GALAZELL || Perjodohan

By aku_rifa

590K 46.3K 3.6K

GALAZELL [Versi terbaru] [Up kalo lagi gabut] Gimana jadi nya jika anak tunggal dijodohkan dengan anak sulung... More

1. sah?
2. sifat asli Galang
3. Gio panas
4. ketahuan
5. mirip bayi
6. manja
7. ghibah in author kuy!
8. bikin anak
8. mba es batu
9. memulai permainan
10. asik gibah lagi
11. cemburu
12. anak?
cast
13. tawaran
14. rencana kabur
15. Galang marah
16. Vanillia Alegria
17. Galang nangis?
18. posesif?
20. buang dot
21. Hilang nya Faza
22. baby big?
23. KB
24. nikah lagi?
25. Jokes bapak-bapak
26. gadis masalalu
27. berubah
28. marah
29. rumah duka
30. flashback

19. bulan gosong

15.5K 1.3K 111
By aku_rifa

Hallo!

Selamat malam korban prenjone, kakelzone, si gamon, korban pelampiasan, si di gantung, sepupuzone, trs apa lagi ya? Gatau dah, pokok nya malam pren!😼

Diharapkan jangan lupa memberikan kritik di setiap kalimat.

-call me Ripa not author-

Ready?

-selamat membaca-

-

Masih di hari yang sama, siang ini Hazeel dan Galang berada di sebuah caffe. Tak hanya mereka berdua, tapi juga dengan Aurel dan Gio.

Setelah Galang mendapatkan pelanggaran 2 kali, Galang resmi di skors 3 hari. Galang masih beruntung, dia di beri kesempatan untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Iya, 2 kali kesalahan Galang adalah berantem dengan Adit dan salah satu anggota OSIS.

Posisi nya kini Galang memeluk Hazeel dengan menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Hazeel.

"Rel, lo gamau gitu sama gue?" Tanya Gio dengan menyenggol lengan Aurel.

Aurel hanya menatap sinis kearah Gio. "Sinting, gue gamau sama bocil!"

Tak mau menyerah Gio malah menyenderkan kepalanya di bahu Aurel.

"Katanya dari kata amit-amit bakal jadi amin-amin,"

"Iya, bacain lo doa biar ceper sadar!" Aurel menyingkirkan kepala Gio lalu bergeser untuk sedikit menjauh dari Gio.

Hazeel terkekeh pelan melihat perdebatan kecil itu. "Emang paling bener gausah sama Gio bocil sih, rel."

"Jangan gitu ayy, nanti adek lo nangis." Galang melepaskan pelukan nya lalu mengecup pipi Hazeel singkat.

"Bener kan kata gue, lo itu cengeng!" Aurel tertawa terbahak-bahak di depan Gio.

Gio menatap dingin kearah kakak nya dan Galang. "Sialan lo!" Umpat Gio kesal.

"Lo ngatain adik gue cengeng, lo sendiri juga cengeng." Balas Hazeel membuat Galang memanyunkan bibirnya.

"Ah, Azel mah gaseru!" Galang memalingkan wajahnya dari hadapan Hazeel lalu membentuk kepalanya ke meja.

Dugh!

"EH?!"

Hazeel kembali mengangkat kepala Galang.

Sudah terlihat dari wajah Hazeel, seperti ia mempunyai ide jahil kali ini. "YAHHH, KASIAN MEJA NYA, PASTI SAKIT."

Hazeel mengusap-usap meja itu dengan lembut. "Sakit ya? Maaf in Galang ya kalo bikin kamu sakit."

"Yah, kasian nih meja pasti kesakitan kan??" Gio kini ikut turut dalam menjahili Galang.

"AAAA AYY, YANG SAKIT ITU INI!!!" Galang menunjuk kearah jidat nya yang tadi ia benturkan, mata nya kini sudah memerah.

"Ihh, ayyy sakit tau. Kok malah meja nya yang di usap-usap!" Protes Galang kesal.

