Because They ( Tidak Dilanjut...

By btsyd_937

17.1K 2.1K 404

Asma Qanita Humaira, gadis manis yang akan menceritakan sedikit kisah hidupnya di Negara Korea, tempat 7 pang... More

Prolog ✨
Who I'm?
Bimbang
Antara pulang dan bertahan
Keputusan Akhir
La Tahzan
Inikah Takdir-Mu?
Mulai menjalaninya
Antara Sebal dan Sabar
Hati yang patah kembali
kabar mengejutkan dari leya
Antara Aku Dan Yeon Soo
Dibalik sebuah keputusan
Kehidupan Baru
Cobaan Sang Arsy
Akan Adakah Masalah Baru?
Leya Story
Menahan atau Ikhlaskan?
Keadaan
Rapuh
Akan Terjadi Sesuatu
Terbongkar
Penyesalan
Benci Dan Cinta
Satu Masalah Selesai
Dua Kata Mengubah Segalanya
Idol Dan Fans atau Managernya?
Bukan Akhir
Sisi Lain Asma
Sisi Lain Asma: Sihir Ajaib
Sisi Lain Asma:Daya Tarik
Sisi Lain Asma: Ternyata dia lucu
Sisi Lain Asma: Tulus
Sisi Lain Asma: Elegan
Sisi Lain Asma: Ramah
Sisi Lain Asma: Tetap seperti itu
Bisikan Rasa Khawatir
Romansa cinta
Bersama Pencipta Semesta

Jangan Ragu

219 34 8
By btsyd_937

Assalamualaikum

💜💜💜

"Terima kasih, Ya Rabb, telah
Kau jatuhkan pilihanku pada keputusan pilihan-Mu yang tepat."

°°°
Perlahan aku membuka mata, rasa nyeri terasa di bagian kiri tubuhku. Rasanya tidak bisa di gerakkan. Setelah sadar aku melihat sekeliling, siluet beberapa orang tampak di pandanganku yang terlihat samar.

"Nak...."

Aku mendengar suara Halmeoni memanggil. Setelah pandanganku jelas, benar aku melihat Halmeoni bersama Daehyun dan Yeonsoo.

"Kamu sudah sadar, sayang?" tanya Halmeoni mendekat dan mengelus kepalaku, "Syukurlah...."

Ingatanku tertarik pada kejadian tadi pagi saat aku mengantarkan sarapan untuk BTS di tengah derasnya hujan, sesuatu menabrakku dan aku terpelanting ke aspal. Astaghfirullah...

Teringat BTS, mataku bergerak ke sana ke sini mencari sosok itu.

"Kamu mencari Bangtan, Asma?" tanya Daehyun, sepertinya ia mengerti aku tengah mencari BTS. Aku mengangguk menjawabnya.

"Bangtan sedang berada di agensi, Asma. Mereka lembur bekerja biar besok bisa ambil cuti," sahut Yeonsoo.

"Ambil cuti?" tanyaku heran.

"Ya, kata mereka supaya bisa nemenin kamu,"jawabnya.

Mendengar itu aku semakin yakin bahwa ada sesuatu dengan BTS, dari serentetan kejadian aku bersama mereka aku menyimpulkan BTS mulai menerimaku? Aku tidak tahu pasti, tetapi rasanya melegakan.

Semua ini sudah berjalan hampir dua bulan, secepat itukah BTS berubah? Aku takut dia hanya menarik ulur hatiku seperti yang sudah-sudah. Aku tidak berharap lebih, semua aku pasrahkan kepada Ilahi Rabbi.

BTS sangat bersi keras untuk menjadikan Yeonsoo manager sementara, tidak mungkin hanya dengan beberapa kali bersamaku dia melupakan hal itu begitu saja. Aku jadi semakin ragu dengan kesimpulan yang aku buat. Oh, Allah, tunjukan jalan-Mu menuju keridhoan atas semua ini.

Aku tertidur setelah mendapat suntikan antinyeri dan terbangun sekitar jam sembilan malam, aku melaksanakan shalat isya di tempat tidur rumah sakit, meski hanya jariku yang bergerak mewakili tangan kiri ku yang dibalut bidai. Setelah melaksanakan shalat, aku mengedarkan pandanganku, sepertinya Halmeoni, Daehyun,  Yeonsoo dan yang lainya sudah pulang. Sebelum aku tertidur tadi, aku sempat melihat ada para manager Oppa, jika tidak salah aku melihat Sejin Oppa juga. Entah apa yang mereka bicarakan, aku lupa, pengaruh obat sudah merasuki saraf sadar ku, setengah sadar aku mendengar ocehan mereka.

Dan sekarang aku sendirian. Seharian ini aku tidak melihat BTS sama sekali, rasanya aku rindu ingin bertemu mereka, karena dengan melihat wajahnya saja aku merasa tenang dan merasa baik-baik saja. Mungkin mereka tidak akan menemui aku malam ini.

Tidak lama setelahnya rasa kantuk lagi-lagi datang menyerang ku, entah obat apa yang dokter berikan, efeknya membuat mataku berat. Dan akhirnya aku tertidur.

