My Posesif Dosen | SUDAH DITE...

By diaryjeje

6.2M 426K 101K

SUDAH DITERBITKAN ✔️ TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU ONLINE INDONESIA ✔️ PART MASIH LENGKAP | HAPPY READING! ⚠... More

01- PEMANASAN
02- KANCING BAJU
03- MULUTMU HARIMAUMU
04- EDITAN AL
05- NYANYIAN AL
06- RAWRR 🦖
07- HARI AYAH SEDUNIA
08- KADO DARI PASANGAN
09- TUNANGAN RANGGA
10- BERTENGKAR
11- PAST
12- SAH
13- AIKO NYA RANGGA
14- KESALAHAN KECIL
15- KISSMARK
16- AL BERTINGKAH LAGI
17- MAS, GAWAT, GAWAT!
18- AL YANG HANGAT
19- HAPPY BIRTHDAY BOY
20- BUNGA TERAKHIR ♥
21- RETAK
22- ANA UHIBBUKI (ILY)
23- WARNING FULL OF BUCIN⚠️
24- BOCIL KESAYANGAN
25- MR.NGOMEL
26- KECELAKAAN
27- MI AMOR
28- MALAM DAN CINTA
29- FULL NIGHT WITH MY GIRL
30- PAYPHONE
31- BABY RANGGA?
32- BLACKPINK IN YOUR AREA!
33- GIFT FOR US
34- THE POWER OF LOVE
35- PEREMPUAN SAYA?
36- RUJAK BUMBU SATE?
37- JATUH CINTA LAGI?
38- KOYAK
39- DRAMA SATE BUMBU RUJAK
40- BERTAHAN TERLUKA
41- BILLIAR
42- NAUGHTY GIRL
43- SARAF KEJEPIT
44- CERITA TALI TOGA
45- BORGOL CINTA
46- WILLIAM DIRGANTARA
47- KITA DAN ARUM MANIS
48. LIAM DAN CEKER!
49. NAMANYA MAI!
50- THIS IS MY PAST | SPESIAL BAB
51- NGIDAM MIE JERUK
52- CEREALS?
53- OUR LOVE STORY
54- LIORA LOSE
55- UNCONDITIONALLY
56- PROMISE?
57- MERMED 🧜
58- MESSY GIRL?
59- PAKET UNTUK BIDADARI?
60- THE TRUTH!
61- PUING-PUING RINDU
62- LOVE IS BLIND
63- SEPASANG
65- 365 HARI
66- HAPPY NEW YEAR
67- THE END!
SEGERA TERBIT!!
SAVE THE DATE AND PRIZE!
ABOUT NOVEL!

64- BAHAGIA

21K 2.2K 1K
By diaryjeje

YOOO WELKOM BACK 👊

KAYAK BIASA VOTE DULU ?

______________________________

HAPPY READING
______________________________

"Sayang udah?" Rangga menunggu Ai di kursi sofa, mereka telah janji hari ini mereka quality time untuk membeli keperluan bayi, berhubungan usia kandungan Ai sudah 7 bulan juga.

*Krekk

Ai keluar membuat Rangga menoleh.

"Astaghfirullah!" Rangga langsung bangkit dan menutup tirai jendela di ruang tengah.

Ai keluar hanya berbalut kan handuk kimono.

"Pake baju!" Rangga menegur nya, bumil nya itu malah memanyunkan bibirnya.

"Baju nya jelek, Ai udah gendut!"

"Hahahaha." Rangga justru tertawa membuat Ai menabok bahu nya.

"Ihhh jangan ketawa!"

"Haha, sayangggggg kemarin kita baru beli baju, belum kamu pake lho itu." Ai memanyunkan bibirnya.

"Gak bagus mas bayi, hmmmm ...." Ai memeluk Rangga dan mencium aroma maskulin suaminya itu.

"Ya udah saya bantu pilih ayok, pelan-pelan."