"Sssttt, kek ada yang ngomong gak sih?" Tanya Gio di angguki Aurel dan Hazeel.

"Kek nya yang ngomong setan deh, ih takut." Sambung Hazeel dengan menahan tawa nya.

"Ck, apaan sih ayy, kok gituu?!" Galang menghentakkan kakinya kesal, mata nya sudah memerah menahan air mata itu.

Hazeel tertawa kecil, ia menarik tubuh Galang lalu memeluk. "Cup, cup cup jangan nangis..."

"Udah elah, panas banget gue, pulang aja deh yuk." Gio berdiri dari duduk nya lalu menarik tangan Aurel pergi dari sana.

"Yah, kok mereka pergi sih!" Hazeel melihat Gio benar-benar pergi dari tempat ini bersama Aurel.

"Gapapa ih, kita biar bisa berdua disini."

Hazeel menghela napas pelan. "Ah, iya gue lupa mau beli novel!" Hazeel berdiri dari duduk nya dengan menggebrak meja.

Kelakuan Hazeel membuat para pengunjung kaget, dan jangan lupakan Galang yang terjungkal gara-gara Hazeel.

Sebenarnya Hazeel tidak sengaja, dia benar-benar baru mengingat bahwa ia akan membeli novel siang ini.

"AZELLLLL!!"

~GALAZELL~


"Satu lagi deh, gapapa yaa??" Mohon Hazeel.

Iya, kali ini Hazeel berada di sebuah Gramedia bersama Galang. Hazeel sudah membawa 15 novel yang ada di keranjang, tapi kini ia malah memohon untuk menggenapi 1 agar jumlah semua novel menjadi 16.

"No, no, no! Itu udah cukup, azell."

"Genap in 16, gal. Gaboleh ganjil,"

Galang tetap menggeleng. "Nggak, kita harus hemat."

"Dih, jatuh miskin lo? Lagian gue beli ini novel juga pake duit gue sendiri!"

"Eitss, azel salah. Duit azell kan dari Galang,"

"Tetot! Lo salah, duit ini itu dari mama lo. Makanya kerja, biar bisa gue banggain kalo gue dapet duit dari hasil kerja keras lo."

Galang memutar bola matanya. "Gue mau kerja, tapi nunggu bibit gue jadi, gak lama kok."

"Nyenye—"

Cup!

"Yess, kena!" Teriak Galang girang setelah berhasil mengecup bibir Hazeel.

Hazeel terdiam sejenak sebelum mencubit lengan Galang kuat.

"Arghh, sakit byy." Adu Galang dengan mengelus lengan nya bekas cubitan maut dari Hazeel.

"Ck, udah lah ayo pulang!"

Setelah membayar semua  novel-novel yang Hazeel beli, kini mereka berdua sudah sampai di apartemen.

"Galang, gue laper!" Teriak Hazeel dari lantai bawah, sedangkan Galang berada di lantai atas.

Hazeel sedang menyusun novel-novel nya di rak buku yang tersedia di lantai bawah dekat tv, sedangkan Galang di lantai atas sedang mandi untuk membersihkan diri.

"Galang lama amat sih!" Kesal Hazeel.

Bruk

"Argh, sialan!" Umpat Hazeel ketika susunan nya kembali berjatuhan dan berantakan.

"GALANG!!!"

"Apasih ayy?!" Tanya Galang yang baru saja menuruni tangga.

"Gue laper, gal."

"Terus?"

Hazeel berdecak lalu menatap Galang. "Lo jadi cowok peka dikit aja, gal!"

"Gue cuma nanya, kalo lo laper gue harus apa?"

"Masak in telur apa mie?" Lanjut Galang bertanya.

"Telur." Jawab Hazeel singkat lalu kembali menyusun novel-novel nya.

Galang mengangguk lalu pergi ke dapur.

"Emang bisa masak telur??" Tanya Hazeel sedikit berteriak.

"Bisa dong."

Ia kira Galang memang benar-benar bisa memasak telur, tapi dugaan nya salah.

