CHIELANANTA (ON-GOING)

De Rafkafikarara_i

73K 6.5K 494

❗BERISI KONTEN KASAR DAN SIKAP YANG TIDAK UNTUK DI TIRU❗ [Peringatan : banyak kesalahan dalam kepenulisan. Mo... Mais

prolog
Satu
Dua
Tiga
empat
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
empat belas
lima belas
enam belas
tujuh belas
HAI👋

lima

4.3K 449 24
De Rafkafikarara_i

Jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, dimana itu adalah jam pulang anak sekolah. Dan sekarang sudah waktunya para murid SMA Bimasakti Husada pulang meninggalkan penjara kehidupan bagi mereka.

Seorang gadis cantik tengah tersenyum menatap jam dinding di depan kelasnya dengan muka berseri-seri. Akhirnya ia bisa terbebas dari belenggu penyiksaan yang sangat ia benci itu.

Glara, nama gadis cantik itu. Gadis yang memiliki mata indah teduh nan tenang bagi siapa yang menatapnya. Glara adalah seorang murid kelas 11 SMA Bimasakti Husada. Orang-orang biasa menyingkatnya dengan sebutan SMA BH. Bahkan singkatan itu sudah terkenal sampai di telinga sekolah lain.

Banyak prestasi yang di ukir oleh murid-murid SMA Bimasakti Husada hingga membuat sekolah itu terkenal dimana-mana. Dan lagi, karena singkatan sekolah itu yang sedikit ambigu membuat sekolah lain mengenalnya begitu cepat.

Glara sangat bangga karena bisa menjadi salah satu murid di sekolah ini. Dan satu yang Glara sangat banggakan menjadi murid SMA BH ini, yeah benar! Dia satu sekolah dengan laki-laki yang ia temui dua tahun yang lalu.

"Ra! Mau pulang gak?" Itu adalah suara milik sahabatnya, Qirani. Gadis dengan rambut pendek yang memiliki gaya seperti seperti seorang laki-laki.

Glara menggeleng. "Bentar dulu, Qi. Gue mau ke ruang musik dulu. Nemuin Chiel. Lo duluan aja."

"Beneran nih gak mau bareng aja? Nanti kalau Chiel gak di ruang musik gimana?" Tanya Qirani mengkhawatirkan perempuan itu.

"Gak Qirani. Tadi Chiel udah chat katanya suruh ke ruang musik nemenin dia latihan. Ini makanya mau ke sana."

"Mau dianter gak?" Bukan apa-apa, khawatir iya jelas, tapi Qirani ada maksud lain dengan tawarannya ini. Ia pernah diberi perintah kepada Chiel untuk menjaga Glara jika gadis itu tidak ada di sisinya. Bahasa kasarnya, Chiel menyuruh Qirani untuk menjadi bodyguard gadis kecilnya.

"Gak usah. Lo mending pulang aja, kasihan pak supir udah nungguin di depan gerbang. Nanti gue kesana sendiri gapapa. Kan ruang musik yang biasa buat Chiel latihan sama teman-temannya kan deket. Jadi gapapa, santai aja," jelas Glara yang membuat Qirani menghela nafas pasrah.

"Iyaudah kalau gitu mah. Gue duluan ya, Ra. Hati-hati kalau jalan. Jangan ngelamun sama ngehalu!"

"Siap Bu Qiranti!"

"Qirani, Gaara!"

"Nama suami gue lu sebut-sebut."

"Oh? Jadi Chiel atau Gaara ni? Kok Chiel di duain sama karakter gepeng?"

Glara tertawa kecil. "Chiel tidak perlu, Husbu nomor satu!"

"Ngomong sendiri atau gue bilangin orangnya nih?"

Glara melempar buku kecil kearah Qirani yang berada di ujung kelas, tempat duduk gadis itu."Sialan! Sana lo cabut. Di tungguin tuh sama supir lo."

"Iya udah iya, yang udah sold out mah beda ya," sindir Qirani dan berlari begitu saja.

Sedangkan Glara hanya tertawa renyah karena sahabatnya yang satu itu.

Sedikit informasi, Glara dan Qirani adalah sahabat dari sekolah dasar hingga sekarang. Mamah Qirani dan Glara adalah teman satu SMA dahulu. Makanya persahabatan gadis itu bisa awet sampai saat ini.

