Sekali Seumur Hidup

By SarahJannatul

5K 1.1K 1.5K

Sebelum membaca bantu follow dulu yu kak..😍😚 Instagram : sarahjannatul28 Tiktok : storybylutannaj Ini kisah... More

❤️Tentang Kita
❤️Hanan Hafidz Ma'arif
❤️Asrama
❤️Keinginan Sang Kyai
❤️Rapuh
❤️Menikmati Masa Akhir 1
❤️Menikmati Masa Akhir 2
❤️Lamaran
❤️Terungkap
❤️Pasrah
❤️Keterpaksaan
❤️Persiapan
❤️ Takdir Cinta
❤️Kehidupan Baru
❤️Keputusan
❤️SULIT
❤️Terpaksa Peduli
❤️Mencoba
❤️Amanah yang Berat
❤️Kehilangan
❤️Luka
❤️Ingatan Annisa
❤️Ada apa?
❤️Ternyata
❤️Teman kecil
❤️ Berharap
❤️ Sendiri
❤️Dilema
❤️Berkorban
❤️Satu Ranjang
❤️Cast*

❤️Kotak Nasi

94 16 0
By SarahJannatul

Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin

Annisa membuka matanya ketika mendengar suara adzan subuh berkumandang. Ia mengerjapkan mata nya berkali kali untuk menghilangkan buram di sana.

Ruangan yang tak asing ini membuat dirinya tersadar bahwa telah melakukan kesalahan besar. Kemudian ia bangkit dari tidur nya dan langsung menoleh ke samping kiri.

Kosong. Tak ada siapapun disana. Lalu pandangan nya beralih ke sisi ranjang dimana tempat sofa berada.

Namun.. Tetap kosong. Tak menampakkan seseorang yang seharusnya ada disana.

Lalu..kemana dia..?

Annisa melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi, memasang kuat kuat indra pendengaran nya hanya untuk memastikan siapa tahu saja lelaki itu ada di dalam.

Hening. Tak terdengar suara apapun di dalam sana. Ia membuka pintu kamar mandi dan benar saja, ruangan bernuansa putih itu tak berpenghuni.

Annisa yang masih memakai pakaian tidur lengkap dengan jilbab nya menghela nafas lega. Fikirnya mungkin saja semalam lelaki itu tidur di ruang tamu. Jika memang benar, lalu..dimana dia sekarang?

Annisa tak sadar bahwa Dirinya tertidur di kamar nya sendiri. Terlalu larut dalam tangisan membuat gadis itu terlelap tidur dan tak memperdulikan akan kehadiran seorang lelaki di ruangan ini.

Annisa berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri di lanjut dengan melaksanakan sholat subuh. Ia merasa tubuhnya sedang tidak vit saat ini. Mungkin karna kemarin tubuhnya basah karena kehujanan.

Setelah selesai melaksanakan sholat subuh, Annisa kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang ketika ia merasakan berat di area kepalanya karena pusing. Ia sangat membutuhkan istirahat saat ini.

***

Hanan berjalan menuju ruangan nya yang baru saja keluar dari ruang operasi. Ia menyandarkan tubuhnya di atas kursi kebesaran miliknya.

Rasa penat mulai di rasakan oleh nya di serta rasa kantuk yang luar biasa. Mata nya terpejam sesaat untuk merilekskan tubuh nya.

Jam menunjukan pukul 9 pagi. sudah lima pasien yang harus di lakukan tindakan operasi hari ini. karena itu, Hanan sudah berada di Rumah Sakit sejak pukul dua dini hari.

Hanan membuka mata ketika mendengar ponselnya yang berdering. Dan ternyata hanya alarm yang mengingatkan nya untuk melaksanakan sholat duha.

Ia menghembuskan nafas nya pelan. Setelah itu, ia beranjak dari sana dan langsung menuju masjid dekat rumah sakit.

"Han. Ente mau kemana?" tanya William yang baru saja keluar dari lift. Sepertinya lelaki itu bermaksud ingin menemui Hanan.

"Ke surga." sahut Hanan asal.

"Han. Ente jangan bunuh diri!" teriaknya yang sukses membuat para suster disana menoleh ke arah Hanan yang masih santai menuruni anak tangga darurat.

Hanan masih tetap melangkahkan kaki tak menghiraukan ucapan sahabatnya tadi ketika tiba tiba saja sudah ada seseorang yang berjalan di samping nya.

Siapa lagi kalau bukan William.

Hanan menatap sahabatnya jengah.
"Ane mau ke masjid. Ente mau ikut?" seolah tahu apa yang akan di tanyakan sahabatnya. Hanan terlebih dahulu menjawabnya cepat.