"Kok bau gosong?" Hazeel mencium bau-bau yang tidak enak.

Ah, kenapa dia bodoh sekali membiarkan bayi gede nya ada di dapur untuk memasak telur? Hazeel berlari kearah dapur dan benar saja.

"Gal?"

"Azel, kok telur nya berubah jadi warna hitam?"

Hazeel menepuk jidat nya tak habis pikir.


"Api nya kegedean bego, jadi gini kan telur nya!" Omel Hazeel, ia benar-benar kesal hari ini.

Galang memanyunkan bibirnya. "Ihh, Azel jangan marah-marah."

"Galang pesenin goofud ya?" Tawar Galang.

Hazeel menghela napas pelan lalu mengangguk, kali ini ia sudah lelah untuk berdebat.

~GALAZELL~

M

alam ini Galang dan teman-temannya berada di tongkrongan. Biasanya mereka menongkrong di sebuah warung kecil yang tempat nya tak jauh dari sekolah an mereka.

Iya, mereka biasanya kalo bolos juga disana.

"Tips buat ngedeketin anak ustadz gimana sih?" Tanya Raffa.

Pertanyaan itu mampu membuat teman-temannya berhenti melakukan aktivitas mereka.

Bahkan mereka saja tak berkedip menatap Raffa.

"Dih, anjing. Gue nanya, sialan!" Umpat Raffa kesal, karena pertanyaan nya tak kunjung di jawab.

"Masuk Islam gehh." Jawab Dama, "gabut amat lo ngincer anak ustadz, inget agama."

"Ealah, gue cuma nanya doang. Lagian gue liat ini orang cakep banget ya, jadi pengen gue pacarin." Raffa menunjukkan foto perempuan yang ada di layar ponselnya.

"Heh, anjing. Ini si author, gila!!" Pekik Gio, dengan memukul lengan Raka yang ada di sampingnya.

Raka hanya melirik sekilas foto itu. "B aja."

"Wah sialan lo,"

"Emang si author anak ustadz?" Tanya Galang.

"Bukan geh, tapi kakek nya aja yang ustadz." Jawab Gio, biasalah dia yang tau segala hal tentang author nya.

"Lo gausah sok-sokan berani ambil author dari gue deh, fa." Kata Gio memperingati.

"Kalo kata trend TikTok gini,"

"Doraemon kucing langka, bisa bikin Ripa ketawa, kalo mau lebih dari suka, emang Raffa punya apa?" Sambung Raka dengan sedikit mengubah lirik lagu itu.

"Entar gue pelet," jawab Raffa enteng.

Gio menoyor kepala Raffa. "Ngadi-ngadi lo main pelet anak orang."

"Tumben tu author cakep, biasanya jelek." Ejek Dama dengan memandangi foto itu.

"Gak ada cakep-cakep nya sih bagi gue, masih cakep an Fida." Balas Raka dengan menyeruput kopi nya.

"Virtual sok keras." Sindir Galang, ia kembali membuka suara.

"Aduh, dada gue sakit anjing!" Gio memegangi dada nya, seolah-olah sedang kesakitan.

Teman-temannya tertawa puas.

Diantara mereka hanya Farhan lah yang paling kalem, dia akan menjadi reog saat waktunya tiba, mungkin sekarang bukan waktunya.

"Gue ada nanya." Raffa kini akan memulai per-gibahan bersama teman-temannya.

"Jadi gue sama Reina kan udah putus, nah gue mau pinjem foto si author buat manas-manasin Reina boleh gak ya?" Lanjut Raffa.

"Noh, tanya aja sama pawangnya." Dama menunjuk kearah Gio.

"Gimana, gi?"

"Lo udah putus dari jaman 90 an, baru mau manas-manasin tuh mantan, gak telat boy?" Tanya balik Gio.

"Menurut gue sih nggak, soal nya dia kek masih gamon sama gue."

"Pede amat lo, terlalu pede itu tidak baik bestie," ucap Raka kepada Raffa.

