ARSENIO

By bilasalmon

4.2M 355K 43.1K

[Sudah terbit dan part masih lengkap] Tersedia di Gramedia dan TBO (Versi lengkap + remake ada di novel) Apa... More

1. Arsenio Aderald Bhalendra
2. Kantin
3. Cerita masa lalu
4. Planning
5. Pengawasan
6. Toko mainan
7. Alanna Azkadina Carabella
8. Terlambat
9. Bola basket
10. Penyerangan
11. Posesif
12. Feel safe
13. Past
14. Straight!
15. Terbongkar
16. Dinner
17. Secret file
18. Morning kiss
19. Official
20. Warung Bu Luk
21. Pizza 1 meter
22. Love or plan?
23. Miss
24. Balap motor dan insiden
25. Rumah Sakit
26. Cantiknya Arsen
27. Together
28. Kesepakatan
29. Teror
30. Curiga
31. Taruhan
32. Gagal marah
33. Salah sasaran
34. Kegiatan bulanan
35. Pangeran ganggu
36. Semangat latihan, Arsen!
37. Falcon Cup (1)
38. Falcon Cup (2)
39. Falcon Cup Final (3)
40. A massive lie
41. Ruangan bawah tanah
42. Confused
43. Bukan orang baik
44. Tragedi keroyokan
45. Criminal history
46. Bad party
47. Butterflies & 9x - 7i > 3(3x - 7u)
48. Exam
49. Peringkat tertinggi
50. Holiday with Ascencio
51. Night with Ascencio
52. Queen Ascencio
53. Feelings
54. Assumption
55. Opsi
56. Pelacakan
57. Terpuruk
58. Reason why Ily
59. Dendam kesumat
60. Perang awal
61. Sisi gelap dan egois
62. Night date
63. Bersaing
64. Bertemu untuk keputusan akhir
65. Ketakutan dan perjanjian
66. Kericuhan
67. Kejanggalan
68. Worried
69. Hospital information
70. Terungkap
71. Mansion Bhalendra
72. The truth
73. Berjuang
GIVEAWAY & VOTE COVER!
75. Tugasnya selesai
Seputar Pre-Order!
ARSENIO S2?

74. Massacre

34.6K 3.2K 5.1K
By bilasalmon

Hai aku kembali dengan mental yang siap dan kuat😎

Ada yang nungguin update?
Absen dulu di sini "HADIR"

Semoga chapter ini bisa di terima oleh kalian🤍🤍🤍

•••

Di perjalanan, Rizky berusaha untuk tenang saat menyetir mobil menuju ke Rumah Sakit. Sementara Arsen duduk di belakang menemani Samuel yang sedari tadi sama sekali tidak berniat membuka mata sedikitpun. Rizky meningkatkan kecepatan mobil karena jalanan lumayan sepi. Sesekali juga ia mengusap ujung matanya karena air matanya itu tidak ingin berhenti.

Sampainya di Rumah Sakit, Samuel langsung di larikan ke Ruang IGD. Mendengar kabar Samuel yang melemah, Dokter Rafdy berlari sekencang mungkin menuju Ruang IGD. Arsen memegangi kepalanya seraya menangis. Saat melihat Dokter Rafdy, Arsen langsung menghampirinya.

"Om, tolong selamatkan Samuel, Om..." pinta Arsen.

Dokter Rafdy mengusap puncak kepala keponakannya agar tenang. "Kamu tenang dulu, ya."

Dokter Rafdy segera masuk ke dalam Ruang IGD menangani kondisi Samuel yang tengah berjuang antara hidup dan mati. Arsen membenturkan kepalanya di tembok. Bahkan ia juga meninju tembok berkali-kali yang membuat punggung tangan lelaki itu terluka. Rizky memegangi bahu Arsen. Bukannya semakin tenang, justru Arsen menepis kasar tangan lelaki itu.

Ketika Arsen hendak melayangkan tinjuan untuk yang kesekian kalinya, Alanna berlari langsung menahan tangan Arsen. "Arsen, stop!"

Segera Alanna memeluk Arsen agar tenang dan tidak melakukan hal yang membuat lelaki itu terluka. "Samuel pasti baik-baik aja." ujarnya.

Arsen menggeleng lemah di pelukan Alanna. Kedua kakinya mendadak lemas terduduk di atas lantai dengan posisi yang masih memeluk Alanna erat. Arsen benar-benar menghamburkan seluruh tangisannya di pelukan Alanna. Tanpa sadar, air mata Alanna ikut menetes.

Beberapa detik setelahnya, inti Ascencio dan Alenoz datang secara bersamaan setelah mendapatkan kabar buruk itu melalui Rizky. Mereka tampak tidak percaya mendengar kabar bahwa Samuel masih hidup dan mengalami masa kritis.

Pandangan mereka langsung di kejutkan dengan adanya Farhan yang berdiri bersandar di tembok dengan kepala yang tertunduk.

"Lo?" beo Pangeran.

Kedua tangan Samudra mengepal kuat saat melihat lelaki itu. "Bangsat!" umpatnya.

