'π•π€πŒππˆπ‘π„' 𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐅�...

By Idk_y345

99.8K 15.8K 3.1K

Bercerita tentang Alice Caravan yang jiwa nya dibangkitkan kembali di dimensi Boku No Hero Academia. Namun s... More

PROLOG
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10. Todoroki Touya lahir nih
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Info:)
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Kenalan bre
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
InfoπŸŒπŸ–
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Ada dehπŸ—Ώ
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Special Chapter
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
πŸ„πŸ‘
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
^^ Baca dulu sampe bawah bro:v
HAIII
Chapter 53
Chapter 54

Chapter 33

1.5K 273 73
By Idk_y345

Selamat membaca🦜

"Apu biru?"

Alice sedikit menyipitkan matanya sambil melangkah mendekat. Dia menangkap siluet sesosok lelaki berdiri disana dengan posisi sedikit membungkuk.

"Tuan, apa yang kau lakukan disana?" Alice bertanya dengan raut bingungnya.

Pemuda itu sedikit melirik kearah tangannya yang mengeluarkan api biru, lalu dia mengibaskan tangannya agar api itu hilang. Kemudian dia menatap Alice.

"Aku mencari Pro hero nomer 2" Jawabnya. Alice menggerutu dan berkacak pinggang.

"Endeavor? Sebaiknya kau kembali lain waktu tuan, pak tua itu sedang tidak ada disini sekarang"

Wajah pria itu seketika terkesima, tapi tak lama dia menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih sudah memberitahukan hal itu kepadaku"

Alice mengacungkan ibu jarinya sebagai respon, lalu dia menunggu pria itu meinggalkan tempat. Tapi sudah 3 menit dia menunggu, dia tidak juga pergi. Alice memijit pangkal hidungnya.

"Kenapa masih disana? Apa kau tidak tahu dimana pintu keluarnya?". Dan benar saja, pria itu mengangguk iya.

"Ga bilang dari tadi" Batin Alice.

"Ikuti aku"

"Kemana?"

"Tentu saja ke pintu keluar. Memang nya mau kemana lagi?"

Alice berjalan lebih dulu meninggalkan Pemudia itu yang masih terdiam.

"Gerakan kaki malas mu itu tuan!" Teriakan Alice itu membuat dia tersentak. Sekilas, dia menghadap kearah samping.

Lalu kakinya pergi menyusul Alice.
Pergi meniggalkan tempat itu seolah-olah disana tidak terjadi apa-apa.

Betul sekali kawan, itu Dabi.

Dabi mempercepat langkahnya agar bisa menyusul Alice yang sudah berada agak jauh disana. Setelah lamgkahnya sudah menyamai Alice, dia sedikit menundukkan kepalanya dan sesekali curi-curi pandang kearah Alice.

"Kalau tidak salah, kau adalah Alice" Ucap Dabi menebak. Alice tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.

"Dari mana kau tahu namaku?"

"Televisi"

Ahh Alice baru ingat itu. Sejak pertunangannya di umumkan, semua orang langsung mengenalnya, bahkan dari siluet tubuhnya pun semua orang tahu. Dia sampai heran dengan Endevaor, dia pakai saluran tv mana sampai semua orang tahu berita itu.

Jangan bilang jika Endeavor menyewa semua saluran tv hanya untuk mengunggah berita pertunangannya. Bisa jadi.

"Kau suka?"

Otak Alice tiba-tiba loading. Lantaran dia tak paham apa yang dikatakan oleh pemuda itu. Kedua Alisnya saling bertautan membuat beberapa kerutan kecil di dahinya, hal itu terlihat sangat kontras di wajahnya yang mulus tanpa keriput meskipun umurnya sudah tua.

Melihat hal itu, Dabi hanya bisa tersenyum maklum. Dia sudah terbiasa dengan hal itu.

"Lupakan. Selamat atas pertunangan kalian" Ekspresi yang ditunjukan Dabi sangat berbanding terbalik dengan nada bicaranya. Dia berucap dengan nada ringan dan bahagia, sedangkan wajahnya terlihat menakutkan.

Ditambah saat mata nya tak sengaja melihat cincin yang tersemat di jari manis sang gadis membuat Dabi hampir mengeluarkan Apinya.

