TRAITOR, Draco Malfoy

By TWAIVVER

19.1K 2.6K 458

[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] 𝗪𝗵𝗮𝘁 𝗶𝗳, he's in love with both of them? ....There is no "what if", he 𝗶𝘀 in love with th... More

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
XXV
XXVI
XXVII
XXVIII
XXIX
XXX

XX

109 16 5
By TWAIVVER

☁️

"Bloody Hell, Gaunt Manor selalu terlihat luar biasa" Ucap Ron mengagumi kediaman keluarga Gaunt.

"Kau harus bekerja keras Ron, agar kita bisa tinggal di istana seperti ini." Ucap Ginny yang juga mengagumi Gaunt Manor.

"Me? Why me? Kau menikahlah dengan pria kaya dan tinggal bersamanya di rumah besarnya." Ginny melirik Ron sinis, Fred merangkul pundak adik perempuan satu-satunya itu.

"Ronald's right, menikahlah dengan pria kaya Gin, kau akan terlihat cantik dengan gaun-gaun mahal." Ucap George yang diikuti anggukkan oleh Fred.

"Shut up you three." Ucap Ginny lalu melirik kekasihnya, Dean yang terlihat tak terlalu nyaman.

Setelah memberikan kakak-kakak nya tatapan sinis, Ginny pergi bersama Dean, Ron dipaksa oleh Lavender ikut bersamanya untuk mengucapkan selamat pada Lily yang berdiri tak jauh dari mereka, sedangkan Fred dan George tiba-tiba sudah menghilang.

Tersisa Harry dan Hermione yang masih berdiri canggung disana, sesekali Hermione melirik ke Harry yang hanya diam dan memperhatikan sekitarnya.

"Aku suka bunga-bunganya, bagaimana denganmu?" Tanya Hermione basa-basi.

Harry melirik Hermione singkat, kemudian kembali melihat kearah lain. "Yeah."

Jawaban singkat Harry membuat Hermione merasa tak nyaman, ia menoleh ke Harry yang memandang entah kemana.

"Kau kenapa?" Tanya Hermione.

Harry menoleh, menatap Hermione yang menatapnya heran, "kau tahu kenapa."

Hermione mengerutkan keningnya, lalu ia teringat sesuatu.

"Harry... I'm sorry about Lily." Ucap Hermione yang mengingat bahwa Harry menyukai gadis itu.

"Aku tahu ini sulit, tapi kau harus melepaskannya, she's married now." Harry terkekeh, ia menatap Hermione dengan tak percaya.

"Kau juga harus melepaskannya." Tegas Harry.

"I beg your pardon?"

"Malfoy, kau berselingkuh dengannya bukan?" Tanya Harry membuat Hermione melotot.

"D-draco? Dan aku? Hah... Bicara apa kau Harry." Ucap Hermione sambil tertawa grogi.

"Moaning Myrtle's bathroom, kau pergi kesana setiap sarapan pagi untuk menemui Malfoy."

"Kau tak datang ke The Burrow dimusim panas tahun lalu karena menginap di Malfoy Manor bukan?"

"Tidak... Aku-"

"For Merlin's sake, Mione! I'm sick of your lies." Ucap Harry sambil mengusap-usap punggung lehernya.

"Harry, aku bisa jelaskan." Hermione meraih lengan Harry.

"Alright then, jelaskan."

Hermione menatap Harry yang menatapnya dalam, tak pernah seumur hidupnya ia melihat Harry seperti ini.

"Aku-... Aku tidak berselingkuh dengan Draco."

Harry menarik lengannya dari genggaman Hermione, muak dengan omongannya yang penuh kebohongan.

Hermione menatap Harry dengan mata berair, jantungnya berdebar kencang dan pikiran mulai menjalar kemana-mana.

"Tidak bisakah kamu mendengar penjelasanku sebentar-" Ucapan Hermione terpotong oleh Harry.

"Tidakkah kau sadar apa yang kau telah terbuat? Perlakuan egoismu itu sudah melukai teman kita, Lily! Dan- astaga, dari semua laki-laki, mengapa Malfoy?! Kau tahu bagaimana bajingan itu telah memperlakukan Ron, Neville, aku, teman-teman kita yang lainnya, bahkan kau sendiri selama ini?!" Tegas Harry membuat air mata Hermione terjun ke pipinya.