Setelah mengambil buku kecil yang Glara gunakan untuk melempar Qirani tadi, ia berjalan keluar kelas untuk menuju ruang musik yang biasanya digunakan untuk latihan Chiel dan teman-temannya.

Ketika Glara semakin dekat dengan ruang musik, semakin terdengar pula alunan alat musik yang sedang di mainkan oleh teman-teman Chiel.

Tanpa mengetuk ataupun memberi salam, Glara menyerobot masuk dan duduk di sofa yang berada di sebelah kiri ruang musik tersebut.

Sudah biasa jika Glara masuk dan menerobos ke ruang musik. Ini juga salah satu fasilitas dari sekolahan. Jadinya tidak apa-apa kan Glara menyerobot masuk? Memangnya siapa yang berani menegur dan memarahi gadis itu selain Chiel dan Varren? Tidak ada, hanya dua makhluk adam itu yang berani memarahi Glara.

"Chiel!" Panggil Glara berteriak. Karena suara gadis itu kalah dengan suara bisingnya suara alat musik yang beradu.

Muka Glara berubah menjadi cemberut, karena Chiel tidak mendengar teriakannya. Padahal itu adalah suara Glara yang paling keras.

"CHIEL!!!" Sekali lagi Glara berteriak dengan sekuat tenaga. Bahkan urat-urat di leher gadis itu sampai terlihat.

Chiel yang mendengar namanya dipanggil berhenti begitu saja. Tanpa memikirkan temannya yang saat ini tengah serius berlatih.

"Loh kok udah sampai aja?" Ucap Chiel terkejut. "Kok gak manggil gue?"

Glara memutar bola matanya jengah. Terus tadi dirinya memanggil nama Chiel dengan berteriak apa namanya kalau tidak memanggil? Bahkan sekarang tenggorokan Glara mulai sakit akibat ia berteriak tadi.

Chiel beranjak dari tempatnya, menghampiri gadis kecilnya yang tengah memasang muka jutek dan cemberut.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Chiel yang membuat Varren berdecak malas.

"Kita baru latihan. Lo main pulang aja," decak Varen sebal. Inilah yang Varen tidak sukai jika sahabatnya mengenal perempuan. Enam tahun mereka bersahabat dan kali ini Varren benci dengan sifat sahabatnya yang berubah karena perempuan. Antara benci dengan perubahan sikap Chiel atau ia benci dengan perempuan? Entahlah hanya Varren dan Tuhan yang tau.

"Kita latihan dari jam pelajaran terakhir, Var. Ya sekitar tiga jam kalau di itung-itung. Jadi lumayanlah latihan kita," sambung Danan memihak kepada Chiel.

"Bilang aja lo mau ketemu sama perempuan gelap lo!" Sindir Varen yang langsung disambut bunyi gitar nyaring milik Danan.

"Nah itu tau! Untuk hari ini kita udahin aja dulu. Lagian nanti sore kita juga manggung di cafe punya bang Nana kan?"

Kalian masih ingat dengan kakak kelas anggota Hot Chetoos yang bernama Delina Argion? Jika kalian lupa silahkan baca lagi part 2 cerita ini. Sekarang laki-laki itu sudah kuliah dan membuka sebuah cafe yang terbilang cukup laris dan banyak peminatnya. Kebetulan mereka terkadang manggung disana atas kemauan sang pemilik cafe itu sendiri.

Chiel mengangguk, mengiyakan pertanyaan Danan."Sekitar jam lima sore kita tampil di cafe bang Nana."

"Iyaudah kita pulang aja dulu. Terus siap-siap dan janjian ketemuan langsung di cafe nya bang Nana," ujar Kayana menengahi. Jika diteruskan mengobrol pasti nanti diantara mereka akan terjadi baku hantam.

"Oke, kita pulang!" Celetuk Varren mengalah.

"Iyaudah gue duluan. Kasihan cewe gue kalau nunggu lama-lama," pamit Chiel seraya mengambil tas sekolahnya di lantai. "Gue duluan ya! Kalian hati-hati pulangnya."

"Lo juga hati-hati, El!" Ucap Kayana dan Danan kepada Chiel. Sedangkan Varren? Laki-laki itu kehilangan suasana hatinya saat Glara datang tadi.

