KANAGARA [END]

By AeriLHun

7.3M 539K 40.8K

[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tah... More

CAST
WELLCOME
P R O L O G
1. Kanagara bermata Elang
2. Wabyo
3. Terluka Karena Orang Dalam
4. Ojek Ganteng
5. Perjalanan Menuju Markas
6. Gombalan anak IPS
7. Tembok Belakang Sekolah
8. Sa Kanagara
9. Sial dari Bakso
9. Di hukum
10. 2day 2morrow 4ever
11. Bolos Sekolah☑️
12. Kepergian Sang Mama
13. Mulai Terluka
14. Luka atau Obat?
15. Pelangi Tanpa Warna
16. Yang Salah Sebenarnya
17. Kamar Abu-abu
18. Perasaan yang dipaksa Hilang
19. D A R G E Z
20. Pendatang Baru
21. Berubah Drastis
22. Mengejar yang Pergi
23. Tahan Rindu
24. Harga Mati
25. Hasil Seleksi
26. Kanagara & Arunika
27. Darz atau Dia?
28. Harus Kamu
29. Motor yang berbeda
30. Friendzone
31. Cemburu
32. Mutlak Harga Mati
33. Sparing
34. Bukan Segalanya
35. Tindakan Raksa
36. Kehilangan Status
37. Bukan Berhenti
39. Pembunuh?
40. Murid Baru Padja Utama
41. Mendatangi Bukan Berarti Kembali ☑️
42. Harga Diri Dibalas Harga Mati
43. Jahatnya Semesta☑️
44. Pemilik Pena yang ke-2?
45. Meet Family and He
46. KONYOL
47. Bersama Alda
48. Indah karena nya
49. Kurir Gofood
50. Hujan Sore..
51. Terluka setelah kemarin
52. Tidak selamanya
53. Gak Sengaja
54. Salah menduga
55. Tanggal Berapa?
56. Surat darinya
57. Ditemani Hujan
58. Deklarasi Hati
59. Perasaan yang Terlambat
60. Tentang 01.25
61. Manusia yang Pembohong
62. Rumah Raksa
63. Saksi Bisu Senja
64. 3 Villain?
65. Insiden Sore Hari
66. Villain yang Manipulatif
67. Rumah Yang Sakit
68. Setiap Alasan dari Tindakan
69. Pensi SMADJA
70. MENSIVERSARY KANAGARA & ARUNIKA
71. Antara Saya dan Dia
72. Rela Terluka
73. Wabyo Area☑️
74. Hanya berharap baik
75. Manusia adalah alasan terluka
76. Permulaan 24
77. Dia Pecundang
78. Pertaruhan Harga Mati
79. Wakil Ketua
80. Tengah Malam
81. Salam Harga Mati
INFO LANJUTAN
ARUNIKA
Pre Order KANAGARA
85. E P I L O G
ARUNIKA : SEASON 2
PO ARUNIKA
PO #2 ARUNIKA | New Cover
PO #2 KANAGARA | New Cover

38. Sunmori Dargez

73.1K 5.8K 518
By AeriLHun

FOLLOW


***

"Sebut gua Kanagara Bermata Elang dan gua akan kekal di ingatan." -Raksa Kanagara

***

Jejeran motor besar yang di dominasi warna hitam telah memenuhi parkiran markas besar Dargez.

Sosok kanagara bermata elang itu berdiri didampingi kedelapan inti di hadapan sekelompok orang-orang yang tengah membeberkan sebuah kain besar betuliskan DARGEZ: -Besar dari masa ke masa!-

Raksa, sang ketua dari kelompok beranggotakan 399 orang itu berdiri dengan tegap menatap jejeran anggotanya. Slayer hitam di lehernya menambah kesan pemimpin yang semakin menakutkan hanya dengan meliriknya saja. Matanya menyorot tajam, menyiratkan tatapan datar yang terkesan dingin.

"Udah absen?" tanya Raksa.

Giana mengangguk. "Pasti hadir semua." balasnya.

"Ya iyalah, gua yang maksa biar pada ikut. Ya kali kagak, masa gak solid, numpang nama doang maunya," saut Gibran.

"Kaya lo numpang nama doang," saut Galuh.

"Ngeraguin kesetiaan aku, kamu bwang?" Tanya Gibran dengan nada dibuat-buat membuat Giana bergidik geli sekaligus sebal dan ingin memukulnya saat itu juga.

