COLORS [SELESAI]

By keyzry_123

24.8K 3.7K 610

"Awas saja kau Poni!" "Seenaknya menyuruh-nyuruhku!" "Dia kira, dia siapa? Mentang-mentang banyak uangnya. Se... More

Blurb
PART 1. Mereka
PART 2. Pertemuan
CHAP 3. Bekerja Sama
CHAP 4. Dunia yang berbeda
CHAP 5. Tingkah
CHAP 6. Makan malam
CHAP 7. Dia Yang Aneh
CHAP 8. Mantra Ajaib
CHAP 10. Hari Acara
CHAP 11. Salah Sangka
CHAP 12. Cara Masing-masing
CHAP 13. Tidak Memerlukannya
CHAP 14. Gadis Lemah
CHAP 15. Tak Terduga
CHAP 16. Tidak Sendiri
CHAP 17. Waktu Berbelanja
CHAP 18. Menerima Pesan
CHAP 19. Tiga Lawan Satu
CHAP 20. Kenyataan Lain
CHAP 21. Kenangan Terburuk
CHAP 22. Luka Setelahnya
CHAP 23. Perhatian Satu Sama Lain
CHAP 24. Tetap Menjadi Rahasia
CHAP 25. Harapan Itu Ada
CHAP 26. Terbuka
CHAP 27. Marah
CHAP 28. Kegoyahan
CHAP 29. Pergi dan Menghilang
CHAP 30. Mencari Jejak
CHAP 31. Siapa Sebenarnya
CHAP 32. Belum Saatnya
CHAP 33. Berita Mengejutkan
CHAP 34. Buat Sesuatu
CHAP 35. Mengembalikan Ikatan
CHAP 36. Aku Merindukanmu
CHAP 37. Warna Yang Paling Cerah
Hidup Terus Berjalan [SELESAI]

CHAP 9. Rasa Sakit Pertama

710 90 15
By keyzry_123



***

Author POV

Distrik Dongnae, Busan, Korea Selatan

15 Tahun Lalu

Kim Woo Bin dan Jun Min Ah merupakan salah satu pasangan yang selalu menjadi pusat perhatian Publik kala itu. Dari kisah cinta mereka semenjak menjadi siswa Senior Hight School bertahan hingga ke jenjang pernikahan. Menjadikan mereka couple goals yang membuat masyarakat iri. Bahkan Kisah dua insan ini juga telah dibukukan oleh Jun Min Ah sendiri. Buku yang sangat buming pada masanya. Bagaimana dua insan dipersatukan dalam cinta murni hingga memiliki putri yang sangat cantik. Kim Jisoo.

Kim Jisoo adalah permata bagi Woo Bin dan Min Ah. keduanya sangat menyayangi dan mengasihi putri satu-satunya mereka tersebut. Apapun yang membuat Jisoo bahagia kedua orang tuanya akan memastikan memberikan apapun itu. Bahkan nyawa mereka sekalipun.

"Sooya, apa yang tengah kau gambar itu nak?" Min Ah bertanya kepada putrinya yang tengah mencoret-coret sesuatu diatas meja. Wanita itu menghampiri Jisoo dan mengintip hasil pekerjaan sang putri.

Jisoo melirik ke ibunya. Memperlihatkan gambar yang dia telah dia kerjakan dari tadi pagi."Lihatlah eomma! Sooya menggambar taman untuk rumah kita" Jelas Jisoo dengan gembira. Memperlihatkan sebuah sketsa gambar sebuah taman dengan dipenuhi bunga-bunga disekelilingnya. Memang kemampuan menggambar Jisoo tidak dapat diragukan lagi. Diusianya yang baru menginjak sepuluh tahun. Jisoo sudah bisa membuat gambar seindah itu.

Min Ah tersenyum dengan tulus. mengambil karya putrinya dan memperhatikan dengan seksama."Indah sayang, sangat indah! Kamu sangat berbakat nak!" Ujar Min Ah dengan lembut. Mengapresiasi karya Jisoo yang selalu membuat Min Ah dan juga ayahnya Woo Bin kagum dengan bakat yang dimiliki gadis kim muda tersebut.

Jisoo memperlihatkan deretan giginya. Merasa bahagia atas pujian yang ibunya sampaikan."Gumawo eomma!"

Wanita cantik tersebut lantas mengelus sayang surai hitam putrinya."Tentu sayang, kamu memang berbakat dalam hal menggambar. Eomma dan appa yakin suatu saat nanti kau bisa sukses melebihi kami" Ucap Min Ah. berdoa untuk masa depan yang terbaik bagi Jisoo.

