Darling Of Mine

zonaniken द्वारा

62.5K 14.1K 3K

Baca aja अधिक

/1/ Masa Lalu Gala
/2/ Tentang Keysha
/3/ Buah Bibir
/4/ Pria Kesayangan
/5/ Cobaan Terberat
/6/ Terusik
/7/ Terjerat
/8/ Tidak Terduga
/9/ Tentang Rasa
/10/ Kegelisahan
/11/ Babak Baru
/12/ Mulai Menerima
/13/ Percobaan
/14/ Kalah dan Menang
/15/ Selamat Pagi
/17/ Secepatnya
/18/ Janji
/19/ Panik!
MAKANYA BACA

/16/ Yang Sebenarnya

4.2K 868 259
zonaniken द्वारा

Gue repost ya, pasti ada yg skip atau belum baca part ini 😝

Kalo langsung up next part keenakan lu tar ga ngevote wlek 😛

****

Gala menyukai Keysha ketika gadis itu berusia sebelas atau dua belas tahun. Masih begitu kecil dan muda, sehingga hal itu membuat Gala merasa ada yang salah dengan dirinya.

Bagaimana tidak, usia Gala 23 tahun saat itu,  seumuran dengan usia om Keysha yang juga dikenalnya. Gala sudah menyelesaikan pendidikan kuliah dan mulai bekerja sedangkan bocah itu baru memasuki fase seragam putih-biru.

Keysha, yang selama ini ia perlakukan seperti Nanda, perlahan-lahan mulai menyita seluruh dunianya. Dan berkali-kali pula Gala berusaha meyakinkan diri, bahwa ia hanya salah mengira. Perasaan itu... tidak pernah ada, tidak mungkin baginya untuk menyukai seorang gadis cilik yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Keysha pasti akan jijik kepadanya. Keysha akan menganggap pria itu memiliki kelainan seksual dan yang paling buruk... meninggalkannya.

Hari demi hari berlalu, Gala memutuskan untuk meminta bantuan kepada orang yang lebih mengerti tentang masalah yang sedang dihadapinya. Gala ingin kembali waras, dan tidak terus-terusan memikirkan gadis cilik yang bahkan belum tahu apa itu menstruasi.

Saran demi saran Gala terima, berbagai macam obat telah ia tenggak, sampai akhirnya kegelisahan lain berdatangan dan membuat dunia Gala semakin kacau.

Tidak ada yang tahu, apa yang telah dialami seorang Galawira Abimanyu pada saat itu. Gala mengubur masalah tersebut rapat-rapat karena baginya itu adalah aib yang memalukan.

Gangguan kecemasan pun tak terelakkan, bertahun-tahun mencoba membuang Keysha dari pikiran, tapi semua berakhir dengan kesia-diaan sampai akhirnya Gala memutuskan untuk membuka hati kepada wanita lain, yang sudah dewasa dan tepat baginya.

Namun, sayang. Tidak ada satu pun wanita yang berhasil membuka kunci di pintu hati Gala.

"Keysha!" panggil Gala ketika ia melihat gadis yang sejak tadi berlarian di pikirannya.

Keysha berlari, seperti melihat hantu setiap kali ia bertemu tatap dengan Gala. Bahkan, menyerahkan laporan ke ruangan pun, gadis itu menaruhnya secepat kilat lalu mengambil langkah seribu guna menghindarinya.

Apa... gadis itu jijik kepadanya?

****

Mugungwha kkoci pieot seumnida....

Suara alarm boneka Squid Game menyala di kepala Keysha ketika ia melihat Gala keluar dari ruangannya. Lalu apa yang harus dilakukan? Tentu saja bersembunyi!

Awas, ada om-om!

Keysha berteriak dalam hati sambil membungkuk di bawah meja kerjanya seperti maling yang takut ketahuan. Gimana nggak takut, gara-gara Gala, Keysha jadi santapan buas bagi para Ghibah Hunter di seluruh penjuru kantor.

Setelah skandal super panas yang tercipta beberapa saat yang lalu, kini setiap pasang mata di gedung itu menatap Keysha dengan pandangan berbeda.