Galuh merangkul bahu Gibran, keduanya berdiri dengan kacamata hitam yang bertengger di atas hidung mereka masing-masing. Setelan jaket dengan celana jeans beserta sepatu converse yang melekat membuat sebuah kesan cool di tubuh mereka. Siapapun yang melihatnya akan mengatakan 'keren'.

Banu berkacak pinggang dan berdiri di samping Raksa. "Beuhh udah berasa jadi wakil aja nih gua," ujar Banu membuat Galuh yang berdiri di sisi sebelahnya lagi menoleh.

Galuh yang notabenya lebih tinggi terekekeh. "Halah.. masih kecil gitu punya lo." Jenakanya sontak di hadiahi tawa dari mereka.

"Enak aja! Gini-gini otak gua gak kecil anjir!" protes Banu.

"Lo di smekdon Gian aja udah letoy sok banget mau jadi wakil." cibir Arza memulai dengan mulut pedasnya.

"Gini nih gini banget, kalo si wakil lagi berperan, serius pasti ujung nya gua yang di sakitin, luka hati gua dah.. Luka," ujar Banu dramatis.

"Badan lo beda jauh Nu, apalagi sama nih dua bos kebanggaan gua, Nu." ujar Gibran merangkul Raksa dan Galuh yang memang sama-sama memiliki tubuh besar, bahunya saja datar dan tegap. Dilihat sekalipun mereka akan tahu siapa ketua di antara mereka.

Raksa memang terbilang paling mencolok di antara kesembilan dari mereka. Tubuhnya tegap, rahangnya tegas, tatapan tajamnya tertutup kacamata hitam itu, Kanagara bermata elang itu berdiri dengan jaket jeans kebanggan ketua Dargez yang hanya di miliki anggota inti. Meskipun sejak tadi Raksa diam, namun aura intimidatif nya masih saja keluar.

"Gal, denger-denger lo mau pindah ke Padja Utama. Yakin lo mau ninggalin SMK?" Saut Gibran saat pertanyaan itu terbesit di kepalanya.

Anggota inti menatap sang wakil menunggu jawaban.

Galuh mengendik. "Gak tau gua, mungkin iya." Balasnya.

"Bagus, biar kalo lo ga becus gua bisa langsung ngehajar lo." Timpal Raksa membuat sang wakil menoleh tak terima.

Galuh mencebik dan merangkul bahu ketuanya itu. "Gua pindah biar gua bisa bareng lo semua lagi kaya dulu, sambut yang meriah makanya. Karpet merah jangan lupa."

"Halah.. modus aja pengen ketemu Citra." Sambar Gibran.

"Bukan gitu bro. Lo kan tau ketua lo sedang tidak baik-baik saja." Balas Galuh, cowok itu menepuk bahu sang ketua. "Blokiran dari ayang belum di buka haha.."

Gibran terkekeh. "Kalo gua ketuanya udah gua buka lowongan anggota lagi buat Darz, biar banyak cewek Gal. Lo gak inisiatif gitu?" Tanya cowok itu.

"Gua yakin kalo lo yang jadi ketua, Darz sejam aja lebur." kata Galuh sekenanya.

Gibran menarik kerah Galuh. "Kuburan lo mau gua taburim seledri atau toge?" Tanya Gibran menatap Galuh tajam.

Galuh terkekeh. "Lo mau kulineran di makam gua?" Balasnya membuat mereka tertawa berbarengan.

"Lagian cewek jaman sekarang suka khilaf Gib. Yang deketin banyak, tapi yang dipilih yang bangsat." Tutur Galuh.

"Speknya aja makin ngelunjak Gal. Apalagi yang doyan Fiksi." Tambah Gibran.

"Kaya mantan lo Gal, pacaran dua tahun putus cuma karena Ketua Osis. Cih.. Mengenaskan." Seloroh Banu membuat Galuh mendengus.

"Gak usah sotoy. Gua doang yang ngerti, lo kagak. Mending diem." Balas Galuh.

Banu terkekeh. "Gua udah mengarungi kamus besar bahasa cewek dan tau gimana sifat mereka. Lagi pensiun aja." Ujarnya.

"Pensiun, mata lo pensiun. Tiap hari aja godain anak cewek kelas gua juga, kek kurang belaian api neraka." Cibir Arza dari sana membuat Gibran, Galuh dan Kenzo tertawa keras.

Raksa menarik senyum tipisnya saat mendengar lelucon mereka. Tidak akan ada tempat sehangat ini dalam hidupnya jika tanpa Dargez. Ya, Dargez mungkin sudah menjadi bagian cerita hidup paling berarti bagi Raksa.

