Perfect couple

By flxciii99

2.8K 172 4

Bayangin kalo dalam suatu hubungan yang satu hobi ngilang, yang satu hobi ngomel, ceramah segala macem? Seru... More

1. Past
2. Club
3. Problem
4. Terlanjur cinta
5. Lonte Berulah
Castยน
Castยฒ
6. I Miss You Really Bad
7. Berulah lagi
9. Kecewa
10.The guardian Angel
11. Terasa nyata
12. friend childhood
13. Misi Aluna
14. Gelud Sini Om
15. Gelud?!
16. Spill
17. Zefran diculik?!
18. Friend childhood again(?)
19. Taruhan [1]
20. Taruhan [2]
21. Cheating?
22. Be Happy
23. Mad or Sad?
24. Got You!
25. Your Ex

8. The problem

90 5 0
By flxciii99

Melva melangkahkan kakinya dengan malas menuju kamarnya, Carina sudah melaporkan tingkah laku Melva kepada sang papa, sekarang tinggal menunggu perang dunia antara anak pungut dengan ayah tirinya.

Suara mesin mobil mati dan suara pintu mobil yang ditutup secara kasar membuat Carina tersenyum simpul, gadis itu tengah menyuapi Vaden, laki-laki itu tengah asik bermain game online dengan 3 gadis dam satu teman laki-lakinya siapa lagi jika bukan Lyndi.

"Mana adek angkat kamu itu?"

"Kakak gak tau, cari aja dikamar" Vaden yang melihat Galaxy langsung tersenyum walau makanan masih ada didalam mulutnya.

"Papa keatas dulu" Carina dan Vaden hanya mengangguk.

Suara pintu kamar dan suara teriakan Melva membuat Carina tersenyum sejenak.

"Si Melva kenapa?"

"Yang kemaren malem dirumah kamu, sama yang disekolah tadi, itu semua aku sambungin ke laptop papa"

"Wow, impresif"

"Udah gih nih makan"

"Yahhh, mati"

"Bang, main yang bener"

"Bentar, gue lagi makan"

"Kak Vaden nebeng boleh ya?"

Laki-laki itu hendak menjawab namun langsung bungkam menadapat senyuman dari kekasihnya yang tersenyum sambil menodongkan garpu diatas ponselnya.

"Gak, sama Lyndi aja noh"

"Aw, kamu takut sama Carina rupanya aw"

"Bacot"

"ASTAGA MULUT!" Vaden langsung memeluk gadisnya erat dan menatap kearah gadis itu.

"Mau nenen by"

"Gak boleh sayang"

"Boleh"

"Eng-"

"KELUAR KAMU DARI RUMAH SAYA, DASAR JALANG TAK TAU DIRI!" Carina dan Vaden terlonjak kaget saat melihat Galaxy mendorong tubuh Melva, tangan pria paruh baya itu mengepal erat hingga gemetar.

Carina datang dan mengusap bahu papanya.

"Tenang pa"

"Tenang gimana? Papa udah tau semuanya, Vella cerita semua sama papa, pernikahan kalian berdua papa percepat! Papa tidak menerima penolakan" Galaxy pergi dari sana menuju ruang kerjanya. Valentina datang dengan Kelvin, perempuan cantik itu tengah menggandeng anak kecil berpipi chubby.

"Anak siapa?" Carina dengan sengaja menginjak tangan Melva dan mengacuhkan jeritan kesakitannya.

"Adeknya Kelvin" Valentina menggendong anak itu.

Carina tersenyum namun senyum gadis itu memudar kala mengingat ucapan sang papa barusan, ia khawatir Daniel akan berbuat nekat kepada dirinya atau mungkin kepada Vaden, ia ragu jika harus mengatakan yang sesungguhnya kepada sang papa.

"Kak, ngelamunin apa sih?"

"Pernikahannya dipercepat, kakak takut Daniel nekat, ngelakuin apapun yang penting kakak bareng dia" Vaden yang mendengar langsung menarik kepala gadisnya dan memeluknya erat, beberapa kali ia mengecup pucuk kepala Carina.

"Hey, dengerin aku, jangan takut sama Daniel, kamu punya aku"

Melva menatap kearah anak kecil yang tengah digendong oleh Valentina, namun dengan cepat anak itu menangis.

"See, anak kecil aja tau mana yang jelek mana yang cantik" Valentina langsung mendorong tubuh perempuan itu sedikit kencang, namun Melva dapat menahan beban tubuhnya.

"V-valen"

Perempuan berambut sepinggang itu langsung menoleh dan memeluk sang papa erat.

