ALGRAFI

By queenliiiiiii

32.8M 2.6M 1.1M

[SEGERA DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa... More

Prolog
ALGRAFI 01
ALGRAFI 02
ALGRAFI 03
ALGRAFI 04
ALGRAFI 05
ALGRAFI 06
ALGRAFI 07
ALGRAFI 08
ALGRAFI 09
ALGRAFI 10
ALGRAFI 11
ALGRAFI 12
ALGRAFI 13
ALGRAFI 14
ALGRAFI 15
ALGRAFI 16
ALGRAFI 17
ALGRAFI 18
ALGRAFI 19
ALGRAFI 20
ALGRAFI 21
ALGRAFI 22
ALGRAFI 23
ALGRAFI 24
ALGRAFI 25
ALGRAFI 26
ALGRAFI 27
ALGRAFI 28
ALGRAFI 29
ALGRAFI 30
ALGRAFI 31
ALGRAFI 32
ALGRAFI 33
ALGRAFI 34
ALGRAFI 35
ALGRAFI 36
ALGRAFI 43
ALGRAFI 47
ALGRAFI 48
ALGRAFI 49
ALGRAFI 50
ALGRAFI 51
ALGRAFI 52
53 : Hidup dan Mati
55 : PACAR
56 : TANDA-TANDA
57 : BUKAN
58 : MENUJU
59 : ?
60 : I Love You
61 : Masih
62 : AWAL!!!?
Algra Naya Chat + Info
VOTE COVER & GIVEAWAY
63 : Kuburan
64 : Babak Baru
65 : Wajarkah?
66 : Bagaimana-
67 : Pisah/Jangan?
68 : Menyesal?
69 : Akhir Bahagia
PO + CERITA BARU
EXTRA PART
MAU GAK?
Epilog
Extra Chapter Books
Kenangan
ALGRAFI SEASON 2
ALGRAFI FILM 🎬

54 : Empeng

296K 29.8K 13.8K
By queenliiiiiii

Chapter 54 : Empeng

Hai 👋🏻

....

A L G R A F I  5 4

.
.
.

VOTE DULU ❤️

.
.
.

Komen satu emot terakhir disini....

Berapa persen baterai hp kamu?

Sehat kan?

.
.
.

BERI AWAN ☁️

13K+ VOTE & 15K+ KOMEN

.
.
.

OKE, MAKASIH.

SELAMAT MEMBACA 🐑

....

•••

Kini, Naya tengah terbaring lemah di tempat tidur apartemen. Tadi ia sudah dibawa pulang oleh Algra atas izin dokter. Sesuai prediksi, katanya Naya akan bangun setelah 30 menit tertidur.

"Andai gue nggak ikut ke lokasi turnamen itu, pasti ini nggak akan kejadian." Sentuhan demi sentuhan menemani tidur Naya siang ini, asalnya dari Algra.

"Gue juga heran, kenapa mereka senekat itu, apa gara-gara gue kelewat ganteng ya?" bicaranya sedikit terkikik, namun kembali berubah kala mengingat Grey dan Leora, si pemicu kesengsaraan Naya hari ini.

Algra melihat arlojinya, agar lebih meyakinkan ia juga melirik jam dinding untuk memastikan waktu. Dan saat ini sudah pukul 14.55 WIB. Seharusnya Naya sudah bangun.

"Hey bangun, udah 30 menit lebih. Jangan nge-prank karena mager kaya waktu itu ya." Cowok itu menepuk pelan pipi wanitanya.

Tidak lama setelahnya, perlahan mata perempuan itu melirik apa saja yang ditangkap oleh netra-nya. Awalnya ia kelihatan bingung, seperti orang linglung. Untung saja Algra ada disitu sehingga kebingungannya cepat berakhir.

"Ma," lirih Naya. Kali ini lumayan tenang, tidak seperti tadi ketika di UKS.

"Udah bangun ya?" Algra naik ke sisi ranjang, mengelus puncak kepalanya lembut.

"Algra?"

Cowok yang masih berseragam sekolah itu mengambil tangan Naya dan menempatkannya di dada. "Iya sayang, ini Algra."

"Gra, takut." Naya mengeratkan genggamannya pada tangan Algra. Dibantu Algra, ia mencapai posisi duduk.

Tanpa bicara lagi, perempuan berinisial NZD itu memeluk suaminya erat.

"Grey sama Leora, Gra...."

"Iya, gue udah tau, gue janji nggak akan biarin mereka nyakitin lo lagi."

Di balik pelukan itu Naya menggigiti bibir bawahnya, terlebih saat mengingat bagaimana dua cewek itu mendorongnya ke danau dan membuatnya sulit bernapas karena tidak bisa berenang.

"Jangan digigit." Algra langsung memasukkan jarinya ke mulut Naya ketika sadar bibir istrinya mengeluarkan darah.

