[✓] Perjodohan berakhir Cinta...

By R_xania

131K 10.5K 266

Bagaimana jadi nya jika Haruto si CEO tampan yang memiliki sifat dingin, Cuek, Tak suka diatur-atur dan tidak... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37 [END]
UPDATE 1
UPDATE 2
UPDATE 3
New Story Update!

Chapter 32

3K 242 10
By R_xania

Haruto yang berjalan entah kemana berpas-pasan dengan Asahi yang membawa plastik putih berisikan makanan untuk makan siang haruto.

"Lho, mau kemana?!." - Asahi.

"Entahlah, aku juga bingung."

"Kenapa?!." - Asahi.

"Haruto! Ih kamu kok ninggalin aku si." Asahi melihat ke belakang haruto di mana Sera berjalan cepat mendekati mereka dan sedetik kemudian tatapan Asahi menatap ke wajah haruto yang menahan emosi itu.

"Pergilah ke mobil biar aku yang urus wanita tak kenal malu itu." Ujar Asahi memberikan sekantung plastik ke haruto.

"Aku mengandalkan mu." Haruto tersenyum smirk dengan memainkan lidah nya lalu bergegas pergi.

Asahi yang melihat Sera mendekat pun langsung mengangkat sapu yang berdiri di samping diri nya lalu menunjuk ke arah Sera yang membuat Sera berhenti.

"Jaga jarak aman 1 meter." - Asahi.

Dengan bodoh nya Sera mundur dua langkah ke belakang.

"Oke bagus, jaga jarak itu penting takutnya anda membawa virus Corona, oke bye." Asahi pun menaruh sapu itu di lantai lalu bergegas pergi.

"Ih tapi kan." Belum sempat menyelesaikan ucapan nya asahi membalikkan tubuhnya dan mengkode Sera untuk diam lalu bergegas jalan kembali keluar kantor.

"Ih Asahi kau menyebalkan sekali!!." Sera menghentakkan kakinya di lantai dengan wajah kesal nya.

Di dalam mobil Asahi membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam di sana sudah ada haruto yang menunggunya.

"Bagaimana?!." - Haruto.

"Aman seperti biasa." - Asahi.

"Bagus lah, aku benar-benar lelah harus diganggu olehnya." Ujar haruto menyenderkan tubuhnya di jok mobil.

"Tunggu saja sebentar lagi juga semuanya akan selesai." - Asahi.

"Aku harus menunggu sampai kapan kalo seperti ini, aku benar-benar muak melakukannya." - Haruto.

"Ck kau hanya perlu memerankan nya saja tidak perlu melakukan hal lain jadi biarkan saja dulu." - Asahi.

"Baiklah, cepat jalankan mobil nya cari tempat yang enak untuk menikmati makan siang." - Haruto.

Asahi hanya tersenyum tipis lalu menyalahkan mesin mobil dan mulai mengendarai mobil, Sepuluh menit kemudian mereka masih mencari tempat yang nyaman untuk digunakan sebagai tempat makan siang yang memiliki suasana menyegarkan untuk mereka berdua selama berada di jepang.

"Haruto-ya, bagaimana dengan youra?!." - Asahi.

"Bagaimana apanya?!." - Haruto.

"Maksud ku bagaimana kuliah youra?! Apa kau akan datang di hari kelulusan nya?!." - Asahi.

"Tentu saja aku tidak mungkin tidak datang di hari spesialnya itu."

"Kau harus membuatnya bahagia di hari itu haruto." - Asahi.

"Aku tau, aku juga sedang berpikir bagaimana membuatnya terkejut dan terharu di hari itu nanti." - Haruto.

"Memangnya kapan hari kelulusannya tiba?!." - Asahi.

"Sebulan lagi adalah hari kelulusannya dan aku ingin membuat kejutan di hari itu." - Haruto.

"Kau harus memikirkan nya sendiri haruto." - Asahi.

"Ya, memang seharusnya seperti itu aku tau walaupun aku meminta bantuan mu untuk memikirkan caranya kamu pasti akan bilang seperti itu nanti nya." - Haruto.

"Pikirkan saja caranya dan aku akan membantumu nanti." - Asahi.

"Baiklah baiklah." - Haruto.

"Ayo turun." - Asahi.

"Kita di mana?!." - Haruto.

"Taman hama rikyu, ayo cepat turun apa kau tidak lapar?!." - Asahi.

"Ck tentu saja aku lapar apa menurutmu aku manusia yang hidup tanpa memakan sesuatu?!." - Haruto.

"Berisik! Cepatlah turun." - Asahi.

