TRANSMIGRASI ICE GIRL [END]

By Okta_viani4

4.6M 372K 6.6K

Arasya Putri Ghustav, gadis yang meninggal tepat di umurnya yang ke-17 tahun karena membantu seorang nenek ne... More

00. Prolog
02. Kembali ke rumah
03. Awal perubahan
04. Peduli
05. Geng Aodra
06. Menemukan foto lama
07. Queen bullying is back
08. Sahabat masa kecil?
09. Fakta sebenarnya
10. Pertolongan ketua Aodra
11. Foto plat mobil
12. Kesepakatan
13. Arghaza Rayyan Danendra
14. Gio mengetahuinya
15. Mengobati
16. Penghianat?
17. Perhatian kecil
18. Dendam Rayyan
19. Penjelasan masa lalu
20.Kill
21. Sepasang kekasih?
22. Diajak uji nyali
23. Lega & usai
24. Rencana camping
25. Kecelakaan
26. Memory lama
27. Kenyataan dibalik cerita
28. Flashback
29. Mendekati akhir
30. Ending
31. Epilog
32. Extra chapter
Info Penting
SPECIAL CHAPTER I
SPECIAL CHAPTER II
SPECIAL CHAPTER III

01. Berpindah jiwa

217K 15.8K 450
By Okta_viani4

Halo semua!! Aku cuman mau nyapa kok hehe, juga untuk mengucapkan terimakasih untuk kalian yang udah mampir ke cerita ku yang ini. Yang terbilang cukup klise dimana tentang seseorang yang jiwanya berpindah ke Raga orang lain.

Dan pasti kalian udah banyak baca tentang cerita transmigrasi dan pasti berbagai versi dan aku berharap cerita ini bisa jadi cerita favorit kalian.

Aku nulis cerita ini mikir ya gaes jadi kalau ada cerita transmigrasi yang mirip sama cerita aku itu murni ketidaksengajaan.

Oke silahkan membaca semua!!

Follow ig: pineapple_vii
Tiktok: pineapple_vii

||01 Berpindah jiwa

"enghh," lenguh seorang gadis yang baru tersadar dari komanya.

"Gue masih hidup? Kenapa gak mati aja sih!" Batin gadis itu kesal saat menyadari dirinya berada di rumah sakit bukannya di akhirat.

Cklek

"Ara! Kamu udah bangun sayang!" pekik seorang wanita paruh baya saat setelah membuka pintu ruangan Arasya.

Wanita paruh baya itu menolehkan kepalanya kebelakang untuk memanggil suaminya. "Pah, Ara udah bangun. Cepet panggil dokter!" suruh wanita itu ke arah suaminya.

Sedangkan pria paruh baya yang mendengar ucapan istrinya itu langsung tersenyum lega, akhirnya putri kecilnya itu bangun dari komanya.

"Cepet Pah panggil dokter! malah bengong," tegur sang istri.

"Eh iya Mah maaf, bentar Papa panggilin dulu dokternya," ucap pria paruh baya itu lalu berlari ke ruang dokter karena ia ingin cepat-cepat melihat putri kecilnya.

Kembali ke Arasya yang masih belum mengerti akan situasi yang di hadapinya, tapi lamunannya seketika buyar saat wanita paruh baya tadi langsung memeluknya erat.

"Anda siapa?" tanya Arasya dingin, ia masih belum menyadari kalau jiwanya bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis yang bernama Xaviera Arasya Fernando. Entah kebetulan dari mana nama mereka berdua sedikit mirip.

"Kamu gak inget sama mama!" syok wanita paruh baya itu spontan melepaskan pelukannya.

"Mama saya sudah meninggal!" tekan Arasya, karena tidak suka ada orang yang mengaku-ngaku sebagai orang tuanya.

"Sayang, kamu bercanda kan. Kamu putri kesayangan mama Arasya," ucap sosok yang mengaku kalau ia adalah Mama Arasya, dengan mata yang berkaca-kaca. Ibu mana yang tidak kecewa saat anaknya sendiri melupakannya.

"Mungkin tante salah orang, nama saya memang Arasya tapi saya gak kenal sama anda," ketus Arasya dengan memalingkan wajahnya kesamping, seingatnya ia tertabrak truk dan menyebabkan kepala nya banyak mengeluarkan darah, tapi sekarang bekas perban saja tidak ada di kepalanya. Malah ia merasa perutnya yang sangat sakit sekarang.

Cklek

"Mah," panggil sang suami yang baru datang bersama dokter di sampingnya.

"Pah, anak kita lupa sama aku," ucap Mama Arasya dengan menangis sesenggukan. Papa Arasya yang mendengarnya pun langsung menatap sendu putri nya, apakah gara-gara kecelakaan itu anaknya sampai kehilangan ingatannya.

"Tunggu sebentar ya tuan, nyonya, biar saya periksa dulu nona Arasya," ucap sang dokter lalu berjalan mendekati brangkar, mengecek lebih lanjut keadaan putri dari pengusaha terkenal yang koneksinya sudah ada dimana-mana.