Divel yang menyaksikan mereka tetap betah diam, berdiri di belakang Raksa dengan kedua tangannya yang masuk di saku celana. Ia menyandarkan tubuhnya di jok motor merah miliknya. Sudah terbiasa seperti ini, berdiri sebagai perisai dari inti Dargez.

"Kapan nih berangkatnya?" Tanya Divel.

"Siapa sih yang di tugasin bawa air?" Giana, cewek berperawakan tinggi dengan rambut pendek itu melipat kedua tangannya sedikit jenuh. "Kok jadi dadakan kaya gini?" gerutunya.

"Gua, kenapa lo?" balas Arza.

"Nyusahin anggota lo! Gak tanggung jawab banget." balas Giana dengan nada tak ramah.

Jam sudah menunjukan pukul 07.06, namun mereka belum berangkat dikarenakan menunggu Vidi dan Zayn yang saat ini tengah membeli air untuk persiapan mereka nanti di puncak.

Lexsara duduk di atas motornya yang berada di belakang motor Kenzo. Keduanya saat ini tengah sibuk melakukan live instagram, menyapa beberapa followersnya yang tengah memenuhi komentar dengan kata 'GANTENG WOEEYY!' membuat Kenzo semakin percaya diri, tingkat kepedeannya makin meningkat pesat.

"Gua kosong ada yang mau ikut gak nih?" Tanyanya terkekeh.

Komentarnya semakin berhamburan, disana Lexsara berdecak heran. "Lo aja udah di gaet apalagi Raksa." ujar Lexsara.

"Ya pasti Lex, gua kan ganteng," ujarnya membuat Lexsara mendengus.

"Gantengan juga bos gua," sangkalnya.

"YA- Yaiyalah bos mah jangan di sandingin sama gua, Dan. Jelas gua masih spek abal-abal apalagi lo."

"Sialan!"

Kenzo terkekeh dan kembali melambaikan tangannya ke arah kamera. "Bye Kenzlovers!"

"ALAY!" Saut Giana.

Lalu setelah itu Kenzo mematikan live nya dan memasukan ponselnya di saku celana. Kenzo berjalan mendekati anggota inti. "Gua alay lo jamet Gi." Cetusnya.

"Anjing!" Giana hendak memukul cowok itu namun pergerakannya ditahan Divel.

"Masih pagi," lerai Divel.

"Yaudah entar gua mukulnya pas malem." Balas Giana membuat Kenzo melotot.

"Kok jadi gua?!"

"Ya kan lo biangnya."

"Tuh Galuh aja,"

Disana Galuh sontak menoleh. "Gak usah ngajak bertumbuk anjing."

Gibran terkekeh. "Sia-sia belagu ganteng kalo masih ada ketua di samping lo, tetep kalah Gal." Ujar Gibran.

"Yeuu kan kecipratan kece nya, semoga aja dari kecipratan jadi keguyur,"

"Keguyur dosa," celetuk Banu seenaknya.

"Brengsek lo Nu!" Maki Galuh. "Kaya Divel," lanjut Galuh dengan beraninya membuat Divel kontan menoleh. Kenapa juga harus dirinya yang terseret ke dalam topik absurd mereka?

Divel menendang tulang kering Galuh dari belakang. "Bacot lo, beban dunia."

Kenzo dan Banu tertawa, "Mentang-mentang wakil, nanti di hajar dia tepar lo Gal!" Cibir Kenzo.

"Ya Allah Vel, becanda Vel, serem amat natepnya gusti, Tukijem jadi takut." Galuh berkata dengan akting andalannya yang memelas, sedangkan Divel hanya mendecak malas, mimpi apa ia bisa kenal dengan wakil ketua jenis ini?

"Begal aja Vel, emang kelakuannya minus, beban dunia gitu." cibir Kenzo membuat Galuh melotot tajam.

Banu dan Kenzo melakukan tos bersama. Keduanya memang sepaket, mengingat keberanian mereka yang setara dalam menistakan siapapun. Jika Kenzo dan Arza, itu lebih cocok bila menjadi pasangan anggota tersarkas, ucapannya pedas tanpa rem jika sudah menyindir.

Arza menghela napasnya dan berdiri di samping Giana.

"Sana lo ga usah deket-deket. Kelamaan jomblo." Cetus Giana.

"Ya iyalah! Orang gua liat prenjon mulu." Ujar Banu.

"Tetanggaan lagi," tambah Kenzo terkekeh.

