ALGRAFI

By queenliiiiiii

32.9M 2.6M 1.1M

[SEGERA DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa... More

Prolog
ALGRAFI 01
ALGRAFI 02
ALGRAFI 03
ALGRAFI 04
ALGRAFI 05
ALGRAFI 06
ALGRAFI 07
ALGRAFI 08
ALGRAFI 09
ALGRAFI 10
ALGRAFI 11
ALGRAFI 12
ALGRAFI 13
ALGRAFI 14
ALGRAFI 15
ALGRAFI 16
ALGRAFI 17
ALGRAFI 18
ALGRAFI 19
ALGRAFI 20
ALGRAFI 21
ALGRAFI 22
ALGRAFI 23
ALGRAFI 24
ALGRAFI 25
ALGRAFI 26
ALGRAFI 27
ALGRAFI 28
ALGRAFI 29
ALGRAFI 30
ALGRAFI 31
ALGRAFI 32
ALGRAFI 33
ALGRAFI 34
ALGRAFI 35
ALGRAFI 36
ALGRAFI 43
ALGRAFI 47
ALGRAFI 48
ALGRAFI 49
ALGRAFI 50
ALGRAFI 51
ALGRAFI 52
53 : Hidup dan Mati
54 : Empeng
56 : TANDA-TANDA
57 : BUKAN
58 : MENUJU
59 : ?
60 : I Love You
61 : Masih
62 : AWAL!!!?
Algra Naya Chat + Info
VOTE COVER & GIVEAWAY
63 : Kuburan
64 : Babak Baru
65 : Wajarkah?
66 : Bagaimana-
67 : Pisah/Jangan?
68 : Menyesal?
69 : Akhir Bahagia
PO + CERITA BARU
EXTRA PART
MAU GAK?
Epilog
Extra Chapter Books
Kenangan
ALGRAFI SEASON 2
ALGRAFI FILM 🎬

55 : PACAR

274K 28.2K 12.7K
By queenliiiiiii

Chapter 55 : PACAR

....

Haii, apa kabar? Satu minggu tidak berjumpa.

A L G R A F I  5 5

17+, hati-hati.

.
.
.

Pernah di ghosting?

Pernah jauh dari orang tua?

Tinggi badan?

.
.
.

BERI AWAN ☁️

9K+ VOTE & 9K+ KOMEN

.
.
.

OKE, MAKASIH.

SELAMAT MEMBACA 🐑

...


•••

"Aish cepetan masukin! Gak sabar nih!"

"Sabar Nay, lo gak liat ini lubangnya kecil?"

"Liat kok!" ketus seorang cewek yang tak lain Naya.

"Ya makanya sabar, ini gue lagi berusaha semaksimal mungkin," balas Algra menatap lamat-lamat sasarannya.

"Gimana mau sabar, hah? Ini tuh udah 3 menit tapi gak masuk-masuk, dasar gak becus," cibir Naya. Biasalah, hormon kehamilan yang membuat dia jadi galak dan tidak sabaran begini.

Algra menghela napas panjang sebelum pandangannya jatuh ke mata cantik milik istrinya. "Ya udah, nih, lo masukin sendiri pake tangan lo," ucapnya seraya menyodorkannya pada Naya.

"Mager ih, lo aja."

Kedua kalinya Algra menghela napas panjang. Dan akhirnya--- masuk juga. Sontak dua orang itu langsung menyimpul senyum bahagia.

"Udah gue masukin, sekarang lo jilat biar lebih nikmat," kata Algra, menyodorkannya tepat di depan mulut Naya.

Tanpa menunggu lagi, Naya langsung menjilatinya karena memang kalau dijilat akan lebih nikmat.

"Gimana, enak, hm?"

"Enak, gue suka," respon Naya, kemudian mengunyah roti yang baru saja ia jilati.

Tadi, sepulangnya dari rumah sakit, Naya ngidam belanja di Hadirmart. Dirasa ngidamnya kali ini gampang, Algra langsung menuruti. Di Hadirmart mereka membeli susu botol dan roti tawar. Awalnya tidak ada rencana untuk memakan roti itu bersama susu dengan cara dimasuk-masukan, makanya yang di beli susu botolan.

