Perfect couple

Da flxciii99

2.8K 172 4

Bayangin kalo dalam suatu hubungan yang satu hobi ngilang, yang satu hobi ngomel, ceramah segala macem? Seru... Altro

1. Past
2. Club
3. Problem
4. Terlanjur cinta
5. Lonte Berulah
Cast¹
Cast²
6. I Miss You Really Bad
7. Berulah lagi
8. The problem
9. Kecewa
10.The guardian Angel
11. Terasa nyata
13. Misi Aluna
14. Gelud Sini Om
15. Gelud?!
16. Spill
17. Zefran diculik?!
18. Friend childhood again(?)
19. Taruhan [1]
20. Taruhan [2]
21. Cheating?
22. Be Happy
23. Mad or Sad?
24. Got You!
25. Your Ex

12. friend childhood

67 5 0
Da flxciii99

"Kenalin, gue Venus"

'mukanya persis kayak Icha yg di mimpi gue'

"Gue Carina" Vaden menatap kearah Venus lalu pergi seteleh menabrakkan bahunya pada bahu gadis itu, sengaja memang.

"Kok gitu?"

"Udah diem, kita pulang sekarang" Carina hanya mengangguk dan menurut tanpa menolak ajakan laki-lakinya itu.

"Sshh, shit"

"Lo mau sampe kapan sih ngejar dia terus?" Daniel menatap kearah Venus lekat.

"Lo sendiri, mau sampe kapan sih ngejar dia terus?" Ucap Venus lalu pergi meninggalkan Daniel sendirian.

Vaden menatap Carina yang terlelap, Vaden mencium pipi Carina dan meminta agar gadis itu meletakkan kepalanya diatas paha Vaden, namun Carina menolak, Vaden tetap Vaden, ia tak suka ditolak, jadi ia merangkulkan tangannya pada bahu Carina dan menarik pelan tubuh gadis itu.

"Dah diem, tidur" ucap Vaden sambil menutup mata gadisnya.

"Mau mam keju mas, aku pengen keju"

"Yaudah gih beli"

"Gak mau, mas aja yang beliin"

"Yaudah deh, tunggu ya sayang"

"Nda mau"

"Heh" Vaden dengan segera menyuruh gadis itu untuk duduk dan memberikan sekotak susu.

"Papai mas" ucap Carina dengan mengeluarkan kepalanya dan tersenyum pada Vaden.

"Gemes banget sih, masuk, ntar kamu diculik aku repot"

Setelah mencari keberadaan keju, Vaden menemukan keju gang biasa dibeli Carina, pandangan Vaden tertuju pada gadis berambut panjang dengan tanktop dan celana santainya.

"Aluna, Lo Aluna kan?" Gadis yang bernama Aluna itu menoleh dan mengangguk.

"Vaden? Sumpah lo Vaden?! KOK LO JADI CAKEP SIH?!"

"Gue emang dari lahir udah cakep, lo ngapain? Masih sendiri aja neng?"

"Lagi ngemis gue disini, udah tau lagi cari cemilan, ya gitu deh"

"Makanya jangan jadi cewe galak, yaudah sini gue temenin, by the way lo kesini naik apa?"

"Makasih ya hehe jadi ngerepotin, naik taxi"

"Ya ampun kasian amat" Vaden terlalu larut dalam percakapan dengan sahabatnya itu, Carina sudah menunggu selama 1jam namun tak mendapati laki-laki itu berdiri ditempat kasir, akhirnya ia memilih turun menyusul laki-laki itu.

"Eh, Lun ini apaan?" Vaden memiringkan kepalanya, membuat Aluna menutup matanya.

Carina yang melihat merasa kesal dan menghampiri kedua remaja itu.

"LO PIKIR GUE NUNGGU DI MOBIL GAK PANAS? ANJING LO!" Vaden membelalakkan matanya dan menutup mulut gadisnya.

'cowonya lagi percobaan bunuh si cewe kah?'

'lah, si cowonya malah asik ngomong sama cewe lain'

"Aaahhh, lepas njing" Carina menampar pipi Aluna dan mendorong Vaden hingga menabrak dinding.