Bahkan mau ke toilet saja, Keysha harus berjingkat dan menyelinap bagai tuyul agar tidak ketahuan dan tidak diinterogasi. Dirinya sudah menjadi topik hangat sekarang, terlebih bagi para emak-emak kantor. Wajar saja, siapa yang tidak terkejut melihat Si Anak Baru yang biasa dimarahi atasan itu malah kepergok berciuman dengan atasannya sendiri pagi-pagi buta.

Keysha menjulurkan leher ke atas, memastikan pria berbahaya bin ajaib itu sudah tidak ada di sana. Merasa situasi telah aman terkendali, Keysha baru bisa keluar dan bernapas lega.

Sekarang ia harus memutar otak agar dapat pergi ke kantin tanpa menarik banyak perhatian terutama dari pria aneh itu.

"Keys, makan di mana? Gue mau batagor Mang Dadang di belakang gedung nih, ikut nggak?"

Telinga kiri Keysha bergerak seperti kucing, lalu menatap David yang sedang memamerkan senyum pepsodent.

"Mending di sana aja sih, agak sepi soalnya. Kalau di foodcourt mah rame, lo jelas bakal ditanyain sama para ghibah hunter." David ketawa cengengesan. "Sama gue aman, Keys, nggak kepoan kok orangnya, paling positive thinking doang, gue anggap lo sama Boss Gal cuma berbagi keuwuan aja buat asupan mata kita-kita."

Bangke!

Keysha berdeham kecil, pura-pura stay cool padahal pengen koprol saking bingungnya. "Duluan aja, nanti gue nyusul. Masih tanggung nih kerjaan gue." Keysha berbohong, pura-pura fokus ke komputer, padahal sedang stalking akun perlambean.

"Oh, oke. Bawa santai aja, nggak usah panik," kata David lalu nyengir lagi sebelum berlalu pergi.

Setelah memastikan semua orang telah pergi, barulah Keysha beraksi. Mengeluarkan jurus mengambil langkah seribu tanpa suara, keluar ruangan seperti mata-mata di film Mission Impossible, merayap di dinding seperti ninja Hatori.

Dan, selamat. Keysha berhasil mencapai gerobak Mang Dadang dengan selamat....

Namun sial, ternyata om-om itu ada di sana juga!

Keysha berbalik cepat, siap mengambil langkah sambil mendengarkan suara alarm di kepala yang kembali berbunyi: mugungwha... kkoci... pieot seumnid

"Lho, Keys... ngapain bediri di sono? Sini woy!"

Dwarrr!! David bangsat!

Keysha memejamkan mata, berharap pria itu tidak melihatnya, tapi mustahil, karena suara berat-berat seksi itu kini menyapa telinganya, disertai sebuah sentuhan di lengan Keysha.

"Makan, saya sudah pesankan buat kamu. David bilang kamu mau batagor."

Hah, kapan Keysha ngomong gitu sama David?!

Keysha mendelik horor kepada cowok yang menjebaknya hari ini, David hanya meringis saja sambil menikmati batagornya.

Mau tidak mau, Keysha berjalan pasrah ke bangku panjang Mang Dadang, duduk menghadap David yang dibatasi meja, dan Gala duduk di sampingnya.

"Makasih ya, Boss, traktirannya. Nambah lagi boleh, kan, hehe...." David cengengesan saja dan memenuhi tempat itu dengan suara kerupuk Bandung.

"Boleh."

Lalu tidak lama kemudian Tika, Tiara dan Ibram nongol juga. "Boss, kita makan di sini juga ya, nasi soto warung Bang Jamal tutup. Apes banget kita," kata Ibram. "Eh, ada Keysha juga."

Nggak usah basa-basi busuk, langsung aja interogasi gue sekarang! Keysha berteriak melalui tatapan matanya.

"Udah lama nggak makan bareng sama Boss Gal." Tika ikut bersuara dan mengambil tempat di samping David. Mereka berempat duduk menghadap Gala dan Keysha, seolah ingin mencari kursi terbaik agar bisa menonton langsung interaksi dua orang pencipta skandal pagi ini. "Biasanya tiap makan siang pergi mulu sama bos-bos besar dan tetua kantor. Iya nggak, guys?"

