[✔] Klub 513 | Universe | Ep...

By Wiki_Dwiki

51.2K 16.4K 4.5K

Jaemin : "Yang berani tidur pas saya lagi ngajar, ikhlas lahir batin saya colok matanya pakai spidol, ya?" * ... More

Prologue : "Arjuna Jaemin Nasution S.Si"
1. Walikelas Ceria
2. Merajut Asa
3. Menjadi Atom Karbon
4. Laporan Hasil Observasi
5. Menyita Atensi
6. Kerja Sama
7. Teori Bronsted-Lowry
8. Cerita Yang Tak Terungkap
9. Menahan Kasus
10. Penghinaan Nama
11. Kunjungan Walikelas
13. Pembebasan Bersyarat
Epilogue : "Menunggumu Di Tempat Yang Sama"

12. Pengakuan Mengejutkan

3.1K 1K 471
By Wiki_Dwiki

.
.
.

    Setelah berbincang dan melakukan negoisasi dengan orang yang ia telpon, akhirnya Jaemin memenangkan hatinya dan orang itu mau membantunya. Walau Jaemin harus memenuhi salah satu syarat yang sempat membuatnya bimbang, Jaemin ingin bertemu orang itu, tapi syarat yang orang itu ajukan justru adalah mereka tidak boleh sampai bertemu. Untuk melindungi identitas barunya, untuk melindungi Jaemin dari kemungkinan terburuk yang datang dari masa lalunya, dia tak mengizinkan Jaemin bertemu dengannya.

    Selagi menunggu orang itu bekerja untuknya, Jaemin duduk di salah satu kafe yang berada tak jauh dari rumahnya. Dia memesan kopi favoritnya walau harus berulang kali meyakinkan barista jika dia akan tetap hidup walau minum 8 shot espresso. Tapi kayaknya barista itu tetap khawatir ama dia, berulang kali dia menghampirinya dan menanyakan keadaan Jaemin.

    Sambil membaca buku dan mencatat apa yang harus dia terangkan besok pada murid muridnya, Jaemin tiba tiba penasaran tentang keadaan teman temannya yang berada di belahan bumi lain. Sunwoo sekarang udah bisa ngapain? Sekarang kalo Eric gabut ama Jeno diapain? Sesaat setelah memikirkan itu, Jaemin lanjut kepikiran kenapa Hyunjin makin jarang pulang sekarang, senyaman itu di RS sampai dia nggak mau pulang? Mungkin kalo dia pulang ama Jaemin dihujat mulu, makanya dia nggak pulang.

    Asik kesal sendiri karena asumsi ngawurnya, Jaemin terkejut ketika seseorang meletakkan sepiring kue kering di depannya. Jaemin menoleh pada pelaku bersiap mengatakan jika dia nggak mesan, namun nggak jadi pas tau Juyeon sebagai pelakunya.

  "Kak Juyeon bukannya kerja jadi bartender kalo malem?" Tanya Jaemin dengan nada sinis.

  "Lu yakin ngidupin Klub 513 lagi, Jaem?" Tanya Juyeon balik dengan wajah serius.

    Jaemin yang mendapat pertanyaan itu balik menatap Juyeon sebelum mengangguk, "gua udah janji ke Beomgyu soalnya."

  "Korban sebanyak itu belum cukup bagi lu? Berapa banyak orang yang harus mati karena menyandingkan Klub 513 sama kehidupan mereka?" Tanya Juyeon lagi.

    Jaemin tersenyum pelik, "gua tau, Kak. Nggak seharusnya lampu ruang Klub 513 nyala lagi. Tapi mau gimana lagi? Gua udah terlanjur janji ama Beomgyu."

  "Beomgyu bisa gua urus, jadi mending lu batalin rencana lu yang mau jadiin anak anak baru Zahuwirya jadi anggota Klub-nya. Anak zaman sekarang ngeri semua." Kata Juyeon.

  "Justru karena gua tau kalo anak zaman sekarang ngeri semua makanya gua suka rela jadi pembinanya, Kak. Gua udah ngelewatin banyak hal, dan gua yakin gua cukup terasah buat ngontrol mereka." Balas Jaemin.

  "Lu sadar nggak sih, kalo otw ngontrol lima anak setan, Jaem? Sadar anjir, lu bisa mati muda kalo tetep keras kepala." Kata Juyeon.

  "Gua mantan Bunda anak anak setan, Kak." Tawa Jaemin.

  "Jaem, gua nggak srek lu ajak bercanda." Juyeon mulai frustasi.

     Jaemin mendelik, "lah? Siapa yang ngajak bercanda, dih. Lagian, Beomgyu cuma mau nyari benda di ruang Klub 513, bukan mau nyelidiki kasus pembunuhan ataupun main sama mafia."

