Neo City : The Game Is Called...

By jeongharuu

175K 25.2K 3K

book 2 dari Neo City: Unexpected Phenomenon Kelanjutan dari petualangan para anggota tim NCT yang memiliki ke... More

introduce
introduce(2)
Lv.00 : End to Start
Lv. 01 : Kehidupan yang Tenang(1)
Lv. 02 : Kehidupan yang tenang(2)
Lv. 03 : Kehidupan yang Tenang (3)
Lv 04. Kehidupan yang Tenang (4)
Lv.05 : Kehidupan yang Tenang (5)
Lv. 06 : Kehidupan yang tenang(6)
Lv. 07 : Terusik
LV. 08 : Terusik (2)
Lv.09 : Terusik (3)
Lv. 10 : Terusik (4)
Lv. 11 : Solusi
Lv. 12 : Solusi (2)
Lv.13 : Solusi (3)
Lv. 14 : Solusi (4)
Lv. 15 : Diskusi
Lv. 16 : Diskusi (2)
Lv. 17 : Diskusi (3)
Lv. 18 : Persiapan
Lv. 19 : Misi Dimulai
Lv.20 : Misi Dimulai (2)
Lv. 21 : Memasuki Game
Lv. 22 : Berkemah di gua kelelawar
Lv. 23 : Berkemah di Gua kelelawar (2)
Lv. 24 : Melanjutkan Perjalanan
Lv. 25 : Desa Kelahiran Kembali
Lv. 26 : Berusaha untuk Mengingat
Lv. 27 : Rencana Selanjutnya
Lv. 28 : Berusaha untuk Mengingat (2)
Lv. 29 : Berpisah
Lv. 30 : Berpisah (2)
Lv. 31 : Berpisah (3)
Lv. 32 : Berpisah(4)
Lv. 33 : Merindukanmu
Lv. 34 : Merindukanmu(2)
Sembilan Putra Dewa
Lv. 35 : Leveling (1)
Lv. 36 : Leveling (2)
Lv. 37 : Leveling (3)
Lv. 38 : leveling (4)
Lv. 39 : leveling (5)
Lv. 40 : Leveling (6)
Lv. 41. Leveling (7)
Lv. 42 : Kerusuhan
Lv. 44 : The Truth
Lv. 45 : Bimbang

Lv. 43 : Bertemu Kembali

690 106 19
By jeongharuu

Tim pertama yang tiba di Desa Kelahiran Kembali adalah tim Mark, mereka berkuda dengan kecepatan penuh dan hanya beristirahat sebentar.

Mereka lalu menyewa sebuah bungalow yang berada di ujung desa, agar diskusi mereka tidak bocor.

Situasi saat ini sangat menegangkan, tak adq satupun dari mereka yang mengeluarkan suara. Hingga tiga ketukan dengan jeda yang sama terdengar dari luar bangunan.

Mereka menatap waspada, sebelum Mark bangkit sambil mengeluarkan belati beracun yang ia dapatkan dari instance tersembunyi.

"Siapa diluar?" Tanya Mark dengan nada datarnya.

"Ini kami, kelompok manusia."  Balas suara dari luar, Yuta.

"Kenapa Ten tidak bisa menggunakan gelang AI?" Mark kembali bertanya.

"Itu karena aku buta teknologi." Suara lain terdengar. Ini suara Ten.

"Apa profesi Yuta di dunia nyata?" Sekali lagi, Mark bertanya.

"Aku tangan kiri Jeno dari Lee Corporation, spesialisasi membujuk investor dan bertanggung jawab atas mempromosikan produk." Yuta menjawab.

Setelah mengkonfirmasi bahwa mereka adalah anggota kelompok yang benar, Mark membuka kunci pintu dan tersenyum tipis kala melihat wajah rekan-rekannya. "Selamat datang."

Mereka mengangguk, lalu berjalan masuk saat Mark membuka pintu lebih lebar. Dibelakang kelompok Taeil, ada beberapa orang yang tampak kebingungan namun tetap ikut masuk kala Chenle mengajak mereka.

"Jisung!!" Chenle langsung berlari kecil menuju anggota paling muda di kelompok mereka dan memeluknya erat. "Aku merindukanmu.."