William manggut manggut mengerti. Kemudian mengikuti langkah Hanan menuju masjid.

Hanya ada beberapa orang disana yang sedang melaksanakan sholat duha. Yah seperti itulah manusia, terkadang mereka lebih mementingkan kesibukan duniawinya dari pada melaksanakan sholat duha walau hanya dua rakaat.

Hanan sudah membiasakan dirinya untuk melaksanakan sholat sholat sunah sedari kecil. Karna menurutnya melaksanakan sholat wajib tidaklah cukup baginya untuk memperkuat keimanan nya pada Allah. Sebab itulah Hanan rutin melakukan amalan amalan sunah yang di anjurkan oleh Rasulullah SAW.

setelah selesai melaksanakan sholat sunah duha delapan rakaat, hanan merapikan rambut yang masih basah dengan menyisir kebelakang oleh jemari jemari miliknya.

Wajah nya yang terlihat masih sedikit basah karena terkena air wudhu pun menambah aura cahaya ketampanannya.

Hanan memang selalu tampan.

Ia melangkah keluar masjid ketika tiba tiba saja seorang anak kecil menghalangi jalannya.

"Ini buat dokter." ucap gadis kecil itu sembari menyodorkan sebuah kotak nasi.

Hanan berjongkok, menyamai postur tubuh gadis kecil itu seraya mencubit gemas pipi mungil nya.

"ini dari siapa?"

Gadis kecil itu hanya menggelengkan kepalanya. Sejenak hanan menatap kotak nasi itu, kemudian meraihnya.

"Terimakasih ya." ucap hanan.

Gadis itu mengangguk lalu berlari kecil meninggalkan Hanan disana. Hanan hanya geleng geleng kepala melihat tingkah lucu dari gadis kecil itu.

"Dari siapa?" tanya William yang baru keluar dari masjid.

Hanan mengangkat bahu nya tak tahu. Sesaat ia melihat kotak itu dan membukanya.
Terdapat sepucuk surat di atas nasi goreng yang di hiasi telur dan tiga iris timun.

"Saya tahu dokter pasti belum makan, semoga ini bisa membantu mengisi perut dokter yang masih kosong. Dan semoga dokter menyukai masakan saya."

"Ciee..surat cinta dari sang istri tercintahh." ucap william yang baru saja mengintip isi surat itu.

Annisa? Mana mungkin gadis itu yang memberi saya makanan ini dengan cara kekanak kanakan seperti tadi?

"Rezeki jangan di tolak."

"Yee..bilang aja ente laper." ejek William

Hanan hanya terkekeh kecil mendengar ejekan dari sahabatnya, Karna ucapan William yang barusan juga sangat benar, Kalau saat ini perut nya sedang meronta ronta untuk di isi.

"Ente gak mau nawarin ane, Han?"

"Enggak." jawab hanan cepat sembari berjalan mendahului William.

William hanya mengusap dada nya seolah perkataan Hanan tadi sangat menyakitkan baginya. Lalu telapak tangan nya turun mengusap perutnya iba.

"Sabar ya cacing. Nanti kita beli nasi padang yang lebih enak."

***

Hawa panas menjalar ke seluruh tubuh Annisa. Gadis itu masih terbaring lemah dengan selimut yang menutupi tubuh dari ujung kaki sampai sebagian wajahnya.

Hari ini hari minggu. Meskipun hari libur, namun tak ada siapapun di dalam rumah ini kecuali dirinya.
Ayah nya, Ardi sudah berangkat kerja ba'da subuh tadi. Begitupun dengan Laura yang sudah berangkat kuliah pukul 7 pagi tadi.

Hanan? Jangan di tanya. Lelaki itu sudah pergi meninggalkan rumah ini ketika semua orang masih terlelap tidur.

Annisa membuka selimut dan bangkit dari tidurnya. Rasa pusing pun mulai menyergap ke area kepalanya.

Dengan tubuh bergetar karena menggigil, ia memaksakan berjalan keluar kamar bermaksud ingin mengambil obat untuk menghilangkan rasa sakit dan hawa panasnya.

Seketika tubuhnya mulai oleng, pandangannya pun mulai mengabur. Sepersekian detik dari situ, Annisa tak kuasa menopang tubuh nya dan berakhir terjatuh di atas lantai dengan keadaan tak sadarkan diri.

Balqis yang tiba tiba muncul dari balik pintu langsung menghampiri Annisa sembari memanggil manggil namanya. Dengan paniknya, la membopong annisa dan membawanya kerumah sakit.

Ketika roda mobil mendarat di pelataran rumah sakit, Balqis langsung melompat dari dalam mobil dan meminta seorang perawat untuk membawa brangkar. Setelah tubuh Annisa berada di atas brangkar, ia langsung di larikan ke UGD.