"Tentu eomma! Suatu saat Sooya akan sukses. Eomma dan appa akan berada disana melihat Sooya"Balas Jisoo dengan antusias. Jisoo kecil sudah membayangkan saat dia berada diatas sebuah panggung mengenakan toga. Dibarisan penonton kedua orang tuannya menatap Jisoo dengan bangga beserta senyuman cerah mereka. Jisoo tidak sabar dengan hari itu datang.

"Ada apa ini?" Dari ujung tangga Kim Woo Bin berjalan kearah istri beserta anaknya. Penasaran dengan pembicaraan apa yang tengah mereka bicarakan.

"APPA!!!" Jisoo berteriak girang kepada ayahnya. Tangannya direntangkan meminta pelukan.

Woo Bin tentu saja dengan senang hati menyambut putri tercinta nya itu. Mendekap Jisoo kedalam pelukannya. Woo Bin membungkuk mensejajarkan tubuhnya."Ada apa Tuan Putrinya appa yang cantik ini?" Tanya Woo Bin. Mencubit pelan pipi tembam Jisoo.

"Appa!!! Ayo kita ke Toko Bunga!" Ucap Jisoo antusias. Mengajak sang ayah pergi ke Toko Bunga.

"Toko Bunga?" Woo Bin balik bertanya bingung. Dia mengeritkan alisnya."Untuk apa sayang?"

"Untuk membuat taman bunga di halaman rumah kita appa! Seperti yang Jisoo buat di sketsa ini!" Seru Jisoo menunjukkan hasil gambarnya kepada sang ayah.

Woo Bin mengambil kertas tersebut dari tangan Jisoo. Dia tersenyum lebar."Ini bagus sekali sayang! Putri appa memang hebat!" Puji Woo Bin tulus.

Jisoo semakin senang dengan tanggapan dari ayahnya. Dia kembali berseru."Untuk itu appa! Ayo kita membeli bunga-bunga dan menanamnya di halaman rumah kita" Ia kembali menyerukan niatnya tersebut. Untuk membuat sebuah taman dipekarangan rumahnya seperti apa yang ada ia gambar.

Woo Bin melirik sekilas kepada istrinya. Min Ah hanya melemparkan senyuman kepada Woo Bin seolah memberikan persetujuan."Hmmm bagaimana yaa?" Woo Bin dengan pura-pura berpikir didepan Jisoo. Mempertimbangkan keinginan gadis tersebut.

"Appa pleaseu!!!" Ucap Jisoo kembali membujuk sang ayah agar setuju. Dia melirihkan matanya agar sang ayah terbujuk.

Woo Bin terkekeh. Lagi pula pria berhati lembut ini tidak bisa mengatakan tidak kepada putri tercintanya satu ini."Baiklah!" Putus Woo Bin. Dan membuat Jisoo berjingkrak-jingkrak dihadapan sang ayah.

"Yeeyyy!!!"Pekik gadis mungil itu girang.

Setelah mendapatkan persetujuan dari ayahnya. Kini keluarga kecil tersebut tengah ada dalam perjalanan menuju salah satu toko bunga yang berada ditengah kota.

***

Woo Bin membawa mobilnya dengan perasaan gembira. Bersama anak dan istrinya dia menyanyikan sebuah lagu untuk mengisi perjalanan mereka.

"Baby Shark doo doo, doo doo doo doo

Baby Shark doo doo, doo doo doo doo

Baby Shark doo doo, doo doo doo doo

Baby Shark"

Keluarga tersebut menyanyikan sebuah lagu yang sangat populer dikalangan anak-anak. Jisoo dengan gembira bernyayi dikursi belakang bersama kedua orang tuanya.

Woo Bin dan Min Ah sesekali melihat putri mereka dari balik spion. Melihat binar bahagia yang dipancarkan oleh kedua mata Jisoo. Membuat keduanya ikut tersenyum lebar.

Dari arah lain datang sebuah mobil lain dengan kecepatan penuh mendekat kearah mobil yang ditumpangi oleh Woo Bin sekeluarga. Mobil tersebut oleng, sepertinya pengendara yang membawa mobil itu dalam keadaan mabuk.

Bak gerak slowmotin, Woo Bin melirik sebelah kanannya. Matanya membulat ketika mobil hitam dijalur lainnya mengarah kepadanya. Jantung pria itu berdegup kencang, kakinya menginjak rem dengan kuat. Dan membanting stir kearah lain menghindari tabrakan.

"Andwae..."

BRAKK!!

Terlambat. Bukannya dia bisa menghindari. Mobil berjenis Van tersebut dengan keras menabrak sisi kanan dari mobil Woo Bin. Mobil van tersebut langsung membentur tubuh Woo Bin dengan keras.

Kedua mobil itu berputar ditengah-tengah jalan. Roda ban berdecit beradu dengan aspal yang panas.

BRUGH!!!