"Apa?! Kau menyuruhku?! Sebenarnya siapa bos nya di sini aku atau kau?!." Ujar haruto namun Asahi tidak mau mendengarnya melainkan keluar duluan dari mobil,"Yaa! Kau mengabaikan ku! Dasar Hamada Asahi!!."

Di sepanjang jalan di taman hama rikyu mereka berdua sama-sama menikmati keindahan dan kesejukan di taman tersebut sampai akhirnya mereka memilih duduk di kursi taman dengan memakan pizza yang di bawa oleh Asahi.

"Yaa! Kapan kita akan kembali ke Korea?!." - Haruto.

"Kalo berkas-berkas itu sudah selesai kau kerjakan besok kita akan kembali ke Korea tapi lusa nanti kita harus mengadakan meeting dengan beberapa perusahaan yang sempat di undur waktu itu." - Asahi.

"Termasuk perusahaan milik tuan doyoung juga kan?!." - Haruto.

Asahi mengangguk,"Benar, termasuk perusahaan tuan doyoung akan menghadiri rapat penting nanti."

"Bagus lah aku tidak sabar menunggu nya." - Haruto.

"Tidak sabar untuk hal mengejutkan atau tidak sabar untuk melepas rindu dengan istri mu?!." - Asahi.

"Tentu saja dengan istri ku tapi aku lebih menantikan hari itu tiba untuk melihat bagaimana ekspresi wajah tuan doyoung nanti." - Haruto.

"Bermainlah sesuai dengan tujuan  agar nanti hasil nya sesuai dengan keinginan yang kau inginkan." - Asahi.

"Aku mengerti, kau selalu tau apa yang aku pikirkan Asahi." ujar Haruto dengan senyum miring di bibir nya.

Di mansion youra yang merasa tubuhnya sudah lebih membaik itu memilih untuk membantu bibi soon di dapur.

"Nyonya lebih baik istirahat saja biar masak urusan bibi." - Bibi soon.

"Aku bosan selalu di kamar bi tidak ada yang bisa aku kerjakan di sana." Ujar youra yang sedang memotong sayur-sayuran.

"Ya sudah kalo gitu nyonya duduk saja biar bibi yang masak nanti kalo udah jadi nyonya tinggal cicipi rasanya." - Bibi soon.

Youra menggeleng,"Aku gak mau, aku mau masak bibi."

Dengan wajah imut nya bibi soon yang tidak bisa menolak keinginan youra Pun akhirnya pasrah menganggukkan kepalanya membiarkan majikannya ikut masak bersama nya.

"Bibi kok aku pengen makan sesuatu ya." - Youra.

"Memang nya nyonya ingin apa?! Bilang saja biar bibi buatkan."

"Hm aku pengen banget makan es cream coklat." - Youra.

"Baiklah biar bibi suruh pak Jajang untuk membelikannya untuk nyonya." - Bibi Soon.

"Ah bibi sebentar, selain es cream aku juga mau makan makanan yang pedas gitu bi." - Youra.

"Tapi kan tuan haruto melarang nyonya untuk makan yang pedas."

"Pokoknya aku mau es cream sama makanan yang pedas bibi! Aku gak mau tau aku mau itu pokok nya." Ujar youra keras kepala dengan nada sedikit manja membuat bibi soon mengerutkan keningnya melihat sikap majikannya ini.

"Baiklah, akan bibi buatkan sekarang." - Bibi soon.

Mendengar itu youra tersenyum lebar,"Yes terimakasih bibi soon."

Bibi soon hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan kepala segeralah bibi soon membuatkan makanan yang pedas tapi tidak terlalu pedas sedangkan pak Jajang pergi ke minimarket untuk membelikan es cream coklat pesanan youra.

"Bibi kapan haruto pulang?!." - Youra.

"Bibi kurang tau nyonya, coba saja nyonya telepon tanyakan kapan tuan pulang dari Jepang." - Bibi soon.

"Tidak mau." - Youra.

"Lho kenapa?!." - Bibi soon.

"Aku sedang malas menelponnya, kerja aja terus sedangkan aku di lupain." - Youra.

"Nyonya baik-baik saja kan?!." Ujar bibi soon yang makin merasa bingung dengan perubahan sikap majikan nya satu ini.

"Aku baik-baik saja kok, emang aku kelihatan gak baik-baik saja?!."

"Bukan seperti itu, tapi sikap nyonya sepertinya aneh sekali hari ini?!."

"Aku baik-baik saja mungkin perasaan bibi aja kali bilang aku aneh, sudahlah mana makanan milik ku aku lapar bi." Ujar youra dengan wajah imut nya.

