Refuser d'y Aller [KV]

By joyyby

32.6K 3.5K 127

Saling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai... More

1. Menyebalkan
2. Kakak?
3. Hungry
4. Kecelakaan
5. Sial
6. Aku... Manis?
7. Pergi lagi?
8. Keanehan
9. Being protective
10. Gengsi tapi mau
11. Dokter tampan
12. Masa sih?
13. Date?
14. Tiba-tiba
15. Normal
16. Menarik
17. Jealous
18. Teori cinta segitiga
19. Kerja kelompok
20. Silent love
21. Fight
22. Taruhan
23. Racing
24. Hospital
25. The girl's
26. Akur?
27. Orang tua
28. Woke up
29. Perlakuan manis
30. Batal
31. Sahabat
32. Taken?
33. Curhat
34. Kiss
35. Date!
36. Resmi, tapi...
37. Only
38. Caught
39. Basket
40. Boss
41. The Incident
42. Possible
43. Yeri
44. Datang
45. Lari
47. Snow
48. Everyone's fear
49. The ending

46. Problem

547 44 4
By joyyby

"Sini!"

Taehyung menghampiri Jungkook dengan menghentakkan kakinya kesal. Ia benar-benar membuat Taehyung malu setengah mati.

Taehyung menarik bangku dengan kasar kemudian mendudukinya. Ia hanya bisa menunduk melihat orang-orang yang tampaknya memperhatikan dirinya dan Jungkook.

Aku bersumpah setelah ini aku takkan pernah datang lagi ke tempat ini, selamanya!

Jungkook menaruh sumpitnya saat mendapati Taehyung yang terus-menerus mengumpat dan menundukkan kepalanya.

Ia berdeham, menunjuk daging yang ia panggang dengan dagunya.

"Kau tidak mau? Ya sudah--"

"MAU! Tega sekali kau makan sendirian, dasar perut karet!"

Jungkook mengangkat bahunya tak peduli, lantas melanjutkan sesi mengunyahnya.

Jadi ceritanya mereka berdua menemukan restoran daging dekat dari sekolah preman tadi, Jungkook dengan segala akal bulusnya memikat hati sang pemilik restoran sehingga menggratiskan semua makanan mereka.

Ya tak apa-apa, tidak mencuri ini.

Tertawa kecil melihat Taehyung yang makan dengan lahap, jarinya bergerak mengusap dagu Taehyung yang kotor.

Taehyung memandang Jungkook yang hanya memperhatikan dirinya sambil tersenyum.

Ia berdiri dari duduknya, membuat seluruh pengunjung restoran tersebut melihat Taehyung dengan heran.

Menyadari tingkah bodohnya, dia mengambil selembar tissue untuk mengelap mulutnya.

"A-aku selesai."

Pergelangan tangannya ditahan ketika ingin beranjak dari situ, "Mau kemana?"

Dengan bodohnya ia terbengong sambil mencari jawaban yang tepat.

"Ah itu, aku mau ke toilet, iya."

Jungkook mengangguk dan membiarkan Taehyung meninggalkan dirinya.

Ia segera berlari menjauh ke tempat yang sepi kemudian memegangi jantungnya yang berdegup kencang.

Apa-apaan? Bukankah itu hal yang biasa? Maksudnya kenapa rasanya seperti diperlakukan romantis untuk pertama kalinya? Benar-benar tidak masuk akal.

Ia mengembungkan pipinya, "Pasti aku sudah gila gara-gara si brengsek itu."

Taehyung berjalan kearah wastafel dan mencuci tangannya. Buru-buru mengelap tangannya yang basah dimana pun itu ketika merasakan sesuatu di kantong celananya bergetar.

Telepon? Tapi dengan nomor yang tidak dikenal. Mungkin saja penting.

Ia mengangkatnya dan,

"Halo? Siapa--"

"Halo." Kata seseorang yang membuka pintu toilet dan sekarang berhadapan dengan Taehyung.

Saking kagetnya, Taehyung menjatuhkan ponselnya dengan spontan.

Merasa awas dengan bahaya didepannya, Taehyung hanya bisa memundurkan langkahnya ketika pria tersebut makin mendekatinya.

"Mau apa kau?!" Bentaknya yang kemudian menabrak tembok.

