The Bond

By Kalin_0611

680K 23.9K 28.5K

Warning: MY AU, slow build romance, miss typos, cursing word, slow update Contains only a small daily life be... More

Attention!
Ch 1
Ch 1 [IND]
Ch 2
Ch 2 [IND]
Ch 3
Ch 3 [IND]
Ch 4
Ch 4 [IND]
Ch 5
Ch 5 [IND]
Ch 6
Ch 6 [IND]
Ch 7
Ch 7 [IND]
Ch 8
Ch 8 [IND]
Ch 9
Ch 9 [IND]
Ch 10
Ch 11
Ch 11 [IND]
Ch 12
Ch 12 [IND]
Ch 13
Ch 13 [IND]
Ch 14
Ch 14 [IND]
Ch 15
Ch 15 [IND]
Ch 16
Ch 16 [IND]
Ch 17
Ch 17 [IND]
Ch 18
Ch 18 [IND]
Ch 19
Ch 19 [IND]
Ch 20
Ch 20 [IND]
Ch 21
Ch 21 [IND]
Ch 22
Ch 22 [IND]
Ch 23
Ch 23 [IND]
Ch 24
Ch 24 [IND]
Ch 25
Ch 25 [IND]
Ch 26
Ch 26 [IND]
Ch 27
Ch 27 [IND]
Ch 28
Ch 28 [IND]
Ch 29
Ch 29 [IND]
Ch 30
Ch 30 [IND]
Ch 31
Ch 31 [IND]
Ch 32
Ch 32 [IND]
Ch 33
Ch 33 [IND]
Ch 34
Ch 34 [IND]
Ch 35
Ch 35 [IND]
Ch 36
Ch 36 [IND]
Ch 37
Ch 37 [IND]
Ch 38
Ch 38 [IND]
Ch 39
Ch 39 [IND]
Ch 40
Ch 40 [IND]
Ch 41
Ch 41 [IND]
Ch 42
Ch 42 [IND]
Ch 43
Ch 43 [IND]
Ch 44
Ch 44 [IND]
Ch 45
Ch 45 [IND]
Ch 46
Ch 46 [IND]
Ch 47
Ch 47 [IND]
Ch 48
Ch 48 [IND]
Ch 49
Ch 49 [IND]
Ch 50
Ch 51
Ch 52
Ch 53
Ch 54
Ch 55
Ch 56
Ch 57
Ch 58
Ch 59
Ch 60
Ch 61
Ch 62
Ch 63
Ch 64
Ch 65
Ch 66
Ch 67
Ch 68
Ch 69
Ch 70
Ch 70 [IND]
Ch 71
Ch 72
Ch 73
Ch 74
Ch 75
Ch 76
Ch 77
Ch 78
Ch 79
Ch 80
Ch 81
Ch 82
Ch 83
Ch 84
Ch 85
Ch 86
Ch 87
Ch 87 - Bonus
Ch 88
Ch 89
Ch 90
Ch 91
Ch 92
Ch 93
Ch 94
Ch 95
Ch 96
Ch 97
Ch 98
Ch 99
Ch 100
Ch 101
Ch 102
Ch 103
Ch 104
Ch 105
Ch 106
Ch 107
Ch 108
Ch 109
Ch 110
Ch 110 - Bonus
Ch 111
Ch 112
Ch 113
Ch 114
Ch 115
Ch 116
Ch 117
Ch 118
Ch 119
Ch 120
Ch 121 [END]
EXTRA 1
EXTRA 2
EXTRA 3
EXTRA 4
EXTRA 5
EXTRA 6
EXTRA 7
EXTRA 8
EXTRA 9
EXTRA 10
EXTRA 11
EXTRA 12
EXTRA 13
EXTRA 14
EXTRA 15
EXTRA 16
EXTRA 17
EXTRA 18
EXTRA 19
EXTRA 20 [END]
Noah [1]
Noah [2]
Noah [3]
Noah [4]
Noah [5]
Special! : Theory

Ch 10 [IND]

2.9K 47 11
By Kalin_0611

"Bold."/"Bold." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Sialan.

Michael menendang kerikil kuat-kuat, kesal melanda lantaran tempat pertama dia untuk melamar pekerjaan ternyata hanyalah omong kosong belaka. Orang-orang brengsek, pemberi harapan palsu! Bajingan! Michael merutuk mati-matian dalam hati.