Carina mengambil tas nya dari dalam mobil dan menghubungi Rega agar laki-laki itu saja yang mengantarkannya pulang.

"Mau kemana sih?"

"Apaan sih, lepas gak? Lo mau gue teriakin maling, biar lo digebuk? Lepas" sekali lagi Carina mendorong tubuh Vaden, bertepatan dengan Rega yang datang.

"Capek gue liat lo Den, heran gue, duluan" Carina dengan sengaja memeluk tubuh Rega dengan erat dan menyandarkan kepalanya pada bahu lebarnya.

"Den..., Sorry gue gak maksud buat"

"Iya, gak apa-apa, yuk gue anterin"

Carina tiba di rumahnya dan melihat Daniel tengah bersama Melva.

"Masuk, malu diliatin orang"

"Gue gak lo suruh masuk Rin?"

"Hilih, yaudah ayo"

Baru hendak masuk Vaden datang dengan Aluna, Aluna menggenggam erat lengan kekasihnya.

"Lo tuh maunya apa sih?"

"Dengerin aku dulu, Lun lepas" Vaden maju dan menatap marah kepada Carina.

"APA? LO MAU BILANG APA? LO PIKIR GUE GAK ENGAP NUNGGU LO DOANG DI MOBIL SEJAM? SUSAH YA NYARI APA YANG GUE MAU?!"

Satu tamparan mendarat di pipi Carina, panas, pipi gadis itu terasa panas.

"C-carina, a-aku gak maksud buat"

"Batalin semuanya" Carina melepaskan cincin lamaran itu dan memberikannya kepada Vaden.

Galaxy yang baru pulang menatap heran, pandangannya tertuju pada bekas telapak tangan seseorang dipipi anaknya.

"Carina, pipi kamu kenapa?" Bukannya menjawab gadis itu langsung pergi menuju kamarnya

"Kalian pulang saja, kamu juga pulang" ucap Galaxy kepada Vaden.

"Oh iya, om saya kesini ada perlu sama Carina" sengaja, laki-laki itu sengaja memanasi Vaden.

"Owh, yasudah, kalian berdua bisa pulang"

Vaden mengangguk dan pergi.

Seminggu sudah Carina tak menghubunginya, jika berpapasan Carina segera berlari menjauh, seluruh warga sekolah dibuat bingung akibat ulah dua sejoli itu.

"Apa, ini gara-gara gue ya Den?"

"Gak lah"

"HEH JABLAY!" Melva datang dan menyiram rambut Aluna dengan es teh manis, membuat Vaden bangkit dan menatap Melva.

"LO MAU MARAH? LO TUH SALAH ANJING, LO MASIH BISA YA BERDUAAN BEGINI SAMA NIH JABLAY?!" Syifa datang dan menampar pipi Aluna, Rena berlari dan menendang perut gadis itu.

"Bangun lo anjing" Carina yang melihat dari jauh segera berlari menghampiri kerumunan itu.

"Ck, apaan sih?! Udah lah, gak penting banget sih lo pada ngurus nih lonte" Daniel datang dan menatap Carina. Laki-laki itu mengusap keringat di dahinya.

"Gak usah lari-lari bocah"

"Ikut gue" Vaden menarik tangan Carina, namun dengan cepat Carina menghempasnya.

"Lepasin gue brengsek, lo emang dari awal cuma mau main-main sama gue"

Daniel merangkul Carina, dan menyeret Syifa, Rena, dan Melva.

'cih, itu cewe yang caper sama Vaden kan ya?'

'iya, ewhhh, disgusting, gak sadar diri banget udah tau punya orang masih aja dipepet'

'namanya juga gak punya kaca woy, kuy bubar'

Sakit memang, tapi itu semua sepadan dengan Aluna yang bisa menarik Vaden dari kehidupan Carina.

Hari-hari Vaden lalui seperti biasa, terkadang ia merasa cemburu jika Carina bercanda dengan Daniel atau laki-laki lain, tapi ia teringat kejadian ia membiarkan Carina sendiri di mobil dengan keadaan mesin mati.

"Pulang bareng gue aja"

"Orang dia pulang bareng gue"

Lyndi dan Rega masih mempeributkan Carina yang hendak diantar pulang.

"VADEN! Hehe, gue pulang sama lo ya?"

"Eh, eum iya"

'parah gak sih si Vaden? Masih bela-belain sahabatnya dari pada cewenya, sadis banget parah'

'iya, setau gue juga si Carina sengaja mepet sama semua cowo biar Vadennya cemburu taunya si Vaden bodo amat"

"Sssttt udah ah, yuk balik'

Carina menatap sinis kearah Vaden, Velly yang menunggu di mobil terkejut saat melihat Carina pulang dengan Lyndi dan Rega, sedangkan Vaden membiarkan sahabatnya pulang bersama mereka.

"ABANG GIMANA SIH?! KAK CARIN PULANG SAMA COWO GAK DIMARAHIN?! TERUS JUGA NIH KENAPA BAWA JABLAY BALIK BARENG?! AH UDAH LAH ENGAP, ADEK JALAN KAKI AJA!" Vella keluar dan menutup pintu mobil dengan keras, gadis itu benar-benar pulang jalan kaki, bahkan saat di rumah Vella sengaja menyalahkan Vaden jika Vaden tak ingin mengantarnya pulang.

Sudah 1 bulan hubungan Vaden dengan orang terdekatnya merenggang hanya karna kehadiran Aluna yang membuat sifat Vaden berubah.

"Mau makan gak?" Carina duduk disamping Daniel, membelakangi meja Vaden dan Aluna.

"Makan apa?"

"Makanan yang biasanya kamu titip ke aku waktu pacaran dulu?"

"Masih inget aja lu bocah, yaudah sini gue makan"

Carina mengotak-atik ponsel milik Daniel, menghabiskan waktunya bersama, bahkan tak jarang siswa-siswi mengira kedua remaja itu menjadi sepasang kekasih kembali.

"CARINA, KELUAR!"

"Iya, ya bu lagian pelajaran ibu bosenin" Carina keluar dan mengunyah permen karet sambil berjalan santai sambil sesekali melambaikan tangan pada siswa-siswi yang tengah belajar membuat para guru marah.

"Bu, saya izin ke toilet"

"Oh, ya, silahkan Aluna"

Aluna tak benar-benar menuju kamar mandi, ia menuju taman belakang tepatnya di tempat Carina sedang mencari udara segar sambil mendengarkan musik.

"Heh jablay" Carina yang sedang menutup matanya segera membuka matanya secara perlahan dan menatap Aluna.

"Gue?"

"Siapa lagi? Kalo bukan lo?"

"Owh, ada apa?"

"Jauhin Vaden, Vaden punya gue"

"Cih, cewe modal kayak lo cuma mau morotin Vaden doang?"

"That's right"

"Haha, ok take it, ambil aja ikhlas kok gue" suara Vaden yang tengah memanggil-manggil Aluna membuat Aluna segera mengacak-acak rambutnya dan berpura-pura jatuh.

"Dih, lagi sarap lo ya? Atau mau cosplay orang gila?"

"Carina!"

"Oh, iya nih pacarnya"

"Aku didorong sama dia"

"Najis bet gue dorong jablay model kek lu"

Sekali lagi Vaden menampar pipi Carina.

"Gak sekalian aja lo bunuh gue?" Senyum miring tercetak di bibir Aluna.

Carina berjongkok dan mencengkeram kuat kedua pipi Aluna, tak peduli jika kuku-kuku itu melukainya.

"Lo mau tau kalo gue beneran dorong lo jadinya kayak apa?" Carina bangun dan menyeret tangan Aluna agar ia berdiri.

"Like this bitch" Carina menendang perut Aluna hingga gadis itu terjatuh kebelakang.

"Itu baru gue dorong lo"

"CARINA!"

"Lo mau nampar gue lagi? Dengan senang hati gw persilahkan"

Vaden mengepalkan tangannya dan menatap Carina.