"Yeah!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kamu masih sedih?" Dimas memasukkan tangannya ke dalam kantong celana nya.

Amanda hanya diam.

"Ay?"

"Hm." Dimas tersenyum usil tiba-tiba dia mengangkat tubuh Amanda seperti mengangkat karung membuat Amanda berteriak.

"AYYYYY!"

"MARI BAHAGIAAAAA!" Dimas menggendong paksa kekasih nya itu untuk masuk ke dalam mobil.
.
.
.
.
.
.
.
.

"No! Jelek ih, warna biru!"

"Kamu yang pilih kemarin!" Ai menggelengkan kepalanya.

Rangga sudah mengeluarkan semua dress Ai yang baru saja mereka beli, sudah 30 menit mereka memilih baju tapi semua Ai tolak.

Ai melihat ke arah Rangga yang menggunakan kemeja putih.

"Mas, Ai kan punya dress putih yang mas beli kemarin." Rangga berpikir sejenak.

"Ahhh, ingat, yang saya beli waktu kamu mau beli boneka?"

"Iya, Ai mau yang itu!" Rangga jongkok ke bawah untuk mengorek baju putih yang Ai maksud, perut benar-benar sangat besar sampai jongkok saja tidak bisa.

"Nah ini." Rangga mengeluarkan dress putih dengan desain polkadot itu.

"Nah!" Rangga tersenyum dan menyerahkan dress itu, Ai tersenyum.

"Couple!" Rangga melihat ke arah bajunya dan tertawa, tersadarkan perempuan nya begitu manis, sengaja ingin dress putih agar dunia tau mereka pasangan.

*Cup

Rangga mencium puncak kepala nya.

"Romantis banget sih!?"

"Haha."

"Ganti, saya keluar dulu."

"Gak usah, Ai udah pake celana kok."

"Gpp, saya mau ambilin sepatu kamu, biar saya pakein." Rangga mengacak rambut Ai lalu berjalan keluar.

"Ai beruntung banget mas."

"Saya beruntung banget Ai!"

Ah mereka membatin seperti itu, apa mereka tak sadar, bahwa mereka berdua begitu menyempurnakan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"AYYYYY kemana, pegel pantat aku duduk terus, kamu nyulik aku, kamu kriminal!" Protes Amanda, Dimas menghentikan mobilnya dan menatap kekasihnya.

"Hm kamu juga udah jadi kriminal sejak lama sebelum aku."

"Kapan?"

"Sejak kamu nyatain perasaan ke aku, kamu curi hati aku sampai aku sesayang ini sama kamu."

"Haha." Amanda malah tertawa.

"Ya udah kita jadi penjahat aja, aku curi hati kamu, kamu curi hati aku, kita saling curi."

"Boleh, sampai 1000 tahun lagi ya?"

"Haha, kita mau kemana? Ini udah ke daerah Bogor."

"Ada deh."

"Ngantuk."

"Tidur aja." Dimas melingkarkan tangan kanannya ke arah Amanda untuk menggeser tempat duduknya, tujuan nya ingin membuat kursi itu jadi turun tapi tangan nya tanpa sengaja malah membuat kursi itu maju.

*Cup

Sontak bibir Amanda menyentuh pipi nya.

Dimas menoleh membuat wajah keduanya nyaris tidak berjarak.

Debaran jantung kedua nya sama kencang nya, Dimas langsung kembali ke tempat nya.

"K-kamu geser s-sendiri aja."

"I-iya." Ciuman itu tidak aba-aba membuat kedua nya canggung dan salah tingkah.

...
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rangga mengatrek mobil nya dan memastikan ban mobil nya tidak melewati garis parkir mall yang sudah di tetapkan.

"Yeahhhh beli barang dedek bayi!" Rangga tersenyum melihat ke arah Ai yang terlihat begitu bahagia.

Rangga menarik tuas rem tangan mobil nya dan menatap Ai.

Ai tersenyum ke arah Rangga, Rangga mencubit pipinya.

