TRAITOR, Draco Malfoy

Per TWAIVVER

19.1K 2.6K 458

[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] 𝗪𝗵𝗮𝘁 𝗶𝗳, he's in love with both of them? ....There is no "what if", he 𝗶𝘀 in love with th... Més

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
XXV
XXVI
XXVII
XXVIII
XXIX
XXX

XIX

736 79 38
Per TWAIVVER

☁️

Three months after Hogwarts.

"I like this one." Ucap Lily sambil meraba kain berwarna biru pastel didepannya

"Baby blue? Lily, sayang, kau ingin gaun pernikahan mu berwarna baby blue?" Diana menatapnya dengan kening yang mengerut

"Fine, white then." Ucap Lily dengan lemas

Diana menghela nafasnya, ia memegang kedua tangan putrinya itu.

"Maafkan aku, Lizzy... I just want your wedding to be perfect." Lily mengangguk

"Aku mengerti mum, siapa yang tidak mau pernikahan yang sempurna." Diana tersenyum mendengarnya

"Pilihlah warna kain yang kau suka." Ucap Diana

Lily kembali melirik kain yang tadi ia pegang, dan langsung melirik ibunya yang sedang menatapnya dengan tajam.

"Kecuali yang itu, sayangku, no one wears blue for their wedding dress."

Lily menghela nafasnya, ekspetasinya tentang betapa menyenangkannya mencari kain untuk gaun pernikahan ternyata mengecewakan, ia sama sekali tak menikmati momen ini.

Ibunya menjadi sedikit ketat padanya, segala hal yang ia lakukan sudah diatur dengan sedemikian rupa.

Apa yang harus ia makan, kapan ia harus tidur, olahraga, bahkan diharuskan membaca puluhan buku tentang bagaimana menjadi seorang nyonya rumah yang sempurna.

Bagian kecil dari dirinya mulai menyesali keputusannya untuk mempercepat pernikahannya dengan Draco.

"Bisakah aku pulang sekarang mum? Aku sedikit lelah."

"Are you alright? Apakah kita harus pergi ke St. Mungo? Or is this about that blue cloth?" Lily menggeleng

"Aku hanya perlu berbaring, that's it."

"How about the dress, kita harus mengukur tubuhmu..." Ucap Diana

"Tidak bisakah memakai ukuran ku yang sudah tercatat? Berat badan ku masih sama seperti tahun lalu." Diana mengangguk

"Alright then, kau pulanglah dan beristirahat, jangan sampai kau sakit dihari pernikahan mu." Diana tersenyum pada Lily sambil mengelus pipinya

"Thanks mummy, see you at home."

"You too, honey."

☁️

"Lily!!" Suara Alice terdengar dari ruang keluarga, Lily yang baru saja akan menaiki tangga terpaksa berhenti sejenak

"Hey, sis-in-law." Alice tersenyum mendengarnya

"Bagaimana dengan gaunmu?? Ugh! Aku yakin sekali pasti akan sangat indah! Tell me everything!" Tanya Alice dengan antusias

Lily tersenyum tipis pada Alice yang menatapnya dengan berbinar-binar.

"Aku masih belum tahu, I'll tell you later." Ucap Lily

"Ah, so we're doing secrets now..." Alice menaruh kedua tangannya di pinggang

"Baiklah, baiklah."

"Kemari, akan kuberi tahu bagaimana gaunku." Alice mendekat, menaruh rambutnya dibelakang telinganya agar bisa mendengar Lily dengan jelas

"It's gonna be white." Bisik Lily

"Lily!" Sang pemilik nama tersenyum melihat reaksi kakak iparnya yang selalu bersemangat nan penasaran tersebut.

Lily kembali menaiki tangga dengan pelan. "Aku mau berbaring, mum membuatku sakit kepala hanya karena sebuah kain." Alice tertawa mendengarnya

"Promise me you will tell me about the dress."

"Of course."

☁️

Akhirnya Lily sampai di kamarnya, ia langsung melempar dirinya ke ranjangnya, ia benar-benar kelelahan.

"Miss Gaunt?" Posisinya langsung berubah menjadi duduk, terkejut dengan suara yang baru saja memanggil namanya

"Who's there?" Tanya Lily

"It's Dobby, miss..." Dobby muncul dari balik vas besar yang berada di samping perapian

"Merlin, kau mengejutkan aku."

"My apologies, miss, Dobby tidak bermaksud untuk mengejutkan miss." Lily mengangguk

"Ada apa?" Tanya Lily

Dobby mengeluarkan sesuatu dari balik baju lusuhnya, sebuah perkamen yang masih basah tintanya, membuat jari telunjuk Lily terkena nodanya.

"Young master baru saja selesai menulis dan memberikannya pada Dobby untuk diberikan pada miss." Lily mengerutkan keningnya

"Miss? Miss who? Kau yakin untukku? Mungkin ini untuk Pansy?" Tanya Lily

Dobby si Elf terdiam, sesekali melirik Lily yang menatapnya dalam.

Ada jeda hening sebelum akhirnya Lily menghela nafasnya dan menerima surat tersebut.

"Thank you, Dobby." Ucap Lily

"You're welcome, miss."

"Ah, dan, lain kali tunggu aku di depan kamarku." Pesan Lily

"Yes, miss." Ucap Dobby sebelum menjentikkan jarinya lalu menghilang dari pandangan Lily

"Aneh, ini bukan waktunya untuk surat-menyurat." Ucap Lily lalu membaca isi dari surat yang baru saja ia terima

☁️

Few months later - Gaunt Manor.

