ALGRAFI

queenliiiiiii

32.8M 2.6M 1.1M

[SEGERA DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa... Еще

Prolog
ALGRAFI 01
ALGRAFI 02
ALGRAFI 03
ALGRAFI 04
ALGRAFI 05
ALGRAFI 06
ALGRAFI 07
ALGRAFI 08
ALGRAFI 09
ALGRAFI 10
ALGRAFI 11
ALGRAFI 12
ALGRAFI 13
ALGRAFI 14
ALGRAFI 15
ALGRAFI 16
ALGRAFI 17
ALGRAFI 18
ALGRAFI 19
ALGRAFI 20
ALGRAFI 21
ALGRAFI 22
ALGRAFI 23
ALGRAFI 24
ALGRAFI 25
ALGRAFI 26
ALGRAFI 27
ALGRAFI 28
ALGRAFI 29
ALGRAFI 30
ALGRAFI 31
ALGRAFI 32
ALGRAFI 33
ALGRAFI 34
ALGRAFI 35
ALGRAFI 36
ALGRAFI 43
ALGRAFI 47
ALGRAFI 48
ALGRAFI 49
ALGRAFI 50
ALGRAFI 51
ALGRAFI 52
53 : Hidup dan Mati
54 : Empeng
55 : PACAR
56 : TANDA-TANDA
57 : BUKAN
58 : MENUJU
59 : ?
60 : I Love You
61 : Masih
62 : AWAL!!!?
Algra Naya Chat + Info
VOTE COVER & GIVEAWAY
63 : Kuburan
64 : Babak Baru
65 : Wajarkah?
67 : Pisah/Jangan?
68 : Menyesal?
69 : Akhir Bahagia
PO + CERITA BARU
EXTRA PART
MAU GAK?
Epilog
Extra Chapter Books
Kenangan
ALGRAFI SEASON 2
ALGRAFI FILM 🎬

66 : Bagaimana-

200K 25.3K 20.8K
queenliiiiiii

Chapter 66 : Bagaimana Selanjutnya?

Haii....

17+ (konten sensitif)

Harap bijak.
....

A L G R A F I  6 6

.
.
.

VOTE SEBELUM BACA ❤️

.
.
.

Random:

1. Kalo kamu punya anak nantinya, mau dikasih nama siapa?

2. Pengen anak cewek/cowok?

3. Berapa? 2 cukup, atau?

Sangat random ya ges ya wkwk

.
.
.

BERI AWAN ☁️

10K+ VOTE & 10K+ KOMEN

.
.
.

OKE, MAKASIH.

SELAMAT MEMBACA 🐑

.
.
.

KONTROL EMOSI 😶

•••

Leoni (keponakan Algra)
Raya (kakak kandung Algra)

"Bayi yang ada di perut lo itu bayi siapa? Felix?"

....

"Bayi lo, bayi siapa lagi emang?" Naya merespon cepat.

Hatinya bergetar hebat saat manusia yang jelas-jelas menitipkan benih padanya malah melontarkan kata-kata yang mengutarakan keraguan atas janinnya.

"50%, 50%," respon Algra cuek. Ia memilih duduk di meja makan, meninggalkan Naya yang masih berdiri bersama kebingungannya.

Dari arah belakang, Naya mencengkram bahu suaminya itu. "Apa maksud lo? Lo pikir gue cewek murahan yang seenaknya nyoba sana-sini?!" Matanya mulai berkaca-kaca, terlebih melihat ekspresi Algra yang seakan cuek, sama sekali tak perduli.

Disaat suasana mulai menunjukkan tanda-tanda keributan, Fannan berinisiatif membawa Leoni ke tempat lain. Mungkin akan Fannan ajak ke sekolah kalau gadis cilik itu tidak keberatan.

Algra berdiri, memajang wajah benci yang begitu kentara. "Iya, itu maksud gue! Gue belum bisa percaya 100% kalo itu anak gue!"

"Kenapa tiba-tiba begini?" Naya menyeka kasar air matanya yang mulai turun.

Algra menunjuk perut Naya dan berkata, "4 tahun lalu lo adalah jalang. Dan nggak menutup kemungkinan predikat jalang itu masih melekat di diri lo sekarang!"