"Istri siapa sih gemessss!"

"Istrinya ... Mas Rangga Raditya!"

Rangga mengelus perut Ai dan mendekatkan telinganya nya ke perut Ai.

"Hai, anak-anak papa, gimana di dalem? Nyaman? Cepetan keluar, papa gak sabar." Ai mengelus kepala Rangga.

"Hai Daddy, kita baik kok." Ai menjawab pertanyaan Rangga membuat Rangga langsung mengangkat kepalanya dan menatap Ai.

"What? You call me what?"

"Daddy?"

"Yes mommy!"

"Haha, udah ah ayok turun."

"Kayaknya bagus deh dipanggil Daddy."

"Bagus."

"Nanti kembar panggil nya gini, Daddy ayok gendong." Rangga meniru suara anak kecil, Rangga terlihat begitu bahagia setiap kali membicarakan calon anak mereka itu.

Ai tersenyum dan mengelus pipi Rangga lembut, Ai seperti wanita dewasa, dia sering melakukan itu akhir-akhir ini membuat Rangga semakin terpesona pada istrinya itu.

"Mas seneng banget ya?" Rangga tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya.

...
.
.
.
.
.
.
.

"Arghhh, ini bagus banget!!" Amanda melihat danau di hadapan nya, ada juga angsa dan juga burung bangau di sekitarnya, benar-benar seperti di dunia dongeng, jauh di sebrang sana ada mainan ayunan, perosotan, penjual makanan, boneka bahkan beberapa permainan seperti panah atau juga main gitar gratis.

"Ay, aku gak pernah tau tempat ini, kamu tau darimana?"

"Kemarin nyari tau di internet, dan mau nyenengin kamu, so here we go." Amanda menatap nya dan dengan sigap melompat ke pelukan Dimas membuat Dimas sigap langsung menahan paha Amanda.

"Mari Bahagia!" Dimas tersenyum lebar mendengar ucapan kekasihnya.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat berkeliling mall, Rangga tiba-tiba berhenti karena melihat troller bayi kembar.

"Mas?"

"Lihat troller bayi nya, bagus, biru sama pink." Ai mengikuti arah tunjuk Rangga.

Ai maju menuju ke arah kaca pembatas itu.

Dia mengelus perutnya.

"Mama benar, Ai gak selamanya jadi anak kecil." Rangga menatap istrinya dan mendekati nya lalu meletakkan satu tangan nya di pinggang Ai dan satu lagi memegangi tangan Ai yang mengelus perut.

"Kenapa?"

"Mas ingat gak sih? Dulu mas pernah bilang gak mau nyentuh Ai karena Ai rata, tapi sekali nyentuh 12 jam." Kedua nya bernostalgia sejenak.

"Haha, ingat, tapi bocil saya ini udah punya sifat keibuan, udah dewasa." Ai tersenyum.

Rangga melihat ke arah troller nya itu.

"Mau?" Tanya Rangga, Ai menganggukkan kepalanya, Rangga menggenggam tangan nya masuk.

"Selamat datang ke baby shop official, ada yang bisa kami bantu?"

"Troller baby twins itu, saya mau."

"Baik, ada lagi?"

"Sekalian liat-liat gak sayang?" Ai menganggukkan kepalanya.

"Kami liat-liat dulu."

"Silahkan." Beberapa pekerja di sana membicarakan Ai dan Rangga, kedua nya tampak serasi dengan baju couple nya dan juga kemesraan kedua nya yang begitu membuat orang iri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Nih kamu cobain punya aku." Amanda menatap es krim di tangan Dimas.

"Boleh?" Dimas menganggukkan kepalanya, Amanda langsung melahap satu mulut penuh es krim vanilla milik Dimas, habis!

Amanda tersenyum dan langsung lari.

"Blwekk."