Sempat terjadi pemberontakan dari Taehyung, namun ia menjadi lemas saat orang itu membekap mulutnya dengan kain yang membuat pandangannya menjadi gelap.

Pria tersebut menghela nafas berat, kemudian menghubungi seseorang di seberang sana.

• • •

Jungkook mengeluarkan angin kenyang dari mulutnya. Melirik ke sekitar mencari sesuatu.

Kenapa Taehyung belum balik?

"Ah mungkin dia buang air besar." Jungkook terkekeh.

Tapi kemudian alisnya mengerut, sepertinya tidak. Kenapa lama sekali?

Ia tak sabaran, langsung saja menyusul Taehyung ke toilet yang nyatanya tidak ada.

Jelas saja Jungkook panik, ia kabur bersama Taehyung tapi kemudian dia ikutan hilang? Tidak bisa dibiarkan!

Ia menghubungi nomor Taehyung tapi berkali-kali operator mengatakan ponselnya dalam keadaan mati. Padahal setahu Jungkook Taehyung tidak pernah mematikan ponselnya.

Tanpa berpikir panjang ia memberhentikan taksi dan menuju rumah seseorang. Mengetuk pintu rumahnya seperti orang kesetanan sambil berteriak.

Jelas saja pemilik rumahnya membuka pintu dengan kesal, namun lantaran bingung.

"Hei siapa-- kau?!"

Jungkook mendatangi rumah Jimin bukan tanpa alasan. Ingat, ini terpaksa!

Dirinya masih mengatur nafas kemudian mengucapkan sepatah kalimat yang membuat Jimin membeo.

Tanpa basa-basi Jungkook mencetus, "Pacarku hilang."

Jimin membatu di tempat mencerna kalimat Jungkook. Alisnya bertaut kala melihat raut wajah Jungkook yang kelewat khawatir.

"Maksudmu Taehyung?"

Jungkook mengangguk.

Sekali lagi Jimin keheranan, "Taehyung?"

"TAEHYUNG?!"

Jungkook menendang betis Jimin dengan kuat ketika suara Jimin memekakkan telinganya.

"Iya bodoh! Memangnya siapa lagi!"

Jimin menarik Jungkook ke garasinya dan segera menyalakan mesin mobil dan membelah jalanan dengan cepat.

"Kau! Kenapa bisa hilang?!"

Jungkook yang terus-terusan menelepon Taehyung tetap tidak ada jawaban. Menukik tidak suka pada Jimin.

"Dia ke toilet tadi saat kami makan, tapi kemudian saat aku menyusulnya karena terlalu lama dia menghilang. Dan ponselnya tidak aktif."

Mendengar itu Jimin menghela nafas. Menaikkan kecepatan mobilnya sambil mengusap surai pirangnya kebelakang, menampakkan jidat paripurna yang membuat siapapun terpesona.

"Dasar tidak becus." Gumamnya.

Jungkook menoleh dengan tatapan tajamnya, "Apa? Coba ulangi."

"Kau. Tidak. Becus." Tekan Jimin sekali lagi.

"Sialan, itu bukan salahku!"

"Tapi ada benarnya juga. Aku memang tidak becus." Lanjut Jungkook.

Jungkook terdiam sambil menatap jalanan dengan datar. Sedangkan Jimin hanya menatap Jungkook dengan pandangan yang tak dapat diartikan.

Jimin melempar alat penghisap asap kepada Jungkook. Melempar seringaian yang Jungkook mengerti.

"Setidaknya jangan stress dulu bung, siapa tahu kita akan memukul satu sama lain."

Jungkook tersenyum dan meninju pelan lengan Jimin. Mereka berdua terkekeh pelan.

Tujuan pertama Jimin, ke apartemen Taehyung.

Ketika sampai disana, seperti dugaan Jungkook pastinya Taehyung tidak ada. Akhirnya mereka memutuskan mampir ke kampus, barangkali Taehyung ada urusan mendadak hingga kesana.

Namun nihil, bahkan gerbang kampus sudah tutup dan satpam disana bilang tidak ada yang kemari sejak tadi sore.

Ditengah kebingungan itu, ponsel Jungkook berdering yang membuat dirinya mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"J-Jungkook!! Tolong aku-- lepas!"