Sebelum melangkah, Rizky menahan tubuh Samudra agar tidak membuat keributan di Rumah Sakit. Hal itu di bantu oleh Gerald. "Sul, jangan buat keributan. Ini Rumah Sakit, lo bisa ganggu pasien yang lain," peringat Gerald.

"Dia bajingan, Rald. Dia tangan kanan Junior. Minggir!" Samudra tetap kekeuh minta di lepaskan. Namun, Rizky dan Gerald masih berusaha menahan lelaki itu.

Rizky mendorong pelan tubuh Samudra menjauh karena Samudra terus kekeuh ingin menjangkau Farhan. "Lo tenang,"

"Ky," panggil Farhan yang kemudian ia mendekat. "Lepasin aja," ujar Farhan.

Rizky menatap Farhan, tatapan itu di balas anggukan kecil oleh Farhan. Semua orang yang ada di sana benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Rizky melepas dan membiarkan Samudra menghampiri Farhan dengan emosi yang menggebu.

BUGH!

Samudra melayangkan satu tinjuan yang keras tepat di rahang Farhan. Farhan memilih diam dan ia sama sekali tidak niatan untuk membalas, karena ia mengerti arti tatapan Samudra yang penuh dengan kebencian. Samudra melayangkan satu tinjuan lagi tepat di sudut bibir kanan Farhan hingga berdarah. Sempat bingung mengapa lelaki itu tidak membalas pukulannya. Saat Samudra hendak melakukan hal yang sama lagi, Rio maju dan menarik mundur Samudra menjauh dari Farhan.

Rio menatap Farhan dingin. "Boleh kasih penjelasan sebenarnya lo itu siapa?"

Farhan mengusap ujung bibirnya yang berdarah seraya meringis. "Gue akan kasih penjelasan," ujarnya.

Tatapan Farhan beralih menatap Alanna. Alanna menggelengkan kepala pertanda tidak mengizinkan. Tapi, Farhan tetap akan menjelaskan ini semua kepada mereka agar tidak timbul kesalahpahaman dan juga kebencian.

"Gue saudara kandung Alanna," ungkapnya.

Semua orang yang mendengarnya di sana membelalakkan mata tidak percaya, kecuali Arsen dan Rizky. Alanna memejamkan mata dalam-dalam.

Jihan menatap Alanna meminta penjelasan. "Na, ini nggak mungkin, kan?"

Alanna diam tak menjawab. Bukannya ia tidak ingin mengakui, tapi ia ingin Farhan sendiri yang menjelaskan semuanya. Saat Farhan hendak melanjutkan penjelasannya, Rizky langsung menyahut.

"Dia yang banyak membantu kita dengan mengirimkan segala bukti melalui Alanna. Dan dia juga yang menyelamatkan Samuel dari siksaan Junior dan membantu Samuel bertahan hidup sampai sekarang," perjelas Rizky.

Penjelasan singkat Rizky sepertinya masih belum bisa mereka terima. Geri yang tadinya diam, ia mencoba mengamati Farhan mulai dari ujung rambut hingga kaki. Ia sedikit mendekat namun masih ada sedikit jarak mengamati mata, alis, dan juga postur tubuh lelaki itu. Jika di ingat-ingat kembali, apa yang ada di Farhan sama persis seperti orang yang menolong adiknya pada saat itu. Badan yang berotot, tinggi badan yang mirip seperti Arsen, matanya yang berwarna coklat tua, dan juga alis yang lumayan tebal.

Geri membuka suara. "Kalian inget ciri-ciri orang yang menyelamatkan Ghea waktu itu?" tanyanya. Beberapa di antara mereka mengangguk. Geri menunjuk Farhan seraya berkata. "Dia orang yang sama."

Mendengar ucapan Geri, mereka semakin di buat terkejut dua kali lipat.

"Jadi dia?" tanya Pangeran menunjuk Farhan tidak percaya. "Hah? Jadi elo?"

Panji semakin di buat bingung. "I-ini maksudnya apa, sih? Bukannya dia tangan kanan Junior?"

"Gue udah bukan lagi tangan kanan mereka. Gue memisahkan diri dengan cara berkhianat ke mereka karena itu jalan satu-satunya supaya gue bisa lebih banyak membantu kalian. Gue melakukan kerja sama dengan Samuel karena kami sama-sama memiliki tujuan yang sama," ungkap Farhan. Ia mengusap kembali ujung bibirnya karena darahnya terus menerus keluar tanpa henti.

"Gue tau ini sulit kalian terima, tapi memang ini faktanya." pungkas Farhan.

Arsen mengurai pelukan Alanna dan bangkit menghampiri Farhan. Langkahan Arsen terlihat berat. Ia menepuk bahu kanan Farhan dua kali. Alanna yang tadinya berjongkok pun ikut berdiri seraya tersenyum.

"Lo hebat," pujinya pada Farhan. "Lo mengorbankan banyak waktu untuk membantu Samuel dan juga kami. Gue berterima kasih banyak."