Jisung hanya menepuk kepala Chenle pelan sebagai respon.

"Kelompok Johny Hyung akan tiba dua jam lagi." Ujar Kun, dirinya diberitahu Jaemin dalam saluran guild.

"Kalau begitu kita tunggu mereka." Balas Jaehyun yang berdiri didekat jendela.

Diluar, Desa tampak tenang dan normal-normal saja. Tidak ada kerusuhan yang terjadi dengan darah dimana-mana, hal ini membuatnya merasa ada yang mengganjal.

Ketenangan ini terlalu mencekam, seolah-olah ada sesuatu yang berbahaya yang menunggu mereka ditengah ketenangan ini.

"Kapan kelompok Jeno akan tiba?" Tanyanya pada yang lain. Perasaannya benar-benar tidak tenang sekarang.

"Jeno bilang mereka akan tiba dalam tiga puluh menit lagi, sekarang mereka hampir sampai di perbatasan Desa." Jawab Jungwoo yang tengah membuka saluran guild.

Jaehyun menghela nafas gusar, kakinya tak berhenti bergerak. Ia takut akan ada sesuatu yang buruk terjadi kepada teman-temannya yang lain. Juga pada Taeyong...

Tiga puluh menit kemudian, pintu diketuk. Ritme ketukan kali ini cukup berjarak, sekitar dua detik dari satu ketukan ke ketukan berikutnya.

"Siapa?" Mark kembali bersiaga di balik pintu.

"Ini Jeno, dan kelompok Elf. Kami kembali." Balas orang dari luar.

"Siapa yang mengobati Mark saat ia terkena peluru saat bertugas?" Tanyanya.

"Haechan, ditangani saat siang hari menjelang makan siang di unit gawat darurat." Balas sebuah suara lembut.

Didalam, Mark mengepalkan tangannya kala mendengar suara itu. Dadanya bergemuruh, sesuatu yang tak ia tahu apa itu muncul secara tiba-tiba.

"Siapa saja teman satu universitas Doyoung?" Ia bertanya setelah menenangkan dirinya.

"Jung Jaehyun, Kim Jungwoo, Winwin, Ten, dan Lucas. Kami berasal dari departemen yang berbeda, tapi lulus di saat yang sama. Pengecualian untuk Lucas." Itu suara Doyoung.

Setelah beberapa pertanyaan konfirmasi lainnya, Mark membuka pintu. Sama seperti sebelumnya ia tersenyum tipis dan menyambut mereka, lalu membuka pintu lebih lebar agar mereka bisa masuk.

"Wah... Sudah banyak orang." Gumam Jeno. Ia lalu meminta orang-orang yang tak dikenal untuk ikut masuk bersama mereka.

Dua jam kemudian, pintu kembali diketuk. Jika benar, ini adalah kelompok terakhir. Kelompok Johny.

"Siapa?"

"Ini Johnny, kelompok beast."

"Apa nama shotgun dengan peluru khusus yang dimiliki kelompok Puma?"

"Namanya Siren, sang ketua menamainya demikian karena dengan penampilannya yang anggun Siren mampu membunuh orang dalam waktu kurang dari sepuluh menit dengan peluru berisi racun mematikan dari ular Derik." Jawab Johnny.

Yah, yang mengetahui hal itu hanyalah Mark dan Johnny sendiri. Banyak yang terkejut saat Mark mengajukan pertanyaan itu kepada orang diluar.

Mark tanpa ragu langsung membuka pintu. Hanya satu pertanyaan, dan ia langsung percaya siapa yang ada dibalik pintu itu.

"Selamat datang." Ujar Mark, ia lalu berjalan kepinggir dan membiarkan mereka masuk.

Berbeda dengan tiga tim yang memiliki kondisi baik, tim Johnny sedikit tidak beruntung. Mereka memiliki beberapa luka kecil di tubuh mereka.

"Bagaimana kalian bisa terluka??" Ten bertanya dengan khawatir, semenjak tahu profesi Johnny ia selalu percaya bahwa pemuda tinggi itu tidak akan terluka sedikitpun.

