π™Ύπšžπš› π™³πšŽπšœπšπš’πš—πš’ (#𝟸 𝙴...

Von _sidedew

614K 30.9K 2.5K

#Book-2# BIJAKLAH DALAM MEMBACA! 18++ . . . π‘Ήπ’Šπ’„π’‰π’†π’π’π’† π‘ͺπ’“π’†π’”π’†π’π’„π’Šπ’‚ π‘¬π’…π’Žπ’π’π’… π’Žπ’†π’π’šπ’Šπ’Žπ’‘π’–... Mehr

CAST
-Prolog-
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68 [END]
-Epilog-
EXTRA CHAPTER

Chapter 62

5.7K 321 10
Von _sidedew

Playlist : Justin Timberlake - SoulMate

-HAPPY READING-
Jangan lupa tinggalkan jejak ⭐

🌷🌷🌷

Perjalanan menuju mansion Fernando memang cukup menghabiskan waktu sampai setengah jam lebih. Jalanan kota Manhattan di malam hari cukup padat meski tidak begitu menimbulkan kemacetan yang parah hanya saja para pengendara tidak bisa membawa mobil mereka dengan kecepatan yang leluasa termasuk supir yang bertugas mengantar wanita cantik di kursi belakang.

Richelle menatap datar pada bahu jalan. Sesekali tertarik dengan cahaya lampu dari gedung-gedung bertingkat.

Tiba-tiba ponsel yang sengaja ia genggam, menimbulkan getaran tanpa suara notifikasi apa pun. Alaric mengirimkannya sebuah pesan.

Sekilas ia membacanya yang muncul di pop up layar ponsel. Kemudian dua pesan lagi darinya ikut muncul di bawahnya.

Richelle memilih mengabaikannya dan memasukkan benda itu di clutch bag.

Pukul delapan malam, Richelle tiba di kediaman sang mertua. Ini memang sedikit agak terlambat, Richelle sempat ketiduran tapi untungnya terbangun tidak sampai terlewat malam.

Mansion berlantai tiga itu berdiri gagah dalam balutan cat putih dan cahaya lampu menggantung di beberapa sudut yang tepat. Memiliki halaman yang luas dengan tanaman terawat baik menambah keindahan mansion bagai istana itu.

Mobil Richelle berhenti tepat di depan undakan tangga menuju beranda mansion.

Mengenakan dress hitam bermodel off shoulder yang panjangnya sampai di bawah lutut. Richelle juga mengenakan high heels tujuh centi senada dengan warna bajunya. Rambutnya ia biarkan tergerai membingkai wajah berpoles makeup tipis yang memperlihatkan aura bak gadis remaja. Begitu baby peace didukung oleh warna mata yang diturunkan dari gen sang ibu. Bedanya, Richelle memiliki warna mata yang begitu bening sehingga kelihatannya seperti boneka hidup yang polos.

Sudah banyak deretan mobil mewah yang berjejeran di pelataran mansion. Dipastikan para keluarga Alaric memang sudah berkumpul di dalam sana.

Seorang pria yang tidak lain adalah supirnya bergegas membukakan pintu mobil dan membantunya turun dengan memegang jemari Richelle dengan sopan.

Benturan antara heals dan lantai marmer sudah menggambarkan seanggun apa pemilik sepatu mahal itu. Richelle dipandu oleh beberapa maid menuju ruang makan yang ternyata sudah menempati masing-masing kursi.

"Menantu ku..." Suara Skyla sedikit heboh sebab merasa bahagia dengan kehadirannya.

Wanita bertubuh tinggi nan langsing itu berjalan sedikit cepat sembari merentangkan kedua tangannya menghampiri Richelle yang juga ikut melangkahkan kaki ke arahnya.

Begitu keduanya tidak memiliki jarak, pelukan hangat dan nyaman menjadi sesi berikutnya.

"My daughter, Mommy pikir kau tidak datang. Nyaris saja aku bersedih." Katanya setelah melerai pelukan.

"Maaf, karena datang terlambat. Ada sedikit kendala tadi." Richelle beralasan.

"Tidak apa-apa. Yang penting kau hadir. Ayo, aku perkenalkan pada saudara yang lain, mungkin belum kau tahu."

Pun mereka berjalan berdampingan. Richelle lebih dulu menyapa Fernando dan memeluk ayah mertuanya itu.

"Bagiamana kabar mu, Nak? Setelah menikah nampaknya wajah mu semakin bercahaya saja."