"Huh, bahkan sial pada percobaan pertama."

"Tutup mulutmu, Ennard."

"Tertutup kok."

Afton itu mengerang sebal, menarik surai cokelatnya frustrasi tanpa peduli orang-orang memandang aneh ke arahnya. Lantas dia menenangkan diri, masih ada satu atau dua tempat lagi yang harus dikunjungi jadi seharusnya dia baik-baik saja.

Setidaknya untuk saat ini.

Dia akan kembali mencari lowongan pekerjaan yang masih luang jika hari ini ternyata berakhir sia-sia, Michael menghembuskan napas lelah.

Michael melangkah agak terburu-buru, dia ingin segera melamar pekerjaan lalu bekerja, dan mendapat gajian—dia tidak sabar untuk melanjutkan endoskeleton tersebut. Namun, karena keterbatasannya alat, Michael akan merakit bagian-bagian lain terlebih dahulu (tanpa Ennard mengganggunya).

Mengecek map di tangan, Michael dapat melihat bahwa tempat yang membuka lowongan pekerjaan telah tak jauh lagi, maka Michael berlari—Ennard sebenarnya tak suka ketika dia sedang berlari tapi siapa yang peduli?

Senyum Michael merekah selama beberapa detik hanya untuk memudar dalam kedipan mata; tempat tersebut tutup.

"Tutup? Sayang sekali."

"Diamlah."

Michael ingin meledak—baiklah itu terdengar sangat dramatis. Kenapa sih, gerutu Michael dalam hati. Mengusap kepala belakangnya pelan, dia mengambil napas dalam dan menghembuskannya pelan. Tidak boleh patah semangat, masih ada satu tempat yang tersisa.

"Ayo menyerah."

"Aku bilang diamlah."

Tempat terakhir adalah sebuah kafe. Michael tak masalah melayani pelanggan dan mencatat pesanan, atau menjadi kasir lantaran bagian dapur bukanlah keahliannya. Dia hanya berharap untuk lolos wawancara dengan mulus dan tanpa hambatan sama sekali. Michael berdoa dalam hati.

Jalan menuju kafe tersebut sedikit janggal, Michael tak mengerti mengapa dia harus melalui sebuah gang sempit nan pengap terlebih dahulu.

Atau mungkin dirinya salah mengambil jalan.

Michael merasakan hawa-hawa tak mengenakkan, dia melangkah lebih cepat seraya menengok ke belakang beberapa kali untuk memastikan sesuatu tidak mengikutinya. Dia dapat mendengar Ennard mengatainya pecundang dalam pikiran.

"Hei, Penakut, lihat-lihat."

"Duh apa sih mau—"

Seharusnya Michael mendengarkan perkataan Ennard. Menabrak dinding itu sama sekali tidak mengasyikkan.

Gelak tawa Ennard terdengar sangat puas.

Brengsek.

Michael mengerang sakit mengusap dahinya dan bersumpah serapah tanpa henti dalam hati. Sensasi berdenyut-denyut menyakiti kepalanya, dilengkapi dengan suara Ennard yang menertawakan dirinya terdengar sangat mengesalkan.

"Oh hei—kau baik-baik saja?"

Afton itu terkesiap, nyaris melompat kaget ketika pertanyaan itu tiba-tiba terlontar tanpa dia menyadari ada seseorang mendekati. Michael harap pria tersebut tak menyaksikan kejadian memalukan tadi.

"Tidak—ya, ya aku baik-baik saja" Michael mengangguk cepat dan mematri senyum lebar, tidak mengindahkan pusing yang masih melanda. "Aku hanya ingin pergi ke kafe di daerah sini," dia melanjutkan sembari cengengesan.

Pria tersebut mengangguk. "Kau baru saja menabraknya, Tuan."

Michael mengerjap, lantas melangkah memutar untuk mendapatkan pemandangan yang lebih jelas daripada dinding kosong setelah gang jelek menakutkan tersebut; benar saja, ini adalah kafenya. Michael merasakan wajahnya terbakar, dia menoleh lagi ke arah pria tersebut.

"Apa kau ingin melamar pekerjaan di sini atau hanya sekedar pelanggan?" Pria itu melipat tangan di depan dadanya dan bertanya.

Michael tersenyum kikuk. "Ya, aku ingin bekerja di sini," dia menjawab gugup.

"Lebih tepatnya menjadi babu."

"Shut it!"

