Sekali Seumur Hidup

By SarahJannatul

5.1K 1.1K 1.5K

Sebelum membaca bantu follow dulu yu kak..😍😚 Instagram : sarahjannatul28 Tiktok : storybylutannaj Ini kisah... More

❤️Tentang Kita
❤️Hanan Hafidz Ma'arif
❤️Asrama
❤️Keinginan Sang Kyai
❤️Rapuh
❤️Menikmati Masa Akhir 1
❤️Menikmati Masa Akhir 2
❤️Lamaran
❤️Terungkap
❤️Pasrah
❤️Keterpaksaan
❤️Persiapan
❤️ Takdir Cinta
❤️Kehidupan Baru
❤️Keputusan
❤️SULIT
❤️Kotak Nasi
❤️Terpaksa Peduli
❤️Mencoba
❤️Amanah yang Berat
❤️Luka
❤️Ingatan Annisa
❤️Ada apa?
❤️Ternyata
❤️Teman kecil
❤️ Berharap
❤️ Sendiri
❤️Dilema
❤️Berkorban
❤️Satu Ranjang
❤️Cast*

❤️Kehilangan

115 10 1
By SarahJannatul


Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin


وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُـلْدَ ۗاَفَاۡئِنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰـلِدُوْنَ(٣٤)
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗوَنَبْلُوْكُمْ بِا لشَّرِّ وَا لْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِ لَيْنَا تُرْجَعُوْنَ(٣٥)

"Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia sebelum engkau (Muhammad); maka jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?"
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 34 & 35)

"Isyfi Abina, yaa Robb.. isyfi Abina, yaa Robb..
Sehatkanlah kembali jasmani dan rohaninya, yaa Robb.. angkatlah penyakitnya, hilangkan rasa sakit yang Beliau rasakan, yaa Robb..
Kami mohon.. Kami mohon, yaa Robb..
Kami mohon..
Janganlah Kau panggil dia secepat ini.. Kami tak sanggup jika harus kehilangan nya.. Engkaulah yang maha kuasa atas segalanya.. Engkaulah yang mendatangkan penyakit itu padanya.. jadi,..hanya Engkau yang bisa mengangkat penyakitnya, dan hanya Engkau yang mampu menyembuhkan nya..
Terbitkan lah kembali ukiran senyum di wajah nya.. Kami merindukan nya.."

Derai tangis, Annisa tumpahkan dalam simpuhannya pada yang Maha Kuasa. Annisa hanya bisa berharap pada Nya, ia tak bisa melakukan apapun selain meminta permohonan pada Allah.

Annisa yakin.. Allah akan mendengarkan panjatkan doa-doa orang yang meminta kesembuhan Abah yai. Karena saat ini, bukan hanya dirinya yang sedang bersimpuh di atas sajadah dengan Balqis. Para keluarga besar Abah Yai dan para santri pun sedang melaksanakan dzikir Akbar dilanjut dengan berdoa bersama. Karena hanya Allah harapan mereka saat ini.

Annisa mengusap cepat air matanya ketika melihat keluarga besar Abah Yai berjalan tergopoh-gopoh keluar dari masjid. Ia menoleh sejenak pada Balqis yang juga sama bingung dengannya. Dengan cepat ia membuka mukena ketika merasakan firasat yang buruk, Annisa takut jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi. kedua gadis itu melangkah lebar mengikuti beberapa anggota keluarga besar yang sedang menuju ke kediaman Abah Yai.

"Aisyah, ada apa?" Tanya Annisa pada gadis yang sedang duduk terpojok dengan masih sesenggukan.

"Hiks.. Abah, kak.. hiks.. Abah.."

Dada Annisa terasa sesak, ditambah suara tangisan banyak orang di depan pintu kamar yang terbuka lebar, membuat kedua gadis itu semakin khawatir.

"Abah Yai kenapa?"tanya Balqis pelan-pelan.

"Abah Yai.. hiks.. Abah Yai sekarat.. hiks.."