"Bener banget."

Keysha diam saja, membiarkan teman-teman satu divisinya ribut berbicara ngalor ngidul sambil menunggu pesanan mereka dibuat.

Dan di antara keributan itu, Gala tiba-tiba bersuara. "Mama nyariin kamu tuh."

Keysha terbatuk.

David, Tika, Tiara, dan Ibram serentak mengeratkan pegangan di sendok mereka, memasang telinga dan mata waspada seolah tidak mau melewatkan satu momen sedikit pun.

"Pelan-pelan makannya," kata pria itu sambil mengusap punggung Keysha, tapi ia terlihat cuek saja dengan empat pasang bola mata yang hampir lepas di depan sana. "Mama bilang udah lama nggak ngobrol sama kamu. Kangen, katanya."

Sekarang Keysha mendelik kepada pria itu dengan tatapan seolah berbicara: Om, bisa diem dulu nggak?!

"Nanti mampir, ya. Mama bikin sate maranggi kesukaan kamu," ucap Gala lagi.

Keempat orang di depan sudah seperti cacing kepanasan, saling menendang kaki di bawah meja seolah sepatu mereka bisa berbicara.

"Aduh," keluh Keysha yang tidak sengaja terinjak sepatu David.

"Sorry, Keys...." David berujar lirih, memancing kerutan di kening Gala.

"Kalian kenapa?" tanya pria itu. Ekspresinya sudah berubah nggak seramah tadi dan bikin David panik sendiri.

"E-enggak kenapa-napa, Boss. Sumpah, nggak sengaja itu tadi, saya nggak ada maksud nganuin Keysha. Serius." David panik sendiri, takut potong gaji.

Gala melengos saja, lalu melihat batagor di piring Keysha yang hampir habis. "Aku bayar dulu," katanya lantas beranjak mendekati Mang Dadang. "Berapa, Mang? Sekalian hitung punya anak-anak juga."

Merasa lebih bebas, Tika mencolek punggung tangan Keysha. "Lo wajib cerita habis ini," bisik Tika dengan gerakan mulutnya.

****

"Nggak ada apa-apa, Tik. Gue juga nggak ngerti kenapa dia jadi aneh kayak gitu."

Tika dan Tiara menginterogasi Keysha di pantry, yang kedua kalinya setelah insiden tadi pagi.

"Tapi elo udah kenal sama mamahnya Boss Gal, nggak mungkin nggak ada hubungan, kan? Ish, jujur nggak lo? Gue berasa konyol tau nggak caper ke Boss Gal mulu dan ngomongin dia di depan elo." Tika ngomel-ngomel dengan kedua tangan di pinggang.

"Kita cuma tetanggaan," kata Keysha. "Satu komplek, dan gue sering ke rumah dia pas masih kecil. Udah, itu aja," kata Keysha tidak mau kebanyakan mengumbar kehidupan pribadinya.

"Dan kalian ciuman tadi." Tiara menyenggol siku Keysha. "Nggak pa-pa juga kali Keys kalau lo emang ada sesuatu sama si Boss. Kita nggak akan protes, paling iri sedikit. Ya nggak, Tik?"

Tika mengangguk cepat. "Mau itu bener apa enggak, gosip udah tersebar ke seluruh penjuru kantor." Tika menunjuk dada Keysha. "Kalau gue jadi elo, gue bakal kibas rambut di depan semua orang terutama cewek-cewek, sambil catwalk ala-ala top model karena udah berhasil meluluhkan hatinya Boss Gal."

Keysha meringis, membayangkan dirinya melakukan itu.

"Sekarang gue paham, kenapa Boss Gal berubah aneh banget sejak Keysha masuk kantor ini," ucap Tiara. "Ternyata memang udah kenal lama, pantes aja dia jadiin elo sasaran empuk. Modus juga tuh kayaknya, makanya dia betah lama-lama ngomelin lo di dalam." Tiara cekikikan sendiri.

"Dan gue malah makin curiga. Jangan-jangan... selama ini lo nggak cuman dimarahin doang di ruangan si Boss...?"

