CODE NAME : BUNNY

By lemineraleaqua

35K 3.2K 85

(Book one) Dia tak boleh terlihat,, Dia tak boleh terlibat,, Keberadaannya tak pernah ada,, Start : 10 Januar... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Epilog

Chapter 21

532 55 0
By lemineraleaqua

Syuting dimulai pukul enam pagi, saat matahari baru saja menampakkan dirinya. Para member sedang bersiap di ruang make up. Yoongi tengah duduk di mejanya menunggu noona make up artisnya.

"Maaf Yoongi-shii, bisa buka maskernya, aku akan mulai sekarang."

"Ah, baiklah noona."

Yoongi membuka maskernya, terlihat lebam di dekat bibirnya. Noona terkejut melihatnya.

"Ada apa dengan bibirmu ?"

"Tak apa, hanya terjatuh." Jawabnya sambil tersenyum.

Yang diajak bicara hanya mengangguk dengan pandangan heran, sementara make up artist di sebelahnya hanya diam sambil melirik temannya.

🐰🐰🐰

Saatnya berganti kostum, mereka harus mengenakan kostum yang sedikit terbuka.

"Bisakah aku memakai kaos untuk dalaman kostum ini ?" Tanya Jungkook.

Dia mencoba kostumnya. Beberapa orang terlihat terkejut melihat ada lebam di bawah dadanya, terlihat jelas di kulit putihnya. Kerah jas itu sangat rendah, bila tak mengenakan dalaman akan terlihat lebam hitam itu.

🐰🐰🐰

Syuting hari ini berjalan lancar, sangat profesional dan cepat. Para member melakukan pose pose yang diinginkan sutradara dengan tepat. Nyaris tak ada senda gurau disana. Mereka ingin syuting cepat selesai dan beristirahat. Mengistirahatkan badan dan pikiran mereka.

Jujur saja, masih ada rasa takut di hati mereka karena peristiwa semalam. Meskipun mereka sudah membicarakannya dan sudah mendapat pengawalan masing masing, tetap saja rasa cemas itu ada.

Break untuk makan siang tiba. Alih alih memakan makanannya, para member lebih memilih memejamkan mata mereka untuk tidur sebentar. Mereka beristirahat sejenak di ruang pribadi mereka, berpesan pada para staff untuk tidak mengganggu.

Jimin, Taehyung dan Hoseok bersandar di sofa panjang. Yoongi dan Namjoon saling bersandar di kursi. Seokjin tidur menelungkupkan kepalanya di meja.

Jungkook memperhatikan para hyungnya, wajah pucat tertutup make up mereka. Tangannya memijit pelipisnya yang terasa pening. Bayangan Seokjin dan Yoongi dalam peristiwa semalam menari nari di pikirannya.

Tiba tiba semua hening. Jungkook seakan tak bisa mendengar apapun.

'braaaakkk'

Suara kencang terdengar di pikirannya. Keringatnya bercucuran. Nafasnya tersengal sengal. Dia melihat keenam hyungnya tergeletak bersimbah darah.

Jungkook menekan dadanya kuat kuat. Matanya menatap nyalang. Dicobanya meraup udara sebanyak mungkin. Oksigen seakan hilang dari sekitarnya. Susah payah ia bernafas.

"Jungkook,, Jungkook,, kau mendengarku. Tenangkan dirimu. Bernafaslah pelan pelan."

Jungkook mengerenyitkan dahinya, mencari sumber suara. Masih dalam usahanya meraup oksigen.

"Aku di depanmu Jungkook. Hyung di depanmu. Lihat mataku. Bernafaslah secara perlahan."

Sentuhan terasa di pipinya. Mengarahkan wajahnya ke hadapan seseorang. Pandangannya menemukan hyungnya. Matanya fokus menatap Jimin di depannya. Perlahan lahan nafasnya kembali normal. Kepalanya serasa berputar, pening.

"Hyung,, hyuung,, " Ucapnya panik.

"Iya,, hyung disini. Tenanglah."

Jimin memeluk Jungkook menenangkannya. Mengusap usap punggungnya dengan lembut. Sementara member lain melihatnya dengan cemas.

"Terima kasih hyung." Dengan masih di pelukan Jimin, dirinya berangsur angsur tenang.

Jimin mengangguk.

Dia terbangun mendengar Jungkook mengerang di sebelahnya. Jungkook sudah memegang erat dadanya, mencoba mengambil nafas yang seakan terhenti. Suaranya membangunkan member yang lain.

"Panic attack ?" Tanyanya ketika Jungkook sudah tenang.