    Juyeon mendengus, "lu nggak bakal tau kedepannya bakal gimana -_-"

     Jaemin ketawa canggung, "iya sih, Kak.. dulu ada yang katanya cuma buat tidur siang endingnya jadi sekte tukang nyetor nyawa diri sendiri."

  "Nah, kan -_- Dan lu tau sendiri jiwanya Beomgyu itu kayaknya titisannya Eric." Kata Juyeon.

  "Tapi terlanjur janji, Kak. Plis, gua nggak mau jadi orang munafik, walau gua masih muda, rasanya udah jompo aja kebanyak dosa." Balas Jaemin.

    Juyeon menggaruk kepalanya yang tak gatal, "yaudah, lah.. terserah. Ngalah aja gua, lagian yang anak paling tua pasti tau harus ngapain kalo adeknya pada ngadi ngadi."

  "Oh, gua baru inget kalo belum pernah ketemu yang anak tertua di Zahuwirya." Kata Jaemin.

  "Di depan mata lu, Jaem." Kata Juyeon nunjuk dirinya sendiri.

  "Bukan lu, Kak. Gua malah udah mules banget keseringan liat muka lu." Balas Jaemin.

  "Kurang ajar."

  "Anak itu juga sekolah di SMA 7 Puncak?" Tanya Jaemin.

  "Iya, sekelasnya Beomgyu." Jawab Juyeon.

  "Lah? Masa? Kalo sekelasnya Beomgyu kok yang nemenin dia ke ruang Klub 513 buat pertama kali waktu itu Sungchan, ya? Saking nggak akrabnya sampai segitunya?" Tanya Jaemin lagi.

  "Semuanya nggak akrab satu sama lain, Jaehyuk doang yang kayaknya maksa SKSD sama saudara saudara angkatnya, terutama sama Heeseung. Gua rasa pas itu Beomgyu mau pergi sendiri tapi ama Sungchan dikintilin." Jelas Juyeon.

  "Kasian bener Jaehyuk maksa SKSD :)" Kata Jaemin prihatin.

  "Mana kalo SKSD nggak begitu ngotak." Balas Juyeon.

    Jaemin ketawa, terus hpnya bunyi, ada pesan masuk dari manusia yang meminjamkannya jasa nyulik orang dengan cuma cuma. Orang itu mengirimkan gambar seorang pria yang memang Jaemin harapkan kehadirannya di dalam rumahnya dengan kondisi terikat. Orang itu juga bilang jika dia sudah pergi, jadi Jaemin bisa pulang sekarang.

  "Yaudah, Kak Juy. Gua duluan." Kata Jaemin bangun dari duduknya.

  "Kue keringnya gratis loh, itu. Gua mumpung baik." Kata Juyeon.

    Jaemin lantas mengambil kresek dari dalam tasnya dan memasukkan kue itu ke dalam sana. Juyeon yang melihat itu cuma bisa nge bug dan para pengunjung menatap Jaemin dengan tatapan julid, tapi Jaemin jelas nggak peduli. Setelah berpamitan, Jaemin pergi tampa malu, sementara Juyeon masih terdiam di tempatnya. Pingin migrasi ke Wakanda aja Juyeon rasanya liat kelakuan Jaemin barusan.

.
.

    Singkat cerita, Jaemin tiba dirumahnya. Dia melepas sepatunya dan masuk ke dalam rumah. Awalnya Jaemin sedikit curiga karena rumahnya terlalu sepi, sebelum akhirnya Jaemin menemukan sosok yang dia cari terikat di atas kursi meja makan yang ada di dapur.
  
 
  "Makasih banyak Kak Soojin." Batin Jaemin sebelum menghampiri sosok itu.
 
 
  "Hai, selamat sore." Kata Jaemin sambil menyiram kepala orang itu dengan air kran.

  "Bajingan lu!" Umpatnya sambil tubuhnya memberontak, coba melepaskan ikatan di tubuhnya.

  "Ngaca, anjeng! Yang bajingan siapa? Enak aja ngatain gua bajingan." Balas Jaemin emosi.

  "Anak itu yang ngasih tau lu, kan? Emang bocah nggak bisa diuntung. Gua kira dia bakalan bisa bunuh anaknya Pratabrama, ternyata dia nggak guna!" Kata krang itu dan Jaemin menamparnya.

  "Lu ngincer apa?" Tanya Jaemin.

  "Bukannya udah jelas kalo gua ngincar Prata—"

    Jaemin kembali menamparnya bahkan sebelum orang itu menyelesaikan kalimatnya, "gua nanya lu ngincer apa?"