"Terlalu gamon itu tidak baik pren." Balas Raffa dengan menepuk pundak Raka.

"Gue si—"

Drett drett drett

Ponsel Gio tiba-tiba bergetar, Gio mengeluarkan ponselnya dari saku jaket. Tertera nama Aurel di layar ponsel itu.

"Hallo?"

"Gi, boleh jemput gue gak?" Tanya Aurel di sebrang sana, suara nya sangat berbeda dari biasanya. Kali ini suara nya seperti sedang menangis.

"Tumben?"

"Gue butuh lo,"

"Butuh apa kangen nih?" Goda Gio.

Sial, Gio tidak tahu Aurel benar-benar membutuhkan nya.

"Gue butuh lo, please jemput gue."

Gio terheran, ia melirik teman-teman nya yang sedang menatap kearah nya. "Hm, gue kesana sekarang,"

Setelah mengatakan itu, panggilan di putuskan secara sepihak. "Gue pergi dulu, ada urusan bentar."

"Lama juga gak papa, gak butuh lo juga disini." Ketus Raffa, mungkin dia kesal, pertanyaan nya belum di jawab.

"Dih, awas aja lo cerita-cerita ke gue!" CibirGio dengan menoyor kepala Raffa.

"Ribut mulu lo berdua, jangan-jangan jodoh nih." Timpal Raka lalu tertawa.

"ASTAGFIRULLAH!" Ucap Raffa dan Gio secara bersamaan.

Setelah mengucapkan itu Raffa menutup mulutnya rapat-rapat. "Eh lupa anjing, gue Kristen!"

Teman-temannya yang mendengar lantas tertawa, "kenapa gak sekalian syahadat aja, fa?" Tanya Farhan.

"Ngawur lo, ntar kalo gue masuk Islam auto punya bapak 1 dong."

"Lah emang kalo agama Kristen punya bapak 2?" Tanya Gio polos.

Raffa mengangguk. "Ayo, ayo masuk Kristen biar bapak nya ada 2."

"Gak deh, gue masuk Kristen aja bapak gue tetep satu."

"Kok bisa?"

"Sekarang aja gue gapunya bapak." Ceplos Gio enteng, tapi mampu membuat teman-temannya tertawa kencang.

Gio menepuk jidat nya. "Lupa anjir, gue ada janji!"

"Gue duluan!!" Teriak Gio dengan berlari kearah pintu keluar.

"Prik!" Kata Galang ketika melihat Gio terburu-buru untuk pergi.

"Calon adik ipar lo!"

Selama di perjalanan menuju lokasi yang Aurel kirimkan, Gio terus-terusan memikirkan hal apa yang terjadi kepada Aurel hingga dia benar-benar membutuhkan nya, bahkan suara Aurel saja hampir tidak ada tadi.

Sudah dari kejauhan 4 meter Gio melihat seorang perempuan yang sedang duduk sendiri an di sebuah halte dekat rumah Aurel. Gio menghentikan motornya tepat di hadapan perempuan itu.

Gio turun dari motornya lalu menghampiri perempuan itu yang bernama lengkap Aurelia ananta.

"Rel," panggil Gio dengan menepuk pundak Aurel.

Gio mengangkat pelan kepala Aurel agar mendongak menatap nya, terlihat dari mata Aurel sepertinya dia habis menangis.

"are you okay?" Mendengar pertanyaan itu membuat Aurel menangis dan memeluk tubuh Gio.

Tubuh Gio menegang kala Aurel tiba-tiba memeluk nya. "Heh, lo kenapa?"

Tidak ada jawaban dari Aurel.

Gio melepas paksa pelukan Aurel, dia menangkup kedua pipi Aurel lalu menatap mata nya. "Kenapa, hm?" Tetap saja, Aurel tak menjawab pertanyaan itu.

Gio duduk di samping Aurel lalu menarik nya kedalam dekapannya. "Aneh, kenapa cewek kalo nangis gamau cerita."