"Dad, bisa saja, apa begitu kentara? Kabar ku baik," Richelle tersenyum bak anak kecil. Dan itu terlihat menggemaskan.

"Sangat. Aku senang jika putra ku membuatmu bahagia, Nak."

"Kami saling bahagia. Doakan saja semoga seterusnya seperti itu."

Fernando tersenyum bersahaja dan mempersilahkannya untuk duduk di samping Sklya. Tapi sebelum benar-benar duduk, ia sempat diperkenalkan dulu kepada para saudara yang hadir.

"Ini, kau pasti sudah mengenalnya. Mereka datang bersama empat anak-anaknya yang belum pernah kau temui kan?"

"Malam, Richelle." Sapa seorang pria berkacamata minus. Wanita muda di sampingnya pun melakukan hal yang sama dengan senyum terlewat ramah.

Hanya mereka lah yang Richelle kenal karena saat itu ia dan istri mudanya, Nadine, hadir di pernikahannya. Ferdinand William yang merupakan kakak dari ayah mertuanya.

Pria yang terpaut usia tiga tahun dari Fernando itu memang menikahi seorang wanita satu anak yang usianya terpaut jauh dengan Ferdinand sendiri.

Alaric bilang istri pertamanya meninggal bersama selingkuhannya yang seorang mahasiswa di kampus tempatnya mengajar.

Singkat cerita, pernikahan yang sudah berjalan selama puluhan tahun dan dikaruniai tiga anak itu harus kandas oleh perselingkuhan. Wanita yang saat itu masih berusia empat puluh tahun itu menjalin hubungan dengan laki-laki muda yang tak lain adalah mahasiswa S2 nya sendiri.

Keduanya kabur membawa sejumlah uang yang sangat banyak. Tetapi Tuhan seakan memihak kemarahan Ferdinand karena mereka berdua mengalami kecelakaan beruntun dan tewas di tempat.

Selang tiga tahun, Ferdinand menikahi seorang wanita  yang belum menikah namun memiliki anak perempuan hasil adopsi yang begitu Nadine sayangi.

Nadine Alexanddria-- di usianya yang ke dua puluh sembilan tahun, dia menikah dengan duda anak tiga

Ada Vionna dan Violla yang merupakan anak kembar Ferdinand-- keduanya telah menikah di tahun yang bersamaan dan sekarang Vionna tengah mengandung anak kedua sedangkan Violla telah memiliki satu anak laki-laki yang masih berusia dua tahun. Suami mereka pun ikut hadir malam ini.

Lalu adik mereka-- si bungsu bernama Zachary. Sedangkan gadis kecil berusia enam tahun memiliki nama Louie, yang merupakan anak angkat Nadine sejak masih bayi.

"Richelle, ini Ferrie adik kedua suami ku dan di sampingnya adalah istrinya, Zaletta. Sedangkan perempuan yang duduk berseberangan dengan mu putri pertamanya." Jelas Skyla kembali memperkenalkan.

"Hi, kau Richelle, kan?" Zaletta menyapa. "Senang bertemu dengan mu." Wanita keibuan itu tersenyum seadanya. Alis Richelle berkerut samar.

"Senang bertemu dengan mu juga, bibi." Jawan Richelle tetap ramah.

"Ini anakku, yang pertama. Xandra. Sedangkan di sampingnya, putra ku, Brandon."

Dua orang yang diperkenalkan oleh Zaletta melempar senyum tipis. Akan tetapi, Xandra sedikit angkuh dalam menipiskan bibirnya. Jika dilihat-lihat, wanita berambut pirang itu usianya sama dengan Alaric

Selanjutnya, ia juga dikenalkan dengan adik bungsu Fernando. Fhodie William.

"Ternyata aslinya kau terlihat cantik, ya." Maria. Istri Fhodie bersuara.

"Terimakasih. Bibi juga sangat cantik dan terlihat seperti masih muda ya."

"Ah, kau bisa saja. Tapi benar juga. Banyak orang-orang bilang seperti itu." Maria terlewat percaya diri.

Tak lama, mereka pun melaksanakan makan malam bersama. Sesekali masih diselingi dengan obrolan. Hanya Xandra lah orang dewasa di sini yang tidak banyak bicara.

Entahlah, Xandra terlihat dingin dan beberapa kali juga Richelle sempat menangkapnya sedang memperhatikan ia dengan segaris senyum sinis.