"Nda!!" Dimas membuang corn es krim nya dan mengejar Amanda untuk mendapatkan es krim coklat milik kekasihnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hayo! Mas liat apa?" Ai memasukkan beberapa baju ke troli yang ada dalam genggaman Rangga, Rangga menyentuh sebuah kaos kaki tapi modelan nya bisa dibilang seperti sepatu

"Lucu kaos kaki nya." Ai meraih kaos kaki bayi itu dan melihat bentukan nya.

Ai memasukkan nya ke dalam troli membuat Rangga tersenyum lebar.

"Boleh?"

"Boleh lah, kan pake uang mas, bukan uang Ai."

"Pintar porotin sekarang!" Ai tersenyum dan berjalan pelan ke arah botol bayi, tangan nya meraih beberapa botol bayi, Rangga memperhatikan nya, jiwa keibuan nya itu begitu terlihat, Ai mengambil satu pilihan botol dot lagi.

"Mas, kan harus beli dua, untuk yang dedek bayi perempuan nya, Ai ambil pink, terus buat dedek bayi cowoknya ada warna biru sama coklat, bagusan yang mana?" Rangga melihat kedua warna botol dot itu dan menggelengkan kepalanya.

"Ah cantik semua, ambil aja dua-duanya." Ai tersenyum dan memasukkan nya ke dalam troli, hampir penuh, troli itu sudah penuh akan baju, perlak, popok, gurita, Dodot, dan segala macam lagi.

Ai melihat satu botol dot lagi yang ada di atas, kakinya menjijit dan tangan nya terangkat untuk meraih itu, dia pendek, Satu tangan Rangga tiba-tiba melingkar ke pinggang nya dan satu tangan lagi membantu Ai meraih botol dot yang mau ia raih.

Ai menoleh ke kiri, dia melihat wajah Rangga dengan sangat dekat, tidak berubah, dia selalu gugup mencium aroma maskulin Rangga.

Rangga tersenyum dan melepaskan tangan nya lalu menyerahkan botol dot itu ke Ai, Ai tersenyum dan mengambil nya.

"Makasih mas bayi!" Ai melihat sejenak botol itu dan dimasukkan ke dalam troli.

"Udah cukup gak sih mas? Ini troli nya hampir penuh." Ai menyentuh pinggiran troli nya dan melihat barang-barang yang sudah ia pilih.

"Ada kurang gak? Cek dulu." Ai mengeluarkan ponselnya dan membuka kontak wa.

Rangga ikut melihat.

"Kamu nanya mama?" Ai tersenyum kaku dan mengangguk kan kepalanya.

"Ai gak terlalu hapal barang bayi tapi untuk kualitas insyaallah Ai tau."

"Alhamdulillah kalau tau, yuk." Rangga mendorong troli nya dan satu tangan nya menggenggam tangan Ai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ayok ay tepat di tengah!" Dimas menutup sebelah matanya dan melemparkan bola itu.

*BRUKKK

Semua botol kaleng di depan jatuh.

"YESSS!" Kedua nya ber tos ria ketika berhasil memenangkan permainan itu.

"Cobain yang sana." Amanda menarik tangan Dimas, Dimas mengikuti langkah Amanda yang berlari, dia cinta!

Cinta pada Amanda yang ceria.

Mereka menghabiskan waktu disana, makan, jalan-jalan, main, belanja, dan selanjutnya? Jatuh cinta.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Berapa semua?"

"50 juta." Ai sudah tidak terkejut mendengar harga barang yang mereka beli semahal itu, Rangga mengeluarkan black card nya dan dia serahkan ke mbak kasir nya.