Beruntung hal itu tidak terjadi. Dabi sudah menduga hal ini. Lambat laun rupa gadis itu bertambah cantik, sudah banyak orang yang terpikat oleh kecantikan itu, termasuk dirinya.

Semakin dia bersamanya, Dabi semakin tenggelam oleh kasih sayang yang dicurahkan Alice padanya.

Dabi beralih menatap cincin pertunangan Alice dengan tajam. Cincin itu terlihat sangat tidak cocok dengan gadisnya, sangat merusak pemandangan.

Alice secara tiba-tiba menoleh kearah Dabi dan bertanya.

"Siapa namamu?"

Postur tubuh Dabi jadi kaku seketika. Dia mengusap belakang kepalanya dan tersenyum tidak enak. Hening melandang, membuat Alice semakin penasaran.

"Ada yang salah?" Tanya Alice. Dabi menggeleng, dan sedikit terkekeh.

"Lalu siapa namamu?". Dabi lagi lagi tidak menjawab pertanyaan yang di ajukan Alice padanya. Itu membuat Alice menatap curiga Dabi.

"Tuan, kau benar-benar mencari Endeavor, kan?"

"Atau mencari sesuatu yang lain?"

Alice melambatkan langkahnya agar dia bisa mengintrogasi Dabi. Lagi pula, kemana semua penjaga? ini terlalu sepi untuk sebuah Agensi besar yang dibuat oleh orang terpandang.

"Itu adalah pertanyaan yang sederhana, tapi kenapa kau enggan menjawab? Jika seperti ini terus, aku harus mengambil tindak-"

"Bob"

"Pardon?"

"Namaku Bob"

Alice mengangguk puas. Setidaknya dia mau menjawab ya kan.

"Salam kenal Bob". Alice mengulurkan tangannya dan uluran tersebut dibalas oleh Bob.

[Dari sini saya manggil Dabi pake sebutan Bob ya:v]

Alice memiringkan kepalanya. Saat Bob hendak menarik tangannya kembali, Alice lebih dulu mencegatnya dan menelusuri tangan Bob.

"Apa yang terjadi dengan tanganmu?". Matanya tidak bisa lepas dari kulit tangan Bob yang terlihat sedikit mengerikan.

"Ah, maaf jika itu membuatmu takut. Itu hanya kecelakaan" Jawab Dabi kikuk.

"Hmm begitu. Gws"

"Hah?"

"Gws"

"Apa itu?"

"Get well soon"

Bob tersentak. Dia cepat-cepat memalingkan wajahnya kemanapun itu asalkan Alice tidak melihat wajahnya.

Tapi semua itu sia-sia. Alice masih dapat melihat Wajah Dabi yang mulai merona. Melihat itu, Alice hendak menepuk punggung pria itu, tapi gerakannya terhenti.

Karena lama kelamaan wajah merona nya mulai berubah. Sorot matanya sedikit membuat Alice merinding dan senyumannya melebar dengan nafasnya yang tak beraturan.

Bob terlihat sangat senang mendengar gadis itu khawatir dengannya.

Alice menelan ludahnya kasar, dia mempercepat langkahnya dan terlihat beberapa kali dia mencuri pandang kearah Bob dengan tatapan was-was.

Bob mengikuti ritme kecepatan langkah Alice dengan tangannya yang menutup sebagian wajahnya.

Kan Alice jadi merinding sendiri.

Tapi Alice bisa bernafas lega, karena mereka sudah sampai di pintu keluarnya.

"Nah Bob, kita sudah sampai. Lain kali bertanyalah pada penjaga jika tersesat"

Bob Tidak membalas ucapan Alice, tapi gadis itu yakin jika Bob mendengarkan nasihatnya.

Sebelum pergi, Manik Bob terkunci kearah leher Alice. Bob menatap objek itu dengan lekat. Alice sudah berkeringat dingin karena cara memandang Bob yang tidak enak daritadi.

"Nice necklace"

Alice dengan sigap menggenggam Kalung pemberian 'Touya'.