Dia mengusap-usap lembut punggung Aurel. "Gapapa nangis aja,"

"Hiks, gue gamau disini...hiks...hiks...mau pergi...m-mau ikut ayah...hiks..."

"Yaudah ikut aja sama ayah lo, emang ayah lo ada di mana?" Tanya Gio.

Aurel melepaskan pelukan nya, ia menghapus air mata nya lalu mendongak menatap langit. "Udah ada di surga," jawab Aurel.

"Eh, gue kira...aaa Aurel jangan ikut ayah nya ya? Nanti Gio nikah sama siapa kalo Aurel gaada?"

Jujur saat ini Aurel sangat kesal, ia bingung mau sedih apa ketawa, tapi perkataan Gio barusan membuat Aurel ingin tertawa kencang hingga memutilasi Gio.

Dia memukul lengan Gio dengan keras. "Tai lo, gue lagi sedih bangsat!" Maki Aurel kesal.

Gio menyengir. "Kan gue gitu biar lo gak sedih lagi,"

"Emang lo kenapa sih kok nangis?" Tanya Gio.

"Gak, gapapa."

Gio kembali menarik tubuh Aurel untuk memeluk nya. "Gapapa nangis aja,"

Aurel mendorong tubuh Gio. "Dasar modus!"

"Yahh, ayo dong nangis lagi biar bisa gue peluk."

Aurel berdecak, sepertinya dia salah menghubungi orang.

"Nyesel gue minta bantuan lo!"

Gio terkekeh pelan. "Mungkin yang ada di pikiran lo waktu itu cuma ada gue, yakan??"

"Pede banget!"

"Gengsi amat buat ngakuin." Gio menggandeng tangan Aurel lalu berjalan menuju rumah Aurel.

Aurel menghentikan langkahnya, "gue gamau pulang ke rumah."

"Terus lo mau pulang di rumah siapa egoo!"

"Hazeel aja."

"Heh, lo mau ganggu pasutri?"

Aurel menggeleng, jujur ia bingung harus pulang kemana.

"Rel, sebenarnya ada apa sih?" Tanya Gio.

Aurel menggeleng, ia tak mau masalah nya terumbar. Cukup dirinya saja yang tau dan keluarga nya.

Aurel tersenyum kearah Gio. "Gak ada apa-apa,"

"Ck, mau sampe kapan lo pake topeng terus?" Gio mendecak.

"Em, gue nginep di rumah lo aja deh, gi."

Mendengar penuturan perempuan itu membuat Gio menoyor kepala Aurel. "Gue cowok anjir, kalo lo tidur di rumah gue, ntar gue yang di marah in sama bunda."

Aurel menundukkan kepalanya tapi tak berlangsung lama, Gio kembali mengangkat kepala nya.

"Gue anterin ke apart Faza."

~GALAZELL~

Kini mereka berdua telah sampai di apartemen Faza, setelah meminta izin kepada Faza akhirnya Aurel boleh menginap disana selama 3 hari.

Selesai mengantar kan Aurel kini Gio berniat untuk pergi ke tempat tongkrongan nya tadi, tapi jam kini sudah menunjukkan pukul 22.45 apa teman-teman Gio masih ada disana jam segini?

Tak pikir panjang Gio langsung menelpon Raka.

"Oit, ada apa beb?" Tanya Raka di sambung an telpon.

Gio bergidik geli mendengar panggilan itu. "Geli anjing, btw lo sama yang lain udah pada balik?"

"Kita udah pada balik anjir, lo sih kelamaan."

"Ya sorry, ada urusan tadi."

"Emang lo abis dari mana? Sok sibuk banget."

"Kepo lo, kek dora!" Ejek Gio dengan tawa nya.

"Dih, gue gak kepo. Cuma penasaran aja,"

"Sama aja bego!"

"Gak sama dong bestie, kan beda kata."

"Serah lo, gue capek sama lo." Gio seperti salah menelpon orang, harus nya dia menelpon Galang bukan si Raka sinting.

"Capek ya Istirahat dong mazzehh."