"Maaf, maaf jika saya sudah terlalu melampaui batas, maaf atas perilaku saya" Valen mengangguk dan tersenyum.

"Gak apa-apa pa, Valen ngerti"

"Kamu tinggal disini lagi ya sayang?" Valentina menatap sang kakak dan kekasihnya bergantian.

"T-tapi emang papa gak malu punya anak kayak Valen? Valen kotor pa" Galaxy menggeleng dengan cepat dan mengusap rambut belakang anaknya.

"Itu semua salah papa, seandainya papa gak usir kamu dari rumah, kamu gak akan jadi kayak gini, tapi papa seneng, kamu masih tau batas wajarnya Valen" Kelvin yang menatap itu lantas mempoutkan bibirnya dan memainkan jari-jarinya.

"Kamu kenapa?"

"Gak apa-apa om" Galaxy mengangguk dan lanjut berbincang sejenak dengan putrinya.

"Ya Tuhan, gini ya rasanya jadi cewe ketemu cowo gak peka" Galaxy yang mendengar sempat tersenyum simpul dan menyuruh Valentina untuk mengurus kekasihnya.

"Pa, boleh gak Melva disini jadi babu aja" pinta Carina, Valentina menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum.

"Boleh-boleh aja"

"Tapi ada baiknya kalo dia kerja jadi babu kakak" sahut Kelvin yang langsung mendapat tatapan tajam Valentina.

"Iya ihh nda" laki-laki itu menyenderkan kepalanya pada dada perempuannya dan sesekali laki-laki itu memainkan helai rambut Valentina.

"Bener yang diomongin Kelvin" sahut Valleta yang datang dengan secangkir kopi dan biskuit yang baru ia buat.

"Apalagi calon pasutri kayak kalian itu masih bisa lalai"

Carina mengangguk dan menatap Vaden.

"Vaden gak keberatan ma, tapi Vaden takut dia berulah lagi"

"Iya sih, tapi kamu gak kasian sama Carina? Nanti dia kerjain semua pekerjaan rumah sendirian, masa kamu tega" sahut Galaxy yang membuat Vaden langsung memeluk gadisnya.

"Aaaa by"

"Apa mas?"

"Lusa kalian fitting baju pengantin ya" Valentina yang mendengar langsung membelalakkan matanya.

"Valen mau ikut juga, Valen mau nikah juga" Kelvin langsung mencium pelipis perempuannya dan memeluknya erat.

"Gak apa-apa sih, tapi Carina sama Vaden nikah sebelum ujian, Valen mau nikah kapan emang?"

"Eum... Seminggu lagi ya pa, ma? Ya?" Galaxy dan Valleta sempat bertatapan, namun jawaban dari keduanya membuat Valentina tersenyum. Pasalnya setahu Valleta anak bungsunya ini home schooling jadi menurutnya itu tak akan pernah menjadi masalahnya.

Keesokan harinya Vaden dan Carina berjalan menuju lorong kelas, seluruh pasang mata menatap kedua remaja itu.

"Lemes bestie, pangeran sekolah udah diambil sama ratunya"

"Lemes pren, udah fix ini gak bakal bisa digapai lagi pren"

"Sakit hati ya? Sama kok, aku juga"

"Mau punya ayang"

"Ayangku mana kak?"

"Langit, bisa kah kau berikan ayang untukku? Aku juga ingin punya ayang"

"BESTIE, AW BESTIE ITU DI TANGAN CARINA ADA CINCINNYA, UDAH DILAMAR DIA BESTIE, MAKIN LEMES BESTIE"

"AAAAAAA"

Carina tersenyum sambil menatap Vaden.

"Apa senyum-senyum?" Carina menggeleng.

"Oh iya, mas aku tad-"

"Den, disuruh ke ruang OSIS, ada rapat buat acara prom night, Lo ketos tapi gak pernah ikut rapat" Vaden langsung melotot menatap sekretarisnya itu.

"IYA?! KAMU BOLOS TERUS KALO ADA RAPAT? IHHHH KAMU NYEBELIN BANGET SIH, NAKAL, BILANGIN KE PAPI VASKA-!" Vaden menggeleng dan memegangi tangan kekasihnya.

"Ay, enggak ay, ay kiw ay"

"LO MAH, RESE BET BOCOR AMAT MULUT LO!"

"Ya kan nyatanya emang gitu"

"Pagi adek maniez" Lyndi duduk di kursi milik Vaden dan menyodorkan happy meal yang ia bawa khusus untuk Carina.