"Aku hampir tidak percaya bahwa putramu telah menikah, terlebih bersama perempuan yang terpaut usianya jauh dari Jay." Ungkap Zaletta.

Hidangan utama telah selesai. Mereka semua tengah menikmati sajian dessert pilihan. Namun hanya ada 3 William bersaudara termasuk para istrinya. Richelle dan Xandra. Sementara yang lain sudah pamit meninggalkan ruang makan. Entah sekarang berada di kamar, ruang keluarga atau di ruangan lain.

"Setiap orang pasti menginginkan pernikahan termasuk anak ku. Terlebih bersama seorang wanita yang Jay cinta."

"Hem, yea benar juga... Richelle, apa kau tahu? Dulu Jay dan Xandra sempat kami jodohkan." Zaletta kembali berucap.

Baik Skyla maupun Fernando menatap canggung pada Richelle yang setengah terkejut.

"Benarkah? Kalian, kan sepupuan." Di saat itu lah, Xandra dan Richelle beradu tatap.

"Xandra ini anak tiri Ferrie. Itu sebabnya kami senang-senang saja bila dijodohkan dengan Jay."

"Ah, sudah lah. Itu hanya rencana yang sudah terlewat. Masa lalu." Skyla berharap pembahasan ini tidak perlu diungkit lagi.

"Ya, kalau saja kedua anak kita berkuliah di negara yang sama, kemungkinan besar mereka bisa saling suka. Tapi sayang, Jay bersikeras ingin kuliah terpisah dengan anakku."

"Padahal saat masih kecil sampai mereka lulus sekolah, keduanya saling dekat, sebelum mantan calon tunangan Jay itu berpacaran dengannya. Sulit ku bayangkan bahwa Jay memiliki kriteria wanita yang salah."

"Menurut mu, aku kriteria wanita yang salah untuk Jay?" Richelle bertanya sarkas.

"A-aha, tidak begitu buruk. Karena kau adalah putri dari keluarga Edmond."

Zaletta begitu santai setiap berbicara. Tidak dengan semua orang yang tersenyum kecut terkesan tidak nyaman.

Richelle tersenyum hambar. Jadi, ia pantas bersanding dengan Alaric hanya karena terlahir sebagai putri pertama Edmond. Ibu-ibu yang satu itu tipikal orang yang memandang kasta rupanya.

"Apa kau sudah hamil, Richelle?" Itu suara Xandra.

Richelle yang berseberangan dengannya pun mendongak. Kegiatan sendoknya untuk memotong dessert menjadi terhenti.

Ada beberapa detik terlewat, hal itu Xandra menyimpulkan bahwa jawaban tidak sudah sangat jelas.

"Belum?" Xandra bertanya namun dengan nada seperti orang yang berekspresi benar, kah?

"Ya. Aku belum hamil. Bukan kah itu wajar? Kami baru saja dua bulan lebih menikah."

"Violla langsung hamil padahal baru satu kali melakukan itu dengan Giovano, seminggu kemudian setelah twins itu menikah, Vionna menyusul bahkan sekarang sedang hamil lagi." Kini Maria ikut bersuara.

"Kau tidak ada rencana untuk menunda kehamilan, kan? Jay itu anak semata wayang, pewaris sekaligus penerus perusahaan William, tentunya dia harus punya anak laki-laki." Zaletta menimpali.

Ada sedikit amarah yang tiba-tiba menyulut di dada. Richelle meletakkan sendok nya dengan pelan lalu ia mengubah posisi duduknya untuk lebih tegak lagi. Menjelaskan bahwa dia tidak mau dihina sedikit pun.

Skyla dan Fernando saling berpandangan dalam diam. Mereka sebenarnya tidak mau membuat Richelle tidak nyaman, tapi entah kenapa mereka tiba-tiba menjadi bungkam.

Sedangkan para pria lain hanya menggelengkan kepala juga sedikit abai. Nadine yang merasa orang baru di keluarga ini pun tidak bisa berbuat apa-apa walau dalam hati ia mengumpat kesal pada dua wanita tua itu.

"Kami sama sekali tidak berencana untuk menunda kehamilan. Lagi pula, aku menyerahkan mahkota ku padanya setelah kami menikah, karena aku bukanlah tipe wanita yang menginginkan sex semata tanpa hubungan yang jelas. Aku menjaga bukan menjajakan tubuh. Dan Jay merupakan pria beruntung karena menjadi yang pertama mendapatkannya, tentunya setelah mengikat hubungan dalam pernikahan." Jelasnya. Meski santai namun terkesan tegas dan elegan. Membungkam para mulut wanita julid itu.