"Gamau, belum di suruh istirahat sama ayang," ujar Gio di barengi dengan tawa kecil nya.

"Halah, kayak lo punya ayang aja."

"Ngaca mas, lo juga gak punya ayang."

"Eits, anda salah. Gue udah ada wlee,"

"Halah, gamon sok keras aja ngaku-ngaku udah berpawang."

"Fida anjir, aaaaa gue balikan uuuuuwhh."

"Dih, virtual aja bangga."

"Gapapa dong, yang penting punya ayang, gak kayak lo." Sindir Raka, ia tertawa di sebrang sana.

"Stay halal boskuhhh."

"Haha, bilang aja jomblo."

"Serah lo, gue males sama lo!"

"Dih yaudah bye!" Merasa lelah berdebat dengan Gio, kini Raka mematikan sambungan telepon itu.

TUT!

"Bocah sialan, gue yang telpon, malah dia yang matiin." Umpat Gio kesal, setelah itu dia menaiki motor nya untuk pulang saja.

"Mau hujan nih kek nya." Gio menambah kecepatan motor nya untuk segera sampai di rumah.

Selama perjalanan ia masih memikirkan apa masalah Aurel sebenarnya. Ia sangat-sangat penasaran, karena Aurel sangat lah tertutup.

"Andai aja lo bisa terbuka sama gue, rel. Gue pasti seneng banget," ucap nya di balik helm yang ia pakai.

Brum

~GALAZELL~

Plak!

"Kamu kira saya gak capek ngurusin kamu?!"

"Capek? Mama capek dari mana? Bahkan selama ini aku kerja kayak gitu buat mama, aku bayar sekolah pake uang aku sendiri. Aku bahkan rela ngerusak diri aku buat kita bertahan hidup!!"

"Mama capek apa nya? Mama masih bisa hidup mewah kayak gini itu semua dari aku. Mama cuma di rumah santai-santai, sedangkan aku? Aku pagi sampe siang sekolah, sore aku beres-beres rumah, dan malam aku kerja. Dan mama bilang kalo kerjaan mama yang hanya rebahan aja capek? Gimana sama aku, ma?!"

Wanita paruh baya itu mencengkram kuat dagu anak nya. "Kamu kira saya dulu gak kayak gitu, hm? Semua masa lalu saya, kamu harus rasain. Biar kamu bisa hargain perjuangan saya dulu, gak kayak papa kamu."

Perempuan yang berinisial V.A itu menepis tangan mama nya. "Pantes papa ninggalin mama, mama aja dulunya kayak gitu. Pantes aja papa jijik sama mama!"

Plak!

"Berani kamu, hah?!"

"Saya nyesel pernah ngelahirin kamu, kalo saya tau kamu gede nya kayak gini, dulu saya setuju buat gugurin kamu!" Lanjut wanita paruh baya itu.

Tak ada kata menangis bagi V.A hati nya sudah kebal dan beku untuk di tusuk beberapa jarum.

"Kalo aku tau mama kayak gini, aku bakal lebih milih tinggal sama papa."

"Bahkan kalo bisa aku gamau lahir dari rahim mama!"

"Aku benci banget sama mama, aku benci!"

"Gara-gara mama aku di jauhin sahabat aku, ma!"

"Aku gapunya temen!"

"Aku kotor!"

"Arghhh!"

Prang!

~GALAZELL~

Hallo!

Pa kabar?

Sedikit tips, kalo kalian batuk/demam, jangan minum obat, minum es aja biar cpr sembuh 🥰

Udah komen belum?😡

Vote jangan lupa!

Besok malam insyaallah up lagi🙏🏻

Ini cerita udah dari kota mana aja?

Yang satu kota wajib tukeran username ig sih

Di daerah kalian udah jam berapa? Me 23:02

Udah dulu ya, selamat beristirahat

Papaiiiiiii 🤍

[12-02-2022]
Sabtu, 23:02

Continue Reading

You'll Also Like

594K 62.6K 38
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
908K 41.6K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2.1M 125K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
3.7M 294K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...