Dan tiba-tiba saja, saat berada di taman, Naya menginginkannya---makan roti bersama susu dengan cara yang ia mau.

"Kenapa gak dari tadi gitu?" Algra menyorot matanya ke Naya yang sedang mengunyah roti sembari minum susu, tanpa harus ada acara masuk-memasukkan roti ke dalam botol susu.

Melihat Algra yang menatapnya begitu, Naya memutar bola matanya sinis. "Tadi itu gue pengen, masalah buat lo?" tanggapnya ketus.

Sabar Algra, sabar. Punya istri yang lagi hamil memang penuh cobaan, apalagi istrinya macam Naya.

Karena ini bukan pertama kalinya Algra di buat kesal, dengan cepat cowok itu bisa membawa suasana baru yang lebih hangat.

Uhuk

"Ekhm, pelan-pelan Yang." Algra cepat tanggap membuka botol air mineral kemasan lalu meminumkannya ke Naya yang barusan tersedak.

"Rotinya jahat, buat lo aja," kesal perempuan itu seraya mengoper roti yang ada ditangannya ke mulut Algra.

Daripada mubazir, Algra langsung memakan roti bekas Naya itu. "Gak ada makanan yang jahat, jangan gitu ngomongnya lain kali," nasihatnya lemah lembut supaya bumil gak tersinggung.

"Sorry ya rot, tadi refleks aja kok." Naya menatap bungkusan roti itu sendu. "Lain kali gak gitu, janji deh," lanjutnya membentuk jari seperti huruf V.

Algra tersenyum lalu mengusak pucuk kepala Naya gemas---memang tidak pernah gagal menggemaskan si Naya di hadapan Algra.

"Iya Naya, udah roti maafin kok," kata Algra berlagak seakan roti yang berbicara.

Lantas setelahnya, keduanya saling tersenyum.

"Gra, gue pengen ke Rumah Te Amo boleh?" Naya yang sedang menyenderkan kepalanya di dada Algra sedikit mendongak agar bisa melihat ekspresi lawan bicaranya.

Rumah Te Amo adalah markas terbatas milik Vaghelaz generasi 9.

"Boleh, kebetulan gue udah lama gak ke sana." Sebagai perealisasian ucapannya, Algra langsung menggendong Naya dan memberhentikan taksi konvensional untuk menuju Rumah Te Amo.

Tubuh Khaliza mematung. Darahnya seakan membeku setelah Aksa melontarkan ajakan untuk pacaran.

"Aksa, aku gak suka bercanda kamu."

"Tapi gue gak bercanda, ayo pacaran."

Khaliza bergeleng-geleng tak habis pikir. "Sa, kita beda."

"Gak perduli. Gue mau lo dan gue pacaran."

"Gak Sa, bahkan, kalaupun kita sama, aku gak berminat untuk pacaran," ucapnya serius.

"Kalo udah gak beda alias sama, dan gue ngajaknya nikah, lo mau?" 

Khaliza melirik Aksa dengan sorot mata tajam sebelum melenggang pergi tanpa ingin mendengar apapun lagi darinya. Khaliza tidak ingin Aksa masuk ke agamanya hanya karena cinta.

Saat Khaliza tinggal nampak punggungnya, Aksa tersentak sendiri. "Apa gue kelewatan?"

"Dengan sikap gue yang begitu, apa Liza akan lebih jauh lagi dari gue?" monolog cowok itu. Rasa sesal menyerangnya tiba-tiba.

"Arghhh, lo kok goblok banget, Aks!" Aksa memberantaki rambutnya, kesal dengan sikapnya sendiri. Ceroboh sekali. 

"Gra, ternyata ada pacar yang gue suka di sana." Setibanya di area Rumah Te Amo, Naya menunjuk-nunjuk ke arah jam 9.