Untung Algra segera mengetahui sehingga bibirnya tak bertambah luka. Sebagai gantinya, jari telunjuknya yang digigiti oleh Naya. Tak apa, daripada wanitanya yang merasakan pedih, lebih baik dirinya.

"Kita ke rumah sakit ya." Sudah lima menit lebih Naya tidak berhenti menggigit. Algra pun mulai merasakan jarinya pedih lantaran berdarah.

Tanpa menunggu jawaban dari Naya, Algra menggendong Naya untuk membawanya ke rumah sakit.

Cowok berinisial AZD itu berlari menuruni tangga. Sebelum ke mobil, ia berinisiatif mengambil empeng dot milik si kembar yang ketinggalan di apartemen.

"Gue bukan anak kecil." Naya membuang empeng yang baru saja diletakkan di mulutnya oleh Algra.

Algra memungut empeng yang jatuh dan meletakkan lagi di mulut Naya. "Nurut, Nay!"

Tidak ada sangkalan kali ini, lagipula Naya juga sadar telah menyakiti bibirnya sedari tadi.

"Nan, bantu gue." Sampai di ruang TV, Algra melempar kunci mobilnya. "Lo nyetir."

Tanpa ba-bi-bu, Fannan menyanggupi. Aksa memutuskan untuk ikut, sementara Aka dan Dhafi tetap di apartemen.

Di perjalanan ke rumah sakit, Naya kembali tertidur, mungkin saja karena efek obat tidur itu masih bekerja.

"Lucu banget, udah gede masih ngempeng." Algra tersenyum, sempat-sempatnya ia berujar seperti itu. Memang dasar sengklek dari lahir.

Sebenarnya sih Naya tidak tidur. Kabar baiknya, keadaannya saat ini sudah jauh lebih baik. Ia sudah bisa tenang dan mengontrol dirinya. Soal empeng yang belum dilepas, ah itu karena mager saja. Lagian enak sensasinya, empuk-empuk gimana gitu, kata Naya.

"Nikmat banget kayaknya, jadi pengen ngempeng juga," lirih Algra sekali lagi sambil memikirkan sesuatu bertekstur lembut yang amat ia sukai. 

Naya mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Algra barusan. Si perempuan membuka matanya dan melepas empeng itu.

"Loh, kok dilepas."

"Katanya lo mau ngempeng juga." Naya menyodorkan benda kenyal itu pada suaminya.

Mendengar sedikit keributan, Aksa menoleh ke belakang. "Anjir mirip oppai," ceplosnya dibalas pelototan dari Algra.

Atensi Algra beralih kembali ke Naya, melihatnya yang sudah lebih tenang dan tidak lagi menggigit bibirnya, Algra ikut tenang. Lebih baik uwu-uwuan dulu. Soal rumah sakit, mungkin nanti cek kehamilan saja.

"Nggak jadi?" ulang Naya, masih menyodorkan empeng itu.

"Gue udah gede, masa iya ngemut empeng bayi." Mulai, muka cowok bermarga Danadyaksa itu cosplay seperti emoticon bulan gosong. 

"Lebih enak ngemut—" Kalimat Algra terpotong menyadari ada Fannan dan Aksa di kursi depan.

"Ekhm, ngemut apa Bang?" sahut Aksa. 

"Ngemut sabun batangan," jawab Algra asal. Sengklek-sengklek begini Algra masih punya rasa malu. Kemesraan tingkat lanjut bukan konsumsi publik. Itu privasi. 

"Beneran udah baikan? Sekarang apa yang lo rasain? Dadanya sesek? Kakinya sakit? Atau kepalanya pusing?" todong Algra dengan pertanyaan bertubi.

"Nggak kok, gue udah gapapa," jawab Naya. Kesadarannya sudah balik sepenuhnya. Trauma itu perlahan hilang karena ia yakin kalau banyak orang yang akan menjaganya setelah ini.

"Kita mau kemana?" Naya bertanya setelah 3 menit rumpang tanpa percakapan.

"Ke rumah sakit Nay," sahut Fannan.

Naya melirik Algra. "Gue udah gapapa, pulang aja."

"Lo emang udah gapapa, tapi anak kita?"

Tangan Naya refleks mengusap perutnya. "Oh iya, gue lupa ada bayi disini." Ia menunduk seraya tersenyum tipis.

"Bisa-bisanya benih unggul gue dilupain." Algra terkikik, lupa kalau tadi sempat melewati keadaan yang cukup emergency.

Ada-ada saja memang kelakuannya. Makin kesini, makin ke sana kalau kata netizen.

_ALGRAFI_

"Gimana dok, calon bayi saya baik-baik aja kan?" Algra menatap layar monitor yang menampilkan foto abstrak berwarna hitam, putih, silver.