Naya bergeleng-geleng tidak percaya dengan penuturan Algra yang terkesan frontal. "Gra?"

"Apa, lo mau pembelaan ke siapa?"

"Gue—"

Algra menunjukkan smirk. "Kalo lo lupa, waktu itu gak ada darah," ujarnya mengingat HS pertama kali mereka.

"Tapi waktu itu lo—"

Algra mengangguk-angguk tipis dan menyela, "Waktu itu gue emang percaya sama lo, dan sekarang? Enggak!"

"Maka dari itu, gak menutup kemungkinan bayi yang ada di perut lo adalah bayi orang lain. Atau mungkin Felix?"

"Bukan... Bukan anak Felix." Ia memegangi kepalanya yang tiba-tiba mengingat sesuatu. "Nggak...." Langkahnya mundur tak karuan alias tidak ajeg lagi. "Felix memang pernah bawa gue ke hotel, tapi ada Abang gue waktu itu."

Tidak seperti Naya yang biasanya, perempuan berinisial NZD itu kelihatan menyimpan trauma di wajahnya. "Bang Bintang datang, gue nggak diperkosa... Nggak, gue nggak diperkosa!" racaunya lirih. Wajahnya disembunyikan dibalik lutut alias meringkuk.

Sedari tadi Aksa diam, tapi melihat keadaan begini hatinya ikut ngilu. "Nay, kita istirahat dulu." Ia mendekati Naya, mengajaknya berdiri dari posisi meringkuknya.

"Nggak...."

"Gra! Lo tega?!" semprot Aksa melihat Algra malah diam saja.

"Untuk apa gue kasihan sama orang yang udah buat kakak gue menderita," ujar Algra, seketika Naya mendongak.

Bagi Algra, Raya sangatlah berharga.

Melihat Naya menatapnya, Algra ikut berlutut, tangannya menyentuh dagu Naya kasar. "Kenapa? Udah paham apa kejahatan yang pernah lo lakuin!"

Hanya tatapan kosong yang Naya berikan.

"Kalo belum paham, gue jelasin." Tangan cowok itu masih stay mendongakkan dagu Naya, mata mereka saling bertabrakan. "Akibat lo hamil anak Felix, Felix jadi kabur dari tanggung jawabnya atas kakak gue yang waktu itu lebih dulu hamil. Felix... Lebih milih lo, itu ngebuat kakak gue down, bukannya dapet pertanggungjawaban, kakak gue malah dapet kenyataan kalo ayah dari anaknya udah selingkuh."

"Dan selingkuhannya itu lo, Nayanika!" Algra menghempas kasar dagu Naya. Tak tinggal diam, Aksa langsung menyabet tangan yang barusan kasar itu dan mencengkramnya kuat.

"Nggak usah ngebelain dia, Aks. Lo itu temen gue," kata Algra berusaha melepaskan cengkraman itu.

"Algra yang dulu memang temen gue, tapi nggak dengan yang sekarang!" tegas Aksa.

"Lo bego, Gra!" lanjutnya geram.

"Iya, gue emang bego... Bego karena gak sadar kalo pelaku kejahatan atas Kak Raya ada dideket gue."

Sementara dua sahabat itu beradu mulut, Naya bergegas berdiri, mencapai posisi tepat didepan Algra. "Apa yang lo bilang barusan itu salah... Salah besar!"

"Gue nggak pernah hamil sebelum ini, Gra!"

"Gue juga nggak pernah nyerahin kehormatan gue ke siapapun selain ke suami gue!"

Algra tertawa sinis mendengar penjelasan Naya, "Terus, gue harus percaya?"

Flashback on

Kak Raya

[Al, Naya penjahatnya.]

[Dia jahat Al!]

[Kak, maksud lo apa?]

[Dia rebut semua orang]

[Dia rebut Felix]

[Kak?]

[Kamu lebih sayang kakak kan Al?]

___

Setelah chat tersebut, Raya menelepon Algra dan menceritakan segala sesuatu tentang Felix dan masalalunya.