Chiel tersenyum. Ia tau jika sahabatnya itu kehilangan suasana hati. Lantas ia bergerak maju dan mengacak rambut Varren yang semula tapi menjadi berantakan. Varren berdecak kesal.

"Gue pulang. Kalian hati-hati."

Dengan kelembutan, Chiel menggenggam tangan Glara dan membawa gadis itu keluar dari ruang musik menuju tempat parkir SMA Bimasakti Husada.

Sesampainya diparkiran, Chiel mengambil pelindung kepala milik Glara dan mengenakannya di kepala gadis kecilnya.

"Chiel, nanti aku ikut ya? Please..." Mohon Glara menatap Chiel penuh harap.

Laki-laki itu langsung menatap Glara dengan tajam. Dengan tinggi nya 190 centimeter itu, Chiel dapat menatap Glara dengan leluasa yang hanya memiliki tinggi 165 centimeter dibawahnya.

Tatapan Chiel yang sipit dan tajam seperti elang langsung membuat Glara menciut."Jangan natap Glara gitu dong, Chiel. Glara kan jadi takut kalau kamu tatap gitu."

"Terus gue harus natap lu gimana?" Chiel memajukan tubuhnya, mempersempit jarak diantara mereka."Mau gue tatap dari atas, pas lu ada dibawah gue, hem?"

Dengan cepat Glara mencubit perut Chiel dengan keras. Hingga membuat laki-laki itu mendesis kesakitan. "Ish, Chiel mah otaknya mesum mulu. Jangan gitu, gak boleh tau!"

"Otak lo yang mesum! Dari atas dan lu dibawah maksud gue itu ya ini. Lu kan pendek, sedangkan gue tinggi. Jadinya kan kayak gue natap lo dari atas dan lo dibawah gue," kilah Chiel yang membuat Glara mengangguk paham.

Setelah itu dengan cepat, Glara menggetok kepala Chiel dengan melompat. Membuat sang empu meringis merasakan nyut-nyutan di bagian kepalanya.

"Kasar banget jadi cewek!"

"Emang Glara gak tau apa yang dimaksud Chiel itu apa? Gini-gini Glara juga tau, Chiel!"

"Dih gadis gue kok nakal banget otaknya. Dapat ilmu darimana?"

"Dari fandom anime, hehehehe."

Sialan! Chiel harusnya segera memusnahkan para fandom yang telah merusak otak Glara itu. Bisa-bisanya mereka mencemari otak gadis kecilnya sampai kotor begini.

Kalau begini artinya, Chiel tidak dapat mengambil keuntungan di saat dia menggoda Glara, dong. Setan memang!

"Kalau besok-besok lagi lo masih ikutin fandom itu lagi, gue obrak-abrik perusahaan pembuatan animasi itu," ancam Chiel yang membuat Glara membulatkan kedua matanya terkejut.

"Chiel kok gitu si? Jangan dong nanti kalau Chiel obrak-abrik perusahaannya, terus nanti aku gak bisa nonton anime lagi dong."

"Bodo amat! Mau lo tonton lagi kek, mau lo tonton ulang kek, yang penting kalau gue sampai lihat lu ikut fandom mereka gue ratain perusahaannya," ujar Chiel penuh tekanan di setiap kalimatnya.

"Lo nonton boleh tapi jangan ikut-ikutan binal kayak mereka," imbuh Chiel.

"Glara gak pernah kayak gitu ya, El! Ngaco kamu!" Balas Glara seraya ingin memukul dada kekasihnya.

Tapi pergerakan Glara kalah cepat dengan gerakan Chiel yang mencegah tangannya untuk memukul dada pria itu.

Chiel memegang pergelangan tangan Glara dan mendekatkan bibirnya ke telinga gadis kecilnya. Membisikkan sesuatu yang membuat pipi Glara mengeluarkan semburat merah malu-malu.

"Tapi kalau lo binal di depan gue boleh kok. Malah boleh banget, apalagi nanti pas kita nikah," bisik Chiel yang dihadiahi pukulan dari tangan kiri Glara.

"Dasar Chiel cabul!" Desis Glara yang membuat Chiel terkekeh.

"Cabul sama pacar sendiri aja."