"Kau tak hanya menghianati Lily, tapi juga aku, Ron, Neville, dan seluruh Gryffindor-"

"It's not my fault! Lily lah orang ketiganya! Dia yang merusak hubungan ku dengan Draco, aku mencintai Draco lalu dia datang dan merusak segalanya!" Ucap Hermione dengan satu tarikan nafas.

Hermione membelai rambutnya dengan frustrasi, lelah dengan orang-orang yang mengatainya sebagai orang ketiga di hubungan Draco dan Lily.

"Sejak kapan kau berhubungan dengannya?" Tanya Harry.

Hermione tak merespon, masih sibuk dengan air matanya yang sudah menetes kemana-mana.

"Sejak kapan Mione!" Bentak Harry.

"Tahun kelima!" Balas Hermione dengan nada suara yang tak kalah tinggi.

"Tahun kelima?" Ulang Harry.

Harry menatap sahabatnya itu tak percaya, ia membuang wajahnya sesekali karena tak sanggup berkata-kata.

"How could you?"

Hermione menoleh, menatap balik Harry.

"Teganya kau-" Harry menghela nafasnya, mengatur emosinya yang semakin menggebu-gebu, "beraninya kau menemuiku dan Ron selagi kau menusuk kami dari belakang dengan berkencan dengan Malfoy?"

"Harry..."

Hermione maju satu langkah, mencoba mengambil tangan Harry tapi Harry menepisnya.

"I'm sorry-"

"Don't you ever. Ever speak to me again." Gadis itu menatap sahabatnya sambil menganga, terkejut dengan kalimat tersebut.

"Harry, dengarkan aku dulu."

Alih-alih mendengarkan, Harry berjalan menjauh dari Hermione, ia kemudian mendekati Ron dan Lavender yang sedang berbicara dengan Lily.

Ekspresi wajah Ron yang tadinya tersenyum kini berubah menjadi terkejut setelah Harry membisikkan sesuatu padanya, segera mata keduanya bertemu, tersirat kekecewaan ditatapan Ron pada Hermione.

Kemudian Lavender ikut menatap kearah Hermione, begitu juga dengan Lily yang menatapnya sambil tersenyum menyeringai.

Lalu ia menatap Draco yang mencoba menjaga ekspresinya, kemudian ia berbisik ke Lily dan keduanya berjalan menjauh, membuat Ron dan Lavender kini berjalan kearahnya.

Hermione terlalu takut menghadapi Ron muka dengan muka, jadi dia berjalan pergi, secepat yang dia bisa tapi tetap berusaha setenang mungkin, sehingga orang tidak bisa menyadari bahwa dia sedang melarikan diri dari seseorang.

Ron berjalan tiga meter di belakangnya, rambut jahenya sekarang terlihat seperti sudah memerah karena marah, Ginny yang pertama menyadari bahwa kakaknya mengejar Hermione.

"Hey!" Ginny berdiri didepan Ron, membuatnya berhenti berjalan.

"Minggir!"

"Tidak sebelum kau memberi tahuku apa yang sedang kau lakukan."

"Shut up, Ginny. Ini urusanku dengan Hermione." Ron menggesernya kesamping lalu menyusul Hermione yang sudah jauh didepannya.

☁️

Lily berjalan masuk kedalam ruangan minum teh Gaunt Manor, Narcissa sudah menunggunya disana sambil menatap keluar dari jendela besar yang menghadap kearah taman manor.

"Draco bilang kau ingin menemuiku?" Tanya Lily pelan sambil tersenyum pada ibu mertuanya itu.

"Yes, my dear, ada sesuatu yang mau aku bicarakan." Balas Narcissa, ia menaruh cangkir tehnya selagi Lily berjalan mendekatinya.

"Is everything alright, Aunt Cissy?" Tanya Lily.

Raut wajah Narcissa berubah, ia menatap Lily seakan ia baru saja membuat kesalahan fatal, "no, everything is not alright, Lily." Tegas Narcissa membuat tubuh Lily menegang.

"Kau masih memanggilku Aunt Cissy? My dear, kau adalah seorang Malfoy sekarang, panggil aku mum." Lanjut Narcissa, kemudian diikuti oleh sebuah senyuman hangat.