    Orang itu tak menjawab, Jaemin berdecak kesal dan mengambil bubuk cabai di atas rak. Kemudian Jaemin lemparkan bubuk cabai itu ke wajah orang itu. Secara reflek dia berteriak kesakitan karena bubuk cabai itu masuk ke dalam matanya, berulang kali dia juga bersin karena aroma menusuk dari salah satu bumbu dapur itu.

  "Jawab sekarang sebelum gua kepikiran buat nyolok mata lu pake cabe." Kata Jaemin lagi.

    Orang itu tampaknya masih enggan menjawab, dia terus menyumpahi Jaemin, mengumpat dan mengatai Jaemin dengan sebutan sebutan jelek dari berbagai bahasa. Jaemin menjambak rambut orang itu lalu berbisik dengan suara rendah mengintimidasi, "gua tau lu nggak ngincer putra tunggalnya Pratabrama, karena gua yakin lu tau kalopun putra tunggal itu mati, Pratabrama nggak akan peduli, nyari penerus pekerjaan kotornya bukan hal sulit, dia tinggal nikah lagi dan punya keturunan, beres. Jadi daripada gua bikin lu buta dengan cara konyol kayak gini, mending ngaku aja. Kalo lu mau ngaku, gua bakal bawain air buat basuh muka lu."

    Orang itu tetap menggeleng.

    Oke, Jaemin emosi, dia udah sampai di titik akhir kesabarannya sebagai Arjuna Jaemin Nasution. Jaemin berjalan menuju wastafel, dia menyalakan air kran namun menyumbat saluran pembuangannya. Setelah wastafel itu penuh, Jaemin menggeret kursi beserta orang itu mendekat ke arah wastafel lalu menenggelamkan wajahnya di dalam air wastafel itu.

  "Apa yang sebenernya kalian incer?" Tanya Jaemin sesaat setelah dia menarik keluar wajah orang itu dari wastafel.

  "Gua mending mati daripada ngasih tau manusia hina kayak lu!" Jawabnya.

    Jaemin ketawa kenceng, tangannya mengambil sesuatu dari saku celananya—sebuah botol berisi cairan HCl. Dituangkannya seluruh isi botol itu ke dalam wastafel.

  "Ketika HCl larut dalam air, maka HCl dapat menghantarkan arus listrik dengan baik, karena HCl terionisasi sempurna membentuk ion-ionnya dalam air, hal tersebut kemudian mengakibatkan HCl termasuk ke dalam elektrolit kuat. Keberadaan sifat khas HCl yaitu korosif ketika larut dalam air jelas tergantung pada konsentrasinya. Makanya gua mau uji coba, kira kira berapa besar konsentrasi yang diperlukan sampai air benar benar kehilangan sifat netralnya. Jadi gua bisa ngajarin murid murid gua sekaligus bikin lu bahkan nggak berani liat muka lu sendiri di cermin." Jelas Jaemin sambil memamerkan senyum manisnya.

  "BAIKLAH, BAIK! GUA BAKAL KASIH TAU!" Teriaknya tepat sebelum wajahnya masuk ke dalam air dengan larutan air yang tercampur cairan asam kuat itu.
 
 
  "Diancem gini baru mau ngomong astaga.. harga dirimu, Pak."—Jaemin julid everytime, everywhere—bahkan di dalam batinnya.
  
 
  "Gua tau kalo Heeseung itu anggota keluarga Zahuwirya pas anak itu pulang sendirian dari sekolah setelah melihat nametag nya. Gua pancing dia dan gua tau kalo dia punya dendam pribadi sama salah satu Zahuwirya yang juga gua kenal sebagai putra tunggal Pratabrama yang membuang nama keluarganya itu—"

  "Kalo cerita yang runtut, anjir! Jangan mikir kalo gua bakal masuk jebakan lu, ya? Lu sengaja nyeritain dari sana biar endingnya lu tetep bisa mertahanin kalo yang lu incer itu Hongjoong Zahuwirya." Jaemin menyela dengan emosi.

    Orang itu bedecih sebelum menghela nafas, dia pun segera menjelaskan semuanya dengan runtut, pokoknya jangan sampai pemuda itu kembali emosi dan mendorong mukanya ke dalam larutan HCl di wastafel itu.

  "Gua adalah salah satu anggota kelompok kriminal yang membuka jasa untuk membunuh seseorang dengan bayaran yang tinggi. Suatu hari rekan kerja gua ngasih tau kalo ada salah satu nyawa yang paling tinggi bayarannya kalo berhasil dibunuh, dan beredar kabar diantara kami—para pembunuh bayaran jika orang itu berasal dari keluarga Zahuwirya. Gua awalnya yakin kalo itu Hongjoong, bahkan ketika temen temen gua bilang kalo Hongjoong rasanya terlalu aneh karena alasan yang kayak lu omongin tadi, kiranya Pratabrama nggak bakal peduli kalopun Hongjoong mati. Akhirnya gua nyari informasi lain buat buktiin kalo Hongjoong-lah yang disebut sebut sebagai salah satu nyawa paling bikin kaya kalo dihilangkan. Tapi gua malah nemuin fakta kalo ternyata itu beneran bukan Hongjoong, dalam keadaan itu gua udah terlanjur manipulasi otaknya Heeseung buat nyiksa Hongjoong."