"Tetep aja gak boleh! Belum nikah gak boleh cabul. Nanti aku bilangin mimim biar kamu dimarahin baru tau rasa!"

"Oh ngode ni ceritanya?" Tanya Chiel dengan alis tebalnya yang terangkat satu.

"Ngode apa?"

"Ck, dasar! Lo ngode minta gue kawinin?" Sekali lagi Glara memukul dada Chiel yang berbicara seenak dengkulnya.

"Nikah, Chiel, bukan kawin! Kawin mah malamnya," ralat Glara yang hanya dijawab anggukan oleh Chiel.

"Sama aja, habis nikah malamnya langsung mantap-mantap. Jadi nikah sama kawin artinya sama."

"Dibilangin beda ya beda, Chiel!"

"Kalau beda, emang dimana perbedaannya?"

"Gak tau ah pusing kepala Glara."

Chiel mengangkat sudut bibirnya keatas. Menunjukan smirk andalannya jika bersama Glara.

"Mau coba?" Tawar Chiel seraya menempatkan kedua tangannya di pinggang ramping Glara.

Dengan muka polosnya, Glara bertanya apa yang dimaksud Chiel. "Mau coba apa, Chiel?"

"Buktiin kalau nikah sama kawin beda."

Glara semakin tak paham dengan ucapan kekasihnya itu. "Caranya?"

Chiel semakin melebarkan senyumnya kala Glara semakin penasaran dengan ucapannya. Dengan sekali tarikan, Glara menubruk dada bidang Chiel dan itu berhasil membuat Chiel mengangkat kedua sudut bibirnya.

"Kita kawin dulu baru nikah, gimana?" Papar Chiel terang-terangan.

Bola mata Glara melotot sempurna. Dengan cepat gadis itu mendorong dada Chiel untuk menjauh dari dirinya.

Kalau seperti ini Glara harus siaga satu!

"CHIEL CABUL, IH!" Teriak Glara yang membuat Chiel kelabakan dan segera menutup mulut gadis kecilnya.

"Jangan keras-keras, Ra. Masih ada orang. Nanti dikira gue cabul beneran lagi."

Glara meronta meminta Chiel untuk melepaskan tangan besar laki-laki itu dari mulutnya.

"Diem dulu makanya. Kalau gak diem gue cium lo di sini juga!"

Dengan cepat Glara berhenti memberontak dan memilih diam seperti kucing penurut. "Nah gitu, jadi kucing penurut satu hari kayak gini kan enak," ujar Chiel seraya mengelus rambut lembut milik gadisnya.

"Sesak napas tau gak? Main bekap-bekap mulut Glara aja!"

"Salah sendiri cerewet."

"Siapa yang cerewet? Emang betul kok Chiel mesum."

"Oh minta di cium, hem?"

"Siapa si yang minta di cium, El? Kayaknya kalimat Glara gak ada tuh yang bilang kalau Glara minta cium," balas Glara sedikit emosi. Terbukti wajah gadis itu memerah.

"Tadi lo bilang gue mesum, berarti lo minta cium dari gue."

"Gak ada!"

"Adain aja, gampang kan?" Glara menatap Chiel jengah. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Chiel nyalang.

"Terserah! Yang penting Chiel cabul, Chiel mesum, Chiel suka cium-cium sembarangan!" Teriak gadis itu yang membuat Chiel berdecak kesal. Tapi tak menyangkal jika Chiel memang mesum dan cabul. Tapi kepada Glara saja.

"Mesumnya cuman sama lo doang mah gapapa," ujar Chiel tersenyum miring. "Apa mau buktiin kalau gue emang mesum, hem?"

Bisik Chiel di samping telinga Glara.

"CHIEL MESUM!!!" Teriakan menggelegar terdengar. Membuat murid SMA BH yang masih disekitar parkiran menatap ke arah mereka.

"Diem bego!" Celetuk Chiel seraya mengetuk helm milik Glara.

🎸🎤🥁🎸

Yeay... Alhamdulillah update!

Notnit ninuninuninuninu jangan lupa spam komen☝️

Continue lendo

Você também vai gostar

600K 22.8K 47
Typo bertebaran, harap tandai ❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada suatu hambanya. Tetapi tidak semua orang b...
3.1M 31.5K 29
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.8M 301K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
2.9M 41.9K 30
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...