Farhan dengan senang hati menerima pujian dari Arsen. "Kalian yang hebat. Kalian hebat masih berkenan mempertahankan keadilan untuk Samuel dan keluarganya."

Setelah mendengar penjelasan dari Farhan, perlahan mereka mengerti dan menerima fakta meskipun awalnya itu berat dan sulit di terima oleh mereka. Jihan, Rahma, Bulan, dan juga Nabila menghampiri Alanna yang masih berdiri memandangi Arsen dan Farhan dengan senyuman yang terus mengembang.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara seseorang berlari menghampiri mereka. Semua pasang mata menoleh dan mendapati Nayra—kekasih Samuel datang. Raut wajah gadis itu sangat panik. Bahkan kedua matanya pun memerah sembab karena menangis. Nayra mendapatkan kabar tentang Samuel melalui Gerald atas suruhan dari Rio.

"Samuel di mana?!" Nayra terus menangis mempertanyakan perihal kondisi Samuel pada inti Ascencio.

Gerald menghampiri Nayra. "Nay, Samuel sedang di tangani sama Dokter. Lo tenang, ya," ujar Gerald.

"Samuel pasti baik-baik aja kan, Rald?" lirih Nayra yang masih terus menangis.

Gerald melirik ke arah Arsen sekilas. Ia mengusap kedua lengan Nayra agar gadis itu tenang dan tidak terus menerus menangis. "Samuel pasti baik-baik aja."

"Kita berdoa, semoga Samuel baik-baik aja," Panji menimpali.

Gerald menuntun Nayra duduk di kursi tunggu. Para gadis yang ada di sana pun duduk di samping Nayra. Menemani sekaligus menenangkan gadis itu. Alanna menghampiri dan berjongkok di hadapan Nayra. Ia genggam kedua tangan gadis itu. Nayra menatap Alanna sendu.

"Jangan khawatir. Samuel pasti baik-baik aja. Lo harus tenang, ya? Samuel kuat. Dia bisa bertahan. Dia bukan orang lemah. Kita berdoa supaya Samuel di berikan anugerah yang terbaik oleh Tuhan."

Segerombolan anak inti mendekat menghampiri Arsen. Mereka saling bergenggaman tangan saling menguatkan dan berdoa untuk keselamatan Samuel.

Pangeran yang selama ini selalu terlihat bahagia seperti tidak ada beban, lelaki itu tidak kuat membendung air matanya lama-lama. Panji yang berada di sampingnya langsung merangkul bahu Pangeran.

"Jelek lo kalo nangis." ejek Panji mencairkan suasana.

Pangeran berdecak di sela-sela ia menangis. "Resek lo!"

"Samuel kuat. Samuel pantang nyerah. Nggak segampang itu dia menyerah." ujar Panji menenangkan.

Pangeran segera mengusap seluruh wajahnya, menghilangkan rasa tangis dan juga sedihnya. "Junior bangsat! Anjing babi setan jahannam! Gue sumpahin hidup lo nggak bakal tenang selamanya!" Pangeran terus mengucapkan sumpah serapah untuk Junior.

Mendengar gerutu Pangeran yang sangat kesal, mereka mendukung agar Pangeran merasa sedikit lega walaupun sebenarnya lelaki itu ingin sekali menghajar Junior habis-habisan.

"Terusin sampai perasaan lo lega," kata Geri.

"Gue nggak akan lega kalo gue nggak bonyokin secara langsung mukanya si bajingan itu," jawab Pangeran yang masih kesal.

Hening sejenak. Arsen menjauh dari segerombolan anak inti. Ia berdiri di antara mereka. Memandangi semua orang yang ada di sana satu per satu. Semua orang menatap Arsen yang masih berdiri di sana. Arsen menarik napas, lalu ia buang perlahan.

"Kita selesaikan perdendaman dan keadilan malam ini."

•••

2k vote 4k komen sebanyak-banyaknya pokoknya bisa ya? karena di chapter selanjutnya udah mulai beraksi antara hidup dan mati

Jangan lupa pantengin terus instagram
@bilasalmon.wp dan instagram penerbit @cloudbookspublishing untuk informasi terbitan Novel ARSENIO ya☁️

Jangan lupa juga ikutan Giveaway dan Vote covernya nanti💕

see you on war!!!

Continue Reading

You'll Also Like

8.5K 653 46
[ CERITA SUDAH DIREVISI! BACA DESKRIPSI SEBELUM MEMBACA! ] Devandra Aditya Wijaya, seorang remaja yang memimpin suatu geng motor bernama D'Eagle. Dev...
ASKARA 2 By Nisaul

Teen Fiction

5.6K 500 45
Cinta pertama memang tak selamanya indah. Askara memiliki kisah pada cinta pertamanya tak sesuai harapan yang harus berakhir begitu saja sebelum jad...
25.5K 789 11
"Kak klo kakak pacarin aku gara2 aku mirip sama mantan kakak mending tinggalin aku aja" ucap qiana kepada laki2 yg berstatus pacarnya itu. Cup... "Ma...
900K 64.7K 36
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...