"Wuihh madep!" timpal Gibran menggeleng-geleng sambil melirik Giana yang saat ini menatapnya sensi.

Arza mendengus. "Terus aja nistain gua terus! Gua kick dari grup tau rasa lo semua!" Ancam Arza.

Banu dan Gibran semakin tertawa puas. Jarang-jarang Arza menjadi sasaran dari candaan mereka. Mungkin karena biasanya Galuh dan Banu atau malah Gibran yang terkena. Kenzo mana bisa, orang itu malah yang menjadi sumber penistaan dari segala penistaan. Kompor dari segala kompor.

"Entar gua buat grup lagi dah, sekalian gua buat kubu baru." Balas Kenzo lalu tertawa.

Rungu Raksa menajam merasa terusik, ia lantas berbalik badan membuat mereka sontak diam. Atensi Raksa terarah kepada Kenzo membuat cowok itu meneguk salivanya susah payah, dimana letak salahnya?

Tatapan Raksa tenang, namun aura intimidatif itu tak hilang, malah semakin membuat Kenzo merasakan hawa berbeda. Kenzo sadar bahwa apa yang dikatakannya mengandung hal melenceng dari kesetiaan, melenceng dari aturan Dargez.

"Canda Rak, ya masa beneran gua gitu," ujar Kenzo.

Galuh terkekeh merasa bahagia melihat Kenzo di marahi. "Muka lo udah kaya maling kegep Jo."

"Sepet amat!" Kompor Gibran.

Kenzo mendesis. "Gua becanda doang anjing."

"Ya Allah Rak, cinta damai suwer, belum daftar jadi brimob gua Rak." Ujar Kenzo kelabakan saat tatapan Raksa malah semakin tajam.

"Lo kristen." Balas Raksa yang membuat mereka kompak tertawa.

"Emang iman nya aja udah minus!" Seru Gibran.

"Akhlaknya juga ikutan minus," tambah Banu.

"Kaya akhlak lo udah bener aja Nu,"

Banu menoleh kepada Divel, jarang sekali cowok itu ikut mencibirnya, ini merupakan moment paling langka sepanjang sejarah.

"Alhamdulillah Vel! Gua rela dah kalo lo yang gituin gua, ikhlas ridho lillahita'ala gua Vel! Lagi dong Vel lagi!" Serunya semangat.

"Sinting," saut Arza.

Divel hanya mengerling malas dan kembali diam. Melihat Vidi yang sudah datang dengan mobil milik Gibran pun membuat Raksa mendekati Galuh yang berdiri di samping Banu.

"Kita mulai sekarang aja," ujar Raksa.

Galuh menggangguk lalu maju lebih depan bersama Raksa. Raksa menatap deretan anggotanya yang tampak banyak.

"KUMPUL!" Titah Raksa membuat anak-anak Dargez langsung bangkit dari duduk mereka dan mendekati keberadaanya.

Mereka semua berkumpul membuat setengah lingkaran dan di tutup oleh anggota inti. Galuh merangkul bahu Raksa. "Seperti biasa kita doa dulu sebelum berangkat," ujar Galuh.

"Gua Raksa Kanagara selaku ketua Darz sekarang mewakili logo serigala perisai abadi Darz. Disini gua harap kali ini sunmori kita bisa lancar, gak ada kejadian yang keulang di masa lalu. Gua harap aktivitas kita kali ini bisa ngebuat solidaritas kita, kalian dan Dargez makin erat." Raksa menatap mereka seksama. "Gua harap Dargez jadi keluarga kalian, jadi tempat singgah atau pulang kalian, banyak harapan dari gua buat Dargez, banyak juga kebahagiaan gua dari Dargez, banyak pelajaran hidup yang gua ambil dari Dargez," ujar Raksa menatap inti Dargez.

"Thanks for everything. Gua sebagai ketua merasa terhormat, gua akan jadi ketua yang selalu kalian percaya, selalu bertanggung jawab, selalu bisa kalian andalkan, gak akan ada ketua tanpa anggota, Darz itu satu. Gua harap Tuhan berpihak pada kita semua, dan Dargez selamanya, kita berusaha untuk terus di jalan yang benar,"

"Sekarang gua mau kita berdoa sesuai agama kita masing-masing. Dalam hati, berdoa mulai."

Semuanya lantas menunduk bersama setelah intruksi ketua mereka selesai. Banyak doa yang mereka rapalkan terutama untuk Dargez. Rumah dari segala rumah paling nyaman bagi mereka.