"Nona ingat nama nona siapa?" tanya dokter laki-laki itu yang dibalas anggukan kepala dari Arasya.

"Arasya putri Ghus-"

Gadis itu tidak bisa melanjutkan ucapannya karena tiba-tiba kepalanya sangat sakit seperti dilempar batu besar. Ingatan seseorang tiba-tiba masuk ke dalam memorinya membuat Arasya refleks memukul-mukul kepalanya karena sudah tidak kuat dengan rasa sakitnya.

"Akhhh!" erang nya kesakitan

"Dokter! Kenapa dengan anak saya!" pekik Mama Arasya yang mulai mendekati putrinya untuk menghalangi tangan putrinya yang terus memukul kepalanya sendiri.

"Dok! Kalau terjadi apa-apa sama anak saya, saya gak akan segan buat bikin anda sengsara," ancam Papa Arasya tidak main-main, kalau ada sesuatu yang membuat putri kecilnya terluka, Morgan Fernando selaku papa Arasya tidak akan segan untuk melawan dunia demi keselamatan putri kecilnya.

"Maaf tuan, nyonya, lebih baik kalian keluar dulu karena saya akan memberikan obat penenang untuk nona Arasya," ucap sang dokter dengan berhati-hati, orang di depannya ini termasuk orang berpengaruh di Asia membuat nya harus ekstra lebih berhati-hati dalam memeriksa anak kesayangan keluarga Fernando itu. Takut-takut malah pekerjaannya yang hilang.

"Ayo Mah, kita keluar dulu. Biar dokter yang tangani Ara," ucap morgan sambil merangkul istrinya keluar, meskipun harus dengan tenaga yang ekstra karena sang istri yang tidak mau melepaskan tangannya dari sang putri.

"Gue malu tau gak punya adik kayak lo!"

"Dasar pembawa sial!"

"Kalau gue bisa milih, gue bakal pilih Lauren buat jadi adek gue!"

"Udah cupu, berani-beraninya mau bersaing sama Lauren yang kayak princess."

"Mati aja lo sana, gak guna tau gak disini!"

"Cih, gak sudi gue suka sama lo!"

Perkataan orang terakhir itu juga mengakhiri ingatan-ingatan yang bermunculan di dalam kepalanya.

"Akhh bangsat! Ingatan apa tadi!" teriak Arasya membuat orang tuanya yang baru saja keluar langsung bergegas masuk kembali ke dalam ruangan yang ditempati putri mereka.

Deg

"Apa jangan-jangan gue..." Arasya baru menyadari sesuatu setelah kepalanya tidak sesakit tadi, ia sekarang bisa berpikir jernih dan bisa menyimpulkan bahwa dirinya...

"Bertransmigrasi," gumamnya dengan sangat pelan.

"Ara! Kamu gak papa kan sayang?" tanya sang Mama bertambah khawatir.

"Tolong ambilkan cermin," pinta Arasya yang langsung membuat Mamanya mengeluarkan sebuah cermin kecil dari dalam tasnya.

Dan terlihat lah wajah barunya yang membuatnya semakin syok.

"Transmigrasi? Seriously? Jadi tadi itu ingatan si pemilik tubuh ini?" tanya Arasya dalam hati, lalu terkekeh miris.

"Ck! kalau gini mending gue milih mati aja!" geram Arasya dalam hati.

"Gue mau mati!"

"Tapi kalau gue bunuh diri pasti langsung dikirim ke neraka," pikir Arasya dan mulai menggelengkan kepalanya cepat, kalau dirinya memilih bunuh diri ia tidak akan bisa bertemu dengan orang tuanya. Karena pasti orang tuanya sekarang berada di surga.

"Ara, Arasya!" sang mama mengguncang tubuh sang anak pelan, karena melihatnya melamun.

"Apa nona sudah mendapatkan ingatan nona lagi?" tanya sang dokter memastikan, baru saja ia akan memberi Arasya obat penenang tapi langsung terkejut dengan teriakan keras pasiennya.

"Sedikit," jawab Arasya datar, sekarang dia bisa mengendalikan situasi.

"Nona Arasya seperti nya mengalami amnesia, tapi kalian tidak perlu merasa khawatir karena ini hanya amnesia ringan. Butuh beberapa bulan untuk mengembalikan semua memori yang hilang dari ingatan nona Arasya," beritahu sang dokter.

"Tapi bagaimana dengan bekas tusukan di perutnya?" tanya Morgan dengan nada suara datar.

"Luka di perut nona belum sepenuhnya kering, dan nona Arasya bisa jadi merasakan nyeri di perut nya sewaktu-waktu. Jadi nanti saya akan kembali lagi kesini untuk memeriksa luka di perutnya dan memberikan obat anti nyeri," jawab sang dokter langsung diangguki suami-istri itu.