Dari tadi cowok itu sangat antusias dengan proses USG yang dijalani Naya. Yang memaksa Naya agar mau di USG pun Algra. Katanya, ia ingin tau nyaman tidaknya si benih unggul di dalam sana.

Mata Algra yang minus membuatnya menyipit untuk melihat monitor itu. "Kok bayinya buyar-buyar ya dok?" tanyanya. "Bentuknya juga nggak kaya berudu."

"Usia kandungannya masih 1 bulan 16 hari, makanya belum terlalu kelihatan bentuknya," kata dokter tak menghiraukan kosakata berudu yang dipakai Papa muda itu. Kalau yang di UKS tadi dokter setengah baya, yang ini beda, dia masih muda dan cantik. 

"Oh." Algra manggut-manggut. "Terus gimana kondisinya sekarang? Nggak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan kan?"

"Alhamdulillah tidak, hanya saja calon ibu harus banyak-banyak istirahat dan makan makanan yang bergizi," terang dokter yang diketahui bernama Soniya itu. "Oh iya satu lagi, kalau ibu hamil sering berubah-ubah mood-nya, tolong dimaklumi. Intinya jangan sampai Anda melawan dan berakhir si calon ibu stress."

Sambil mengangguk-angguk, cowok yang masih berseragam Prada Maja itu mendekati monitor. "Ngomong-ngomong bayi saya ini ada 3 kan ya?" tanyanya percaya diri. 

Sementara Algra berbincang dengan dokter kandungan, Naya sibuk menatap potret USG bayinya sembari tersenyum hangat. Rasa-rasanya ingin sekali kalau bayi itu lahir sekarang juga.

"Dok, USG nya bisa di cetak kan?" Setelah sekian lama diam, Naya bertanya memastikan.

"Tentu bisa, saya proses dulu ya." Dokter itu menyingkirkan alat yang ditempelkan di perut Naya lalu mengotak-atik sesuatu. 

Naya bangun dibantu Algra, duduk di sana sembari menunggu dokter.

Dari posisi berdirinya, Algra menunduk dan berbisik, "Nay, udah sebulan."

"Iya tau, calon bayi kita udah satu bulan 16 hari."

"Aish, bukan."

"Terus apa?"

"Sunnah." Cowok itu senyum tipis seraya mencolek dagu Naya sebagai isyarat.

Naya yang mood-nya memang sedang tak menentu membalas ucapan Algra dengan muka masamnya. "Sunnah apa? Ngomong tuh yang jelas!"

"Oke, nanti malem gue perjelas," putus Algra, langsung mengganti senyumnya dengan senyum miring mencurigakan.

"Kan, gaje!"

Menyudahi keributan kecil yang kata Naya gak jelas, sekarang pasutri itu tengah antusias mendengar wejangan dokter tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

"Dok."

"Iya, kenapa?"

Naya menggaruk pelipisnya, bingung mau bertanya dengan kalimat seperti apa. "Anu dok, kalo hamil gak boleh kan?" tanyanya lantaran mengingat kata-kata Algra soal Sunnah tadi.

"Tidak boleh apa ya?" Menyebalkan, bukannya paham, si dokter malah balik bertanya.

"Di coblos."

Kosakata yang digunakan Naya sontak membuat dokter itu menerbitkan senyum yang susah diartikan. "Trimester pertama masih rawan, sebaiknya suami harus sabar dulu."

"Asal pelan sih nggak masalah dok," sahut Algra cepat. "Itung-itung silaturahim."

_ALGRAFI_

Keperluan mereka dengan dokter kandungan tidak terlalu lama, setelah konsultasi sebentar dan mendapatkan beberapa resep vitamin serta potret USG, mereka pulang.

Namun sebelum itu, keduanya menyempatkan untuk menebus resep yang diberikan.

"Lucu ya bayi kita." Saat duduk menunggu vitamin dan obat dari apotek, Naya tidak absen memandangi hasil USG nya. Berkat potret itu pula mood-nya jadi bagus.

Menyesuaikan mood si istri, Algra tertawa kecil. "Bayi kita emang lucu banget, wong papanya happy kiyowok gini," tuturnya sambil menempatkan dua tangan di pipi. Imut sekali calon papa muda satu ini.

_ALGRAFI_

"Anjir, sekolah adek lo sama kaya sekolah adeknya Khaliza!" Aksa refleks mendorong Fannan hingga oleng ketika melihat Khaliza berdiri di dekat gerbang SMP Praja Mukti 09.

Kebetulan tadi Fannan tiba-tiba dimintai orang tuanya untuk menjemput adiknya yang masih SMP. Alhasil dia meminjam mobil Algra, Aksa juga ikut dengan alasan tak mau jadi kambing budeg. Untung Algra mau berbaik hati meminjamkan mobilnya.