"Mon Dieu! Sepertinya aku salah mengukur." Diana menoleh, menatap sang penjahit yang sedang memakaikan gaun ke Lily

"Apa maksudmu?" Diana mendekati keduanya

"I'm sorry, it must be the cakes." Ucap Lily

"It's not the cakes, mon chéri." Ucap Dolores, sang penjahit yang Diana bawa jauh-jauh dari Prancis

"Tidak mungkin kue membuat mu menjadi semakin kurus." Lanjut Dolores membuat Lily bingung

"It's okay, hun, Dolores akan mengecilkannya untukmu." Ucap Diana sambil tersenyum

Lily membalas senyuman ibunya, ia kembali menatap dirinya ke cermin, baru saja ia sadari kalau pipinya lebih tirus dari yang ia ingat.

Ia melirik Daphne dan Astoria yang duduk dibelakangnya dari pantulan cermin, Daphne menatapnya dengan khawatir.

"Baiklah, pakai pakaianmu lagi Lizzy, Dolores akan mengecilkan gaunmu." Lily mengangguk lalu berjalan kearah walk-in-closet nya

"Daphne, Tori, temani Lily sebentar, aku akan mengantar Dolores kedepan." Pesan Diana yang diiyakan oleh Daphne

Disaat yang bersamaan Lily keluar, menatap keduanya sambil mengancingkan beberapa kancing di bagian samping pakaiannya.

"How?" Tanya Daphne

"How—what?" Lily balik bertanya

"Gaunnya? Bagaimana bisa tak muat denganmu?"

"I don't know, kau dengar Dolores, dia salah mengukurnya." Jawab Lily sambil menatap dirinya di cermin

"Ukuranmu tak pernah berubah selama 2 tahun terakhir, bagaimana bisa-" Ucapan Daphne terpotong

"Dolores bilang dia salah mengukur, you heard her!"

"Aku hanya bertanya, Ly?"

Astoria menatap keduanya bergantian. "Okay, tenanglah kalian berdua." Ucap Astoria

Udara canggung sudah terasa disekitar mereka, ruangan yang tadinya hidup kini terasa sangat kosong.

"Bagaimana jika kita pergi ke Hogsmeade?" Tawar Astoria, mencoba memecahkan udara tak mengenakan itu

"Ya, sepiring pancake panas dengan sirup." Ucap Daphne mengiyakan ajakan Astoria

"Aku sudah kenyang, kalian pergilah, aku mau istirahat." Ucap Lily sambil menuntun keduanya keluar dari kamarnya

"But-"

"Aku mau istirahat! Blimey Daph!" Bentak Lily sebelum menutup pintu kamarnya dihadapan Greengrass bersaudari itu

Kebingungan, keduanya pun pergi dengan Gaunt Manor setelah berpamitan dengan Diana—yang kemudian meminta maaf untuk Lily pada keduanya.

Lily tidak keluar dari kamarnya untuk beberapa jam kedepan, ia juga mengabaikan Alice yang membujuknya untuk keluar selama 10 menit.

Sampai akhirnya, tiga menit setelah bel tengah malam berbunyi, ia terbangun dengan perut yang tak berhenti berbunyi.

Perlahan ia berjalan menuruni puluhan anak tangga menuju dapur, mencoba membuat seminim mungkin suara agar pada elf tidak menemukan dirinya.

Lima belas menit telah berlalu, beberapa piring yang awalnya terisi makanan kini sudah habis tak tersisa, Lily sedang termenung sambil menatap kekacauan kecil yang ia perbuat.

"Berapa banyak yang aku makan?"

"Um, setengah dari seluruh makan malam tadi, miss." Ia menoleh

Tobi, elf yang bertugas untuk memasak berdiri tiga meter darinya.

"Setengahnya?" Tanya Lily lagi yang dijawab anggukkan oleh Tobi

"Oh no, the gaun." Pikirannya terbang pada gaun pernikahannya, bagaimana jika gaunnya tidak muat lagi?

"Tobi, clean this, and don't tell anyone." Tobi mengangguk dengan tenang, sedangkan Lily langsung berjalan kembali ke kamarnya

Segara setelah ia masuk dan mengunci pintu kamarnya, Lily berlari ke kamar mandi, ia berlutut didepan toilet.

Ia memasukkan dua jarinya ke mulutnya, tenggorokannya mulai mengencang, perutnya terasa tidak enak dan makanan yang tadi ia telan kini sudah tak lagi berada di perutnya.

Kepalanya terasa pusing dan berkedut, air mata mengalir dengan deras ke pipinya dan tubuhnya terasa lemas.

Lily bersender tak berdaya ke tembok, mengabaikan rasa dingin dari lantai yang menyengat kaki telanjangnya.

Sudah berminggu-minggu hal ini terjadi, setiap kali Lily menelan sesuatu, ia akan selalu memuntahkannya kembali.

"I have to do it, aku— aku harus menjadi lebih cantik... Draco akan kembali padaku jika aku terlihat lebih cantik."

Suara Draco kembali terngiang-ngiang di kepalanya, suaranya Draco yang sedang membacakan isi surat yang Dobby berikan padanya waktu itu.

"Few more months, my love."

"Dan kita akan bersama selama, aku sudah mengatakan ribuan kali, but i love you, i love you, and i love you so much, darling."

"Soon, we'll get married, dan kau akan menjadi nyonya Malfoy dihatiku untuk selamanya, Mione."

Continua llegint

You'll Also Like

1.1M 19.2K 44
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...
418K 12.7K 94
Theresa Murphy, singer-songwriter and rising film star, best friends with Conan Gray and Olivia Rodrigo. Charles Leclerc, Formula 1 driver for Ferrar...
566K 62.1K 34
[M] Petaka itu dimulai kala Hermione bertemu Draco Malfoy di Hogwarts express untuk memulai tahun keenamnya. Dia menyadari ada yang aneh dengan lela...
1.3M 52.2K 55
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...