Bibi soon yang mempunyai firasat baik itu pun tersenyum manis memandang wajah youra dan segeralah bibi soon menyiapkan ayam goreng pedas, tteokbokki, dan jjampong, youra yang melihat masakan itu di atas meja membulatkan matanya dengan tersenyum lebar seketika youra pun memakannya dengan lahap.

"Pelan-pelan nyonya anda bisa tersedak makanan nanti." Ujar bibi soon yang melihat youra begitu lahap memakannya.

"Maaf bibi aku benar-benar sangat lapar melihat makanan ini di meja padahal aku sudah makan bubur tapi perut ku ingin sekali makan pedas." Ujar youra yang sedang mengunyah makanan.

"Permisi, nyonya ini es cream coklat pesanan nyonya." - Pak Jajang.

"Ah Iyah makasih pak Jajang." - Youra.

"Sama-sama nyonya." Pak Jajang berdiri di sebelah bibi soon dengan memandang ke arah youra yang begitu lahap memakan makanan pedas itu.

"Bukankah tuan melarang nyonya untuk makan pedas?! Tapi kenapa kamu membuatkan makanan pedas?!." - Pak Jajang.

"Aku sudah melarangnya namun nyonya bersikeras untuk dibuatkan makanan pedas, seperti nya ini kemauan seseorang." Ujar bibi soon tersenyum manis menatap youra.

"Kemauan seseorang?! Maksudnya nyonya youra kerasukan hantu kelaparan gitu?!." - Pak Jajang.

"Yaa! Jaga bicaramu! Maksud aku itu seseorang yang berada di rahim nyonya youra sekarang." - Bibi soon.

"Nyonya Hamil!!." Teriak pak Jajang terkejut dan langsung di bekap mulut nya oleh bibi soon.

"Kalian kenapa?!." - Youra.

"Ah tidak ada apa-apa nyonya hehe, silahkan di lanjutkan makan nya jangan hiraukan kami berdua yang ada di sini." - Pak Jajang.

Youra mengangguk dan melanjutkan makannya sedangkan pak Jajang hanya tersenyum kecil sambil menggaruk tengkuk lehernya.

"Apa tuan haruto tau soal ini?!." Tanya pak Jajang pelan yang hanya terdengar oleh bibi soon.

"Tidak, tuan haruto belum tau bahkan nyonya youra juga belum tes pakai testpack tapi aku yakin kalo nyonya benar-benar hamil saat ini."

"Tunggu apalagi beritahukan saja kepada tuan haruto." - Pak Jajang.

"Aish, kau ini!! Kalo kita yang beritahukan tuan haruto nanti gak surprise jadi biarkan nyonya saja nanti yang memberitahukan kepada tuan haruto." - Bibi soon.

"Benar juga si, ya sudah kita harus tutup mulut saja dulu." - Pak Jajang.

Di sela-sela obrolannya youra sudah selesai memakan semua makanan yang di buatkan bibi soon tanpa tersisa bahkan dia sudah memakan es cream coklat pesanannya.

"Bibi! Pak Jajang! Aku boleh minta tolong gak?!." - Youra.

"Tentu saja boleh nyonya." - Bibi soon.

"Aku mau ke rumah mama mau ketemu Abang aku di sana ada sesuatu yang ingin aku lakukan, bisa kalian temani aku ke sana?!." - Youra.

"Boleh nyonya, kalo gitu biar saya siapkan mobil nya dulu." - Pak Jajang.

"Baiklah, aku ganti baju dulu." Ujar youra dan langsung berdiri berjalan ke kamar.

"Aigo aku lelah sekali padahal abis makan banyak." Ujar youra sambil berjalan ke atas mengusap-usap perut rata nya itu dan itu tidak lepas dari tatapan bibi soon dan pak Jajang.

"Sepertinya dugaan mu benar bibi soon." - Pak Jajang.

"Aku pernah merasakan nya jadi aku yakin kalau nyonya pasti sedang hamil." - Bibi soon.

"Sudahlah kita doakan saja semoga memang benar nyonya sedang hamil, sudah aku ingin menyiapkan mobil dulu." - Pak Jajang.

"Baiklah sana pergi." - Bibi soon.

Continue Reading

You'll Also Like

93.8K 8.3K 27
[SELESAI] Menikah muda karena wasiat kakek dan nenek itu adalah awal Yeonjun dan Chaera bertemu. Meski karena paksaan, mereka bahagia. Tetapi tentu s...
4.3K 427 33
Dosen yang meminta tolong pada siswa nya untuk menjadi pacarnya sehari dan di kenalkan ke orang tua nya
2.1K 60 4
Tiffani sangat mengidolakan Iqbaal Coboy Junior. tapi pengidolakannya tidak mendapatkan dukungan pihak keluarganya.dia dilarang membeli poster Boyban...
297K 26.2K 52
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.