Namun sekarang, ia terluka. Bahkan bajunya terkoyak dengan noda darah dimana-mana.

"Ada kerusuhan di desa dekat sini, kami sempat terjebak dan hampir menjadi korban disana." Jelas Jaemin. Wajahnya menunjukkan ekspresi ngeri kala mengingat kembali apa yang nyaris mereka alami.

Kondisinya tak jauh berbeda dengan Jaemin dan beberapa orang asing yang juga memiliki kondisi yang serupa. Namun, jelas mereka lebih parah dari Johnny.

Haechan langsung berjalan mendekat menuju mereka dan merapal mantra penyembuhan dengan suara pelan, lalu mengarahkan tongkatnya pada enam orang itu.

Sinar berwarna cyan muncul dari tongkatnya dan menyelimuti tubuh enam orang itu, hingga di saat berikutnya ketika cahaya itu menghilang luka mereka benar-benar hilang.

"Istirahat dulu, pulihkan HP kalian." Ujar Haechan sambil tersenyum tipis.

"Terima kasih, Haechan." Jaemin tersenyum lebar, lalu berjalan menuju tempat Taeyong berada.

Sementara Mark, menutup kembali pintu itu dan menguncinya. Ia lalu menatap Chenle dan Renjun, "Chenle, Renjun buat pelindung diseluruh bangunan ini. Pastikan itu cukup kuat untuk beberapa jam kedepan."

Baik Chenle dan Renjun saling menatap lalu kembali menatap Mark, "kami bisa bergantian membuat Shield, tapi tidak bisa membuatnya secara bersamaan untuk melindungi tempat yang sama. Itu akan membuat Shield kami saling berbenturan, dan tidak akan menjadi efektif."

Chenle mengangguk setuju, "durasi terlama Shield milikku adalah enam jam, dan akan menghabiskan seperempat dari HP ku Hyung."

Mark mengangguk paham, namun sebelum ia mengatakan sesuatu seseorang menyelanya.

"Sebuah Shield hanya bisa digabung dengan Shield yang berasal dari dua magician yang memiliki ras yang sama, jika milik mereka tidak bisa digabung maka aku bisa melakukannya. Aku dari ras manusia." Jelas orang itu.

"Hongjoong Hyung?" Chenle berseru kaget.

Si pemilik nama tersenyum, "kita bisa menggabungkan Shield agar menjadi lebih kuat."

"Aku juga seorang magician, tapi aku dari ras elf." Ujar sosok lainnya.

"Kalau begitu... Renjun duluan, gunakan Shield milikmu lalu kau, dan yang terakhir nanti Chenle serta Hongjoong." Usul Jaehyun.

"Shield terkuatku hanya bertahan selama dua jam." Ujar Renjun. Ia lalu berdiri di tengah ruangan, memejamkan matanya dan memutar tongkatnya 360° dengan sangat cepat. "bewahre dieses Haus mit meinem Blut als Bezahlung vor allem Schaden!"

Cahaya berwarna merah darah muncul, lalu berputar dan membuat surai hitam pemuda itu ikut bergerak. Sesaat kemudian, cahaya merah darah itu menyebar ke seluruh bungalow tersebut.

Ketika Renjun membuka kembali matanya, ia tampak lebih sayu. Mantra pelindung itu menguras banyak HP nya, dan membuatnya sedikit pusing. "Selesai.."

Dengan sempoyongan, ia berjalan menuju tempatnya duduk tadi dan menyandarkan kepalanya di bahu tunangannya.

"Ayo kita mulai."

.

.

.

To be continued

Kangen gak?





Continue Reading

You'll Also Like

3.4K 621 10
Bermula dari TTM yang menemukan benda bulat aneh dan dengan bodohnya mereka bawa pulang untuk ditunjukkan pada saudara-saudaranya, berlanjut Solar ya...
217K 24.4K 73
Novel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG...
2.3M 44.1K 61
Dasep keturunan keluarga tukang pijat yang mewarisi kemampuan pijat dari leluhurnya, berkelana ke kota justru jatuh menjadi pemijat ++ kelas atas yan...
51.5K 83 9
Hana dan ceritanya yang panas