"Berhenti lah menanyakan privasi orang. Maria, Zaletta, hamil itu bukan kita yang merencanakan tapi Tuhan, benar kata Richelle, pernikahannya saja masih seumur jagung wajar saja belum hamil." Kata Skyla memberi peringatan lewat tatapannya kepada dua wanita yang lebih tua darinya itu.

"Mommy, aku ingin ke toilet dulu."

"Ah, iya, honey. Perlu ku antar?"

"Tidak usah, Mom." Richelle menipiskan bibir.

Selepas kepergiannya, Maria dan Zaletta kembali berulah seolah mengompori Skyla. Para pria memilih pergi untuk merokok. Tersisa lah kelima wanita itu saja di meja makan.

"Sky, apa kau tidak curiga? Mungkin saja Richelle memang sengaja ingin menunda kehamilan karena kita tahu profesinya sebagai model, pasti dia masih ingin menjaga bentuk tubuhnya." Ucap Maria.

"Terlebih dia hanya gadis muda, aku yakin hidupnya masih ingin hangout sana sini dengan teman-temannya. Tidak mau direpotkan oleh kehadiran bayi." Timpal Zaletta.

"Aku tidak yakin. Mana mungkin Richelle berpikiran seperti itu. Meski usianya terbilang muda, dia memiliki kepribadian yang dewasa. Dia sudah siap menjalani bahtera rumah tangga termasuk kehadiran sosok anak diantara mereka."

"Ck, sekali-kali jangan berpikir positif terus. Dulu saja kau percaya jika anak mu tidak menjalin hubungan dengan si jalang itu. Sekarang kau pun percaya dengan istrinya."

"Maria, kita tidak sebaiknya membicarakan hal sensitif seperti ini. Biarkan saja mereka yang memutuskan untuk kapan memiliki anak. Aku tidak mau merongrong ingin menimang cucu yang justru malah membebani menantuku."

"Astaga! Jadi, menurut mu memiliki anak akan menjadi beban menantu mu? Jay butuh pewaris, Sky." Maria tampak kesal.

"Seandainya kau bisa merayu Jay untuk menikahi Xandra ketika ia pulang ke New York setelah sepuluh tahun pergi. Mungkin mansion luas ini akan ramai oleh celotehan anak-anak mereka."

"Zaletta, benar. Xandra dan Jay tidak memiliki ikatan darah. Mereka terlihat serasi tentunya Xandra lebih dewasa, setara dengan anak mu."

"Kau harus menanyakan hal ini pada anakmu, benarkan mereka tidak mau memiliki anak dulu atau mungkin hanya istrinya lah yang ingin." Zaletta lagi-lagi mengusik ketenangan Skyla yang sebelumnya bersikap acuh untuk permasalahan anak di keluarga baru Jay dan Richelle.

"Jangan-jangan, menantu mu itu mandul lagi."

"MARIA!" Skyla terlanjur meninggikan suaranya. Ia memejamkan mata sejenak dan menghembuskan nafas pelan, "jaga ucapan mu! Kenapa kau lancang sekali."

"Ck, hanya praduga. Anggap saja itu pertanyaan dariku."

"Beruntung Richelle tidak ada di sini, dia pasti akan terluka mendengar  perkataan kalian." Nadine berbicara dengan raut datar namun terselip kesedihan dan kekesalan di matanya.

"Apa kau sedang mengeluarkan isi hatimu? Kau sendiri pun sampai sekarang belum juga punya anak."
Maria tersenyum sinis.

"Mulut mu seperti manusia tak terhormat." Sarkas Nadine dan ia memilih untuk menyusul suami dan anak-anaknya.

Sementara dibalik dinding. Richelle mengepalkan kedua tangannya yang bergetar di sisi tubuhnya. Matanya berembun, menggenang di pelupuk mata yang akhirnya meluruh di pipinya.

🌷🌷🌷

Kecewa, sakit, sedih, dan lelah, menjadi adonan dalam emosional yang Richelle sembunyikan lewat gestur bahagia disertai senyum manisnya yang cerah.

Tidak mau berlama-lama dalam kepura-puraan di sana, Richelle memilih untuk pamit pulang dengan beberapa alasan yang untungnya mereka maklumi.

"Kapan suamimu pulang?" Skyla bertanya. Ibu mertuanya itu memang sengaja mengantarnya sampai ke beranda mansion.