"Entah kenapa gue geli Lyn"

"Sakit hati aku"

"Nyeh, nih" Carina langsung memberikan se plastik penuh kinder Joy dan susu pisang hanya untuknya.

"Aw, makasih adek maniez"

"Iya ih udah sana"

"Uhuk"

"Kenapa lo?"

"Ciee yang besok fitting baju pengantin, ikut dong"

Carina tersenyum dan mengiyakan.

Ok, sip mungkin setelah ini akan ada pemanggilan orang tua/wali dari 10 siswa yang akan bolos besok.

"WOY, DANIEL BERANTEM SAMA VADEN!" Seorang laki-laki yang diketahui bernama Samuel itu berlari di sepanjang koridor kelas 12 sambil berteriak kalimat tersebut berulang kali.

Carina langsung menggebrak meja dan berlari menuju lapangan, karna ia tahu Daniel suka membuat seseorang malu jika orang itu kalah darinya.

"Vaden, Daniel stop" Carina menarik Vaden menjauh dari Daniel.

"Udah cukup"

Daniel menarik kuat tangan Carina, hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

"A-aw lepasin, Dan, sakit lepas" Arthur langsung datang dan menarik mundur sahabatnya itu.

"LO PUNYA GUE RIN"

"ITU MASA LALU GUE SAMA LO DANIEL, GUE SAMA LO KAYAK AIR KETEMU MINYAK. GAK AKAN PERNAH NYATU, DAN LO JUGA HARUS TANGGUNG JAWAB SAMA ANAK PUNGUT ITU!" Seluruh pasang mata menatap kearah lapangan menyaksikan Carina, Vaden, dan Daniel.

Carina maju selangkah menatap lekat pada manik mata hazelnut milik Daniel.

"Lepasin gue Dan"

"Gue gak akan pernah lepasin lo" Daniel pergi dari lapangan sambil mengacungkan jari tengahnya kepada Vaden.

"Anak anj-"

"Udah, ayo diobatin dulu" vaden mengangguk dan mengikuti Carina yang menarik tangannya secara lembut.

"Oh, itu yang namanya Carina"

"Gila ya, bisa bikin dua pangeran brengsek suka sama dia"

Vaden menatap pergelangan tangan Carina yang masih meninggalkan bekas genggaman tangan Daniel.

"Jangan didengerin" Carina mengangguk.

"Weh gila, itu beneran Vaden? Serius?"

"Iya, sekarang dia sama Carina udah lamaran"

"Gila ya? Gak nyangka banget endingnya Vaden bakal punya cewe kayak Carina".

"Iya jelas enggak lah, Vaden kan cowo breng-"

"Lo sebutin kata itu, gw pastiin mata lo buta habis ini" Carina bangkit sambil menatap teman seangkatannya itu dengan lekat.

"Udah, sini, tangannya sakit?" Carina mengangguk dengan pelan dan menatap kearah Vaden.

"Boleh jujur?" Carina mengangguk dan menatap manik mata biru laut yang teduh pada laki-laki dihadapannya itu dengan lekat.

"Vaden sayang Carina" Carina tersenyum dan memeluk Vaden erat, laki-laki itu membisikkan sesuatu yang langsung membuat pipi Carina memerah dan memukul dada laki-laki itu dengan pelan.

"Kenapa hum? Katanya mau anaknya dua, buat sekarang aja ayo"

"MAS VADEN!"

"Ganteng"

"Pervert"

Cowo mesum kesayangannya Carina

Cewe cantik yang jadi korban mesumnya Vaden


Hai, hai hshs
Harusnya sih belum up, tapi ide nya udah muncul duluan
Segini dulu ya
Papai, salam Candy 🍭

Continue Reading

You'll Also Like

758K 67K 36
๐™๐™ช๐™ฃ๐™š ๐™ ๐™ฎ๐™– ๐™ ๐™–๐™ง ๐™™๐™–๐™ก๐™– , ๐™ˆ๐™–๐™ง ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž ๐™ข๐™ž๐™ฉ ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž ๐™ƒ๐™ค ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž...... โ™ก ๐™๐™€๐™๐™„ ๐˜ฟ๐™€๐™€๐™’๐˜ผ๐™‰๐™„ โ™ก Shashwat Rajva...
220K 6.5K 49
we young & turnt ho.
15.8K 623 35
โ€žYou are the reason why I'm here today." _-_-_-_-_ After the truth about the relationship between Max Verstappen and Kelly Piquet came out, his world...
1M 55.7K 35
Millie Ripley has only ever known one player next door. Luke Dawson. But with only a couple months left before he graduates and a blackmailer on th...