"Arigatou. Cantik bukan? Ahahaha aku sangat menyukai kalung ini. Modelnya tidak pernah ketinggalan jaman. Ini juga pemberian dari seseorang" Ucap Alice dengan senyum lebarnya.

"Memang nya dari siapa?". Secara mengejutkan, Bob tiba-tiba melembutkan nada dan cara bicaranya kepada Alice.

"Hmmm, bisa dibilang dia adalah Cinta pertamaku. Aaahh aku jadi malu sendiri" Pipi Alice sedikit merona. Hati Bob mulai bergemuruh mendengarnya.

"Apa rasa cinta itu masih tersisa?"

"Sisa? yang benar saja, rasa cintaku padanya tidak akan berkurang sedikit pun"

Ohh Alice yang malang. Apa dia tidak sadar jika dia sudah membuat seseorang semakin jatuh cinta padanya. Semoga hidupmu tenang kedepannya.

Melihat hari yang semakin larut, Bob mendekatkan dirinya kearah Alice. Lalu dia mengambil tangan Alice dan mengecup punggung tangannya.

"Aku sangat menantikan pertemuan kita berikutnya"

Punggung Bob perlahan mulai menghilang dari pandangannya. Dengan posisi yang masih sama ,dia masih terdiam kaku didepan Gedung Agensi Endeavor.

Setelah tersadar, dia menatap punggung tangannya yang dikecup oleh Bob tadi.

"AAAAAA KENAPA DIA BISA DISINI?!"

Alice menatap kondisi bangunan Agensu Endeavor itu dari ayas sampai kebawah. Salah satu kaca bangunan itu pecah, tepat dilantai dimana dia bertemu dengan Dabi.

"Serius dia lewat sana?"

Alice sekarang harus menyiapkan sebuah alasan untuk menjawab pertanyaan Endeavor tentang kaca bangunannya yang pecah itu. Aloce berharap dia hanya memecahkan kacanya saja.

______________________________________

Keesokan Harinya.

Endeavor, Todoroki dan juga Alice tengah berpatroli di sekitar Area. Namun tiba-tiba saja Endeavor berlari dengan kencang, Alice dan Todoroki saling bertukar padangan sebelum akhirnya ikut lari menyusul Endeavor.

"Shoto, sesuatu telah terjadi! Ikuti aku. Akan aku tunjukan padamu apa itu pahlawan!"

Alice hanya mengiyakan ucapan Endevaor, dia sudah tahu jika Nomu sudah menyerah kota Hosu. Di tengah perjalanan, Todoroki mendapatkan notif pesan dari Midoriya, dia berhenti sejenak untuk melihat pesan tersebut, begitupun dengan Alice.

"Ada apa Todoroki?" Tanya Alice sembari mengintip Handphone miliknya.

"Midoriya mengirimkan sebuah lokasi"

Melihat kedua bocah itu menghentikan lariannya membuat Endeavor membalikkan badannya.

"Shoto! Jangan lihat ponselmu! Lihat Aku-Mau kemana kau Shoto?!"

"Gang di jalan Okoji 4-2-10. Kalau urusanmu sudah selesai, atau menemukan pahlawan Profesional, segera kirim kesana. Insiden disana kuserahkan padamu. Dengan kemampuanmu pasti bisa diselesaikan dengan cepat, kan?"

Endeavor tidak bisa berkata-kata melihat Todoroki lari ke arah yang berlawanan dengannya. Segera setelah Todoroki pergi, Alice mendekat kearah Endeavor dan sedikit membungkukkan badannya.

"Ayah mertua, menantumu ini izin untuk menyusul calon suaminya. Aku pastikan tidak akan terjadi apa-apa dengannya"

Tanpa menunggu balasan Endevaor, Alice langsung saja berteleportasi ke tempat dimana Nomu akan menyerang, dia tidak akan berada jauh ditempat dimana Pemburu Pahlawan melakukan aksinya.

Setibanya disana, Alice langsung disambut oleh sebuah lemparan mobil polisi. Sebelum mobil itu menimpanya, Alice lebih dulu menghindar dan menendang monil tersebut.

"Are? Ohayou Gran Torino!" Ucap Alice menyapa seorang kakek tua bantet didepan sana.