Annisa dan Balqis melangkah sedikit lebih dekat pada pintu. Situasi saat ini untuk masuk ke dalam kamar pun terasa sulit, karena banyaknya sanak keluarga yang berdiri mengelilingi ranjang Abah Yai dengan lisan yang membacakan kalimat tahlil. Annisa dan Balqis hanya bisa melihat dari luar kamar sambil terus berharap jika sesuatu yang buruk tidak sampai terjadi.

"Innalillahiwainnailaihirojiun" ucap seseorang dari dalam kamar. Membuat tangis semua insan yang berada di sini pecah begitu saja.

Annisa tak sanggup menopang dirinya. Tubuhnya merosot ke atas lantai ketika merasakan kaki nya tak bertulang.

"Innalillahi.. wa inna ilaihi.. rojiuun" gumam nya pelan.

***

مع السلامة فى امانة شيخنا الله رب ارحم مربى روحنا ياربنا
Selamat jalan semoga sejahtera guruku
Ya Allah kasihanilah pendidik ruh kami
#
Ya Allah semakin hari, kami semakin rindu Guru kami telah pergi, Engkau lebih rindu

مع السلامة فى امانة شيخنا الله رب ارحم مربى روحنا ياربنا
Berwasiat sabar Beliau yang paling tegar Wasiat sholat beliau yang paling Taat
#
Berjamaah shodaqoh setiap hari
Lapang pendapat selalu tepat janji

مع السلامة فى امانة شيخنا الله رب ارحم مربى روحنا ياربنا
Kami lalai dan abai saat di tengah kami
Saat telah pergi kami baru menyadari
#
Guru kami pengganti pewaris Nabi
Semoga kami dapat bersama kembali

Engkau pejamkan dua matamu seakan telah tertidur lelap. Terbaring lemah di atas ranjang dan tak berdaya. Ku pikir, Kau akan terbangun. Memberikan sebuah harapan yang nyata pada sebuah penantian yang besar. Namun.., suara detakan jantung terhenti dan tak lagi terdengar. Membuat semua pasang mata mengalirkan bulir-bulir bening dengan amat deras. Suara rintihan dan tangisan pun sudah tak bisa di gubris lagi. Terasa sangat sakit, tapi bukan tentang hati. Sempat mengelak bahwa ini semua hanya sekedar mimpi. Karena aku tak yakin jika ini semua benar-benar terjadi. Namun.., ketika sebuah tandu berlapiskan kain hijau membawa mu pergi, aku tersadar.. bahwa orang yang amat kucintai untuk kedua kalinya telah pergi. Tak akan lagi terdengar suara lembut mu membangunkan kami dikala jatuh dan terpuruk. Sungguh.. jasamu takkan pernah terganti.

Untukmu wahai Ayahandaku.. untukmu wahai Guruku.. untukmu wahai kekasih Allah.. terima kasih atas segala hal yang telah kau berikan pada kami. Namamu takkan pernah lepas dalam sujud dan doaku. Jasamu, nasihatmu, semangatmu, akan selalu kami ingat.

Yang mau denger sholawat sama puisi nya ada di tiktok aku yaa, storybylutannaj.

Setelah proses pemakaman selesai, dilanjut dengan tahlil dan ataqoh bersama ba'da isya. Untuk para kaum wanita melaksanakan kegiatan khataman Quran.

Annisa dan Balqis pun ikut antusias mengikuti kegiatan tersebut. Di sana juga sudah ada Hanan. Lelaki itu langsung melesat pergi ketika diberi kabar oleh Annisa.

Sekitar pukul tujuh pagi, barulah mereka pamit untuk pulang. Annisa pulang bersama Hanan, karena Balqis sedari tadi sudah pamit pulang terlebih dahulu.

Seperti biasa, keadaan di dalam mobil hening tak bersuara. Annisa yang masih dalam keadaan terpukul dengan raut wajah sembab tak berniat untuk berkata apapun. Hanan pun yang juga masih dengan santainya mengendarai mobil tak ingin membahas sepatah katapun dan memilih diam.