Jungkook berpikir sejenak, hal yang sudah belasan tahun tak pernah mengganggunya tiba tiba kembali. Ia mengangguk.

"Sejak kapan kau punya panic attack ?" Tanya Taehyung.

"Sudah lama, sejak aku masih kecil. Sudah tidak pernah kambuh lagi. Terakhir saat aku berumur tiga belas tahun."

"Kau tak pernah cerita." Sahut Yoongi.

"Sudah lama sekali hyung, aku bahkan sudah lupa. Aku baik baik saja. Kalian makanlah makanan kalian dulu, waktu istirahat sudah hampir habis. Aku mau ke toilet."

Para member menatap punggung Jungkook. Panic attack ? Apa peristiwa semalam begitu mempengaruhinya ?

🐰🐰🐰

"Aku melihat lebam di dada Jungkook ketika ia berganti kostum, dan Jisun noona melihat lebam di bibir Yoongi saat meriasnya."

"Tangan Seokjin juga terluka. Apakah mereka bertiga berkelahi ?"

"Member lain juga tidak banyak bicara, tidak seperti biasanya, suasana hari ini begitu serius. Sudah beberapa kali aku bekerja bersama mereka, tetapi baru kali ini aku melihat mereka seperti ini. Sepertinya memang benar benar terjadi sesuatu."

Jungkook mendengar percakapan itu dari dalam toilet. Gosip hangat sudah menyebar diantara para staff. Bisik bisik menemani syuting iklan mereka hingga selesai hari itu. Para member tak menyadari hal itu, tetapi Jungkook tahu, tinggal menunggu waktu sampai rumor itu akan keluar ke masyarakat luas.

🐰🐰🐰

Namjoon dan Seokjin bersama dua pengawal pribadi mereka meninggalkan lokasi syuting untuk pulang ke dorm. Begitu juga Yoongi dan Hoseok, serta Jimin dan Taehyung, pergi bersama pengawal pribadi masing masing secara berpasangan.

Dan Jungkook tetap setia bersama Kapten Song.

'tut tut tut'

Kapten Song mengangkat teleponnya.

'Kapten Song Jong Kii'

'Siap Jenderal.'

'Apa kau bersama Bunny ?'

'Saya bersama Bunny sekarang.'

'Datanglah ke markas, kalian berdua.'

'Siap Jendral. Saya akan segera ke markas bersamanya.'

Kapten Song memutuskan sambungan teleponnya. Dia membelokkan mobilnya ke arah yang berlawanan dengan dorm.

"Apa Jenderal ingin bertemu denganku ?"

Kapten Song mengangguk. Ia menjalankan mobilnya ke markas. Sementara Jungkook mengirim pesan kepada hyungnya ia akan terlambat pulang malam ini.

🐰🐰🐰

Kapten Song memasuki ruangan Jenderal bersama Jungkook. Dengan sikap tegap, Kapten Song memberikan hormat kepada sang Jenderal. Sementara Jungkook menunduk sebagai penghormatannya.

Jungkook memang buka seorang militer. Ia hanya warga sipil yang direkrut ke dalam tim mereka. Meskipun begitu Jenderal tetaplah atasannya. Ia harus bersikap siap tegap di hadapannya.

Jenderal mengangguk membalas sikap penghormatan mereka. Ditatapnya wajah kedua anak buahnya itu. Wajahnya yang semula serius, menjadi rileks. Senyum mengembang di bibirnya.

"Kapten Song, kau santai saja. Dan Bunny, lepaskan saja penyamaranmu itu. Kau tahu disini sangat aman."

Bunny mulai melepaskan masker dan topi bucket yang menutupi wajahnya. Dia sedikit mengerjapkan matanya. Masker hitam itu menutup hampir mencapai matanya.

"Duduklah di kursi itu."

Kapten Song dan Bunny duduk di kursi empuk yang ada di ruangan itu.

Jenderal masih duduk di kursinya. Ia mengambil map yang diserahkan salah seorang bawahannya kepadanya sebelum mereka berdua datang.

Dibacanya laporan yang diberikan itu dengan seksama. Kapten Song dan Bunny menunggu beberapa saat. Kemudian Jenderal berdiri dan mendudukkan dirinya dihadapan mereka berdua.

Bunny melihat logo map yang diletakkan Jenderal di meja. Logo kepolisian. Bunyy sudah bisa menduga isi dari map itu.

"Jungkook-ah,, aku turut berduka atas apa yang terjadi pada orang tuamu. Maafkan kami terlambat mencegah kejadian itu."

Jenderal menyodorkan map itu kepada Bunny. Bunny menatap Sang Jenderal yang mengangguk kepadanya. Bunny membuka dan membaca isi map tersebut.

