Awas ada typo.
"Mate.."
"Ada apa Nathan? Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan matemu?"
Nathan mengangguk, disusul dengan lolongan keputusasaan yang dilolongkan oleh Blevine, ada sesuatu yang tidak beres disini, pikir sang bunda. Pasti ada hal aneh yang telah membuat kedua putranya kehilangan ingatan mereka mengenai mate mereka, dan yang berhasil mengingat beberapa ingatan tersebut adalah serigala mereka.
"Nathan, Blevine, kalian ingat dimana kalian pertama kali menemui mate kalian?"
"Kalau aku ketika masuk kedalam hutan itu, itu adalah kali pertamaku menemui mateku"
Blevine menunjukkan hutan yang ia maksud, membuat sang bunda terkejut, jadi kedua putranya menemui mate mereka di dalam hutan terkutuk itu?! Tempat dimana dulunya ia tumbuh besar, hingga sebuah insiden besar mengharuskannya untuk kabur ke daerah manusia bersama dengan puluhan ekor serigala yang lainnya. Tempat yang dulunya ramai dikunjungi oleh para warga kini berubah menjadi tempat terkutuk akibat, pemimpin pack black moon disaat itu mengutuk hutan tersebut menjadi hutan terkutuk.
"Sama denganku, aku juga pertama kali bertemu dengan mateku di dalam hutan itu"
"Hutan itu.."
Sang bunda berjalan mendekati jendela rumahnya yang berhadapan langsung dengan kawasan hutan tersebut, kenangan masa kecilnya akan hutan itu kembali terulang, dimana dirinya dan teman-temannya bermain bersama, mencari mangsa bersama. Tapi.. insiden besar terjadi di hari ulang tahunnya yang ke-17, dimana disaat itu pack black moon dan juga blue moon saling menyerang satu sama lain, sehingga mengharuskan semua werewolf yang masih ingin bertahan hidup harus segera pergi dari sana.
Tapi sayangnya, kedua orangtuanya meninggal di tangan pack blue moon, menciptakan rasa sedih yang sangat membekas dalam hidupnya, kehilangan orang tuanya, tempat tinggalnya, dan juga beberapa temannya. Dan kebakaran besar terjadi di hutan tersebut, diakibatkan oleh peperangan dari pack black moon dan juga pack blue moon. Beberapa warga disana mencoba untuk memadamkan api yang berkobar hebat di dalam hutan, tapi sayangnya, hal itu kembali memakan korban. 5 orang tewas disaat ingin memadamkan api yang terus berkobar itu.
"Tempat dimana bunda tumbuh besar.." Nathan dan Blevine yang melihat sang bunda menjadi bersedih segera berjalan mendekatinya, membiarkan bundanya memeluk tubuh mereka, pasti berat juga rasanya harus meninggalkan tempat kelahiran disaat usianya masih muda. Dan juga, sangat berat rasanya jika harus kehilangan orang-orang tersayang di hari istimewa dalam hidupmu.
"Apakah para warga itu tidak membenci bunda ketika mengetahui kalau bunda itu seorang werewolf ?"
"Tidak, mereka menerima kehadiran bunda dan juga teman-teman yang lain, mereka semua merawat kami dengan kasih sayang"
Dia mengingat bagaimana reaksi para warga ketika pertama kali melihat seorang werewolf, disaat itu dirinya dan juga puluhan werewolf lain merasa kalau warga disana tidak akan pernah menerima kehadiran mereka, tapi nyatanya, mereka semua menerima kehadiran para werewolf dengan suka cita. Karena memiliki legenda, kalau tempat tinggal mereka saat ini merupakan tempat tinggal seorang werewolf yang baik hati, dimana dirinya memberikan tanah ini sebagai tempat pemukiman para warga.
"Mereka menyayangi kami layaknya keluarga sendiri, walaupun kami adalah seorang werewolf, mereka tidak memandang rendah terhadap kami semua"
"Apa bunda ingin kembali masuk kedalam hutan itu?"
"Sangat, bunda sangat ingin kembali ke sana"
•
•
•
"Jake, kenapa leher lu ada plesternya?"
"I.. ini, kemarin leher gue luka" Sunghoon nggak percaya, Jake bukan tipe anak yang selalu ngelukai lehernya sendiri, dia selalu berhati-hati. Aneh aja lihat Jake dengan sebuah plester di lehernya.
"Ooo, kena apa memangnya kok bisa sampe luka?"
"Ken.. kena gunting, iya hehe"
"Coba gue lihat sini"
Jake dengan pasrah membuka plester yang menutupi lehernya, pikiran Sunghoon semakin bercabang-cabang begitu melihat ada sesuatu di leher Jake.