Algra yang sedang kacau-kacaunya setelah mendapat bukti serta saksi dari Felix bertambah kalut. Apa yang diutarakan kakaknya berhasil memperkuat asumsinya atas Naya. Secara tidak langsung, apa yang Raya bilang menjadi 60% alasan kenapa dia bisa sangat percaya dengan yang dikatakan Felix.

Selama ini masih ingat bukan kalau Raya Syahriza adalah orang kedua yang ada di hati Algra?


Flashback off

Berhari-hari semenjak berubahnya sikap Algra, Naya tetap bertahan. Cintanya yang terlalu buta lah yang membuatnya bisa begini. Disakiti, ditelantarkan, bahkan dihina sekalipun tak membuat rasa cintanya goyah.

Bagi segelintir orang, cinta memang membuat bodoh.

"Sebelum Algra percaya, gue nggak akan nyerah," monolog Naya.

Malam ini ia berkaca dihadapan cermin, memandangi dirinya dengan perut yang mulai tidak rata. Kandungannya sudah 3 bulan. Tanpa disuruh, sudut bibirnya terangkat, membayangkan betapa indahnya saat-saat si bayi lahir. Impian tentang Algra yang kembali sayang dan cinta dengannya akan selalu jadi tujuannya. Semakin lama, semakin larut pula lamunannya.

Hingga suara gesekan pintu membuyarkan semua itu.

Naya langsung menoleh, menyuguhkan senyum pada sosok yang baru saja masuk. "Gra?" Ia berlari kecil menyambut sosok itu. 

Kalau dipandang dari ujung kaki sampai ujung kepala, sepertinya Algra habis berantem.

"Awas, gue mau ngambil baju."

"Kurangin ya berantemnya, kan sebentar lagi jadi Papa," ucap Naya lembut, tidak perduli Algra yang selalu mencari celah untuk jauh darinya.

"Bukan urusan lo!"

Sesudah berhasil mengambil baju dari lemari, Algra tampak buru-buru keluar. Iya, mereka tidak sekamar. Sejak hari itu, Algra memilih untuk mengambil jarak dengan Naya.

"Gra...." Bertepatan saat cowok bernama tengah Zayyan itu memegang gagang pintu, Naya memanggilnya dengan suara lirih. "Perut gue sakit, tolong temenin gue... Tolong...."

Cowok itu kembali balik badan, berdiri mematung memandangi wanitanya yang kesakitan. "Kalo anak itu bener anak gue, apa gue akan jadi orang tua yang nggak bertanggungjawab?" batinnya.

"Akh, sakit." Lantaran jaraknya yang cukup jauh dari ranjang, Naya terduduk dilantai. Ia tidak kuat dengan rasa sakit yang pertama kali muncul dalam kehamilannya.

"Jangan drama untuk caper ke gue." Bukannya menolong atau setidaknya prihatin, Algra malah kembali balik badan dan keluar begitu saja dari kamar.

Tersisa lah Naya yang sebisa mungkin tidak memperkuat rintihannya. "Sabar ya, Nak. Mama ambil obat yang pernah dokter kasih waktu itu." Sambil memegangi perut, dirinya berusaha berdiri.

Secara perlahan dan tidak pasti, Naya berusaha membawa tubuh ringkihnya untuk berdiri. Namun—

"AKHHH NGGAK KUAT! SAKIT BANGET, MAMA TOLONG...!" pekiknya, rasa nyeri yang teramat sangat membuatnya terbaring dipermukaan lantai.

Air matanya ikut campur, rasa sesak di dada pun juga. Tidak pernah ia membayangkan Algra akan menjadi sosok manusia tanpa belas kasih seperti tadi.

"MAAA... APA NAYA MAU LAHIRAN?!" Ia berteriak semakin kuat. "SAKITTT."

"Lo beneran?" Disaat-saat harapan Naya hampir pupus, lelaki yang tadi kembali menjumpainya.

"S-sakit, Gra... Sakit...." Naya mulai kesulitan menelan ludahnya sendiri.

Melihat semua itu, insting Algra sebagai seorang suami dan calon ayah terpancing. "Kita ke rumah sakit."

"Nggak kuat, gue butuh obat sekarang," ucap Naya pelan, saking sakitnya tangan kanannya tanpa sadar sudah meremas perut.