Sesampainya di rumah, Annisa berjalan lunglai menuju kamar. Untuk hari ini, ia merasa sedang tak bersemangat. Memilih tidur di atas ranjang setelah sebelumnya melaksanakan salat Duha empat rakaat.

"Mbak Tuti." Panggil Hanan pada seseorang yang masih berkutik dengan jemuran nya.

"Iya, Den."

"Buatkan Annisa makanan dan susu cokelat. Pagi ini dia belum sarapan." Titah Hanan yang langsung di angguki oleh pelayan rumahnya.

"Aden mau sekalian di buatkan sarapan?" Tawarnya menghentikan langkah Hanan.

"Ga perlu, saya belum lapar." Elak nya dan langsung berlalu pergi.

Mbak Tuti terpaksa menunda jemurannya, beralih menuju dapur, menyiapkan sarapan untuk majikannya dan langsung menuju kamar Annisa.

"Assalamualaikum, non Annis? Ini mbak bawakan sarapan."

Tak ada jawaban dari dalam, ia Mencoba mengetuk pintu sedikit keras sembari memanggil namanya.

"Masuk, mbak." Sangat pelan, namun cukup terdengar olehnya.

"Non, sarapan dulu. Tadi kata Aden, Non belum sarapan."ucapnya sembari masuk dan meletakkan nampan diatas nakas.

Annisa yang masih dalam keadaan tengkurap, mendongakkan kepalanya, menatap Mbak Tuti heran.

"Mas Hanan bilang apa?"

"Tadi sih, Aden nyuruh Mbak buat bikinin sarapan sama susu cokelat, soalnya Non belum sarapan katanya."

Annisa hanya manggut-manggut. Namun Mbak Tuti dapat melihat bahwa majikan yang berada di hadapannya ini sedikit mencibir suaminya.

"So' perhatian." Ujarnya. Mbak Tuti hanya terkekeh geli.

"Nggak boleh gitu, Non. Den Hanan memang perhatian orangnya."

Annisa memutar bola matanya malas, kesal dengan Mbak Tuti atas pembelaannya terhadap Hanan.

"Yaudah, Non. Mbak keluar dulu ya, tadi jemuran sempat ketunda."

Annisa hanya mengangguk pelan. Kemudian meraih nampan diatas nakas. Ia baru saja mengangkat gelas ke udara saat mendengar suara notifikasi dari ponselnya.

"Nanti malam, temui saya di restoran dekat rumah sakit."

'Aneh, satu rumah aja harus ketemuan di luar.'

***

"Jadi, kapan?"

"Kalau bisa sih, Minggu ini."

William menghela nafas pelan, menatap Hanan yang masih fokus dengan buku bacaannya.

"Ente udah bilang atau izin gitu sama Annisa?" Tanya William lagi.

"Rencananya nanti malam, ane mau ketemu sama dia."

Hanan yakin dengan rencananya kali ini, ia sudah mempersiapkannya matang-matang. Pikirnya, Annisa pasti akan setuju-setuju saja dengan keputusannya nanti.

Hanan juga tak paham mengapa rasa cintanya pada Aqilla begitu besar. Ia rela mengorbankan apapun demi gadis yang dicintainya.

"Mau bilang apa ente sama dia?"

"Ck, udah kayak wartawan ente, nanya-nanya mulu." Ucap Hanan dan langsung berlenggang pergi meninggalkan William di ruangannya.

"Woyy! Wahh songong ninggalin gue disini!"
Teriak William saat sahabatnya menghilang dari balik pintu.

Hanan tak menggubris perkataan William, ia tetap melangkahkan kakinya menuju ruang rawat untuk memeriksa keadaan pasien.

"Ibu Marina, bagaimana kondisinya sekarang?" Tanya Hanan ramah.

"Alhamdulillah, Dok. Lebih baik dari sebelumnya." Ucap wanita paruh baya dengan senyuman khasnya.

"Syukurlah. Tetap semangat ya, Bu. Jaga pola makan nya, dan jangan lupa minum obat." Support Hanan sebelum ia beralih pada pasien yang lain nya.