Bagaimana tidak sampai 50 juta? Harga troli bayi saja sudah menyentuh 15 juta, perlengkapan baju yang tadi bejibun, dan terakhir karena Rangga kalap melihat perlengkapan bayi perempuan, Rangga berbelanja dengan meminta bantuan Ai untuk memilih yang bagus, ini akan jadi pertama kalinya Rangga melihat anak bayi perempuan, karena Ai melihat Rangga yang sibuk membeli buat anak perempuan nya, Ai tidak mau pilih kasih dia membeli beberapa barang seperti topi dan tambahan jaket bahkan baju tidur untuk kedua anak nya itu, biarlah Rangga kegirangan, dia benar-benar sangat bahagia ketika tau, yang ada di perut Ai itu tidak hanya Rangga junior tapi Aiko junior juga.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semua barang Rangga, Rangga meminta William datang untuk bawa pulang agar tidak membuat mobil mereka penuh.

"Hati-hati ya, jangan sampai rusak."

"Baik pak."

Rangga mengangguk kan kepalanya dan pergi untuk menghampiri Ai yang menunggu nya di ujung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Siomay nya enak?" Ai ingin menyicip makanan Rangga, Rangga menusuk sebuah siomay dan menyuapi Ai, Ai memang sangat doyan makan, meskipun seperti itu, itu tidak membuat badan nya gemuk sama sekali.

"Mau?" Tanya Rangga setelah Ai menghabiskan satu potong siomay nya, Ai menganggukkan kepalanya, Rangga mengangkat tangan nya untuk memanggil pelayan.

"Ada yang bisa kami bantu?"

"Mau berapa sayang?"

"1 kurang, 2 kebanyakan."

"Gapapa, kalau gak habis saya habisin." Ai merasa sangat beruntung, Rangga bukan tipikal suami yang berhemat tapi royal, kalau tidak habis ya buang atau saya habiskan, sesimpel itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Nih cobain mie aku." Dimas melilit mie nya ke garpu nya lalu menyuapi Amanda, saat Amanda membuka mulutnya, Dimas malah memakan mie nya membuat Amanda kesal.

*Plakk

"Awh!" Amanda menabok bahu nya.

"Nyebelin!"

"Haha, nah, nah, nah." Dimas kembali menyuapinya, Amanda menggeleng kan kepalanya, Dimas tersenyum dan mengangguk kan kepalanya meminta Amanda makan, dengan ragu gadis itu membuka mulutnya namun Dimas menyuapi nya.

Amanda melihat ke depan dan melebarkan bola matanya.

"DIMAS? KENAPA KAMU GAK BILANG DI SINI BISA LIAT SUNSET?!" Hebohnya meletakkan makanan nya.

"Ya kan tujuan kita di bukit sepi ini buat liat sunset." Amanda mengeluarkan ponselnya lalu diletakkan di pinggiran pohon, biarkan kamera nya itu merekam momen sunset, dia mencintai senja, Amanda beranjak, dan melihat ke depan, Dimas pun ikut berdiri lalu berdiri di samping nya, perlahan tangan nya meraih tangan Amanda.

Amanda menoleh dan tersenyum, Dimas membalikkan badannya agar menghadap Amanda, dia meraih kedua tangan Amanda membuat Amanda menatap nya.

"Nda."

"Hm?"

"Makasih udah nyatain perasaan ke aku terlebih dahulu, dan tanpa kita pikir, kita udah sejauh itu, udah hampir setahun, dan aku terbiasa di samping kamu, apapun yang terjadi jangan tinggalin aku." Amanda terdiam.

"Dimas, aku gak janji--"

"Kamu harus janji!"

"Kamu tau tentang kita, tentang, aku dan kamu yang beda, tentang kita yang gak akan bisa di satuin."

"Perlu aku memberikan tanda kepemilikan ke kamu?" Amanda terdiam, Dimas mendekatkan tubuhnya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Amanda, Amanda memejamkan mata nya membiarkan Dimas melakukannya itu.

*Cup

Dimas melepaskan kecupannya dan menatap kekasihnya.

"Paham? Paham kamu milik aku? Semesta harus tau kalau kita pasangan."

*Deg deg deg

Getaran hebat menyertai kedua nya, Amanda terdiam dan mengangguk kan kepalanya.