Raksa mengangkat kepalanya lalu mengulurkan tangannya, di susul Galuh, Gibran, Arza, Divel, Kenzo dan Banu. Kemudian anggota lainnya melakukan hal yang sama dan di tutup oleh tangan Giona berada di puncak.

"DARGEZ!"

"BESAR DARI MASA KE MASA!" Seru mereka kompak menciptakan euphoria yang berbeda dari kumpulan biasanya.

Mereka mulai berpencar menuju motor mereka masing-masing. Hari semakin siang, cuacanya juga sangat mendudukung, Raksa dengan bahu lebarnya juga mulai duduk di atas motor di susul anggota lain.

Kemudian Raksa menyalakan motornya sebagai permulaan lalu di ikuti deruman dan sautan suara motor dari anggota lain menambah suasana yang membuat dejavu pada tahun lalu di bawah terik matahari pagi.

"Ini gua, Raksa Kanagara ketua Dargez angkatan 12 Raf," batin Raksa berbangga diri.

Lalu pertama kali Raksa mulai melajukan motornya disusul motor Galuh dan Divel serta di belakangnya ada Gibran, Arza, Giana, Banu dan Kenzo yang menambah pormasi semakin terlihat sangar. Deretan motor hitam itu memenuhi jalan besar dengan ujung jajaran mereka yang di tutup tiga mobil.

Bendera kebanggan Dargez itu mulai di kibarkan oleh anggota mereka di tengah formasi. Raksa melajukan motornya memimpin jajaran membelah jalanan kota.

Dargez besar dari masa ke masa.

Membiarkan sekumpulan geng motor itu pergi dari markas mereka. Seseorang berjaket kulit itu berbalik melangkah, ia menarik seringainya.

"Hallo.."

"Aman, kita bisa gerak." Ucapnya pada seseorang di seberang telpon.

***

Siang ini Alda tengah berada di sebuah tempat yang mungkin di dominasi oleh warna putih dan bau obat-obatan di seluruh ruangannya. Gadis itu menghela napasnya dan menatap kaca besar menampilkan awan putih bersih di langit biru itu.

Rindu.

Alda rindu sekolahnya. Hari liburnya tersisa satu hari lagi, yang dimana dirinya malah berada di tempat ini, bukan dirumahnya, bukan belajar seperti biasa, biasanya Alda memanfaatkan waktu liburnya hanya untuk belajar terus-menerus, akibatnya membuat Alda harus terbaring di brangkar rumah sakit ini sekarang.

"Nih gua bawain banyak!" Saut seseorang yang datang dari balik pintu.

Alda hanya menghela napasnya dan memperhatikan orang itu yang saat ini sudah duduh di kursi. "Pilih aja mau makan yang mana," ujarnya sambil meletakan beberapa kantung plastik berisi makanan di nakas.

"Gua sakit Rel, gua ke sini bukan mau di jajanin," ujar Alda pelan.

Farel Anreza Dwitama. Mantan pacar yang bisa di bilang sekaligus sepupunya itu terkekeh, ia meraih piring yang berisi apel disana lalu mengupas buah itu.

"Gibran udah tau?" Tanya Alda.

Farel menatapnya dengan dahi yang sedikit mengerut, "Emang nya gua bakal ngasih tau?"

"Ya enggak juga sih, tapi jangan sampai dia tau. Awas aja, kalo dia tau lo yang gua pites!" Ancam gadis itu.

"Gua lagi yang di salahin Al. Sebanyak itukah dosa gua, sampai lo tega gini Al?"

"Rese ih," balasnya sambil mengambil sepotong apel yang sudah di kupas membuat Farel mendengus.

"Sama-sama." Ujar Farel judes membuat Alda terkekeh geli.

"Btw, meet family bentar lagi, nanti kalo udah sembuh lo harus anter gua ke butik lagi Al,"

"Lah? Bukannya udah pas kemarin? Kok ke sana lagi? Ogah ah, pegel kaki gua liatin baju dari ujung ke ujung." Gerutu Alda sedikit kesal saat mengingat dirinya berada di butik berjam-jam bersama Farel kala itu.

Farel mendesah kasar, "Kakek yang minta Al,"

Gadis itu merapatkan matanya sejenak, jika sudah nama 'kakek' yang keluar, tak ada kata bantahan lagi yang mempan untuk menolak segala perintahnya.

"Terus lo setuju aja gitu? Gak bilang oma dulu?"