"Dokter." Hanan menoleh. Mendapati gadis kecil yang terbaring lemah dengan selang oksigen melingkar di area hidung nya.

"Ada apa, cantik? Bagaimana kondisi kamu sekarang?"

"Aku bisa sembuh gak?" Bukannya menjawab, justru Hanan mendengar pertanyaan pilu dari gadis kecil di hadapannya.

Hanan tahu betul penyakit apa yang di deritanya ini. Sudah satu tahun lamanya ia menderita penyakit jantung. Dan satu minggu yang lalu, gadis ini di lanjut tindakkan ke ruang operasi.

"Insya Allah. Kamu pasti sembuh." Ucap Hanan menguatkan nya.

"Beneran, Dok?" Hanan tersenyum sembari mengangguk, ia beralih duduk di sisi bad gadis itu.

"Citra ga mau ninggalin kakak. Kasian kakak, pasti kesepian."

Tangan Hanan terulur membelai rambut gadis yang bernama Citra itu.

"Makanya, kamu harus semangat yah. Kamu harus sembuh, biar bisa main sama kakak kamu lagi."

Citra mengangguk semangat. "Kalau aku pergi, Dokter jagain kakak yah."

Hanan terkekeh dibuatnya. "Insya Allah. Dokter yakin, kamu pasti bisa sembuh. Jangan lupa berdo'a dan minta sama Allah."

"Kenapa harus minta sama Allah?"

"Karena Allah yang memberi penyakit ini pada mu. Jadi, hanya Allah yang bisa menyembuhkan nya." Jelas Hanan.

"Ko Allah jahat banget sih, kasih aku penyakit ini. Emang aku salah apa, Dok?" Tanya gadis itu sembari memasang wajah cemberut.

"Allah ga jahat, kok. Allah hanya sedang memberi ujian pada hamba Nya. Untuk mengangkat derajat orang-orang yang beriman."

Gadis itu terdiam, kemudian melirik Hanan dengan tatapan sendu.

"Jadi, kalau aku mau sembuh harus minta sama Allah?"

Hanan tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya pelan. Kemudian gadis itu mengangkatkan kedua tangannya dengan mata yang menatap langit-langit ruang rawat.

"Ya Allah.. aku pengen sembuh. Kasih aku sembuh, Ya Allah. Aamiin." Ucapnya sembari mengusap wajahnya dengan tangan.

Hanan tertawa pelan, kemudian ikut mengaminkan doa gadis itu.

Seorang hamba memang diwajibkan untuk meminta dan berdoa kepada Allah. Karena, Allah-lah Yang maha pemilik segalanya. Justru Dia akan marah jika seorang hamba tak lagi meminta pada Nya, tanda bahwa ia telah berlaku sombong pada Allah. Dunia ini milik Nya, kita pun ciptaan Nya, untuk apa berharap dan meminta kepada selain dari Nya?

***


Jangan lupa berdoa hari ini.
Semangat yaa puasanya.. jangan lupa terawih nya.. semoga amal ibadah kita diterima.. Aamiin

Jangan lupa juga untuk ajak temen temen kalian untuk baca cerita ini.. bantu support aku juga ya bestie.. tinggalkan jejak kalian setelah membaca cerita ini..

See you❤️

Continue Reading

You'll Also Like

Jimin Or Jimmy By arzy

Science Fiction

532K 3K 8
hanya cerita tentang jimin yang memenya sering gatel pengen disodok
Damian By Ariel

Science Fiction

315K 16.8K 36
"maafkan aku Violetta" Tentang Damian yang begitu menyesal atas segalanya yang dia lakukan kepada istrinya. Menyesal telah mengabaikannya, menyesal...
OS JKT48 By SpeedOL

Science Fiction

2.7K 183 9
mungkin bakal banyak kapal orine Up kalo lagi mood
205K 14.1K 25
[Sequel Antagonis yang Terbuang] 🥀 Wajib membaca 'Antagonis yang Terbuang' sebelum membaca cerita ini🥀 Zora lelah dengan semua yang menimpanya. Apa...