Merasa terpanggil, Gran Torino kemudian menoleh dan melihat seorang gadis tengah berdiri santai ditengah kekacauan ini. Gran Torino mengadahkan kepalanya dan menatap langit.

"Ini malam"

Alice mengangguk. Gran Torino jadi kebingungan dengan sifatnya

"Mau aja di begoin" Batin Alice menahan tawanya.

Di sekita Area yang di singgahi Alice terdapat 3 Nomu, salah satunya sedang bertarung dengan Gran Torino dan satunya lagi terbang.

Alice sudah mempersiapkan senapan milik Winkle. Dia mengarahkannya pada Nomu yang diserang oleh Gran Torino.

DOR!!

Tembakan tunggal Alice langsung mengenai ketiga Nomu tersebut. Hampir membuat mata Gran Torino melompat keluar karena terkejut.

Tapi anehnya, Semua Nomu itu masih bisa menggerakan tubuhnya dan mulai meregenerasikan organ tubuhnya meskipun prosesnya lumayan lambat.

"Masih hidup ya, padahal ini peluru buatan Winkle. Apa boleh buat, kita coba yang ini"

Alice menyimpan senapan Winkle, dia akan mencoba menggunakan pistol miliknya.

DOR! DOR! DOR!

Alice tersenyum puas saat semua tubuh Nomu itu tidak lagi bergerak. Namun senyuman itu seketika lenyap saat menyadari sesuatu.

"Aku tidak pernah mendengar bahwa Nomu bisa dibunuh menggunakan Logam murni" Gumamnya.

Alice mengedarkan pandangannya ke segala penjuru lokasi. Berusaha menemukan sesuatu yang mungkin bisa memberinya petunjuk.

Angin berhembus dari arah belakang Alice. Sontak Alice membalikkan tubuhnya dan melemparkan Pisau ke salah satu atap gedung.

"Dari mana pula orang itu datang"

Alice mengisi ulang pelurunya dan berjalan mendekat kearah Gran Torino dan Endeavor yang sedang menatapi Nomu yang sudah mati.

"Harusnya ada banyak pahlawan yang berkumpul di sana. Setidaknya sudah berlalu dua sampai tiga menit. Mereka pasti keluar satu persatu, membuat kesal saja" Ucap Endeavor.

"Cepat tahan dia, dan serahkan ke polisi, kemudian bergegas bantu yang lain" Sahut Gran Torino

Tapi Gran Torino dan Endeavor saling diam-diam an. Membuat Alice yang berada di tengah-tengah mereka menggerutu kesal.

Alice akhirnya mrmilih pergi menyusul Todoroki. Setelah kegerpian Alice, Gran Torino baru mau membuka mulutnya.

"Anak itu membunuhnya hanya dengan sebuah Pistol"

"Dia memang sangat kuat, Karena dia adalah menantuku" Ucap Endeavor dengan wajah bangganya. Gran Torino hanya bisa geleng-geleng.

"Toshinori tidak pernah bercerita tenang anak itu" Batin Gran Torino.

______________________________________

Haii semua🌚
:V ga ada yang mau dibilangin seh.
Kalo misal, saya kasih adegan 🍋 nya, setuju tidack?:) Misal loh ya:V
Yoi udh itu aja:) Semoga suka sama chapter ini🖐
Jika ada typo, saya mohon maaf🙏
Jangan lupa vote🌝
Ketemu lagi di gang sebelah🦜

Continue Reading

You'll Also Like

130K 9.4K 15
"WOY ANJ SIAPA LU KENAPA BISA DI KAMAR GUA?!!! " bukan lapak Homophobic M-preg
45.9K 3.3K 17
Manusia telah menjadi legenda bagi para vampir, bagaikan makhluk langka yang hampir punah. "Kau manusia yang nekat." Manusia hidup diantara para vamp...
519K 66.6K 30
Do not allowed to copy paste my story for any reason! [Summary] "Mari kita buat kesepakatan. Kau boleh meminum darahku sebagai gantinya kau berikan t...
3.8K 262 11
Disclaimer, saya masih pemula and tidak pandai mendeskripsikan apapun. Seorang gadis vampire yang meneruskan restoran dan perusahaan keluarganya, ga...