Farel mengendikkan bahunya, "Lagian oma juga bakal setuju,"

"Rel! Ini itu acara keluarga. Gak ada namanya acara keluarga harus formal banget, males juga gua harus make gaun yang ribet nya gak ada ampun," balas Alda ketus.

Farel terkekeh dan melipat tangannya di dada, "Kan bisa aja sambil tunangan,"

"Siapa?!" Tanya Alda sewot.

Farel terkekeh lagi, "Mantan sama mantan lah,"

"Ogah, gua udah ada doi bye,"

Mendengar itu Farel tersenyum tipis. Ia menatap sepupunya itu, ada sirat yang tidak bisa digambarkan dari tatapannya.

"Raksa?" Tanya Farel menaikan sebelah alisnya.

Kening Alda mengernyit bingung. "Lo kenal sama dia?" Tanya Alda yang memang sedang malas menyebutkan nama tersebut.

"Lo pacarnya Al?" Tanya Farel.

Alda tertawa hambar. "Amit-amit Rel," sangkalnya.

Farel tersenyum mengusap puncak kepala gadis itu. "Jangan deket-deket dia, jaga diri lo."

"Iya gua bisa jaga diri."

"Gua cuma khawatir, anggota geng motor kaya dia gak pantes buat lo." Ucap Farel membuat Alda mengernyit.

Geng motor?

"Maksud lo? Geng motor?" Tanya Alda, gadis itu menggigit apelnya lagi. "Emang dia masuk geng motor?"

Farel tertawa. "Enggak, gue bercanda serius amat."

"Ih dasar! Tapi tenang aja si. Selera gua kan papa gula." balas Alda membuat Farel memijat pelipisnya.

"Sakit nya sih normal, tapi otak lo gak normal Al." Cetus Farel.

Alda melotot tak terima. "ENAK AJA!"

"Kalo marah berarti iya."

"KAGAK BANGSAT!"

Farel tertawa mendapat reaksi gadis itu. Ia menyerahkan piring di tangannya. "Coba kalo kemarin gua gak ada, udah ke alam mana lo Al?" Katanya.

Alda mencebik. "Kan gua gak tau bakal sakit."

"Makanya jam tidur di atur, makanan di jaga, istirahat yang cukup. Lo udah gede, bukan anak TK." Nasihat cowok itu.

Alda memakan apelnya kasar. "Lo kalo gak ikhlas nolong gua mending minggat aja sana deh.. Cerewet banget heran," gerutu Alda sebal.

Farel terkekeh. "Kalo gua pulang, yang jagain siapa?"

"Gua bisa sendiri." Ketus Alda.

"Oh udah mandiri ceritanya? Bisa dewasa juga lo?" Jenaka Farel.

Alda mendengus dengan mulut yang di penuhi apel. "Au ah, bikin kesel. Mending lo ngupasin apel lagi buat gua." Titah Alda dengan tidak tahu diri.

"Giwi bisi sindiri." Cibir Farel yang langsung mendapat pukulan di dahinya. Cowok itu hanya tertawa pelan.

"Kita dulu sempat lebih dari sekedar saudara Al. Bahkan gua masih gak lupa." Ujar Farel.

Alda terdiam, ia mengalihkan pandangannya. "Cepet kupasin apel nya.. gua laper." Hanya itu balasan Alda.

Farel tersenyum tipis. "Lo adalah bahagia gua saat itu," ungkapnya.

"Sampai sekarang."

****

Yap.

Kalo mood aku baik aku Up lagi mungkin. Kalo engga, ya gak usah👍

Vote and komen yaa..

See youu

🍬🍬🍬🍬🍬🍬

Continue Reading

You'll Also Like

6M 519K 54
"Takdir mempersatukan kita dengan cara yang berbeda." [ BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!! ] ⛔BACA CERITA INI MEMBUAT KAMU GILA DAN S...
4.2K 1.3K 28
"Terkadang kebahagiaan datang dari orang yang tidak bisa kita miliki." Erlangga Alvendra Wijaya. "Berhenti suka sama gue, El, kita itu beda." "Gak...
1.2M 108K 68
Season 2 dari KANAGARA [Telah terbit di Penerbit Galaxy Media] Tragedi tawuran antar pelajar SMA yang dilakukan oleh 3 geng motor di masa lalu menyer...
2K 285 16
Kisah seorang lelaki remaja yang tampan dan memiliki sifat sangat cuek. Dia adalah Ketua dari geng AZGD2. Dia sangat mencintai matematika baginya "le...