie... bela aku aku kek, ini kok malah ngangguk," rengek Nicky kepadanya.

"Aku tidak akan membela siapapun oke, aku ada dipihak netral," ujarnya sembari menyuapkan steak tersebut ke dalam mulutnya. Gadis itu masih mengunyah, sampai sekarang ia masih memikirkan Jonathan, jika saja dia tahu hari ini adalah ulang tahunnya yang ke- 17, apa pria itu akan mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya?

Entahlah, tapi yang jelas, sampai saat ini gadis itu masih sangat menginginkan ucapan dari Jonathan.

****

Marie mengulas lip balm supaya bibirnya tidak kering. Hari ini ia mencoba untuk memakai kontak lens seperti yang dikatakan ibunya dan dia pun mulai sedikit berdandan. Ia tersenyum dengan begitu lebar, ketika lampu merah sudah berubah menjadi hijau, ia mengendarai mobilnya dan terus tersenyum. Ia penasaran, apa yang akan menjadi reaksi Jonathan melihatnya berpenampilan berbeda begini.

Tidak lama kemudian, ia pun sampai di sekolahnya, sekolah Antariksa. Ia memarkirkan mobilnya di parkiran mobil dan dengan sebuah helaan napas, ia pun keluar dari mobilnya dan membuka mobil belakangnya untuk mengambil tasnya. Setelah itu, ia menutup pintu mobilnya dan mulai berjalan masuk ke dalam sekolah.

Gadis itu tersentak ketika Nicky merangkulnya dari belakang. Entah mengapa Nicky selalu saja sampai sekolah berbarengan dengan Marie, hingga saat ini Marie pun tidak mengerti mengapa kebetulan ini terus terjadi kepadanya dan Nicky,

Nicky menatap Marie dan ia menutup mulutnya melihat transformasi Marie yang mengejutkan untuknya,"Dimana kacamatamu?" tanyanya kepada Marie yang kemudian mengibaskan tangannya kepada Nicky,

"Kamu ini, kayak pertama kali aja melihatku tanpa kacamata. Ini usul mamaku sih, dia suruh aku pakai kontak lens, nanti kalau sudah sekitar 8 jam, aku akan kembali memakai kacamata, soalnya gak bagus juga pakai kontak lens terus," jelasnya yang masih ditanya kembali oleh Nicky,

"Lalu bagaimana dengan riasan ini? Kau tidak terlihat seperti biasanya," ujarnya yang membuat gadis itu tersenyum malu-malu,

"Hmm... sebenarnya mamaku menyarankan semua ini dan aku rasa sih sudah waktunya juga untukku merawat diriku dengan benar," ujarnya malu-malu. Nicky terlihat senang, akhirnya sahabatnya itu mau juga mendengar perkataannya dulu.

"Begitu... yakin demi diri sendiri? Atau ini semua demi Jonathan?" godanya sembari menyikut kecil gadis itu. Marie tidak mengelak, ia mengerjapkan matanya dan mengangguk kecil,"Memangnya tidak boleh juga kalau demi dia?" tanyanya yang membuat Nicky menepuk-nepuk pundaknya,

"Tentu saja boleh! Tidak ada yang melarang, yang sirik itu dibiarin aja, gak usah ditanggapi," ujarnya kepada Marie.

"Oh iya, foto polaroid nya kamu bawa?" tanya Marie kepada Nicky yang baru ingat jika ia harus memberikan foto-foto itu kepada Marie.

"Oh iya... untung aja kamu ingatin," ujarnya yang kemudian memberikan beberapa foto itu kepada Marie. Marie tersenyum kepadanya,"Makasih ya... btw aku ke kelas dulu," ujarnya yang langsung melesat pergi ketika Nicky mengangguk kepadanya.

Gadis itu berusaha mengatur napasnya, ia tidak tahan untuk bertemu dengan Jonathan. Ia pun berjalan dan orang kelasnya menatapnya karena mereka agak asing dengan penampilan baru Marie. Gadis itu jalan dengan santainya dan duduk di tempat duduknya.

Ia mengabaikan tatapan orang-orang dan malah dia menatap hasil foto acara semalam dan tersenyum melihatnya,

"Ini aku gak salah tempat duduk, kan?"

Mendengar suara itu, gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap Jonathan yang sedang berdiri di samping tempat duduknya.

"Tidak kok," ujar Marie yang membuat pria itu menganga.

"Kamu Marie?" tanyanya yang diangguki pelan oleh gadis itu. Pria itu mulai duduk tanpa melepaskan pandangannya kepada Marie. Marie tampak berbeda baginya dan ini menakjubkan sekali,

"Kamu terlihat berbeda dari biasanya..." pujinya yang membuat pria itu terpana dengan senyumannya,

"Iya... apa apa aku tampak aneh?" tanyanya yang digelengkan Jonathan,

"Tidak, sama sekali tidak aneh, malah kamu kelihatan cantik," pujinya yang membuat gadis itu melayang ke udara. Ia sangat senang dengan pujian dari pria itu, dia sangat ingin berteriak kencang disaat ini juga karena pujian yang baru dia dapatkan dari Jonathan.

Mata Jonathan berpindah ke sesuatu yang ada digenggaman Marie, tanpa basa-basi, dia pun bertanya,

"Itu apa?" tanyanya sembari menunjuk foto-foto tersebut,

"Oh ini... Emm... ini foto aku ulang tahun semalam sih," ujarnya yang membuat Jonathan mengerjapkan matanya,

"Semalam kamu ulang tahun?" tanyanya yang diangguki gadis itu,
"Benarkah? Kalau begitu happy birthday ya! Aku gak tahu kamu semalam ulang tahun," ujarnya yang diangguki gadis itu,

"Tidak masalah, terima kasih ya..." ucap gadis itu dengan manis.

"Boleh aku lihat fotonya?" tanya Jonathan yang langsung tanpa basa-basi, Marie memberikan foto itu kepada Jonathan. Jonathan melihat foto tersebut dan kembali bertanya kepada Marie,

"Ini kamu?" tanyanya yang diangguki Marie.

"Kamu cantik banget, astaga," ujarnya sembari menggelengkan kepalanya. Marie tersenyum, menatap Jonathan yang sedang melihat-lihat foto kebersamaannya bersama dengan sahabat dan mamanya. Perasaannya kini kian semakin kuat kepada Jonathan, di dalam hati, ia ingin sekali pria ini menyukainya seperti dia menyukai Jonathan.

"Tuhan, jika doa ini tidak terlalu jahat, aku sangat ingin dia menjadi milikku," batin gadis itu. 

Salahkah kita kalau masih berharap pada pasangan orang? Menurut kalian gimana?

Continue Reading

You'll Also Like

413K 5K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
2.4M 141K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
655K 48.3K 31
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
360K 44.4K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...