"Pacar? Lo punya pacar, hm?" Secara spontan Algra membuat tubuh Naya berhadapan dengannya. "Dari kapan lo punya pacar? Siapa pacar lo? Kok gue gak tau?" interogasinya bertubi. 

"Dih, apaan sih," decak Naya kesal. "Bukan pacar itu, tapi itu," lanjutnya seraya berjalan mendekati pacar yang dimaksud.

"Ini namanya pacar, emang lo gak tau?" Naya memetik beberapa helai daun pacar lalu menunjukkannya pada Algra.

Algra bergeleng. "Gak tau dan gak perlu tau."

"Ck, gitu banget gayanya."

"Canda kali, Nay. Tapi gue emang gak tau dan baru tau sekarang."

"Oh."

Naya kembali sibuk dengan pohon pacar yang ada di depannya. "Ini kalo gue petik boleh gak?"

"Jangankan petik, lo nyuruh gue tebang ni batang juga gue bolehin," ucap cowok itu seraya membantu Naya memetik daun-daun dari pohon yang dimaksud.

Sekitaran 10 menit, keduanya baru selesai memetik daun pacar. Di beberapa daerah, daun pacar bisa dijadikan inai atau hiasan untuk kuku.

"Gra, lo bisa gak?"

"Bisa apa?"

"Beli cobek, kapur, kunyit, 10 butir nasi, arang, plastik sama tali." Saat menyebutkannya, jari-jari tangan Naya ikut berhitung. Lagi-lagi tingkahnya yang seperti ini berhasil memicu senyum di bibir Algra.

"Bisa?" Naya menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Algra yang malah melongo.

Angin yang muncul dari goyangan tangan Naya menyandarkan lamunannya. "Bisa lah, gampang."

"Ya udah sana."

"Lo harus ikut, gue gak mau lo sendiri," kata Algra diangguki Naya.

Mereka pun membeli alat serta bahan yang Naya maksud dan kembali ke Rumah Te Amo dalam 25 menit.

"Duduk aja Gra, nanti kalo udah jadi gue kabarin," ucap Naya. Perempuan itu sudah siap membuat inai dari daun pacar sesuai dengan apa yang diinginkan.

Dengan lihai, Naya meramu semua bahan-bahan, meletakkannya di cobek dan menggilingnya.

"Gue bantu." Algra menyerobot cobek yang sedang digeluti Naya ketika melihat sedikit peluh yang mengalir di pelipis istrinya itu. Gawat kan kalau bumil kecapean.

"Ih gak usah, biar gue." Tanpa perlawanan, Naya berhasil merebut kembali cobeknya. "Lo duduk aja dulu."

"Btw, gak ada ayam jago yang warna bulunya putih kan disini?" tanya Naya, matanya celingukan ke sekeliling.

"Gak ada, yang ada cuma soang doang. Memangnya kenapa?"

"Kata mama kalo ayam jago warna putih liat orang yang lagi buat inai, inai-nya jadi gak merah," ucap perempuan itu mengingat masa kecil dulu saat dirinya dan sang mama membuat inai untuk saudara mereka yang hendak jadi pengantin.

"Oh gitu." Daripada bertanya macam-macam, Algra manggut-manggut. Ikuti saja alurnya.

"Yey, dikit lagi jadi."

"Perasaan gue gak enak," lirih Algra. Sebenarnya mau apa istrinya itu?

Sepersekian menit berlalu, daun pacar beserta bahan-bahan lain sudah tampak halus dan siap digunakan.

"Sini, Gra," panggil Naya yang tanpa ba-bi-bu langsung direalisasikan Algra.

"Tangan lo siniin."

"Buat apa?"

"Mau gue pasangin inai."

"Ogah ah, gue kan cowok, Nay." Algra menjauhkan tangannya yang beberapa detik lalu sudah dipegang Naya.

"Gapapa kok, pengantin cowok di daerah gue juga pake inai."

"Tapi gue kan gak lagi pengantenan, Nay."

Sebisa mungkin Algra menggagalkan keinginan Naya kali ini. Apa jadinya kalau kuku-kukunya jadi berwarna merah? Terlebih kalau teman-temannya lihat.

