•Selamat Membaca•
~part 14~
•
•
•
"Kau bercerita padaku bahwa awalnya kau terjun dari tebing The Cliffs bukan?" Tanya Arthur
"Iya.." jawabku dengan serius.
Arthur terus melanjutkan.
"Tapi bibi Lisa melihat kau terjun dari laut mati, aku pikir saat portal dua dunia itu melemahlah yang membuat kau berada disatu kejadian namun beda dunia."
"Saat kau jatuh ke dalam laut mati, tubuhmu seperti mengeluarkan cahaya dan laut itu berubah menjadi laut pada umumnya."
"Semua ciri-ciri yang kau baca dibuku ramalan terjadi padamu. Aku mengetahui tentangmu dari buku yang aku temukan didalam kamar bi Lisa, tepatnya ada dibawah kolong lemari pakaiannya."
"Tapi aku hanya manusia biasa Arthur" dengan menundukan kepalaku, Arthur kembali menyemangatiku.
"Mungkin ada sesuatu yang spesial dalam dirimu namun kau tidak menyadarinya sayang. Kau tidak bisa menolak atas takdir yang Moon Goddess berikan padamu." Sambil mengecup keningku.
Selesai mendengar penjelasan Arthur, aku kembali ke kamarku dan memikirkan perkataannya.
Ya benar juga apa yang Arthur katakan. Aku tidak bisa menolak takdirku.
••••••
2 Hari Menuju Penobatan.
"Arthur, bolehkah aku keluar istana?" Tanya Nayra yang tiba-tiba memasuki ruang kerjanya. Lalu Dean membungkuk memberi hormat pada Luna nya.
"Sudah sering ku katakan..tidak sayang" jawab Arthur tanpa menoleh kearah Nayra dan fokus ke kertas-kertas nya.
"Dean, bisa tinggalkan aku dan Arthur sebentar?"
"Uhm..baik Luna" Dean membungkuk memberi hormat pada keduanya dan pergi dari ruangan.
"Kenapa aku tidak boleh keluar?" dengan memasang puppy eyes Nayra berusaha memelas agar Arthur luluh.
'Lihatlah Art kau membuat mate ku sedih.' mindlink Alan.
'mate kita bodoh' balas Arthur yang lalu memutuskan mindlink sepihak.
"Aku belum menandaimu sayang, akan bahaya jika kau keluar, siapa saja bisa menandaimu dan mengklaim kau gadis mereka karena pesona cantikmu." Sambil menepuk-nepuk pahanya mengisyaratkan Nayra agar duduk di pangkuannya.
"Hm..baiklah kalau seperti itu tandai aku sekarang."
Arthur dan Alan merasa senang dengan apa yang mereka dengar, bahkan Alan melolong tidak henti-hentinya hingga membuat kepala Arthur sedikit sakit.
"Kenapa kau diam saja?"
"Ah tidak, aku hanya terpesona dengan dirimu pagi ini."
Tampilan Nayra pagi ini
(Tapi tanpa tato ya guys:v)
.
"Baiklah..kau akan menandai sebelah mana?" dengan polos Nayra menunjuk disegala arah hingga semua ia tunjuk, maklum karena malas membaca Nayra melewatkan banyak penjelasan dibuku bangsa werewolf itu.
Arthur tertawa geli dengan tingkah matenya itu.
'Hei manusia kau jangan tertawa terus! Cepatlah aku sudah tidak sabar!!'
'Kenapa kau bawel sekali Alan.' Arthur langsung memutuskan mindlinknya
"Baiklah kemari sayang.." dengan lembut Arthur menarik tengkuk leher jenjang Nayra lalu sedikit menciumnya.
"Tunggu Arthur!!!" Sentak Nayra secara tiba-tiba.
"Apakah akan sakit?"
"Tidak, hanya seperti digigit semut," ucap Arthur dengan gemas sambil menggigit pipi matenya.
Aku mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya pelan ketika Arthur mulai menciumi leherku, mencium rakus aromaku dan menancapkan taringnya disana.
Aku meringis kesakitan karena ternyata itu tidak seperti di gigit semut.
"Aakhh" rintihannya.
"Arthur sakit!"
Arthur melepaskan gigitannya itu dan menjilati bekas gigitannya yang masih mengalirkan sedikit darah Nayra. Dia lakukan itu agar Nayra tidak merasakat sakit lagi.
Arthur menatap intens mata Nayra, tak lama bekas gigitan Arthur terasa panas "Aw! kenapa sekarang malah panas Arthur?" Tanya Nayra.
"Itu akan segera hilang sayang"
Dan benar saja panas itu sudah hilang, Arthur melihat kearah leherku dan mendapati tato yang seperti ini,
Alan dan Arthur merasa takjub karena tato penandaan yang dimiliki Nayra sangat berbeda dari semua tato yang pernah ia lihat. Bahkan berbeda dari milik ibunya.
Gambar bulan yang separuhnya dikelilingi kristal biru, terdapat Alan ditengah-tengah bulan itu, namun dengan mata biru cerah milik Arthur.
"Ada apa Arthur? Apa ada yang salah?"
"Tidak sayang" Arthur kembali mengecup tato itu, "sekarang kau adalah milikku," ucapnya sambil memeluk erat pinggang ramping gadisnya itu, dengan melingkarkan tangannya ditengkuk leher Arthur, Nayra pun membalas pelukan Arthur.
•••••
Di Ruang Makan Pada Siang Hari.
"Nayra, gaun untuk hari penobatanmu sudah jadi. Kau ingin mencobanya nanti?" Tanya Queen.
"Mau Queen." Dengan semangat Nayra mengangguk kencang.
Arthur,Bella dan Queen hanya tertawa melihat tingkah Nayra yang sangat antusias.
"Ehemm..ibu..kaka ipar sepertinya sudah punya tato" goda Bella sambil melirik Arthur dan Nayra secara bergantian. Nayra menduduk malu dan Arthur menatap sinis adiknya yang jahil itu.
"Jangan goda kakakmu terus Bella" jawab Queen dengan senyuman.
•••••
Bella,Queen,Arthur dan Dean sedang menunggu Nayra keluar dari walk in closet hendak melihat Nayra mencoba gaunnya.
Saat tirai besar di walk in closet itu terbuka dan menampilkan Nayra yang begitu cantik dan mempesona, membuat semua mata menatap kagum padanya termasuk para maid.
"Gaun macam apa itu ibu!" Arthur emosi melihat gaun yang dikenakan Nayra memperlihatkan belahan dada dari atas hingga bawah dadanya.
'Sudahlah manusia cepat bawa dia ke kamar saja' Alan tiba-tiba muncul.
'Enyahkau serigala mesum' Arthur memutuskan mindlink nya.
"Kenapa? Gaun ini bagus sekali, aku suka" sahut Nayra. "Aku tidak mau mengganti gaun ibu, yang ini saja" lanjutnya dengan memberikan senyuman sinis pada Arthur.
"Dean!! Apa yang kau lihat hah?jangan menatap Luna mu seperti itu!!" Teriak Arthur yang kesal melihat Dean terpesona oleh kecantikan Nayra.
"L-luna..kau cantik sekali," ucap spontan Dean
"Dean cari mati kau!" Arthur menarik kerah baju Dean untuk pergi meninggalkan tempat itu.
Bella,Queen,Nayra dan para maid hanya tertawa geli melihat kecemburuan Alpha mereka.
•••••
•