"Aku baru saja menerima laporan penyelidikan kecelakaan kedua orang tuamu. Ada kerusakan pada mesin truk itu sehingga membuatnya meluncur tak terkendali. Bagian dalam mesin yang terlihat bersih daripada bagian lainnya mengindikasikan ada yang sengaja mengutak atiknya. Dan juga ditemukan sedikit jejak sidik jari di sana. Untuk detailnya bisa kau baca sendiri."

Bunny serius membaca laporan di tangannya. Kapten Song ikut membaca laporan yang Bunny bawa. Dilihatnya tangan Bunny memucat karena kepalan tangannya.

"Untuk bus itu. Tidak ada yang salah di bus itu. Sopir terkejut dan tak bisa mengendalikan lajunya di tikungan tempat kejadian itu. Bus itu murni kecelakaan. Sopirnya pun sudah menyerahkan diri."

"Kalian sudah tahu siapa pelakunya." Ucap Jungkook datar.

"Kami bekerja sama dengan polisi. Mereka masih mengivestigasi kasus ini. Belum ada cukup bukti yang mengarah padanya."

Bunny perlahan meletakkan map yang ia baca. Meskipun tak terlihat ekspresi di wajahnya, tapi Jenderal tahu kalau Bunny memendam emosi yang dalam. Jenderal tahu Bunny marah.

"Dia sudah mulai berani menyentuh kakak kakakku."

Kapten Song menatap Bunny. Tanpa sadar ia meneguk ludahnya. Suaranya yang rendah, datar ditambah dengan tatapan matanya yang menajam. Aura kemarahan Bunny terpancar dengan jelas.

"Aku sudah mengirim orang orang terbaikku untuk melindungi mereka. Aku tahu kau emosi. Tapi kau jangan bertindak gegabah. Kita sudah bekerja keras berbulan bulan untuk ini. Jangan sampai semua berantakan karena emosi."

Jenderal menatap mata Bunny dengan lembut.

"Aku berjanji akan melindungi mereka. Kita akan melindungi kakak kakakmu. Takkan kubiarkan terjadi lagi hal hal yang buruk."

Bunny melihat kesungguhan pada sang Jenderal. Ditatapnya Kapten Song di sampingnya. Dilihatnya senyuman tipis bodyguardnya.

Jenderal Park Gong Yoo adalah orang yang pertama kali menemukannya. Dan Kapten Song adalah orang yang selalu bersamanya selama ini. Mereka juga adalah keluarganya.

"Peristiwa ini terjadi beruntutan. Aku tidak bisa menahan emosiku. Kalian jangan khawatir. Aku tidak akan bertindak gegabah."

Kelegaan terpancar dari raut muka Jenderal. Begitu juga Kapten Song, meskipun ia masih merasa ada yang janggal di hatinya.

"Sekarang katakan padaku tentang informasi yang sudah kau peroleh. Aku tahu kau menyelidikinya diam diam." Ucap Jenderal.

Bunny mengangguk. Menatap Jendral dan Kapten Song.

"Charles Anderson, pemimpin mafia terbesar di Singapura. Go Hiroto, pemimpin mafia besar di Jepang dan Xien Fu, salah satu mafia besar di China. Kita tahu mereka adalah anak buah Lee Dong Wook. Aku mendapat informasi bahwa secara terjadwal mereka selalu mengadakan pertemuan di markas besar ketua mereka. Lee Dong Wook. Setiap setahun sekali. Di sini. Di Korea. Aku belum bisa menemukan dimana markas besarnya, karena dia selalu berpindah pindah lokasi. Begitu juga dengan waktu pertemuannya. Aku belum mengetahuinya."

"Aku tahu kau mempunyai rencana untuk itu."

Bunny memperlihatkan senyum gigi kelincinya dengan mata sinisnya

"Tentu saja Jenderal. Kita akan menangkap mereka berempat sekaligus. Kita akan memaksa mereka mempercepat pertemuan itu. Ahjussi,, ah maksudku Kapten Song."

Kapten Song mengeluarkan ponselnya. Diperlihatkannya beberapa foto kepada Jenderal.

"Charles Anderson akan melakukan transaksi narkoba skala besar, tepatnya hari ini. Aku sudah bekerja sama dengan badan intelejen Singapura untuk itu atas nama Bunny. Mereka sudah mengirimiku hasil penyergapan mereka."

Jenderal melihat foto foto dan laporan yang dikirim badan intelejen Singapura untuk Bunny.

"Satu mafia anak buahnya sudah terusik. Kita akan mengusik dua lainnya. Untuk itu aku butuh bantuanmu."