Jungkook yang awalnya duduk di trotoar kemudian berdiri dengan resah.

"TAEHYUNG?! Kau dimana?! Halo??"

Jimin menoleh melihat Jungkook yang sedang bertelepon, ia menyuruh Jungkook membuat telepon itu menjadi loud speaker, agar dapat dengan jelas mendengar pembicaraan itu.

"Chill, aku akan mengirimkan lokasinya padamu."

"Apa?! Bajingan-- halo?!!"

Tut.

"Sial."

Siapa yang berani-beraninya mencari masalah dengan dirinya? Sampai menyentuh Taehyung? Shit, temperamen Jungkook bisa menghancurkan bahkan membunuh orang tersebut saat ini juga.

Jungkook kelimpungan saat melihat Jimin tidak lagi disampingnya. Namun kemudian ia melihat kepala Jimin di kaca mobil yang terbuka,

"Cepat bodoh! Tunggu apalagi?!"

Dengan cepat Jungkook masuk kedalam mobil dan memandu jalan sesuai lokasi yang diberikan.

Sesekali kelewatan atau salah belok karena lokasi yang kurang akurat.

"Kau bodoh apa bagaimana?!" Jimin menggerutu.

"Jangan salahkan aku! Salahkan mapnya."

Tapi tak apa, setidaknya mereka berdua tetap bekerja sama walaupun sering adu mulut di setiap kesempatan yang ada.

Ini benar-benar sesuatu yang menjengkelkan sekaligus merepotkan, batin Jimin.

Punya nasib apa ia harus menolong pacar dari sahabat yang sangat dirinya cintai? Seseorang yang mencuri start darinya.

Jimin benar-benar tidak mampu menolak.

Juga... Jika dia menolak membantu Jungkook, mungkin saja ia akan kehilangan Taehyung untuk selamanya.

Jadi tak apa untuk sekali ini.

• • •

"Kau yakin disini?"

Jimin memberhentikan mobilnya, memandang bangunan seperti gudang kecil yang hanya ditemani cahaya remang-remang didepannya.

"Ya."

Jimin menahan tangan Jungkook yang hendak keluar dari mobil.

"Hei,"

Jungkook menoleh dan menghempaskan cekalan tangan Jimin. "Apa?"

Melihat Jimin yang terdiam sambil nampak berpikir membuat Jungkook mengulum bibirnya kesal.

"Apa?!"

"Kau benar-benar bodoh? Bagaimana bisa kita masuk kedalam tanpa suatu rencana atau persiapan?!"

Perkataan Jimin membuat Jungkook melihat ke sekitar dan benar saja, banyak yang menjaga sekitar gudang tersebut dengan pakaian yang sama. Tampak seperti bodyguard.

Ia menghela nafas,

"Punya sial apa aku bertemu manusia ceroboh macam kau."

Jungkook menatap Jimin tajam.

"Jadi maumu apa? Aku hanya meminta bantuanmu untuk mencari lokasi Taehyung, itu saja. Aku tidak memintamu membantuku melawan orang-orang ini."

"Dan--"

Sekali lagi Jungkook menghela nafas dengan panjang.

"Kuakui kau memang terlalu jauh ikut campur dalam hubunganku dan Taehyung, tapi untuk kali ini aku berterimakasih."

Katanya lalu keluar dari mobil dan tentunya disambut oleh para bodyguard berbadan besar itu.

Jimin yang masih menatap kosong ke depan hanya menggelengkan kepalanya, melihat Jungkook yang dikepung dari berbagai arah oleh orang-orang itu.

"Dasar bajingan ceroboh."

• • •

To Be Continued
🐰🐯

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 42.3K 33
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2K 243 5
[COMPLETE] berawal dari Taehyung yang terpilih sebagai salah satu peserta kelas nasional di Busan, mengenalkannya pada seseorang yang berhasil menari...
17.1K 1.2K 9
Aku percaya, bahwa kesempatan yang datang lebih dari tiga kali adalah takdir yang merantai kita -Jeon Jungkook Yang kulakukan hanyalah menatap sekeli...
936 116 6
Short story-Taehyung itu tengil, sangat sangat tengil, sampai ketika dia memasuki dunia kerja yang mana bertemu dengan pimpinan J, boss tampan yang s...