  "Akhirnya anak itu gua biarin dulu, sampai ketika dia berhasil memenuhi rasa balas dendamnya, maka gua bakal memperkejakan otaknya lagi buat tujuan gua. Tapi lu yang tiba tiba jadi pemeran utama protagonis ngancurin segalanya." Lanjutnya.

    Jaemin menghadapkan kepala orang itu agar menghadapnya. Orang itu seketika merasakan aura yang berbeda dari pemuda itu, matanya yang menatap rendah ke arahnya memberikan efek mengintimidasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

  "Jadi sekarang lu tau, kan? Siapa yang sebenarnya jadi orang yang nyawanya paling bisa bikin lu kaya kalo lu berhasil bunuh dia? Kasih tau gua, siapa?" Tanya Jaemin dengan tidak sabar, terlihat dari giginya yang menggertak satu sama lain.

  "Gua temuin fakta kalo ternyata anggota keluarga Zahuwirya yang diincer itu justru bukan first prize nya," orang itu ketawa sebentar, "gua belum tau siapa yang sebenernya diincar, tapi gua tau kalo gua dapetin Zahuwirya yang itu, gua bisa nemuin first prize yang sebenarnya. Ternyata Zahuwirya yang dirumorkan itu cuma saudara jauhnya, tapi lumayan, dia bisa digunain buat identifikasi inceran yang utama, kan?" Jawab orang itu.

  "Jadi lu ngasih tau gua kalo sebenernya yang diincer itu semua keturunannya?!" Teriak Jaemin tak percaya.

    Orang itu mengangguk, "namun pemegang first prize tertinggi cuma satu orang. Cuma satu dari seluruh keturunan keluarga pandai besi kuno yang bernama Rostislav."

    Jaemin rasa jantungnya jatuh ke lambung saking terkejutnya dia. Rostislav. Nama yang rasanya paling jarang Jeno sebut selama anak itu menceritakan isi buku yang katanya ditulis oleh buyutnya dan dia dapatkan dari seorang pemuda asing di perpustakaan ketika dia menemani Eric mengerjakan tugas kuliahnya. Namun yang paling membuat Jaemin sangat terkejut bukanlah soal bagaimana nama salah satu pemeran dalam buku yang masih Jaemin yakini cuma fiksi belaka itu sama dengan yang disebutkan oleh orang ini, melainkan karena orang ini mengatakan dengan tepat bahwa Rostislav adalah sebuah keluarga pandai besi dan bisa bayangkan betapa paniknya Bunda Klub 513 ini ketika menyadari jika nama itu adalah milik Hyunjin.

    Jaemin menarik napas dalam dalam, mencoba menenangkan diri, "terus saudara jauh yang lu sebutin tadi? Saudara yang sekarang jadi anggota keluarga Zahuwirya itu siapa?!"

  "Dia Jeongin Zahuwirya."
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 
  
 
 
  
  
 
######

Halo, Hola!

Selamat Hari Jumat kalian semua ^^
Semoga hari ini tadi adalah Jumat berkah buat kalian semua.

Apa kabar?
Semoga kalian semua baik baik aja dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Sebenernya aku mau update tadi pagi, tapi karena udah masuk musim padi (lagi) aku nggak bisa fokus buat revisi di sawah sambil part time jadi orang orangan sawah ಥ‿ಥ

Di daerah kalian gimana?
Apakah udah masuk musim padi juga?
 
 
Btw, sehat sehat terus ya, kalian ^^
Jaga kesehatan jangan sampai sakit.
Jangan lupa bahagia!

  
Makasih udah baca!
 
Luv kalian semua ❣️❣️❣️

  

Continue Reading

You'll Also Like

357 66 10
Jenan yang hidup dengan cukup kasih sayang, namun kehilangan peran orang tua pasca kecelakaan tragis itu. Kecelakaan yang membuat Jenan harus hidup b...
8.9K 1.5K 24
semuanya berawal dari haruto dan junghwan yang bertemu dengan salah satu keluarga. ft. haruto, junghwan. since, 2021. (⚠️) warning: lowercase, strict...
21.8K 5K 19
"Ketika mimpi buruk datang, malam terasa menjadi lebih panjang."
4K 1.1K 15
❝Welcome to the island, of a thousand curses❞ Book 2 dari 'Spirit bell'