ODETTA [TAMAT]

By FreelancerAuthor

370K 71.9K 3.7K

(repost) TERSEDIA EBOOK DI PLAYBOOK, DAN BAB SATUAN SERTA PAKET DI KARYAKARSA. Odetta memang memiliki nama ya... More

Prakata
ODETTA
1. ODETTA
2. ODETTA
3. ODETTA
4. ODETTA
5. ODETTA
6. ODETTA
7. ODETTA
8. ODETTA
9. ODETTA
10. ODETTA
11. ODETTA
12. ODETTA
13. ODETTA
14. ODETTA
15. ODETTA
16. ODETTA
17. ODETTA
18. ODETTA
19. ODETTA
20. ODETTA
21. ODETTA
22. ODETTA
24. ODETTA
25. ODETTA
26. ODETTA
27. ODETTA
28. ODETTA
29. ODETTA
30. ODETTA
31. ODETTA
32. ODETTA
33. ODETTA
34. ODETTA
35. ODETTA
VOUCHER ATTACK!!
36. ODETTA
37. ODETTA
38. ODETTA
39. ODETTA
40. ODETTA
41. ODETTA
42. ODETTA
43. ODETTA
44. ODETTA
45. ODETTA
46. ODETTA
47. ODETTA
48. ODETTA
49. ODETTA
50. ODETTA
51. ODETTA
52. ODETTA
53. ODETTA
KABAR BAPAKNYA ODET
54. ODETTA
55. ODETTA
56. ODETTA
57. ODETTA

23. ODETTA

4.8K 1K 78
By FreelancerAuthor

[Pengingat aja, nih. Special Chapter yg bermuatan dewasa cuma ada di Karyakarsa, ya. Jadi silakan cek di sana special chapter yang sudah kalian lewatkan. Udah aku buatkan 'seri' biar kalian gampang cari bab-bab Odetta.]

Tinggal sendiri adalah pilihan yang tidak pernah Odet bayangkan sebelumnya. Dia adalah anak yang dibesarkan di dalam rumah dan keluarga yang hangat. Jika Odet pernah keluar dari rumah dan tidak tinggal di sana adalah saat tugas atau pekerjaan menunggu kesediaannya, oh, dan saat Odet liburan berdua saja dengan Bima yang sudah dipercayai keluarganya. Terbukti, tidak ada hal aneh yang memang kedua orangtua Odet dapatkan setelah liburan itu. Bima membuktikan diri bisa dipercaya. 

"Kenapa? Kamu nggak siap untuk tinggal sendiri? Apa tinggal terpisah membuat hidup kamu berhenti berjalan?" Pertanyaan Anggada tidak salah, hanya saja tak tepat ketika memasuki telinga Odet. 

"Bukan seperti itu ..."

"Lalu apa? Kamu hanya harus belajar untuk mandiri dan bisa menentukan segalanya sendiri, Odetta. Kamu sudah dewasa, 28 tahun bukanlah usia yang dinilai terlalu muda. Sudah sepantasnya kamu membangun hidupmu sendiri."

Memang Odet pernah membayangkan menjadi wanita karir dan hidup sendiri seperti yang Odet dapatkan gambarannya dari novel metropop dan series yang menunjukkan betapa kedewasaan ditunjukkan dengan tinggal sendiri. Bahkan ada bagian dimana wanita dewasa tinggal bersama kekasihnya untuk belajar beradaptasi satu sama lain sebelum berkeluarga. Bayangan itu hanya sekadar bayangan, karena Seda tidak memiliki izin yang pasti untuk membiarkan putrinya tinggal sendiri. Seda hanya akan memberikan izin jika putrinya menikah dan dijaga oleh suaminya. Pandangan kuno ini terkadang memang tidak Odet pahami, tetapi juga tidak membuat Odet ambil pusing. 

"Apa harus mengambil keputusan itu, Pak? Saya nggak terbiasa untuk tinggal sendiri."

"Ini untuk usaha kamu juga. Kalau kamu tinggal sendiri, saya bisa mengajak kamu olahraga di gym malam hari. Kamu juga lebih bisa memantau asupan yang ada, karena nggak ada makanan rumah yang berat itu lagi masuk ke perut kamu. Ini bentuk perubahan, Odetta. Percayalah ini akan berjalan dengan baik."

Odet harus beradaptasi dengan perubahan yang pasti akan terjadi pada setiap manusia. Bukan hal yang sulit untuk menyewa apartemen atau membeli rumah sendiri untuk aset Odet. Lagi pula penghasilannya tidak sedikit karena selama ini selalu masuk ke dalam tabungannya dan Seda rutin mengirimkan sejumlah uang ke rekeningnya tanpa ragu. 

"Kenapa nggak kita buat lebih mudah, Pak? Anda datang ke rumah saya dan kita lebih terlihat seperti pasangan kekasih."