"Santai Aks, Fannan hampir nyungsep tau!" kesal Fannan namun sama sekali tak dihiraukan Aksa.

Cowok nonis itu sibuk memandangi Khaliza yang 97% lebih memukau saat memakai pakaian bebas. Dress code warna cokelat muda dilengkapi hijab syar'i warna senada lebih tepatnya.

"Samperin sembari nunggu adik Fannan," titah Fannan. 3 menit lalu mereka sampai ke sini, tapi wujud adiknya belum kelihatan juga.

"Yoi, Nan. Otewe!"

Bersama senyum yang terus mengembang, Aksa yang masih berseragam Prada Maja menyusul keberadaan Khaliza.

"Liza...."

Khaliza menoleh ke belakang dengan ekspresi agak kaget karena jarang sekali ada orang yang memanggil namanya di tempat umum. "Astagfirullahaladzim Aksa, kamu ngapain?"

"Maaf Za udah buat lo kaget, gue ke sini karena kangen sama lo," ucap Aksa sedikit menerapkan ajian play boy cap kaleng ajaran Algra.

Gadis berhijab itu memalingkan muka. "Kamu sebaiknya jangan terlalu sering nemuin aku."

"Kenapa? Gue ganggu ya?" Dari ekspresi senyum berganti ke ekspresi datar. Apa benar Khaliza risih dengan perlakuan Aksa selama ini?

Khaliza menggeleng pelan. "Nggak kok, Sa."

"Terus kenapa?"

Gadis itu menoleh sebentar lalu beranjak pergi. "Kamu nggak perlu tau!" bicaranya sedikit keras.

"Liza." Aksa refleks menahan tangan Khaliza, dan tentu langsung di tepis oleh si empunya tangan.

"Lo kenapa?" Sebelum pergi lebih jauh, Aksa terlebih dulu mencapai posisi di depan cewek itu.

"Aku gapapa."

"Karena gue? Kalo memang itu karena gue, gue akan menjauh dan nggak bakal munculin diri gue di hadapan lo lagi," tegas Aksa.

Khaliza menggeleng, rasa di dadanya semakin menggebu. Ia 100% sadar kalau apa yang ia rasakan sekarang adalah hal yang salah. Tapi, ini semua semakin sesak kalau tidak dilampiaskan.

"Bilang sama gue, Za!" ujar cowok yang bercita-cita jadi pembalap itu dengan nada cukup tinggi.

"Aku suka sama kamu, hatiku sudah jatuh ke kamu, Aksa! Puas?!" Setelah tegas mengatakannya, Khaliza berlari cepat. Rasa sesal karena tak mampu menyembunyikan rasa cintanya semakin berkecamuk. Dengan sikapnya yang seperti ini, apakah Tuhannya akan kecewa?

Tidak ingin gadis yang ia cintai pergi sendirian dalam keadaan yang kelihatan tidak baik-baik saja, Aksa membelah kerumunan siswa SMP yang mulai membludak untuk menyusulnya.

Butuh perjuangan cukup besar sampai akhirnya menemukan Khaliza kembali. Kali ini di samping proyek bangunan yang mandek, menampakkan dengan jelas batu-batu polos tanpa plesteran dan juga bangunan petak tanpa atap yang memadai.

"Setau gue jujur itu nggak pernah salah dalam agama manapun," celetuk Aksa. Khaliza yang mendengar spontan balik badan.

"Ya Allah, maafkan aku, aku sudah gagal menjaga hati titipan-Mu ini." Sambil menahan dada yang teramat sesak, gadis itu terus membatin kalimat-kalimat ampunan pada penciptanya.

"Liza ... Ayo kita pacaran!"

•••

1579 words

Di dunia ini gak semua orang punya sifat baik yang sempurna, seperti halnya Khaliza, apalagi Aksa.

Algra juga, dia gak sempurna.

Walau fiksi, mereka tidak sempurna. Teruntuk anak-anakku. :)

...

Kalau aku buat spesial part khusus Aksa dan Khaliza, ada yang setuju?

Ada saran ide untuk spesial part Aksa Khaliza?

...

13K+ VOTE & 15K+ KOMEN FOR NEXT

Bantu capai target kuy 🌱

...

SPAM NEXT DISINI 🔥

SPAM 1K ☁️, BISA?

...

Follow akunku dan para roleplayer.
@algrafizay di Instagram

+ Join channel telegram (ALGRAFI STORY)

Oh iya, katanya Algra mau lanjutin nyanyinya di channel itu, sana tagih wkwk....

...

Oke, gitu aja.

THANKS YA ☁️

SEE YOU ✨

07 Januari 2022

Salam sukses

Queenliiiiiii

.
.
.

A L G R A F I

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 221K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.9M 234K 29
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
6.3M 143K 40
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
4.2M 252K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...