Balqis masih tak habis pikir, mengapa sahabatnya bisa jatuh pingsan begitu saja. Bahkan ia tak mengetahui keadaan Annisa akan seburuk ini.

Balqis berjalan mondar mandir ketika justru ia mengingat satu hal. Lengan nya merogoh ke dalam tas mencari benda pipih miliknya. Tapi ia tak menemukan itu di sana. Ah sial! Wanita itu meninggalkan ponselnya di dalam mobil.

Pandangan nya mengedar kesana kemari. Ia mencari seseorang siapapun itu untuk menanyakan sesuatu yang menurutnya penting.

"Suster, maaf." panggilnya pada seorang wanita berpakaian putih.

"Iya, ada apa kak?"

"Saya mau tanya, kalau ruangan Dokter Hanan dimana ya?"

"Ada di lantai lima, kak."

"Yasudah. Terimakasih ya, Sus."

"Sama sama. Saya permisi." ucap nya sambil lalu.

Tanpa pikir panjang, Balqis melangkahkan kaki nya lebar menuju lift dan masuk kedalam sana. Tak membutuhkan waktu lama, pintu lift pun terbuka.

Ia berjalan mencari satu ruangan yang di cari ketika bola matanya menangkap seseorang yang baru keluar dari balik pintu. Balqis memanggil dan menghampirinya.

Merasa terpanggil, Hanan pun menoleh ke sumber suara dengan tatapan heran.

"Balqis, ngapain disini?"

"Annisa pingsan, Dok. Dan sekarang masih di UGD." Ucap nya to the point.

Balqis tak melihat ekspresi kepanikan di wajah Hanan. Justru ia melihat hanan memutar bola matanya malas.

"Gadis itu selalu menyusahkan orang!"
Sontak Balqis terkejut mendengar ucapan Hanan barusan.

"Dokter mau tetap diam saja disini?" tanya Balqis kesal.

"Lalu saya harus bagaimana?"

"Samperin lah, Dok! Istri lagi sakit juga!" sahut Balqis semakin sewot.

"Buat apa? Toh dia juga sudah di tangani Dokter kan?" jawab hanan tak peduli. "Saya masih banyak urusan. Permisi." lanjutnya sembari berjalan meninggalkan Balqis dan masuk ke dalam lift.

Balqis yang melihat respon Hanan barusan hanya mengusap dada. Walaupun tingkah Hanan bukan bermaksud kepadanya, namun wanita itu juga ikut merasakan sakit ketika Hanan sama sekali tak memperdulikan istri dari sahabatnya.

Balqis masih mengingat betul ketika mendengar suara kepanikan pada diri lelaki itu saat dirinya sedang mencari keberadaan istrinya kemarin malam. Tapi, mengapa saat ini ia tak melihat hal itu lagi di raut wajah Hanan? Bahkan ia tak melihat rasa peduli sedikitpun di dalam diri lelaki itu pada sahabatnya.

Hanan berjalan menuju ruang UGD. Otaknya berputar memikirkan mengapa gadis itu bisa jatuh pingsan. Seketika Hanan teringat akan kejadian kemarin sore ketika ia melihat gadis itu basah kuyup karna kehujanan.

Wanita itu memang selalu ceroboh dan selalu menyepelekan hal yang kecil. Tapi tunggu dulu! Jika dia saat ini sedang terbaring lemah di UGD, lalu siapa yang mengirimkan dirinya sarapan tadi pagi? Jika melangkahkan kaki saja ia tak sanggup apalagi membuatkan masakan untuk dirinya?

Lalu..siapa yang membuatkan dan memberi hanan sarapan tadi?

Hanan mempercepat langkah nya ketika melihat seseorang keluar dari sana.

"Dokter Widia, Bagaimana kondisi istri saya, Annisa?"

***

Haii teman teman..
Maaf yaa baru update lagi.. sekian lama nih.. semoga kalian semakin tertarik yaa dengan ceritanya.. maaf sudah membuat kalian terlalu lama menunggu. Dan maaf kalau semakin gak jelas ceritanya😁
Happy Reading🤗

Continue Reading

You'll Also Like

Jimin Or Jimmy By arzy

Science Fiction

520K 3K 8
hanya cerita tentang jimin yang memenya sering gatel pengen disodok
12.9K 198 12
Saya ganti akun lanjutin cerita nya disini aja
53.3K 3.5K 30
diceritakan seorang gadis yang bernama flora, dia sedikit tomboy dan manja kepada orang" terdekatnya dan juga posesif dan freya dia Cool,posesif dia...
3.5K 338 12
Di baca aja saya sering sering up ko. Perkumpulan kapal giemmy lilyn dan orine