Anggada mendengkus dan melemparkan kedua tangan kosongnya ke udara. "Kamu nggak lihat betapa mama dan adikmu membatasi semua pergerakan kita? Mereka membatasi orang lain datang ke rumah, dan membatasi kamu untuk bertemu dengan saya. Mereka akan tahu kita sepasang kekasih dengan kedekatan yang kita punya. Ya, meskipun ini hanya kesepakatan ... pasangan kekasih adalah sebutan yang tepat, kan?"

Odet mengangguk, tidak masalah dengan sebutan atau status pasangan kekasih yang tersemat diantara mereka. "Saya akan coba bicarakan ini dengan ayah saya, Pak."

"Apa dengan bicara lebih dulu kamu akan diizinkan? Saya kasih kamu saran, Odetta. Lebih baik mulai mencari tempat tinggal yang nyaman untuk kamu, tunjukkan pada ayah kamu ketika meminta izin, jadi nggak ada alasan untuk menolak permintaan izin kamu."

Odet menghela napasnya. "Saya nggak terbiasa untuk membantah," ucap Odet.

"Tidak ada salahnya mencoba hal baru dalam hidup kamu, kan? Ingat, kamu sudah 28 tahun. Pilihan ada di tanganmu sendiri, bukan orang lain. Cobalah menjadi diri kamu sendiri, bukan boneka keluargamu."

*

Bimaskara Yowendra meminta waktu bertemu dengan Seda Dactari ketika pria itu memiliki jadwal kerja luar kota. Pertemuan ini memang Bima lakukan tanpa ada yang mengetahuinya. Setelah berpikir berulang kali mengenai apa maksud Odet bahwa Bima akan tahu jika sudah saatnya tahu, akhirnya di sinilah ia berada. 

"Jakarta bahkan menyediakan banyak kesempatan untuk kamu dan saya bertemu, Yowendra." Seda mengangkat gelas kopinya dengan perlahan dan Bima menunggu pria itu menyeruput dengan tenang.

"Saya nggak mau Odet tahu mengenai hal ini, Om. Saya memang ingin bicara berdua dengan Om."

"Apa yang mau dibicarakan?" tanya Seda langsung. 

Bima meremas tangannya, lalu menjadi kepalan yang tidak Seda dilihat di bawah meja. "Saya ingin meminta restu Om Seda," mulai Bima.

Seda sebenarnya bisa membaca hal ini dari awal Bima menghubunginya dan mengatakan berada di lokasi yang sama. Untuk apa Bima jauh-jauh menyusul ke Makassar jika tidak memiliki tujuan yang sangat jelas dan penting?

Tak ingin langsung memberikan kemudahan pada niat baik Bima yang sudah bisa Seda perkirakan sejak jauh hari, ayah dari Odet itu menghela napasnya dan memasang wajah berat untuk menjawabnya. Hal itu jelas membuat Bima menyimpulkan hal buruk akan terlontar dari bibir Seda. 

"Begini, Yowendra. Saya baru beberapa hari kemarin melihat putri saya bersungut-sungut meminta supaya saya nggak menyebut namamu di depannya. Itu berarti ada yang tidak beres dengan hubungan kalian, kan? Bagaimana saya bisa memberikan restu jika kamu membuat putri saya kesal?"

Bima mencoba untuk tetap tenang menghadapi calon mertuanya itu. "Om, saya memang bodoh selama ini nggak mengerti dengan isi hati saya untuk Odet. Saya benar-benar menyesal karena tidak bergerak lebih cepat dan membuat hubungan kami seserius mungkin. Tapi saya sadar sekarang, Om. Saya memiliki ketertarikan pada Odet lebih dari sekedar sahabat."

"Apa kamu sudah mengatakan ini ke Odet?"

Bima mengangguk sebagai jawaban. "Tapi Odet nggak percaya, Om."

Seda yang sekarang mengangguk dengan gaya berbeda. "Kalau begitu, restu saya akan turun jika kamu berhasil mendapatkan hati putri saya, Yowendra."

Bima tersenyum, ini artinya lampu hijau sudah didapatkannya. Seda memberikan jalan agar Bima dan Odet bisa bersatu. Det, tunggu aku.

[Bab 26 dan 27 udah update di karyakarsa, ya.]

Continue Reading

You'll Also Like

326K 22.8K 45
"Ada yang salah dengan kepala mu! Berhentilah sebelum semuanya semakin parah!"
31.4K 4.9K 20
Halo, Irvia. Saya kira kamu nggak akan datang lagi setelah dua minggu sejak terakhir kali kamu ke sini. Mungkin karena akhir-akhir ini kamu lagi sibu...
324K 25.2K 32
"Oh! Jadi bapak yang suka naruh matcha di meja saya?!" "Ngawur! Jangan sembarangan kamu kalo ngomong! Mau saya pecat?!" "Lha, itu buktinya!" "Kamu pi...
1M 115K 43
Bagi Radika melamar kekasih di kapal pesiar sebuah momen indah yang nanti ketika mereka menikah, lalu menua bersama akan terus teringat di kepala. Sa...