"APPA!!!! EOMMAA!!!" Jisoo kecil berteriak dengan sekuat tenaga. Dia melindungi kepalanya dengan lengan kecilnya itu. Beberapa serpihan kaca mengenai tubuh mungilnya.

Woo Bin berusaha keras membuat mobilnya berhenti melaju. Dia terus terseret bersama mobil yang menabarknya.

BRAKK!!

Sekali lagi, mobil Kim Woo Bin bertubrukan dengan pembatas jalan. Karena kecepatan dari mobil sebelumnya yang tidak bisa dikendalikan. Mobil Kim Woo Bin menubruk pembatas jalan dan terguling.

Keluarga kecil tersebut terguncang-guncang saat mobil berguling disisi aspal. Min Ah sudah tidak sadarkan diri. Sementara Woo Bin melirik kebelakang dari spion kaca memastikan kondisi putrinya.

Situasi jalanan seketika kacau. Orang-orang berebut melihat kondisi kedua mobil yang saling bertabrakan tersebut. Ada yang langsung menelpon Polisi dan Ambulan untuk memberitahukan adanya tabrakan mobil yang cukup parah. Bahkan, mobil satunya sudah ringsek tidak berbentuk. Mobil yang didiami Woo Bin dan keluarganya.

"Hiks... appa... eomma... J-Jisoo takut!" Jisoo yang berada dibelakang menangis tersedu. Mulai merasakan perihnya luka dari kejadian barusan.

"Hiks... appa...eomma....appo!" Lirih Jisoo merasakan darah mengucur dari kepalanya.

Woo Bin mencoba mempertahankan kesadarannya."uhuk...J-Jisoo-ah! putri appa yang tangguh, tak apa nak! Jisoo akan baik-baik saja... appa dan eomma disini!...uhuk...uhuk..." Dengan menahan rasa sakit disekujur tubuhnya. Woo Bin tetap membuat putrinya merasa aman.

Pandangan Woo Bin beralih kesamping. Menatap istri tercintanya yang menutup mata. Dengan gemetar, Woo Bin menggenggam tangan istrinya tersebut."Jisoo-ah... appa dan eomma sangat menyayangimu sayang... kau adalah segalanya bagi kami...hhhh..."Nafas Woo Bin mulai tersendat. Dia benar-benar diujung kesadarannya.

Jisoo gemetar, dia melihat dengan matanya sendiri bagaimana keadaan kedua orang tuanya didepan. Penuh dengan darah."Eomma...Appa...Aku takut!!!" Rintih Jisoo terus menggumamkan rasa takutnya.

"Tak apa say-yang... E-Eomma dan Appa disni! Semua ini akan ber-lalu... jangan takut hmm...K-Kami sangat mencintaimu... uri Jisoo...hhhh" Woo Bin telah berusaha menyelesaikan kata-katanya. Lantas pria itu menutupkan matanya setelah mengungkap rasa sayangannya itu untuk putri satu-satunya tersebut.

"Hiks...appa...eomma..."

"Seseorang....!!!Tolong bantu aku mengeluarkan anak didalam mobil ini" Salah satu orang berteriak dari luar mobil Jisoo. Setelah mengintip dari luar pria tersebut menyadari adanya anak kecil dalam mobil dan berusaha mengeluarkannya.

Setelah beberapa saat yang menegangkan. Tubuh kecil Jisoo berhasil dikeluarkan dari dalam mobil yang sudah terbalik tersebut.

"NO!!! AKU INGIN EOMMA DAN APPAKU... EOMMA!!! APPA!!" Jisoo meronta dari pelukan seseorang setelah ia dikeluarkan dari dalam mobil. Dia tidak ingin meninggalkan kedua orang tuanya yang masih terjebak dalam mobil.

"LEPAS!!! AKU INGIN BERSAMA EOMMA DAN APPA!! HUAAA..."

Seorang wanita menghampiri Jisoo yang masih menjerit memanggil kedua orang tuanya. 

Gadis itu tidak memperdulikan luka-luka dan darah yang mengalir dari pelipis dekat matanya. Tubuh kecilnya memberontak, melawan beberapa pria dewasa yang telah mengeluarkannya dari mobil tersebut.

"Sayang... tenanglah hmm!!! Ibu dan ayahmu akan kita tolong juga" ucap wanita tersebut. Mencoba menenangkan Jisoo yang memberontak.

Wanita tersebut memegang kedua bahu Jisoo dengan lembut. Tatapan mereka bertemu."Kamu bersama imo terlebih dulu nee! Kita akan mengobatimu terlebih dahulu. Setelah itu, kamu akan bertemu dengan ibu dan ayahmu di Rumah Sakit." Ujar wanita tersebut membujuk Jisoo agar mau ikut dengannya.