🐰🐰🐰

Dorm BTS sedang ribut pagi itu. Headline besar ramai di media.

PERSELISIHAN ANTAR ANGGOTA BTS. SEOKJIN, YOONGI DAN JUNGKOOK BTS BERKELAHI

Sebuah rumor mencuat ke permukaan bahwa terjadi keretakan di BTS. Sumber terpercaya mengatakan bahwa ada lebam di bibir Yoongi dan dada Jungkook, serta luka di tangan Seokjin. Disebutkan bahwa Jungkook yang berdebat dengan mereka berdua berakhir dengan perkelahian diantara mereka.

Para member berkumpul di ruang makan. Jungkook memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Manajer menelepon seseorang dengan marah mencari sumber berita itu. Terpampang foto Seokjin, Yoongi dan Jungkook disitu. Seokjin dan Yoongi sedang menunduk dan Jungkook menatapnya cemas, seolah olah dia sedang terlihat emosi di foto itu.

Itu adalah foto ketika penyerangan itu terjadi. Saat Jungkook menolong kedua kakaknya dari penjahat itu. Entah siapa yang mengambil gambar itu dan memelintir berita seperti itu.

"Jungkook-ah, Jin hyung, Yoongi hyung,, kita akan meluruskan berita ini. Kalian tenang saja ya. Jangan terlalu dipikirkan." Kata Namjoon.

"Mengapa berita seperti ini keluar ? Ini benar benar gosip murahan." Wajah memerah Seokjin kesal.

Jungkook menatap ponselnya. Staff yang biasa menghandle sosial medianya kebingungan. Notifikasi terus menerus berbunyi. Biasanya memang selalu berbunyi, tetapi ini berbunyi tanpa henti. Hujatan dan pembelaan dari netizen menghiasi isi notifikasinya itu. Mempertanyakan kebenaran berita tersebut.

Jungkook mengerenyitkan dahinya.

"Jangan dibaca Kook. Komentar negatif hanya akan membuat perasaanmu semakin sakit." Kata Jimin.

"Aku tahu. Aku mencoba untuk mengacuhkannya, tetapi tetap saja berita ini cukup membuatku pusing. Jin hyung, Yoongi hyung, apa kalian baik baik saja ?"

Yoongi menghela nafas.

"Untuk apa aku memikirkannya. Hal yang tidak penting. Kita pikirkan hal yang positif saja. Tak usah kau pikirkan rumor ini, agensi akan membereskannya."

Meskipun terlihat tenang, tetapi berita itu cukup mempengaruhi mereka. Mereka jadi sedikit pendiam. Saat berkumpul bersamapun seolah olah mereka sibuk dalam pikiran masing masing. Namjoon, sang leader, yang menyadari hal ini berusaha untuk mengatasi masalah ini.

"Teman teman, kita tak bisa membiarkan berita ini mempengaruhi kita. Kita pernah mendapat rumor yang lebih kejam dari ini, dan kita bisa melaluinya. Kita tahu berita yang beredar ini adalah berita yang sama sekali tidak benar, jadi lebih baik kita lupakan saja. Ini akan berhenti dengan berlalunya waktu, kita fokus saja sekarang dengan rekaman album baru kita." Ucap Namjoon saat makan siang di dorm mereka.

"Kau benar Joon, berita ini sedikit mempengaruhiku, bukan karena percaya tapi darimana berita ini berasal. Dan juga darimana foto itu diambil, kita tak melihat orang lain disana selain kita saat kejadian itu. Tapi ya sudahlah, agensi pasti akan segera mengatasinya." Jawab Seokjin.

Sementara itu telinga Jungkook memerah tanpa ada yang menyadarinya.






Surabaya, 23 Mei 2022

Continue Reading

You'll Also Like

148K 12.7K 64
Yoongi, Taehyung, Jin, Hoseok, Namjoon dan Jimin. Mereka kehilangan sosok adik yang sangat mereka sayangi. Myung Soo..!! Sosok pemuda yang selalu be...
935 121 37
Menceritakan tentang seorang pria yang memiliki kepribadian ganda (Dissociative Indetity Disoder) hingga umurnya 24 Tahun. Dia adalah Kim Jungkook, m...
17.9K 3.1K 17
[The only one hariboz's book] Pertemuan pertama yang sangat amat memalukan buat Ricky. Tapi siapa sangka, kedepannya Ricky ketemu-ketemu lagi sama si...
3.5K 440 21
Dengarkan yah para penulis dan pembaca yang budiman. Robin mohon jangan menjiplak atau plagiat cerita ini, Robin mohon dengan sangat. Karena mencari...