Netra mungil milik kenma terbuka, menatap ruangan putih di sekililing nya
Tak ada orang
"Mami?"
Selimut yang menutup setengah tubuh nya kenma singkirkan, ia bangun dan turun dari kasur
Dua jam yang lalu kenma datang bersama sang papah, menjenguk ayah maminya sebentar dan di ajak ke kamar yang sudah di pesan khusus oleh bapak kuroo tetsuro
Kamar berteman kan anak-anak
Dengan ranjang lucu bermotif dan beberapa kursi warna-warni di sudut ruangan
Yang paling penting, kamar itu adalah salah satu kamar VVIP
Sengaja agar kenma bisa tidur lebih nyaman sampai ia kembali untuk menjemput nya malam nanti
Orang kaya mah bebas.
"Mami?"
Kenma berlari ke arah pintu, lalu kembali masuk dan mengelilingi ruangan itu "Mami?" Tangan mungil nya mengambil tab putih yang selalu ia bawa ke mana-mana
Membuka knop pintu yang ternyata tak di kunci, ia keluar berlari ke sembarang arah
Mencari yaku yang entah kemana? sebelum tidur kenma yakin maminya ada di samping, mengusap kepalanya hingga terlelap "Mami?"
Kenma sempat mendatangi tempat ayah yaku di rawat namun tidak ada, ingin bertanya sayangnya sang kakek tengah tertidur dan kenma tidak mau membangun kan nya
"Mami?" Kenma kembali berlari kecil, kini mata itu tertuju pada tempat bermain anak yang ada di salah satu sudut lantai rumah sakit
Kenma mendekati nya, mencari apa ada sang mami di sana? namun nihil ia tetap tak menemukan
Tanpa kenma sadari ada anak laki-laki yang sedikit lebih besar mendekat ke arahnya, anak itu menarik paksa tab yang tengah kenma genggam
"Eh?" Ibu dari si anak segera bangun dan menghampiri mereka berdua "Nak kamu bisa meminjamkan mainan mu sebentar"
Kenma menggeleng
"Pinjam saja tidak boleh?"
Kenma tetap tak mengizinkan, ia tidak suka miliknya di ambil begitu saja.
Anak tadi juga tak mau kalah, berusaha merebut tab milik kenma– hingga kenma melepaskan tab itu dan si anak terjatuh sambil menangis
Kaki kenma sedikit mundur
Ia bingung kenapa jadi anak itu yang menangis?
"Hei! kau." Bentak ibu si anak pada kenma "Anak siapa kamu? mengerti sopan santun tidak!?" Sambil mengusap kepala anak nya yang terjatuh tadi
"Di mana ibu mu? kelakuan mu buruk sekali!"
Entah kebetulan atau apa, yaku datang dengan Jaz dokter nya– ia meninggal kan kenma karna tiba-tiba ada salah satu rekan dokter yang meminta bantuan nya
Yaku pikir kenma tidak akan kemana-mana dan tetap aman di kamar, tapi dia salah, justru yang ia lihat malah sebaliknya
"Kamu tidak bisa bicara? ternyata anak bisu."
Yaku langsung menarik pundak kenma, mengusap pipi anak itu, dari semua hinaan ia paling tidak suka kalo putra nya di sebut bisu.
Kenma mengambil tab nya yang sempat terjatuh, memeluk tab itu dan kembali menatap yaku "Mami" Sangat pelan hampir tak terdengar
Tak mau berdebat, si dokter segera menggendong kucing kecil nya. kalo anak lain mungkin ia sudah menangis di bentak sekeras tadi
Bahkan sampe menimbulkan beberapa pandangan dari ibu-ibu lain yang tengah menemani anak mereka bermain
"Dokter! Tunggu!" Panggil ibu tadi
"Anak itu bisu kan?"
"Dia tidak mengerti sopan santun sama sekali."
"Lihat, Dia mendorong anak ku sampai jatuh."
"Anak dari keluarga mana dia? apa ibunya tidak pernah memberi nya pendidikan?"
"Dokter tolong panggil ibunya kesini. dia harus minta maaf."
Yaku geram, ia sudah berusaha keras menahan emosinya
"Apa kau dengar?!"
"Minta ibunya mengajari sopan santun. ia benar-benar tidak memiliki pendidikan!"
Cukup sudah.
Yaku memutar kembali tubuh nya, menurunkan kenma dan menatap serius wanita setengah baya itu "Aku beri tau kau. aku ibunya!"
"Kau ibunya?" Terlihat sedikit kaget "Anak mu tidak tau sopan santun, suruh orang untuk mengajari nya."
"Aku pernah bilang pada anak ku, jangan bersikap sopan pada orang yang tidak punya sopan santun" Balas yaku "Kau juga harusnya menjaga ucapan mu. jangan sampai anak baik-baik jadi buruk karena ajaran mu."
"Lagi pula ini rumah sakit dan tempat bermain anak-anak jadi tolong jaga sikap mu." Ia kembali menatap kenma, tersenyum sesaat pada anak itu lalu kembali menggendong nya
Sejujurnya yaku hampir menangis saat ia di tuduh tidak bisa mendidik, terlebih lagi kenma di olok-olok di depan nya
Entah ia tidak tau kenapa hatinya begitu lemah saat hal itu menyangkut kenma
"Tidak papa, mami di sini" Punggung kecil kenma ia usap pelan
"Bukanya itu anak kuroo-san?" Salah satu perawat yang menyimak perdebatan mereka sengaja menaikan nada bicara, bergosip secara terang-terangan di depan yaku "Kau muncul untuk pamer dan mencuci otak anak usia enam taun, supaya mengakui sebagai ibunya, jangan-jangan kau hanya mengincar harta kuroo-san?"