"Jangan mikir aneh-aneh, deh. Dia beneran ngomelin gue tauk."

"Ah, masa? Kali aja kayak di cerita-cerita orens itu, ruangannya dikunci terus... ehem-ehem deh tuh berdua, aw!"

"Nggak ada, Tik!"

"Ciyeee... merah tuh mukanya, Ra. Lo liat nggak?"

"Liat dong, kan gue punya mata."

***

Mas Gal:
Jangan lari lagi, kita pulang bareng.

Sebuah chat masuk kepada Keysha. Gadis itu menatap gamang pintu ruangan Gala dan bingung ingin membalas apa. Berkali-kali ia hapus setiap kalimat yang sudah ia ketik, sampai pesan pria itu kembali masuk lagi.

Mas Gal:
Kita harus ngomong.

Keysha:
Ngomong apa?

Mas Gal ga perlu jelasin

Key ngerti kok yg tdi itu cuma becanda

Oh, sama yg td pagi juga, gausah dipikirin. Key maklum kok, pasti mas kebawa suasana aja kan.

Keysha mengembuskan napas kasar lalu dengan cepat merapikan meja kerjanya, ia harus segera pergi sebelum pria itu sempat membalas pesan yang baru ia kirim.

Persetan lah pulang duluan sebelum atasan. Ini darurat, masalah hati. Nggak ada yang tanggung jawab kalau sampai Keysha baper lagi.

"Keysha!"

Oh, no. Jangan lihat ke belakang, Key!

Keysha cepat-cepat masuk ke dalam lift, untung pintu segera tertutup sebelum Gala sempat masuk. Berlari di lobby seperti kriminal, Keysha tidak memedulikan tatapan heran dari karyawan lain di gedung itu.

Tujuannya sekarang parkiran, nyalakan motor lalu tancap gas sebelum ditangkap Gala.

Namun karena saking paniknya, tangan Keysha gemetaran dan gagal memasukkan kunci motornya.

"Kamu mau nyetir dalam keadaan kayak gini?"

Pria itu tahu-tahu sudah ada di sana, merampas kunci motor Keysha. "Pulang sama aku, Keysha. Biar motornya diantar Pak Rudi nanti."

"A-aku... aku bisa pulang sendiri. Aku nggak pa-pa, iya... aku mau pulang." Keysha kelabakan sendiri karena otaknya mendadak tidak berfungsi.

Pria itu membawa dampak buruk kepada jantungnya, jadi Keysha harus menghindari Gala sebisa mungkin.

"Kamu gemetaran, kamu panik. Nggak akan fokus nyetir dan malah membahayakan diri kamu sendiri juga orang lain." Gala menyentuh kedua bahu Keysha, menunduk untuk melihat hazel itu. "Sama aku, ya? Aku nggak bohong tadi siang, Mama memang kangen sama kamu dan udah masak banyak buat kita."

Kening Keysha mengerut, dengan bodohnya lupa kalau ia harus berlari menghindari Gala. Gadis itu malah bertanya. "Banyak makanan?"

Gala mengangguk tersenyum. "Mampir, ya? Biar Mama nggak sedih."

"Ada acara apa kok Tante Mawar masak banyak?"

Pria itu merangkum kedua pipi Keysha, mengirimkan kehangatan yang tak seberapa karena angin senja yang lumayan dingin. "Nggak ada acara apa-apa, Mama hanya ingin memanjakan calon mantunya."

****

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

860K 74.8K 56
Shana begitu ia akrab disapa. Si paling advokasi begitu julukannya. Bagaimana tidak, ini tahun keduanya menjabat sebagai staff bidang Advokasi di Him...
481K 42K 53
[COMPLETED] Beleaguered : Terkepung Meisya seorang jomlo menaun yang sedang dilanda kebingungan dengan perubahan hidupnya akhir-akhir ini. Dia mendap...
156K 8.9K 53
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
1.2M 65.9K 58
Takdir itu emang kocak. Perasaan cerita tentang perjodohan itu hanya ada di film atau novel, tapi sekarang apa? Cecilia Janelle terjebak dalam sebuah...