'Jangan katakan kalau Jake memiliki tanda merah di lehernya'
(Anda paham kan tanda merah itu apa.)
Begitu plester itu dibuka Sunghoon langsung menganga, tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang, Jake juga memiliki tato seperti dirinya?!
"Anj*ing Jake! Lu punya tato juga?!" Tanya Sunghoon dengan heboh hingga teman-teman sekelasnya langsung menengok ke arahnya.
"Shuutttttt, diem bocah! Iya, gue juga punya tato kayak lu!"
"Tapi gimana bisa?"
"Ya, gue nggak tau lah, ini tato tiba-tiba muncul sendiri pagi tadi sebelum berangkat ke kampus"
"Jake, nanti main ke rumah gue mau? Kita bisa tanya bunda gue nanti"
"Okelah, jam 4 sore nanti"
"Call"
•
•
•
"Sunoo"
"Wonie, sini-sini, kita duduk disini" Jungwon duduk di sebelah Sunoo, sudah menjadi ciri khas mereka berdua jika duduk pasti akan sebelahan, sangat jarang ataupun tidak pernah mereka berdua duduk secara terpisah, kecuali jika diatur oleh guru. Jungwon melihat ada sesuatu yang aneh di leher Sunoo, kenapa ada plester di leher Sunoo? Apa leher Sunoo luka?
"Unoo, leher kamu kenapa?"
"Ha.. hah, o.. oh, ini luka kecil doang kok"
"Masak sih? Luka kecil kenapa plesternya gede banget?"
'Mampus, gue salah ambil plester'
"E.. eh, tadi buru-buru pas mau masuk sekolah, jadi salah ambil plester"
"Nggak mungkin, ini aja masih jam 06.35, kelas mulai jam 07.15 masih ada satu jam, kenapa kamu buru-buru?"
'Anj, salah pilih alasan gue'
"Wonie, ikut aku ke kamar mandi yuk, aku mau nunjukin sesuatu"
Sunoo dan Jungwon pergi menuju ke kamar mandi di dekat kelas mereka, entah apa yang ingin Sunoo tunjukkan pada Jungwon di kamar mandi, semoga saja bukan hal yang aneh-aneh. Mereka berdua berdiri di depan cermin kamar mandi yang lumayan besar, bisa Jungwon lihat kalau Sunoo sedang gugup sekarang.
"Kenapa Sunoo, kok kamu gugup?"
"A.. anu, aku mau nunjukin sesuatu ke kamu" Sunoo mulai membuka plesternya yang berada di leher kirinya, menunjukkan sesuatu yang sedari tadi ia tutup-tutupi. Jungwon terbelalak begitu melihat ke arah leher Sunoo, tato itu, bagaimana bisa?!
"Anjir! Sunoo punya tato juga?!" Baru kali ini Sunoo melihat Jungwon yang mengumpat tepat di hadapannya. Agak aneh dan serem juga melihat Jungwon pertama kali mengumpat di hadapannya.
"I.. iya, makanya aku tadi pake plester pas mau ke sekolah"
"Tapi gimana bisa? Kenapa kamu bisa dapet tato kayak gitu juga?"
"Aku nggak tau, tato ini muncul pas mau berangkat sekolah, dan pas mamaku lihat mama langsung nyuruh aku buat pake plester ini"
"Bunda aku juga punya tato yang sama, tapi cuma beda bentuk aja"
"Oh ya, mamaku juga punya tato yang sama"
"Oh iya, Sunoo, gimana kalau nanti sore kamu sama mamamu ke rumahku aja, mungkin bunda bisa bantuin kamu nanti"
"Ok, jam 4 sore ya, aku sama mamaku bakal ke rumahmu"
"Ok, ayo ke kelas"
Hey yo wassup, gimana ceritanya? Semoga suka ya.
Kayaknya ini otak suka sekali membuat saya berpikir, habis ini pasti akan ada masalah dan misteri lagi, sabar-sabar aja ya.
Oh iya, aku mau bilang kalau di book ini kemungkinan bakal sad ending, tapi bukan yang terlalu sedih juga nanti kalau bisa mungkin sad ending dengan sambungan di book lain gitu. Jadi yang mengharapkan happy ending, saya minta maaf ya.
Ku kasih update lagi ye, sebelum besok otakku mengebul dengan MTK dan juga bahasa Jawa.
Jangan lupa vote n komen ya, dan juga beri kritik dan saran supaya ceritanya lebih baik lagi ok bye bye 😁.