Yaku heran kenapa banyak sekali orang yang tidak punya kerjaan yang mengurusi hidup nya
"Benar senpai, bukan kah kau terlalu terburu-buru?" Balas perawat satunya, wajah mengejek amat sangat jelas di sana
"Mami?"
Yaku tersenyum tipis, mengusap sudut matanya. ia tetap berusaha untuk tak menghiraukan ucapan para junior nya
Baru mau meninggalkan tempat itu, salah satu dari mereka malah menghalangi jalan
"Minggir!" Bentak yaku
"Senpai, kuberi kau selamat" Senyum di buat-buat yang menurut yaku amat sangat menyebalkan muncul di wajah gadis yang umurnya mungkin satu tahun di bawanya "Di usia semuda ini, kau sudah punya anak sebesar itu"
"Hari-hari mu kedepannya pasti akan sangat melelahkan."
"Aku juga mau memberi selamat" Seru yaku "Di usia mu yang masih semuda ini kau sudah jadi orang yang mengurusi hidup orang lain, pasti hari-hari mu kedepan nya jauh lebih melelahkan" Tak mau kembali emosi gadis pemilik nama kecil morisuke itu berlalu pergi meninggalkan mereka semua
"Hahahaha" Di balik perdebatan antara yaku dan tiga perawatan tadi ada satu perempuan yang memperhatikan dan berakhir dengan tawa puas "Kalian sok keren padahal hanya mempermalukan diri sendiri" Surai abu-abu dengan gradasi hitam milik nya ia kibaskan
"Ck."
"Kalo dia bukan sekertaris pribadi direktur utama sudah ku pukul dia."
"Aku sangat takut" Ejek gadis itu "Kau bahkan tidak bisa membalas ucapan yaku-san, sekarang belagak mau melawan ku."
"Sial kenapa dia selalu mendengar."
.
.
.
Pukul 16:30
Kuroo menenteng jas nya masuk kedalam rumah sakit, harusnya ia tidak pulang secepat ini, tapi mengingat kenma masih di rumah sakit kuroo berencana untuk mengajak kenma kembali ke rumah lebih awal
Ia tak enak kalo terlalu merepotkan yaku, perempuan itu harus mengurus ayah nya sendirian
Dan begitu. kuroo sampai di rumah sakit lebih cepat dari janji nya
Laki-laki berusia 30 tahun itu membuka pintu perlahan, manik nya menangkap dua orang yang tengah terbaring di atas tempat tidur
Ada yaku yang masih mengenakan jas dokter miliknya dengan kenma yang ia dekap, kuroo sempat terdiam memandang mereka berdua
Hingga pada akhirnya senyum tipis tercetak di bibir sang CEO "Apa kau kelelahan?" Seakan bergerak dengan sendirinya tangan kuroo membenarkan posisi selimut yang sebelumnya hanya membungkus tubuh kenma kini sudah menutup tubuh sang dokter
Tangan milik kuroo tak berhenti sampai di sana, saat netra hitamnya menangkap helaian rambut yang menutup setengah wajah yaku– lagi tangan itu seakan bergerak sendiri
Menyingkirkan mereka yang menutup pemandangan manis di depan nya.
Bermenit-menit kuroo menatap kedua orang yang secara tiba-tiba menjelma menjadi malaikat, Kenapa sangat menggemaskan
Entah mendapat dorongan dari mana, laki-laki itu mulai mengusap pelan surai lembut milik yaku, wajah kuroo merunduk semakin mempertipis jarak di antara keduanya
Tut!
Tut!
Tut!
Kuroo tersentak, refleks langsung menjauhkan dirinya "Sialan." Suara itu berasal dari getaran ponsel yang ada di saku celana nya
Ia sempat menatap kedua orang yang seperti nya tidak terganggu sama sekali
"Baiklah biarkan mereka seperti itu"
Kuroo memutuskan untuk keluar, melihat siapa yang menghubungi nya, saat nama si penelpon terlihat decakan sebal keluar dari mulut si surai hitam
"Akhir-akhir ini kau selalu menggangguku daichi."
Kuroo menggeser tombol hijau "Ha–
"Halo brokuroo!!"
Refleks ponsel itu ia jauhkan dari jangkauan telinga nya.
"Woy! Tolong dia tidak mau lepas dari ku. aku tau aku tampan tapi bisahkah– daichi!"
Alis kuroo berkerut, tunggu kenapa yang muncul malah suara-suara dua teman tak jelas nya
"Berikan!"
"Tunggu!"
Brakk
Brukk
"Oikawa diam lah!"
Keributan macam apa yang terjadi di sana?
"Hey! Kalian, apa tidak ada hal penting–
"Kuroo!" Triak daichi "Aku menemukan gadis pemilik mantel itu."
"Sungguh?"
"Aku tidak terlalu yakin, tapi ia memiliki ciri yang sama dengan yang kau sebutkan."
"Hahahaha. geli haha" Lagi suara lain terdengar dari sebrang
"Aku akan sampai di kantor mu dalam sepuluh menit."
"Tunggu daichi. aku ada di rumah sakit bisakah kau ke –
"Tidak. Aku membawa dua aset negara kalo mereka datang kerumah sakit coba pikir akan se ricuh apa nanti"
"Tapi–
"Datang saja kuroo sialan. Aku lelah di paksa mengikuti daichi seharian! kau tau aku hanya mendapat jatah libur satu hari dalam satu bulan dan daichi– "
"Benar bro demi kau aku rela menunda kencan ku dengan keiji"
"Kalian berdua. berhenti mengoceh."
Entah apa yang mereka lakukan intinya kuroo harus kembali ke kantor kalo tak mau kena amuk
Hai gimana kabar?
Semoga baik-baik aja yah hehe
Segitu dulu stay enjoy bestie 🐈