"Alright then, mum, jadi apa yang mau kau bicarakan?" Senyuman Narcissa perlahan memudar, ia menggenggam tangan Lily kemudian mengelusnya dengan pelan.

"Seperti yang aku katakan, kau adalah seorang Malfoy sekarang, dan kau berhak untuk tahu lebih tentang keluarga ini." Lily mengangguk, sudah tujuh hari tujuh malam sudah ia habiskan mempelajari keluarga Malfoy yang berliku-liku.

Narcissa menoleh keluar jendela, mengamati satu-persatu tamu undangan yang berada ditaman.

"Kau lihat orang itu?" Lily menoleh kearah yang dimaksud oleh Narcissa.

Narcissa menunjuk kearah sekumpulan orang didekat air mancur ditengah taman, ada tiga orang berdiri di sana.

"Neville?" Tanya Lily.

"Not him, perempuan yang berada di sampingnya." Jawab Narcissa.

Disebelahnya, Neville Longbottom sedang menggandeng perempuan pirang yang tak asing dimata Lily.

"Hannah Abbott?" Lily menoleh ke Narcissa yang sedang mengangguk.

Narcissa menatap kearah perempuan pirang yang berada diluar itu dengan dingin, Lily dapat merasakan dari genggaman Narcissa di lengannya bahwa ibu mertuanya itu sedang tegang.

"Kamu pasti mengerti bagaimana pernikahan adalah salah satu cara bagaimana kita menjaga kehormatan dan kesucian darah dan keluarga kita, right?" Kini giliran Lily yang mengangguk, ia paham betul tentang ucapan Narcissa.

"Pernikahan atas dasar perjodohan sering terjadi di tiap keluarga pureblood, demi menjaga nama keluarga. Namun tak jarang pernikahan tersebut berbuah manis seperti pernikahan orangtuamu."

Lily teringat kisah yang pernah ibunya ceritakan padanya, bahwasanya pernikahan orangtuanya memang terlaksana karena perjodohan, namun lambat laun keduanya jatuh cinta dan memiliki tiga orang buah hati.

"Tapi seringkali juga pernikahan itu gagal, walaupun tak berakhir dengan perceraian, seperti pernikahanku dengan Lucius contohnya." Lily mengedipkan matanya, tak menyangka Narcissa akan berbicara seperti itu.

"Lucius... Dia-" Narcissa menggantung ucapannya.

Lily mengerutkan keningnya, menatap Narcissa yang sedang menghela nafas dan menelan ludah dengan susah.

"Lucius punya, dua putra, dan tiga putri dari para mistress-nya."

Tubuh Lily membeku ditempat, ia menatap wanita di depannya dengan tatapan tak percaya.

Sedangkan Narcissa hanya menatap lurus ke depan, tersirat rasa malu dan jijik dari bahasa tubuhnya.

"Lucius memiliki wanita lain selain aku, dan tentunya Draco bukanlah anak satu-satunya." Narcissa menunjuk Hannah Abbott dengan dagunya.

"And her, that half-blood girl adalah putri Lucius dari seorang muggle yang ia temui di Cambridge." Lanjut Narcissa.

Lily menoleh kearah teman seangkatannya itu, ia menatapnya dengan syok saat ia mulai menyadari bagaimana familiar nya bentuk dan warna mata Hannah Abbott.

Sepasang mata itu adalah duplikat persis dari milik Lucius Malfoy.

"Uncle Luci, dan... Muggle? Bukankah para Malfoy tidak diperbolehkan boleh memiliki keturunan dari muggle? Maksudku-" Lily menggantung ucapannya, tak bisa berkata-kata.

"Kau benar, memang tak diperbolehkan. Tapi peraturan itu hanya berlaku untuk keturunan resmi, para Malfoy memiliki banyak keturunan haram dengan para wanita yang mereka tiduri."

"Dan wanita yang ku maksud, tak selalu para muggle yang tidak tahu bahwa pria yang mereka tiduri itu sudah menikah. Tak jarang juga sesama penyihir mengandung anak haram Malfoy." Ujar Narcissa kemudian menatap ke arah Mrs. Zabini yang berjalan melewati Hannah Abbott.