"Obat apa?" Algra mulai panik. "Lo naroh dimana?"

"Di meja itu."

Algra segera menoleh ke arah yang Naya tunjuk dan mengambil obat yang dimaksud.

"Ayo minum." Menyodorkan obat berbentuk pil pada Naya.

"Nggak bisa, gue butuh sendok."

"Hah?"

"S-sendok...."

"Iya, iya, gue paham." Cowok itu bergegas berdiri setelah mengingatnya.

Dengan cepat Algra berlari keluar, mengambil dua sendok yang nantinya digunakan untuk menghaluskan pil. Sedari kecil, Naya tidak pernah mengkonsumsi obat berbentuk pil, kaplet, ataupun tablet secara langsung. Dia tidak bisa menelan obat, entah kenapa. Alhasil, setiap kali minum obat yang bertekstur padat, Naya selalu menghancurkannya terlebih dahulu.

Hanya dalam 2 menit Algra kembali, segera lah ia menghancurkan obat itu dengan menggunakan dua sendok. Setelah hancur dan halus, ia menuangkan air. Baru setelah itu Naya meminumnya.

"Pahit, Gra," rengek Naya.

"Makan pisangnya." Menyodorkan pisang yang tadi juga Algra bawa bersama sendok.

5 menit berlalu, sakit perut yang Naya alami perlahan membaik. Dibantu Algra, ia sekarang ada di ranjang.

"Gra... Disini aja, please," pinta Naya sendu. Tak lupa kedua tangannya ia satukan seperti orang memohon.

"Iya, gue disini," celetuk Algra setelah mempertimbangkan banyak hal. "Sekarang lo tidur, udah jam 9. Gue mau mandi dulu, sebentar kok."

Naya tersenyum merespon. Ia bahagia, walaupun masih cuek, setidaknya Algra tidak anti dirinya alias mau berada didekatnya.

Tak lebih dari 10 menit, Algra keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap.

"Tidur sambil peluk gue, pweaseee." Kesekian kalinya Naya memohon.

"Nggak usah ngatur, tidur ya tidur aja," semprot Algra yang dengan cepat membelakangi Naya.

Ibarat sudah kebal, Naya tidak tersinggung ataupun menangis lagi dengan sikap Algra yang begitu.

Walaupun tidak dipeluk, Naya sudah cukup tenang bisa tidur seranjang lagi. Tepat di pukul 21.30 mereka tertidur. Naya bisa tertidur jam segini karena siklus hormonalnya, sementara Algra karena kelelahan setelah berantem tidak jelas dari siang sampai sore bersama geng sebelah.

Pukul 00.30, ranjang yang pasutri itu tempati terus bergerak.

Gerakan itu berasal dari penggunanya yang tidak tenang dalam tidurnya. Sejak 10 menit lalu, Naya bergerak sana-sini seperti sedang risau. Cukup lama perempuan itu bergerak sambil memejamkan mata, hingga pada akhirnya terbangun.

"Pengen ceri," ucapnya spontan. Matanya menatap Algra yang tidur nyenyak disebelah sana. "Kalo gue bilang ngidam ceri punya tetangga, apa Algra bakal nurutin?"

Air liur didalam mulut terus saja menyeruak, menandakan kalau dirinya benar-benar ingin memakan ceri. Ceri yang dimaksud adalah kersen. Sejak kecil Naya sudah terbiasa menyebutnya ceri.

"Kata pepatah, jangan nyerah sebelum dicoba." Perempuan itu tersenyum, berbekal pepatah tersebut ia membangunkan Algra.

"Apa?" Dia belum bangun sepenuhnya, tapi sudah mulai merespon.

"Pengen ceri, Gra. Boleh ya?" Bertepatan saat Algra membuka mata lebar-lebar, Naya menunjukkan puppy eyes-nya.

Algra bangun, melirik jam dinding. "Tengah malem mau ceri?"

Naya mengangguk. "Iyaa," antusiasnya.

"Nyusahin lo!" lontar Algra sebelum akhirnya tidur lagi.

Kalau Algra yang dulu, apa saja pasti dituruti. Dijadikan boneka saja mau, beda dengan sekarang.

"Tapi Gra, gue kepengen ceri itu udah dari lama. Pas sebelum kita jenguk Kak Raya, gue udah ngidam."

"Nggak usah sebut-sebut nama kakak gue bisa?!"  bentak Algra membuat bahu Naya melemas.

"Sabar ya, Nak." Rasa inginnya tidak main-main, lantaran Algra tak mau menyanggupi, Naya berniat mengambil ceri itu sendiri.

Kreittt....

Algra langsung terduduk mendengar suara pintu terbuka. "Woy, mau kemana?"

"Gila ya lo? Malem-malem mau maling ceri tetangga?!" sarkas Algra masih bisa didengar Naya yang belum terlalu jauh dari pintu.

"Ck, kalo dia mati sekarang penderitaannya selesai dong?" Berkat tekadnya untuk membalaskan dendam, Algra bergegas menyusul Naya.

Sekarang dua remaja itu sudah ada di pelataran rumah tetangga yang untungnya tidak berpagar.

"Mau ceri yang itu," tunjuk Naya ke ceri berwarna merah yang keberadaannya cukup tinggi.

"Semua ceri sama aja, makan yang bisa lo ambil apa susahnya?" kata Algra ketus.

"Tapi yang itu yang paling merah." Naya mengarahkan senter ke sana, menatap dua buah ceri yang benar-benar merah menggoda.

Tak sengaja Algra melihat Naya yang terus saja mengelus perut saat memandangi ceri itu. Insting ke-ayah-annya selalu terpancing, termasuk saat ini. Dari situ saja sudah jelas membuktikan kalau anak yang ada di rahim Naya adalah anaknya. Tapi betapa bodohnya dia, kalau dulu tak sadar akan cintanya, sekarang ia tak sadar akan instingnya yang selalu bekerja.

"Gue ambilin."

Perlu usaha untuk mencapai keberadaan ceri itu, Algra sampai memanjat. Usaha itu tidak sia-sia, ceri incaran Naya dan calon bayinya berhasil dinikmati.

"Enak ya, Nak." Naya tersenyum, memandangi perut seakan bicara dengan bayinya.

Ketika Naya masih bersuka ria dengan ceri, Algra ngonyor pergi. Tidak kah dia berpikir kalau Naya penakut?

"Algra, tunggu ih...." Buru-buru Naya berlari menyusul Algra. Tapi—

"Awh, sakit," rintihan terdengar, asalnya dari Naya. Beberapa detik lalu, tangannya tak sengaja menabrak bunga mawar berduri.

Rintihan itu berhasil membuat Algra putar balik. "Kenapa?"

"Kena duri, sakit banget," kata Naya, memandangi duri yang menancap di kulit putihnya.

"Duri segitu doang, nggak usah manja," cibir Algra. "Biasanya juga di tusuk yang lebih gede," lanjutnya kemudian terkekeh.

Walau ambigu, hal-hal semacam ini yang Naya rindukan. Tidak ingin membuang kesempatan, perempuan yang usia kehamilannya menginjak 3 bulan itu tak melepaskan maniknya dari wajah Algra.

Cowok itu berhenti terkekeh, ia kembali sadar bagaimana dirinya harus bersikap. Tidak mengeluarkan sepatah kata pun, lelaki itu berjalan cepat membuat Naya kewalahan mengikutinya.

"Pelan-pelan ih...," ucap Naya, berusaha meraih tangan Algra, berharap cowok itu mau menggandengnya.

"Gra... Perut gue sakit kalo lari-lari."

"Algra...."

"Algra...."

"Algra...."

Pemilik nama yang terus-terusan dipanggil akhirnya menghentikan langkah. "Ssttt... Diem, bisa?" Ia memutar badan.

"Tapi gue nggak mau jalan sendiri, takut. Gendong gue ya biar nggak ketinggalan." Naya menatap Algra penuh harap. 

"Disini nggak ada yang sayang lagi sama lo, jadi nggak usah berharap." Sudah tidak terhitung berapa kali, Algra kembali melanjutkan langkah kaki tanpa memperdulikan Naya.