"Saya bisa menyimpulkan kalau amnesia ringan ini disebabkan saat nona pingsan, kepala nona Arasya yang jatuh terlebih dahulu ke tanah. Jadi itu membuat otak nya sedikit bermasalah." Jelas sang dokter menjawab pertanyaan yang mengganjal di hati orang tua Arasya.

"Kalau begitu saya keluar dulu, permisi," pamit sang dokter dan langsung dipersilahkan oleh Morgan.

Tak lupa pasangan suami-istri itu mengucapkan terimakasih pada sang dokter.

"Sayang, nama kamu Xaviera Arasya Fernando, kamu punya dua Abang dan umur kamu sekarang 17 tahun," beritahu Mama Arasya yang bernama Kelly Rowland.

"Saya harus manggil kalian siapa?" tanya Arasya dengan wajah yang masih datar.

"Kamu cukup panggil kita Mama sama Papa oke?" kali ini Morgan yang membuka suara, ia merasa aura putrinya sedikit berbeda seperti aura kepemimpinan melekat di diri putrinya sekarang.

Anaknya dulu sangat lah tertutup dan tidak berani menatap wajah lawan bicaranya tapi sekarang lihatlah putrinya menatap mereka dengan tatapan tanpa ekspresi.

"Apa ada yang kamu butuhkan sayang?" tanya Kelly dengan mengusap pelan rambut putrinya.

"Boleh tinggalkan saya sendiri," pinta Arasya dengan sedikit formal, membuat kedua orang tuanya terdiam sejenak.

"Beneran? Mama khawatir kamu kenapa-napa sayang," sahut Kelly masih ingin bersama putrinya.

"Gak apa-apa..Ma," ucap Arasya dengan meringis pelan di akhir kalimat, dirinya baru pertama kali memanggil orang asing dengan sebutan Mama dan itu sangatlah canggung menurutnya.

"Baiklah, tapi kalau ada apa-apa panggil kita ya."

"Iya."

Setelah memastikan kedua orang tua barunya sudah keluar dan pintu sudah tertutup, Arasya kembali melihat pantulan wajahnya di cermin yang sedang ia pegang.

"Jelek banget nih wajah, kek gak pernah di rawat aja," komentar Arasya pedas.

Percayalah meskipun Arasya Putri Ghustav dikenal sebagai ice girl tapi kalau sedang sendirian ia bisa menjadi gadis yang sangat cerewet.

"Nih rambut juga bisa-bisanya poni nya mirip kek dora," cibir Arasya dengan menyentil poninya itu, padahal di kehidupannya dulu dia sangat anti dengan yang namanya poni.

"Terus ingatan gue tadi nunjukin kalau si pemilik tubuh ini tuh cewek cupu, juga pengecut. sering di bully, poni udah kek dora dan di benci banget sama kedua Abangnya. Dan puncaknya ada yang sengaja nusuk nih cewek tapi reaksi mereka cuman santai-santai saja, padahal nih cewek udah berdarah -darah di halaman sekolah," ucap Arasya dengan menggali sedikit demi sedikit ingatan tubuh yang ia tempati, ia tidak boleh melupakan hal sekecil apapun, karena bisa saja itu merugikannya di masa depan.

"Misi pertama gue, harus nemuin siapa yang nusuk tubuh ini!" tekad Arasya dengan mengepalkan tangannya, meskipun bukan ia yang di tusuk tapi entah mengapa dirinya sangat tidak terima melihat kondisi tubuh barunya.

"Ck! Tapi masa seorang Arasya Putri Ghustav penampilannya cupu kek gini? Oh no!" pekik Arasya pelan, takut nya nanti orang tua si pemilik tubuh malah khawatir lagi.

"Gue harus mulai ubah penampilan gue, dan membalaskan dendam pemilik tubuh ini! Karena gue gak mau di tatap rendah sama orang yang pernah bully nih cewek!"

"Sekarang tubuh ini jadi milik gue, dan gak akan gue biarin seorang pun berani mengusik kehidupan kedua gue," gumam Arasya terkesan egois, tapi gadis itu tidak peduli.

"Ucapkan selamat datang buat jiwa tersesat ini yang gak bakal biarin hidup si pembully tenang!"

TBC.

Nb: sudah direvisi

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 122K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
421K 26.1K 46
[SUDAH TERBIT] [PART SUDAH TIDAK LENGKAP KARENA SUDAH TERBIT] [Squel I'ts Me] ** Mysie itu Palsu! Sifatnya palsu! Tingkahnya Palsu! Bahkan hidupnya p...
1.9M 116K 64
"Tadi lo bentak dia dan hampir aja main fisik. Dia itu pacar lo, lo nggak boleh bersikap kayak gitu." "Dia nggak terlalu penting. Pacar gue nggak cum...
5.7M 271K 53
𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡. start: 31 Juli 2023 finish: 27 Januari 2024 rank 1 in #motor (Selasa, 14 Mie 2024) 3 in #sahabat (Selasa, 14 Mie 2024...