"Kenapa? Tampar aja gak apa-apa, lo juga udah terbiasa nyakitin gue kan? Gue duluan" Carina pergi dari sana dengan mata memerah menahan air mata.

Carina berjalan menunduk hingga tak menyadari ia menabrak seseorang.

"Aww, jalan yang bener ego"

"Lah, nangis dia, lo kenapa?"

Daniel menghampiri Carina dan memeluk gadis itu dengan erat, air mata gadis itu membasahi seragamnya, Vaden datang dengan menggenggam tangan Aluna.

"Kita putus" ungkap Carina usai mengusap air matanya.

"Rin"

"Kak Carin"

"Rin, inget pernikahan lu bego"

Carina acuh dan pergi dari sana.

"Gue gak tau sesering apa lo bikin dia sakit hati, tapi yang jelas kayaknya dia benar-benar gak bisa maafin lo" Vaden berlari meninggalkan Aluna dan menyeret Carina kedalam pelukannya

"Jangan tinggalin gue"

"Lepas"

"Gue tau gw jahat, gue udah ngelakuin hal yang bikin lo sakit hati, tapi gue minta jangan gini, gak lucu Carina, gue tau gue salah, gue minta maaf, ok fine, kalo gitu gue bakal jaga jarak sama sahabat gue, dan bicara seperlunya sama dia, tapi jangan tinggalin gue, cuma lo doang yang gue sayang, kok gue berasa buaya ya jadinya"

"Alah sia boy, jadi kumaha ini sekarang? Putus apa lanjut?"

"Lu jangan komentar mulu bagong, diem" Argus membungkam mulut Lyndi dan menatap kearah Vaden.

Aluna datang dan menghampiri gerombolan tersebut.

"Den, lo kok bisa sih suka sama model cewe begini? Gak bisa jaga attitude, bar-bar, manja, sasim-"

"Lo gak kenal dia layaknya lo kenal gue dari kecil Lun, dia selalu ada buat gue, partner in crime gue kalo gue mau pergi tengah malem, dia selalu jagain gue waktu sakit semenjak lo pindah ke Belanda, jangan nilai dia dari sikap yang baru lo liat beberapa hari"

Carina merogoh saku dari seragam milik Vaden dan memakai kembali cincin lamaran itu sambil menunjukkan kepada Aluna.

"Lo masih mau nyuruh gue buat menjauh dari Vaden? Lo aja yang pergi"

"LOH, WOY, JADI INI CARINA JADI PUNYA VADEN LAGI NIH?! AELAH GAK LIKE GUE, DAHLAH!" Argus menggelengkan kepalanya dan membawa Lyndi pergi.

"Gue pulang sama siapa terus?"

"Ojol banyak neng, taxi juga banyak"

'ck, mission failed'

"Pake cara lain deh"

Hai, hai
Gimana kabar kalian? Baik kan? Lancar gak puasanya? Jangan bolong², btw jangan kesel sama Aluna
Fyi, visual Carina ganti ya, ok mungkin segini dulu
Papai, salam Candy🍭

Continua a leggere

Ti piacerà anche

40.5K 2.8K 24
|ongoing| Ivana grew up alone. She was alone since the day she was born and she was sure she would also die alone. Without anyone by her side she str...
189K 4.1K 47
Crest view academy. This was no ordinary high school; it was known for its academic excellence and fierce rivalries. Amongst the students, two indivi...
202K 9.9K 56
ငယ်ငယ်ကတည်းက ရင့်ကျက်ပြီး အတန်းခေါင်းဆောင်အမြဲလုပ်ရတဲ့ ကောင်လေး ကျော်နေမင်း ခြူခြာလွန်းလို့ ကျော်နေမင်းက ပိုးဟပ်ဖြူလို့ နာမည်ပေးခံရတဲ့ ကောင်မလေး နေခြ...
150K 867 27
spoiler "Berani main-main sama gue iya? Gimana kalau gue ajak lo main bareng diranjang, hm? " ucap kilian sambil menujukan smirk nya. Sontak hal ter...