"Entah lah, Alaric tidak mengabari karena masih sibuk. Pesan pesan ku juga hanya dibalas sekedarnya."

"Kenapa? Apa Mommy merindukannya?"

Skyla tersenyum lebar, lalu menjawil ujung hidungnya dengan pelan. "Tanyakan itu pada dirimu. Kau terlihat murung, Nak. Sudah pasti karena ditinggal Alaric, kan? Seharusnya kalian masih punya banyak waktu berdua tapi suami mu malah mementingkan pekerjaannya."

"Yah, untuk rindu, itu pasti. Tapi aku juga tidak mau memaksa Alaric untuk cepat pulang. Yang ada dia malah tidak konsentrasi dalam melakukan pekerjaannya, Mom."

Keduanya sama-sama tertawa pelan lalu saling diam. Skyla meletakkan tangannya di kedua bahu Richelle dan mengelusnya dengan lembut. "Maafkan mereka ya jika membuat mu tidak nyaman. Jangan masukkan ke hati ucapan mereka yang berdampak pada perasaan mu."

"Iya, Mom. Aku tidak apa-apa. Maklum saja, mungkin karena mereka peduli pada kami."

"Anak yang baik," Skyla mengecup pipinya. "Alaric sangat beruntung memiliki mu, Nak. Apa pun yang terjadi ke depannya, kalian harus tetap bersama-sama, ya?"

"Mommy jangan khawatir, kau tahu sendiri aku sangat tergila-gila pada putramu."

"Begitu juga putra ku. Amat saaangaaat mencintai mu."

Richelle tertawa kecil. "Aku pamit pulang, ya?"

"Hati-hati, Nak."

Pun akhirnya Richelle meninggalkan kediaman William. Memerlukan waktu setengah jam lagi untuk sampai ke mansion-nya. Richelle berdecak mengingat itu.

"Bisa lebih cepat lagi? Aku ingin segera sampai dan beristirahat." Pintanya pada sang supir.

"Baik, Nyonya."

Begitu kecepatan mobil membelah jalanan, tidak selama seperti keberangkatan, mereka telah sampai pulang.

Richelle bergegas turun dari mobil tanpa menunggu dibukakan pintu. Langkahnya terayun cepat memasuki lift untuk cepat sampai ke kamarnya.

Begitu sampai, ia segera melepas semua pakaian begitu juga aksesoris yang melekat di tubuhnya. Tanpa sehelai benang pun dirinya memasuki kamar mandi.

Cukup lama Richelle berendam di air hangat sampai suhu air berubah menjadi dingin. Ia membilasnya di bawah guyuran shower. Dengan mata terpejam, membiarkan titik-titik air berjatuhan lebat sampai ke sekujur tubuhnya, ia malah membayangkan kehadiran suaminya.

Bagiamana ketika Alaric ikut bergabung. Memeluknya, menyentuhnya, mencumbunya, dan membimbingnya pada ledakan hasrat yang menggelora.

Memilih untuk menghilangkan bayangan panas itu, Richelle menarik bathrobe untuk dikenakan pada tubuhnya.

Tidak lupa memakai skincare rutinnya dan memilih gaun tidur yang tipis dan pendek tanpa sanggup menutupi separuh bokongnya. Richelle juga sengaja tidak memakai bra seperti kebiasaannya.

Tidak sengaja ia melihat laci nakas yang terbuka. Di dalamnya ia menemukan sebungkus rokok baru juga pematik api milik suaminya.

Diambilnya kedua barang itu dan diperhatikannya dalam diam. Richelle beranjak ke balkon kamar, untuk pertama kalinya dia memakai barang itu.

Hisapan pertama dan kedua, Richelle hampir menangis karena terbatuk-batuk yang menyesakkan dada. Tapi dia tidak menyerah sampai-sampai empat batang rokok dihabiskannya.

.
.
.
-to be continued-

TFV

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

158K 7.4K 56
~ ALEXANDER RAY MILTON ~ Anak semata wayang dari pasangan Steve dan Mia. Yang tentu saja dia akan menjadi pewaris ke 3 dari semua kekayaan dan juga...
18.9K 1.6K 13
Tamat!! Sama sama masih cinta tapi sama sama gengsi juga. Gimana tuh?
2.1M 10.2K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
184K 12K 20
Audrey Azura Haitama adalah seorang gadis cantik yang sangat pendiam dan cuek dengan keadaan sekitar, hidupnya selalu penuh dengan buku dan lagu. Na...