Mata Lily hampir saja keluar dari tempatnya saat ia menyadari apa yang Narcissa ucapkan, ia menoleh ke arah mertuanya yang meliriknya dengan mata yang memerah karna menahan air mata.

"Mum..." Panggil Lily, menolak untuk percaya akan ucapan sang wanita.

Narcissa mengangguk pelan, "dia melahirkan seorang putra, seorang squib yang kemudian mereka buang ke Liverpool."

Narcissa menaikkan satu alisnya, sebuah senyuman masam terpajang diwajahnya.

"Sekarang kamu paham kan? Mengapa aku dan Mrs. Zabini tak pernah bisa berteman."

Kepala Lily terasa ingin pecah karena fakta pahit yang Narcissa bagikan padanya, dan hatinya hancur karena melihat seorang Narcissa Malfoy yang ia idolakan sejak kecil itu harus tersakiti dan menanggung malu di pundaknya.

"Saat aku mendapatkan kabar bahwa Draco mengencanimu, aku sungguh bersyukur karena aku kira putraku akan menikah karena cinta, dan tak ada gadis muda yang akan merasakan hal yang sama seperti aku."

Narcissa mengelus pipi Lily dengan pelan, ia menatap gadis di depannya itu dengan penuh kasih.

"Tapi sayang, benar apa yang orang-orang bilang, Draco lebih mirip dengan Lucius daripada denganku."


Lily tak tahu harus bereaksi seperti apa, ia seperti baru saja dipukul oleh batu dikepala setelah mendengar ucapan Narcissa.

Melihat reaksi Lily, Narcissa menghela nafas. "Aku minta maaf, tidak seharusnya aku berbicara begini dihari pernikahanmu."

"Tapi aku harus memberitahu mu soal ini, Lily... Orangtuamu adalah orang paling baik yang pernah ku kenal seumur hidupku, jadi jika kau berubah pikiran, mereka pasti akan mendukungmu..."

Lily menatap Narcissa, ia tak sangguh melakukan apapun selain menatapnya dengan air mata yang mulai terbentuk dikantung matanya.

"Selagi kau belum mengandung anak Draco, kamu masih bisa pergi... Aku berbicara seperti ini karena aku menyayangimu bagaikan putriku sendiri, Lily... Aku tak sanggup membayangkan mu berada di posisiku."

Air mata Lily akhirnya terjatuh ke pipinya, haru ia rasakan karena begitu perhatiannya Narcissa padanya.

"Aku akan baik-baik saja mum..." Ujar Lily dengan suara bergetar, karena sesungguhnya ia semakin merasa ketakutan karena mendengar cerita Narcissa.

Apalagi mengingat tentang surat yang Draco tulis, Lily ingin segera kembali ke kamarnya dan menangis dikamar mandi.

☁️

A/n: O EM JI

Pertama-tama aku mau nangis lagi, karena omg, WATTPAD AKHIRNYA NGEMBALIIN AKUN INI KE AKU 🥹🥹

Setelah hampir setengah tahun aku ngesot-ngesot bolak-balik nge email Wattpad buat minta akun ini lagi, akhir ya Tuhan.... Akhirnya balik lagi😭😭

Setelah hampir 2 tahun book ini berhenti karena, ah, hp sialan.

Aku ga yakin masih ada yg baca book ini, karna anjir, UDH LAMA BGT....... Saking lamanya aku udh ga se-tertarik itu lagi sm HarPot Universe, bahkan ke Draco sendiri tuh... Jsjsaowjakshakgduh

Yah, inilah chapter lanjutan dari chapter sebelumnya, huhuhuhu masih terharu.

Enjoy ya, for those who still read this story, walau aku ragu ada yang masih baca wkakakaka.

Enjoy!
Xoxo - el

Continue Reading

You'll Also Like

22.1K 346 63
You have an untold past that only the third hokage, you and Naruto Uzumaki knows. Naruto is your best friend at the hidden leaf academy. After gradua...
1M 35.5K 62
𝐒𝐓𝐀𝐑𝐆𝐈𝐑𝐋 ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 jude bellingham finally manages to shoot...
383K 27K 28
"hi, nice to meet you! i'm lee minho" "wait, you can see me?" in which han jisung is a lonely ghost who's stuck on earth and the only person who sees...
1.2M 54.4K 100
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC