My Luna//Jaywon Ft. Heehoon

By Stars_chaserr

380K 45K 3.8K

[SUDAH TERBIT] Karena rasa penasaran yang tinggi, Jungwon pemuda berusia 17 tahun tersebut nekat masuk ke dal... More

Beginning
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
11
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Ending
50
Announcement
FINALLY!!!
Open pre-order
Hmmm

20

7.2K 861 84
By Stars_chaserr

Awas ada typo.



Hari ini adalah hari yang sangat Jay benci, hari dimana Rutnya akan tiba. Sudah sejak pagi tadi Jay mulai menjaga jarak dari Jungwon hingga mengakibatkan Jungwon menjadi salah paham padanya. Dia pikir Jay menjadi risih dengannya setelah mengetahui bahwa dirinya adalah seorang omega dan juga mate dari Jay.

Bahkan Jay sampai menyuruh seorang maid untuk mengantarkan sarapan Jungwon ke kamarnya, tentu saja hal itu membuat Jungwon sangat sedih dan juga kecewa. Jay bahkan belum berbicara kepadanya sejak pagi tadi.

"Apa kak Jay sudah membenciku sekarang?" Tanya Jungwon pada dirinya sendiri, kenapa Jay terus-menerus menjaga jarak darinya? Apakah dia melakukan sebuah kesalahan?

"Tenanglah Jungwon, mungkin Jay sedang tidak ingin diganggu sekarang" mendengar perkataan Blevine membuat Jungwon mungkin bisa sedikit lega, tapi tetap saja dia tidak akan bisa tenag sebelum mendengar alasan dari Jay mengapa dirinya menjaga jarak darinya.



Jay kini berada di ruang bawah tanah, di sebuah ruangan yang sangat jarang di masuki oleh orang-orang di kerajaan, bahkan oleh kedua orang tuanya sekalipun. Mengapa dirinya bisa berada disini? Untuk menghindari Jungwon yang sedang heat dan supaya dia tidak perlu menyakiti Jungwon.

Kamar ini ia rancang sendiri sedemikian rupa sehingga terasa sangat nyaman, tidak ada salah seorangpun yang mengetahui keberadaan kamar ini karena letaknya yang sangat jauh masuk ke dalam ruang bawah tanah.

"Shit! Bahkan di bawah tanah saja aku bisa mencium aroma feromon Jungwon"

"Maafkan aku Roger, aku hanya tidak ingin Jungwon tersakiti karena ku" Jay merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu, hasratnya semakin meningkat ketika aroma feromon Jungwon semakin menyengat.

"Aku paham Jay, tapi setidaknya berikanlah penjelasan kepada Jungwon dulu supaya dia tidak salah paham" Jay menggeleng, tidak ada gunanya memberitahukan hal ini kepada Jungwon, yang ada Jungwon bisa saja ketakutan terhadapnya.



Hari semakin gelap dan Jungwon belum melihat Jay di kamarnya, bukankah kemarin Jay bilang ingin tidur bersamanya nanti malam? Tapi kemana perginya Jay? Dan entah kenapa hari ini suhu tubuhnya mulai naik walaupun cuaca sedang tidak dingin.

Jungwon bergelung di bawah selimutnya, bahkan setelah dia minum obatpun suhu tubuhnya belum juga turun, dan juga aroma 'parfum' milik Jay terasa sangat menyengat di indra penciumannya.

"Panas... kenapa tubuhku sangat panas?" Jungwon berjalan menuju ke kamar mandi kemudian membasuh mukanya berharap rasa panas itu sedikit hilang, tapi sayangnya rasa panas itu kian membara dan membuat tubuhnya menjadi lemas.

"Ble... Blevine, kau mendengarku?" Jungwon bertanya dengan suara paraunya berharap Blevine akan menjawabnya.

"Ada apa Jungwon? Kau terdengar tidak sehat sekarang" Jungwon tersenyum kecil ketika Blevine telah menjawabnya.

"Tubuhku... tubuhku terasa panas, tolong aku" Jungwon berjalan keluar dari kamar mandi menuju ke kasurnya, kemudian mendudukkan dirinya. Tubuhnya terasa amat panas dan juga sangat pusing.

"Ayo kita cari Jay dulu, dia mungkin bisa membantumu"

"Tapi bagaimana? Kak Jay sedari tadi pagi sudah menjaga jarak dariku dan aku belum melihatnya lagi" air mata Jungwon kini turun membasahi pipinya sendiri, rasa sakit dan sedih bercampur menjadi satu dalam dirinya.

"Kau bisa bertanya dengan beberapa maid disini, ayo cepat sebelum kau pingsan nanti" Jungwon bangun dari kasurnya dan berjalan keluar untuk mencari kak Jay.

"Pe.. permisi bibi, apakah kau melihat kak Jay?" Seorang maid berusaha sekitar 30an itu terkejut ketika melihat Jungwon, wajahnya memerah, tubuhnya lemas, dan jangan lupakan aroma feromonnya yang sangat menyengat.

"Luna, apa yang terjadi denganmu?" Ketika maid tersebut menyentuh kening Jungwon rasa panas tubuhnya membuatnya segera menarik tangannya kembali, dia yakin kalau Lunanya sedang heat sekarang.

"Tidak... apa-apa bibi, bisakah bibi katakan... dimana kak Jay berada?" Bibi itu mengatakan dimana Jay berada, dan sebelum Jungwon pergi untuk menemui Jay bibi tersebut mengatakan sesuatu hal yang membuat Jungwon segera berlari menuju ke ruang bawah tanah.

~~~

Saat sedang pergi menuju ke ruang bawah tanah, tak sengaja Jungwon menabrak seseorang yang perawakannya lebih tinggi darinya.

Bruk!

"Ma.. maafkan aku paman, tolong maafkan aku" Jungwon menolong orang yang ia panggil paman tadi.

"Tidak masalah, kenapa tubuhmu terasa panas nak? Apa kau sedang sakit?" Ketika punggung tangannya bersentuhan langsung dengan kening Jungwon disaat itulah dia segera menarik tangannya kembali, suhu tubuh Jungwon terlalu tinggi.

"Aku.. sedang mencari.. kak Jay paman, aku ingin.. menemuinya"

Paman itu tersenyum kecil, ternyata pemuda dihadapannya ini adalah mate anaknya Jongseong, sayang sekali istrinya membenci pemuda manis ini.

"Baiklah, berhati-hatilah nak, kau bisa pingsan kapan saja dengan suhu tubuhmu yang tinggi itu"

Jungwon mengangguk dan kembali berlari menuju ke ruangan bawah tanah, menemui Jay adalah tujuan utamanya saat ini.

'Dia adalah pemuda yang baik hati, sayang sekali Alexa tidak merestui ikatan ini'



"Pangeran sedang berada dalam masa Rutnya sekarang, itu sebabnya pangeran menjaga jarak dari anda Luna. Pangeran tidak ingin melukai anda ketika dia sedang dalam masa Rutnya"

"Tapi bibi, apa.. yang akan terjadi bila seseorang yang sedang.. Rut tidak berhubungan dengan matenya?"

"Dia mungkin akan tersiksa selama masa Rutnya, para alpha yang sedang Rut harus melakukan proses mating dengan matenya, dengan begitu mereka baru sah menjadi seorang pasangan yang telah ditakdirkan"

~~~

Jungwon terus berlari, dia hanya ingin menemui Jay sekarang. Ruang bawah tanah yang gelap dan lembab tidak membuatnya takut untuk menemui Jay. Tapi suhu tubuhnya lah yang menjadi penghambat.

Tak jarang ia terjatuh di lorong yang lembab dan gelap itu akibat suhu tubuhnya yang sangat panas, tak jarang rasa sakit itu membuatnya harus berhenti sejenak dan menahan rasa sakitnya itu.

"Kak Jay!"

Jungwon meneriaki nama Jay di sepanjang lorong itu, berharap Jay akan menolongnya, tapi Jay tetap tidak muncul juga dihadapannya. Membuat Jungwon sangat frustasi sekarang.

"Blevine, apa yang harus kulakukan hiks... apa kak Jay benar-benar membenciku sekarang?" Jungwon terjatuh kembali di lorong yang gelap itu, tubuhnya semakin panas dan rasa sakitnya juga semakin menyiksa.

Sama seperti kakaknya Sunghoon, Jungwon menarik-narik rambutnya sendiri berharap rasa sakit itu bisa sedikit menghilang, tapi rasa sakit itu tidak pernah menghilang.

"Jungwon, dengarkan aku, tarik napasmu kemudian ikutilah aroma 'parfum' milik Jay"

Jungwon menarik napasnya kemudian mengikuti arahan dari Blevine, dia mencium wangi 'parfum' yang selalu Jay kenakan. Berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke sumber aroma itu.