"Great! Karena aku masih kekurangan satu pegawai!" Senyum Michael makin melebar ke arah penuh canggung mendengar itu, menanti sang pria melanjutkan ucapannya. "Kau tak masalah jika aku harus mewawancaraimu lebih dahulu sebagai formalitas?"

"Beri pertanyaan yang susah."

"Shh!"

Michael menggeleng. "Tentu tidak sama sekali!" jawabnya penuh antusias.

"Baguslah. Yang pertama adalah, apakah kau pernah bekerja di kafe sebelumnya?"

"Ya. Pernah diusir beberapa kali karena ceroboh."

"Itu salahmu, bajingan."

Anggukan adalah jawaban Michael, masih mematri senyuman supaya terlihat profesional walau dalam benak dia merutuki Ennard habis-habisan. "Pernah, dan aku jamin mereka semua puas dengan pelayananku."

"Sebelum memecatmu."

Bodo amat dengan Ennard.

"Oke, yang selanjutnya adalah apakah kau siap untuk ditempatkan di bagian mana saja? Seperti mengurus kasir, melayani pelanggan, atau memasak."

"Dia bahkan berteriak ketika cipratan minyak panas."

"Tidak bisakah kau diam?"

"Ya," Michael membalas, sedikit menganggukkan kepala. "Tapi aku lebih ahli dalam mengurus pelanggan dan kasir, namun jika itu penting aku dapat ambil andil di bagian dapur juga."

"Berbohong itu tidak baik."

"Demi uang."

Pria itu mengangguk mendengar balasan Michael, nampak puas. "Kalau begitu, jika ada pelanggan yang merasa kecewa, apa yang akan kau lakukan?"

"Menyiram wajah mereka dengan air. Dasar tak tahu berterimakasih."

"Menyiram—maksudku menawarkan mereka sebuah hidangan atau melakukan refund jika mereka tak puas dan bertanya apa yang membuat mereka merasa seperti itu." Michael berdehem ketika dia akan salah bicara, sahutan-sahutan Ennard sangat mengganggu konsentrasinya.

"Tapi memang tak tahu berterimakasih."

"Kan?"

"Apa kau bersedia, jika kafe ini ramai kau harus pulang larut untuk membersihkan kafe setelah tutup?"

"Jangan mau diperbudak, Benedict."

"Oh—uhm," Michael berujar tak jelas, matanya menghindar dari tatapan pria di depannya. Tentu itu akan menjadi konsekuensi yang harus dia hadapi dalam bekerja, apalagi mendapat shift malam.

"Jangan katakan kau mau? Bukankah kau ada urusan sendiri di rumah, merakit mainan tak bergunamu itu?"

"Oh diamlah, aku juga butuh uang."

"Kau bisa bertahan selama bertahun-tahun tanpa makanan. Tempat ini menjijikkan, Benedict."

"Hidup sebagai gelandangan tak kalah memuakkan, tolol."

"Daripada bekerja di sini, lebih baik kau kerja serabutan. Tempat ini jelek."

"Tidak ada yang menanyakan pendapatmu, lagipula—bisa-bisanya kau men-judge begitu saja? Aku pikir kau lebih dari ini, Ennard. Itu hal yang memalukan."

"I do what I want."

"Pft."

"Tempat ini memuakkan."

"Oh diamlah! Aku tidak peduli tempat ini menjijikkan atau memuakkan!" Michael berseru kesal, menggertakkan giginya dan mengepalkan tangan.

Sebelum menyadari dengan siapa dia berhadapan sekarang.

Michael meneguk ludah, memandang ngeri ke arah pria yang berdiri di depannya sekarang, dan wajah pria itu telah menampakkan raut terkejut yang perlahan menggelap. Michael merutuk dalam hati. Dia, dengan bodoh dan canggung, membuat sebuah senyuman kikuk dan secara perlahan melangkah mundur.

Lalu kabur.

Hari ini berakhir dengan buruk. Terima kasih pada Ennard.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 26.6K 93
There are some comics of kiribaku~ I don't made any one of the comics, I found them online {contains man×man content. Don't like it? Don't read thank...
17.2K 442 13
Russia has been depressed for a long time, until he one day decides to get a job at a coffee shop to save up some money and move away from home. Gues...
92.9K 2.5K 31
This takes place after the end of the movie. Instead of Lou being sent to do cleaning duties as punishment for his deeds and misbehaviours, he is lef...