Jisoo kecil berhenti memberonta."B-Benarkah?" Tanya Jisoo sedikit ragu.

Wanita dewasa dihadapannya mengangguk yakin."Tentu saja, kau akan bertemu dengan kedua orang tuamu disana! Sekarang kita harus mengobatimu terlebih dahulu"

Jisoo mempertimbangkan tawaran wanita ini. Tubuhnya sebenarnya sudah kesakitan. Ditambah kepalanya mulai berputar. Sekali lagi Jisoo menatap mobil yang terdapat kedua orang tuannya didalamnya. Orang-orang masih mencoba mengeluarkan mereka dari luar. Cukup sulit memang, karena badan mobil depan Woo Bin benar-benar ringsek.

Wanita itu dengan sabar menunggu jawaban gadis yang menjadi korban dikecelakaan ini."Ayo nak?" Ujar wanita ini lembut.

Jisoo melirik kearahnya. Dia mengangguk, setuju ikut dengan wanita ini.

"Tapi setelah ini aku akan bertemu eomma dan apa kan?"

Wanita itu mengangguk."Tentu sayang!"

Jisoo mengambil uluran tangan wanita asing tersebut."Baiklah Imo-nim"

Wanita  itu mengangkat kedua ujung bibirnya tersenyum. Tanpa membuang waktu mereka berdua lekas berjalan kearah mobil miliknya yang berada di ujung jalan.

Park Min Young, salah satu Wanita dari Kelembagaan Masyarakat  dikota itu secara kebetulan berkendara disekitar kejadian kecelakaan. Ia cepat-cepat melihat melihat kondisi tempat kejadian. Saat tahu menimbulkan korban. Nona park ini lekas-lekas mencari korban tersebut untuk segera diberikan pertolongan.

Jisoo telah sampai di mobil milik Min Young. Dia dituntun menuju jok belakang mobil tersebut dan duduk disisi mobil tersebut. Setelah memastikan semuanya sudah berada diposisi masing-masing. Nona Park mulai menghidupkan mobil melaju menuju Rumah Sakit terdekat.

Ternyata memang bukan hanya dirinya yang menjadi korban disini. Ada beberapa orang yang sudah Min Young bawa kedalam mobil. Dan semuanya itu anak-anak seusianya. Mungkin mobil Van yang telah menabrak mobil keluarga Jisoo tadi adalah mobil yang tengah melakukan pariwisata.

Dengan canggung Jisoo duduk disana. Beberapa gadis menangis, ada juga yang berpelukan satu sama lain dibelakan jok mobil yang Jisoo duduki.

Min Young menjalankan mobilnya dengan lancar menuju Rumah Sakit. Akan terlalu lama jika dia menunggu ambulan. Yang menjadi prioritas saat ini adalah menyelamatkan anak-anak ini.

"Kau berdarah!" Ucap anak kecil disamping Jisoo. Menunjuk pelipisnya yang masih mengeluarkan darah.

Jisoo dengan tangan gemetar menyentuh lukannya. Melihat sendiri darah kental dari kepalanya.

Kepala gadis itu semakin pusing. Dia tidak bisa mempertahankan kesadarannya.

Bruk!!

Jisoo terjatuh pada pangkuan anak yang tepat disampingnya. Tak sadarkan diri.

"AAAAA.... SESEORANG MATI DIPANGKUANKU!! HUAAAA..." Jerit anak yang Jisoo jatuhi. Dia terkejut sekaligus takut, orang dengan darah ditubuhnya tak sadarkan diri dipangkuan gadis tersebut.

Min Young melirik sekilas ke arah belakang lewat spion kacanya. Dia melihat kegaduhan dari anak-anak yang mulai ketakutan saat melihat Jisoo tak sadarkan diri dikursi penumpang.

Dengan perasaan cemas, wanita tersebut sedikit mengencangkan laju mobilnya agar cepat sampai dengan tujuan mereka ke Rumah Sakit.



tbc.

Kumenangis...

teteteetewww...!!!

Continue Reading

You'll Also Like

Home? By oknum s

Fanfiction

113K 10.7K 56
Kim Lisa, perempuan berdarah bangsawan yang terpaksa kehilangan segalanya karena bakat yang ia miliki. Demi melindungi keluarganya, Lisa tumbuh menja...
8.4K 498 20
Jennie Kim merupakan putri ke dua dari aktor terkenal di Korea Selatan, ia memiliki tiga saudara perempuan yang selalu mendukung apapun keinginanya...
118K 10K 44
Menceritakan anak bungsu keluarga terpandang lalisa park, yang memilih menyembunyikan identitas aslinya sebagai salah satu putri pewaris Park Group...
83.9K 9.6K 41
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...