Dan kini Jungwon berada di depan sebuah pintu kayu kuno, instingnya mengatakan bahwa Jay berada di dalam sana, baru saja Jungwon membuka pintu itu tubuhnya sudah terjatuh di lantai yang dingin.

~~~

Bruk!

"Jungwon!" Jay berlari mendekati tubuh Jungwon yang terjatuh di lantai kamarnya itu, membantu Jungwon untuk berdiri lagi. Kemudian tanpa aba-aba Jungwon langsung memeluk tubuh Jay dengan erat, menangis di dalam pelukannya.

"Kakak... tolong aku hiks, tubuhku panas kak hiks, kumohon... tolong aku" Jay membalas pelukan Jungwon dengan erat, mencoba untuk menenangkan Jungwon yang sedang kesakitan sekarang.

"Maafkan kakak Jungwon, kakak tidak bisa" tangisan Jungwon semakin keras dan terdengar sangat pilu, dia tidak sanggup lagi menahan rasa sakit di tubuhnya ini. Jungwon tidak kuat lagi, dia hanya ingin Jay menolongnya untuk bisa sembuh.

"Kumohon... kak tolong aku hiks, rasanya sakit kak hiks, aku kesakitan" Jay menggendong tubuh Jungwon dan meletakkan tubuhnya di kasur, kemudian dia mengambil pil obat dan juga segelas air hangat.

"Ini minumlah, rasa sakitnya mungkin bisa berkurang setelah ini" sebelum Jungwon mengambil pil yang berada di tangan Jay, Roger dengan cepat mengambil alih tubuhnya lalu membuang pil itu. Jungwon hanya bisa menekuk lututnya sambil menarik rambutnya, rasa sakitnya benar-benar membuatnya menderita.

"Apa yang kau lakukan Roger?!"

"Apa kau bodoh hah?! Jika kau memberikannya pil itu dia bisa semakin menderita Jay! Pil itu sama-sama sekali tidak membantu jika saat ini kau sedang dalam masa Rutmu"

"Lantas apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin menyakitin-"

"Aakkhhh!" Jay berbalik badan, Jungwon sedang memegangi kepalanya sambil berteriak kesakitan. Bahkan mungkin saking kuatnya dia menggenggam kepalanya sendiri sampai beberapa helaian rambutnya menjadi rontok.

"Jungwon! Tenanglah, kakak ada disini" Jay memeluk tubuh Jungwon berusaha untuk menenangkan matenya, sementara tangisan Jungwon semakin terdengar pilu ketika Jay kembali memeluknya.

"Kakak, hiks ini sakit kak... tolong aku"

"Kumohon Jay, tolong jangan egois lagi, tolonglah dia. Apa kau tidak kasihan melihat keadaan Jungwon yang sedang tersiksa sekarang? Tolonglah matemu itu"

Jay melepaskan pelukannya pada Jungwon, menarik dagunya kemudian mencium bibir ranum milik Jungwon. Semakin lama ciuman itu semakin menuntut, Jungwon menarik rambut Jay untuk bisa menyalurkan rasa nikmat yang ia rasakan.

Jay mulai menciumi leher jenjang Jungwon, memberikannya sedikit tanda, menjilatinya hingga-

"Aaakkkhhh...!" Jungwon berteriak kencang ketika taring-taring serigala Jay menusuk ke dalam kulitnya, menghisap sisa darah yang ada di leher Jungwon hingga sebuah tanda muncul di leher bagian kanannya.

"Sa.. sakit kak hiks, ini sakit" Jay menyeka peluh yang membasahi pelipis Jungwon, setelah itu ia mengecup kening Jungwon, kedua matanya and the last is his lips.

"Maafkan kakak Jungwon, kakak harus melakukan ini" tangan Jungwon terulur untuk membelai wajah Jay, terlihat ada rasa menyesal yang tercetak di wajahnya.

"This is not your fault, ini adalah takdirku"

Jay kembali meraup bibir Jungwon, membuka kancing bajunya lalu melemparkannya ke sembarang arah begitu juga dengan baju Jungwon. Membuka kancingnya lalu menggeser kain baju itu kesamping.

"I'm not gonna stop after this one"

Jungwon tersenyum manis sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Jay.

"Do it, I'm yours tonight"

Jay mulai menciumi leher Jungwon sambil memberikan sedikit tanda kepemilikan, tangan Jungwon ia tahan di samping tubuhnya membuat Jungwon tidak bisa kabur dari hadapannya.

Dan Jay mulai membantu Jungwon untuk menyelesaikan heatnya, jangan tanya bagaimana kelanjutan karena kalian sudah tahu.




























Hey yo wassup, gimana ceritanya? Semoga suka ya.

Aku bikin adegannya tidak terlalu menjerumus ya, soalnya Jungwon sendiri masih underage. Aku nggak mau terjadi sesuatu nanti kalo aku bikin adegan 'itu'.

Nih, aku kasih lagi kelanjutannya, tapi habis ini bakal ada masalah loh ya, hati-hati.

Jangan lupa vote n komen ya, dan juga beri kritik dan saran supaya ceritanya lebih baik lagi ok bye bye 😁.

Continue Reading

You'll Also Like

66.9K 7.4K 14
do not allowed to copy paste my story for any reason! [ summary ] karena sebuah cidera yang dialami oleh sang Adik, mengharuskan Jungwon menjadi peng...
173K 22.2K 45
"Kalau rasa sakit terbesarmu adalah aku, maka biarkan aku memberikan rasa sakit itu.." ⚠️ WARNING -Murni fiksi -BxB -Tw // Suicide, violence, harsh w...
61.3K 6.9K 26
Dikala ia mengira hidupnya berakhir namun secercah harapan yang sama sekali tak diduga olehnya datang. Akankah nasibnya berubah di kesempatan keduany...
27.1K 3.8K 29
On going Cerita dimana Werewolf dan Gumiho bersatu untuk menyelamatkan diri dari ancaman para Hunter To be continued- #1 soulmate - 110422 #3 JayWon...