Samar-samar aku mendengar beberapa suara sedang berbicara, namun yang menjadi fokus pendengaran ku adalah ada nyanyian-nyanyian kecil, masih enggan membuka mata, aku menikmati suara itu dalam diam. Suaranya terdengar jelas dan begitu menenangkan, aku tahu suara siapa ini, seorang yang menjadikan aku seorang Army, dia maknae grup BTS. Oh, Allah, aku merasa sangat bahagia saat ini. Setelah apa yang terjadi padaku, Engkau membalasnya dengan setimpal atas kesabaran ku selama ini, kau membalasnya dengan kebahagiaan ini. Terimakasih, Ya Rabb.

Perlahan aku membuka mata, pandangan pertama ku saat ini adalah melihat BTS yang sedang duduk di sofa samping bed ku. Pemandangan yang sangat indah, aku bersyukur dipertemukan dengan tujuh laki-laki di sampingku saat ini.

"Bangtan...," Ucapku lirih. Mereka menoleh bersama dan tersenyum.

"Sudah bangun, ya?" tanya j-hope lembut, "apa yang kamu rasakan sekarang?"

j-hope mendekat dan menyentuh kepalaku.

Aku merasa ada kupu-kupu terbang menyeruak dalam perutku, seketika jantungku berpacu dengan cepat karena perlakuannya. Sekejap rasa sakit yang aku rasakan dibahu kiriku lenyap.

"Kalian sudah makan?"
Aku menanyai mereka tanpa menjawab pertanyaan j-hope.

"Noona yang sakit, kenapa jadi Noona yang menanyai kita sudah makan atau belum...."

Jungkook terkekeh, "sudah, kita sudah makan tadi," jawabnya sambil tersenyum.

"Apa aku boleh menanyai kalian sesuatu?"

Inilah saatnya untuk memperjelas semuanya. Bismillah, semoga Allah melancarkan semua dan mencegah sesuatu yang buruk terjadi.

"Ya, silahkan." jawab RM.

Aku terdiam sesaat, menata beberapa kata yang akan aku lontarkan kepada BTS. Aku takut kalimatku akan membuatnya salah paham. Rasa deg-degan tak terkendali terasa dibalik dada, kembang kempis napasku mencoba untuk teratur. Aku gugup, aku juga takut jika hasilnya lagi-lagi membuatku merasakan sakit hati.

"Serentetan kejadian akhir-akhir ini membuatku bingung," ucapku permulaan.

"Bingung kenapa?" ucap RM.

Aku sempat menggigit bibir, rasanya aku benar-benar tak sanggup mengatakannya. Aku takut membuat mereka salah paham.

"Aku merasa kalian ada yang berbeda," ucapku ragu.

Oh tidak. Mereka malah memperpendek jarak antara kami. Mereka berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekat ke arah bed-ku, rasanya jantungku jatuh ke diafragma, aku kesulitan menyelaraskan deru jantungku.

"Beda gimana?" kini giliran Suga yang bertanya dengan tatapan mata yang membuatku tak berani balik menatapnya.

"Soal... Seunggi...."

"Ya, aku memang cemburu,"

"Aku cemburu,"

Sela Suga dan jimin secara bersamaan dan langsung membuat jantungku terdengar keras, aku sampai bisa mendengarnya.

"Soal... Di kursi panjang dekat ruangan PD-nim...."

"Ya, aku ingin melihat Ama Noona apa adanya tanpa di tutup-tutupi." sela Jungkook.

"Soal di tangga dorm, aku akui aku salah tingkah saat melihatmu," ucap RM.

"Soal diruang ganti, aku benar-benar sangat mengagumi mu yang tahu banyak akan anak kecil," ucap Jin menimpali.

"Dan, aku baru tahu jika kau ternyata sangat lucu saat aku melihat mu berada di cafe waktu itu," ucap j-hope.

Aku menarik napas panjang. Aku tidak ingin tiba-tiba kena heart attack. Demi Allah, rasanya campur aduk.

"Soal... di mobil depan pintu gerbang dorm, V ingin bilang apa?"

"Kamu ingin tahu?" jawabnya.

Aku mengangguk pelan.

Sekian menit kami diselimuti kesunyian, aku malu untuk memulai pembicaraan. Aku hanya bisa menunggu, menunggu mereka berbicara terlebih dahulu, terutama V.

"Aku yakin sih, jika member lain juga ingin mengatakan hal yang sama,"

Aku mengernyitkan dahi lalu aku memberanikan diri untuk menatap wajah V meski sedikit ragu dan takut.

"Jauh sebelum kamu di tawari pekerjaan untuk menjadi manager pengganti, kami sudah tahu kamu terlebih dahulu, Ama."

Aku terkejut, sempat membelalakkan mata karena saking terkejutnya. Kini aku menatap mereka tanpa ragu dan ingin mendengar kalimat selanjutnya.