"Apa bener udah nggak ada lagi yang sayang sama gue?" monolog Naya menatap Algra yang tinggal nampak punggungnya.

Ia berjalan menyamping, lalu tersenyum menatap tajam kolam ikan yang cukup luas. Tapi kali ini senyumnya jauh berbeda dengan senyum khas seorang Naya.

Dilihat dari keadaan saat ini, senyum itu adalah senyum penuh kepedihan, senyum yang merupakan another level of pain.

"Ikan, Naya boleh hidup bareng kamu di dalam sana?" ujarnya dengan senyum dan tatapan yang sama.

•••

2199 words

:)

PO ALGRAFI 4 APRIL 2022...

Jangan lupa ikutan yaa, dijamin gak nyesel. Semua dikupas tuntas di sana.

Beda dengan WP? OH TENTU!

Perbedaannya berkisar 60-70%

👵: Ya beda lah, di wattpad gak berbentuk buku, di novel berbentuk buku alias bisa di pegang!

Me : GAK GITU KONSEPNYA MAEMUNAH!

😭 Perbedaan 60-70% itu terletak di isinya ya sayang yaaa...

Kalo nyinggung soal bentuknya ya jelas beda banget, bahkan 1000000% 😭

Tapi balik lagi, konteksnya bukan kesitu bestieee....

....

Oke...

....

Gimana part ini?

Setelah ingat Raya adalah orang kedua di hati Algra, apa pendapat kalian?

Masih mau lanjut kan ya?

.
.
.

10K+ VOTE & 10K+ KOMEN FOR NEXT.

Bisa gak ±3 hari?

Kemarin ngaret 1 hari karena ku sedang di masa ujian 😇

.
.
.

Spam ☁️ 1K+

Spam ❤️ 1K

Spam next sebanyak-banyaknya 🔥

Semangat queenliiiiiii 🌱

.
.
.

THANKS YA ☁️

SEE YOU ✨

.
.
.

29 Maret 2022

Salam Sukses

Queenliiiiiii

.
.
.

(Sebelumnya, jangan sebut lapak lain, okey!)

List paket novel ALGRAFI

Paket Algra Naya alias paket lengkap nya....

INI BENERAN WORTH IT BANGETTTT SIII.

Dengan harga 199K udah dapet novel, boneka, kaos, notebook, photo card, stiker, ganci, dan totebag yang kece-keceee...

Coba itung, itu berapa barang??? 8 BARANG GUYSSS... 9 kalo ditambah rekaman suara Algra yang arghhhh....

Sumpah, itu termasuk murah untuk barang sebanyak itu.

Oh iya, novelnya tebel yaaaa, menyesuaikan harga terhemat 94,5K.

Satu lagi!!! Di harga 199K itu kalian udah dapet semua yg ada di banner yaaa. BUKAN UNDIAN...

Kalo cekout yang paket Algra Naya udah pasti dapet 8 barang itu.

Udah pasti! Bukan harapan kosong doang xixi

Ini paket lainnya:

Oh iya, totebag nya itu bahannya kanvas premium, jadi bagusss!!!


Kalo aku jadi pembaca sih gak akan nyesel semisal ikut PO 😉

So, ayo ikut war tanggal 4 April 2022 besok!!!

⚠️ Merchandise seperti kaos, totebag, notebook, boneka dll cuma ada pas PO ya.

Pokoknya jangan sampe ketinggalan!!!

Catat tanggalnya: 4 APRIL 2022

Info lebih lanjut seputar novel ALGRAFI bisa dilihat di Instagram @queenliiiiiii_ i nya 7, @algrafizay dan @blackswan_books

Thank you ^^

.
.
.

.
.
.

A L G R A F I

Продолжить чтение

Вам также понравится

Ervan [End🤎] inizizi

Подростковая литература

1.7M 122K 81
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
ALZELVIN Diazepam

Подростковая литература

3.9M 229K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
Rayanza [SEGERA TERBIT] raraoctavia

Подростковая литература

845K 73K 46
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
SHERENA (Open Pre Order) •𝖒𝖔𝖒𝖘𝖊𝖞🐬

Подростковая литература

2.4M 159K 50
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻𝓸𝓼 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪�...