"Ah gak seru, masa kemauan kita gak dituruti." Naya menunduk lesu, menatap perut sembari mengelus-elusnya.

"Ya Allah apa lagi ini? Kemarin cosplay jadi maling, masa sekarang harus otw cosplay jadi tante-tante berbatang?"

"Hm Nak, kayaknya kita emang gak diperduliin lagi deh," sindir Naya sesekali melirik Algra yang masih diam.

Kalau begini, Algra bisa apa? Tanpa mengeluarkan suara, cowok itu menyodorkan tangannya. Naya pun menyambutnya dengan senang dan langsung memasangi inai ke kuku sang suami.

"Tungguin sampe kering biar merah," ujar Naya seusai membungkus jempol Algra dengan plastik. Memang sengaja hanya jempol yang dipasangi inai.

"Iya." Algra tertunduk memikirkan hari esok saat para curutnya melihat.

"Kok mukanya kayak gak ikhlas gitu?" celetuk Naya tak suka dengan ekspresi Algra yang begitu.

Sontak, Algra mengubah ekspresinya jadi cengar-cengir. "Siapa bilang? Gue ikhlas, sayang."

"Harus lah, wong inai juga berfungsi untuk kesehatan kuku kok. Gue aja mau pake juga, di 10 jari malahan."

Benar kata Naya, setelahnya ia meminta bantuan Algra untuk memakaikannya inai di 10 jarinya.

"Nay."

"Apa?"

"Kata para ulama, haram bagi lelaki menyerupai wanita, termasuk menghias kuku," Algra membacakan artikel yang ada di Internet. Sedikit menyesal kenapa ia tidak tau pemahaman seperti ini. Kalau tau kan gak bakalan kukunya dipasangi inai.

"Hah, beneran?" Naya berjengit kaget, pasalnya ia juga belum tau perihal haramnya hal itu. Ia pun mendekati Algra dan ikut membaca artikel yang ada. Setelah membacanya dengan seksama, buru-buru ia membasuh kuku Algra dengan air.

Tapi sayangnya... Jari jempol Algra sudah berwarna.

"Yah, terlanjur. Maafin gue ya, gue kira gapapa, soalnya pas orang-orang di daerah gue nikahan cowoknya pada pake inai." Perlahan, bulir-bulir cairan bening jatuh dari sudut mata gadis itu.

"Sttt, gapapa, setau gue kalo emang beneran kita gak tau bakal dimaklumi kok," hibur Algra. Tangannya melipir ke kepala Naya dan mengusapnya agar tangis itu tidak berlanjut.

"Udah ah nangisnya." Lantaran tak kunjung berhenti, Algra membawa Naya ke pelukannya.

"Cengeng, bawel, pemaksa... Untung sayang," batin cowok tinggi itu.

Semenjak hamil, Naya memang banyak berubah.

"Nghhh, Gra...." Tiba-tiba saja tangisan itu berganti menjadi lenguhan. Yap, itu ulah Algra. Lantaran tak kunjung diam, cowok itu terpaksa mengeluarkan jurus andalannya.

"Kalo gini kan gak nangis lagi," ucap Algra, sedetik setelahnya melanjutkan permainan tangannya di sana.

•••

1541 words

...

Ceritaku amat sangat ringan bukan?

Tapi beralur kok, tenang aja.

...

9K+ VOTE & 9K+ KOMEN FOR NEXT ❤️

Spam 1K ☁️, bisa?

1K next 🔥

1K ❤️

Ditunggu targetnya, biar update lagi. Kalo udah tercapai, ingetin aja di wall.

Follow Instagram algrafizay (biar halu makin lancar wkwk)

Akun WP ku juga queenliiiiiii

Oke, gitu aja.

See you

14 Januari 2022

Salam Sukses
Queenliiiiiii

•••

Gemes

.
.
.

A L G R A F I

Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 214K 74
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
5M 265K 60
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.3M 123K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
413K 5K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+