Kemudian mereka menceritakan semuanya, mereka pernah melihatku di SNU. Saat SNU sedang ada event tahunan, BTS melihat secara online. Mereka melihat aku yang saat itu membacakan sebuah puisi bersama dua orang temanku yang lain, untuk mewakili kelas kami. Saat mereka mulai lupa akan aku, secara tiba-tiba aku datang untuk menjadi manager pengganti Sejin Oppa, di saat yang sama mereka sudah memilih Yeon Soo. Aku memaklumi karena mereka lebih memilih dan percaya akan orang yang mereka kenal lama dari pada orang asing. Kemarahannya saat mengetahui aku yang ternyata seorang Army adalah karena mereka terlambat menyadarinya. Mereka tak menyadari saat aku membaca puisi, aku menggunakan gelang ungu yang mempunyai logo BTS kecil. Sama dengan gelang yang ditemukan Jungkook di ruang latihan.

Semua penjelasannya menjawab pertanyaanku selama ini dan akhirnya aku menemukan jawaban atas pertanyaan yang sempat membuatku tidak tenang dan ragu untuk menerima pekerjaan ini.

Setelah menjelaskan itu semua, mereka menghembuskan napas panjang, "Ah, melegakan sekali." ucap Jin.

Aku masih tidak bereaksi, aku diam melihat BTS bercerita, melihat mereka tersenyum, tertawa, dan menghembuskan napas mereka lega.

"Jadi?" ucap V.

"Apanya yang jadi?"

Ah, aku merasa bingung dengan sikapnya.

Sreett!

Aku sedikit terlonjak saat secara tiba-tiba tangan Jimin menggenggam tanganku yang masih tertutup selimut.

"Sepertinya kami semua menerimamu, seutuhnya." ucapnya dengan member lain yang tersenyum lebar.

Boom! Rasanya aku ingin berteriak. Mungkin terkesan lebay namun, Masya Allah aku bahagia. Aku tidak peduli lagi bagaimana pipiku yang sedari tadi sudah memerah menjadi semakin memerah. Rasanya kupu-kupu terbang menari-nari diperutku, perasaanku langsung menghangat. Oh, Allah, terimakasih atas hadiah indah ini, hadiah dari perjuanganku bersabar menghadapi semuanya disini, sampai akhirnya BTS membalas perasaanku. Jika tiada Engkau, rasanya aku bukan apa-apa.

"Bagaimana dengan Yeonsoo?"

Pertanyaanku mungkin membuat mereka terkejut jika dilihat dari alis sebagian dari mereka yang terangkat.

"Yeonsoo?"kata Suga, "dia sudah memilih pilihannya sekarang. Kalau itu kemauannya, kami bisa apa?" lanjutnya.

"Katanya kalian tidak mau denganku, titik. Hanya Yeonsoo."

"Jika seharusnya kamu yang menjadi manager kami, untuk apa kami terus berharap Yeonsoo yang menggantikan Sejin Hyung? Sedangkan Yeonsoo sekarang sudah nyaman dengan pekerjaannya saat ini, dan kami juga sudah mulai menerima semuanya, termasuk kamu. Kami tak akan melakukan kesalahan yang sama, kami...di dini...  Akan tetap bersamamu...." ucap Jin.

"Jangan pernah ragu...," lanjut RM sambil tersenyum hangat.

Aku merasa terbang, sungguh. Ku ucapkan rasa syukur yang tiada tara. Kalimat Hamdalah menggema rasanya di dada. Sungguh, Allah Maha Segalanya mampu mengubah hati manusia semudah itu. Masya Allah, rasanya tidak bisa lagi di urai dengan kata-kata.

"Noona istirahatlah, kau harus sembuh agar bisa menjadi manager kami lagi," celtuk Jungkook diakhiri dengan kekehan kecil.

Aku dan yang lain ikut tertawa kecil mendengarnya,
"Ah, baiklah. Aku harus sembuh agar bisa bekerja lagi."

"Ama."

"Iya?"

"Ingat! Kami menerimamu bukan hanya untuk urusan pekerjaan saja. Kami menerima mu seutuhnya berarti kami, mencintaimu, menyayangimu, dan menerimamu sebagai teman, saudara, dan juga army tentunya." Ucap j-hope.

Aku langsung tersenyum lebar, "terimakasih, Alhamdulillah...."

Maha Besar Allah telah menunjukkan keadilan-Nya. Tiada habis rasanya ucapan syukur untuk berterimakasih kasih kepada-Nya.

Hari ini begitu lengkap kebahagiaanku. Aku tidak bisa berhenti berucap syukur kepada Allah Azza Wa Jalla. Sungguh, Allah Maha Adil.

"Tapi kami tidak tahu juga sih jika diantara kami mencintaimu lebih dari itu," ucap V tiba-tiba.

Semuanya tertawa, aku ikut tertawa. V bercanda, hanya bercanda.

°°°

Maaf banget baru update,
Aku nggak ngeh ternyata udah nggak up selama dua Minggu lebih.
Makasih banget buat yang udah ngingetin 🙏
Maaf nunggu lama all.

Continue Reading

You'll Also Like

225K 3.5K 12
suka suka saya.
206K 2.6K 14
⚠homophobic skip aja ini lapak markhyuck⚠
640K 52.3K 49
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...
1.3M 9.3K 18
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...