"Bisa di samping ku?" Amanda menganggukkan kepalanya, Dimas memeluk nya, Amanda segera membalasnya, seulas senyum nya tercetak di bibir nya yang manis.

Jatuh cinta lagi dan lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Mas liat deh." Ai menunjuk sebuah boneka gantung kecil, Rangga tidak ngerti maksud Ai.

Itu bed bell baby.

"Ini, beli, biar bisa di gantung di baby box nya, ada musik nya juga." Rangga tersenyum kecil.

Benar juga, barang itu begitu lucu bisa berputar dan menarik perhatian anak bayi kalau sedang merengek di tengah malam.

Rangga mengajak nya masuk ke dalam lagi seperti nya akan kalap.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mereka membeli dua Rangga sangat menyukai motif kelinci dengan bintang yang akan cocok untuk bayi perempuan nya.

"Ini buat dedek cewek nya." Rangga memilih pilihan nya.

"Ai suka yang Teddy bear sih, mungkin bakal bagus di box nya Rangga junior."

Rangga melihat pilihan Ai dan menggelengkan kepalanya.

"Jangan warna itu, yang samping nya aja lebih bagus!" Ai tersenyum melihat Rangga juga antusias.

"Ya udah yang ini."

"Bener?"

"Hm, Teddy bear nya lucu nanti Ai cabut!" Ai menyentuh Teddy bear nya.

"Jangan!"

"Haha, Ai bercanda mas bayi."

"Hm, udah?"

"Udah kok."

"Mbak!" Rangga memanggil pelayan mereka untuk membungkuskan itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Udah novel nya?" Amanda membeli novel karena ada bazar di sana.

"Udah." Dimas meraih kantong plastik Amanda yang terdapat 10 buku novel.

"Pulang?" Amanda melihat sekitar nya.

Danau, taman, bazar, tempat bermain, senja bahkan bukit menjadi saksi paling bisu untuk cinta nya.

"I will miss this place!"

"Kita bisa datang lagi kalau kamu kangen." Amanda langsung tersenyum lebar.

"Janji?"

"Janji!" Amanda langsung memeluk nya, Dimas mengelus kepalanya seperti anak kecil membuat Amanda nyaman.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Pulang ya? Udah malem, udah jalan seharian, kamu udah capek."

"Kaki Ai pegel."

"Nanti saya pijitin di rumah, pulang ya?" Ai menganggukkan kepalanya, kedua nya berjalan keluar sambil bercerita.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dimas menghentikan mobilnya karena lampu merah, Amanda tertidur, wajah nya terlihat begitu tenang, Dimas tersenyum dan meraih jaketnya di belakang untuk menyelimuti Amanda.

"Kita teman bahagia kan? Sekarang aja, nanti teman hidup." Bisik nya pelan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rangga menghentikan mobilnya di tepi jalan yang sepi sambil memperhatikan ibu hamil yang sedang tertidur itu, Rangga menyentuh pipi gemoy nya lalu mengigit pipi Ai pelan-pelan, bahkan sesekali mencubit pipi nya.

Entahlah dia sangat gemas dengan Ai.

Rangga mengecilkan AC nya agar Ai tidak kedinginan, dia menggenggam tangan Ai dan kembali melanjutkan perjalanan nya.

Rangga tak berhenti tersenyum.

"Ai, kita harus bersama terus, apapun Akhirnya, saya akan terus menggenggam kamu, sehidup semati!" Rangga menatap Ai sejenak dan mempererat pegangan tangan nya.

-TBC-

Vote dulu, buru!!

Komentar 1k, gak 1k gak lanjut ➡️

Good night 🌃

Continue Reading

You'll Also Like

2.6K 55 1
Area Dewasa! Yang belum cukup umur, bijaklah dalam membaca. 🙏 Niat ingin melanjutkan kuliah di sebuah Universitas ternama, membuat Florine Hillary s...
2.4M 19.6K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
690K 108K 41
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
638K 74.6K 45
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...