Sore mulai berganti menjadi malam. Semua yang direncanakan akan dilakukan dimalam yang sunyi.
Ya, kun dan jaemin beserta jeno sudah merencanakan pembunuhan untuk mark. Dan leon juga ikut serta didalamnya.
Awalnya jeno dan jaemin heran karena leon ikut dalam rencana ini tapi saat kun menjelaskan, jaemin dan jeno menjadi paham dan setuju leon ikut dalam rencana.
Mereka semua sudah berada di tempat yang sudah ditentukan.
Jaemin dan jeno yang menunggu di sebuah rumah tua, dan leon ikut bersama kun.
Kun saat ini mengendarai sebuah mobil dengan mark disampingnya. Sebenarnya mark akan menjalankan rencananya untuk menculik renjun tapi mungkin ia sudah berada di alam lain sebelum bisa menyentuh atau bahkan menculik renjun.
"Kau yakin akan melakukan penculikan renjun sekarang?" Tanya kun, ia bertanya hanya sekedar basa-basi dan tetap membuat mark tidak curiga.
"Ya. Aku sungguh tidak sabar ingin melihat wajah jaemin menderita. Dan juga jeno, pasti dia akan sangat sedih karena kehilangan kakaknya juga keponakannya" ucap mark dengan tersenyum licik
"Kau boleh merasa senang untuk saat ini, mark. Tapi tidak untuk kedepannya" batin kun
"Lalu setelah kita menculik renjun, apa yang akan kau lakukan padanya?"
"Membuat dia menderita hingga ia kehilangan calon anak nya"
"Penjagaan disana pasti sangat ketat, kau yakin ingin melakukannya sekarang?"
"Ya. Aku sudah menyuruh jake untuk menyemprotkan gas tidur diseluruh mansion, jaemin. Jadi aku akan mudah untuk menculiknya"
"Tapi mungkin jake sudah di tangkap oleh polisi yang berjaga di sana. Sayang sekali, kau kurang cepat dalam hal seperti ini" batin kun
"Jika begitu, semua sudah aman, bukan?" Tanya kun
"Tentu, kita hanya perlu ke mansion jaemin, apa masih lama?" Tanya mark, sepertinya dia sudah tidak sabar
"Tidak lama lagi"
"Baiklah"
Suasana kembali hening, kun terus menyetir dan mark mengamati jalan sekitar, saat kun melewati jalan yang akan menuju ke mansion jaemin, mark menjadi bingung, kenapa kun berbelok ke arah kanan, padahal kun seharusnya berbelok ke arah kiri.
"Kita akan kemana? Kenapa kau berbelok ke arah kanan?" Tanya mark
"Aku akan menggunakan jalan pintas" ucap kun santai
"Kau kira aku bodoh? Tidak ada jalan pintas, kun. Kau akan membawa ku kemana, sialan!" Ucap mark mulai waspada
Namun, kun tetap diam tidak membalas ucapan mark.
"Sialan!, kau ingin membawa ku kemana?!"
"Diam! Kau sangat berisik"
"Bajingan, seharusnya aku tau apa yang kau inginkan"
"Kau yang terlalu percaya kepadaku"
"Sial, kau- Akh!"
Mark pingsan, dan kun tersenyum licik.
"Kerja bagus, leon" ucap kun
Leon ada di kursi belakang, ia bersembunyi di sana, dan beruntung mark tidak menyadarinya.
"Cepat ge, aku takut mark akan bangun lebih dulu" ucap leon dan kun mengangguk.
Kun menambah kecepatan, ia sudah handal dalan hal ini, dan leon tau jadi mereka tidak khawatir dengan jika kun mengendarai mobil diatas rata rata.
Saat sampai, leon menggendong mark dengan dibantu kun, mereka masuk ke dalam rumah tua, rumah yang sudah tidak terpakai.
Mereka membawa mark ke dalam sebuah ruangan yang sudah di sediakan kursi juga tali untuk mengikat mark.
"Dimana jaemin dan jeno?" Tanya leon
"Seharusnya mereka sudah ada disini"
"Kami disini, hyung" ucap seseorang dari belakang.
Leon dan kun menoleh ke belakang dan melihat jaemin juga jeno berjalan ke arah mereka.
"Bagaimana?" Tanya jaemin
"Ya, mark pingsan dan sudah kmlu ikat di kursi" ucap kun
Jeno mendekat pada mark yang masih menutup matanya, amarah mulai tersirat di matanya.
Bugh!
Jeno memukul wajah mark dengan keras membuat mark bangun dan meringis.
"Bangun, sialan!" ucap jeno
"Sabar jen, jangan terlalu cepat marah" ucap jaemin
"Aku tidak peduli"
Mark membuka matanya, sulit untuk bergerak itu yang pertama kali ia rasakan, dan tubuh kekar milik jeno yang ia lihat.
"Jeno?"
"Terkejut hm? Kakak ku"
"Cih, jadi ini rencana kalian?"
"Ya, dan kau yang terlalu bodoh hingga tak menyadarinya" ucap jaemin
"Apa yang kalian inginkan?"
"Kau mati" ucap jeno
"Lebih baik kau yang mati, sialan!" Ucap mark
"Kau ingin menculik renjun, bukan?" Tanya jaemin
"Ya, dan kalian menghalangi ku" sini mark
"Kenapa harus renjun?"
"Karena dia, hidup mommy ku hancur, dia harus hidup di penjara"
"Itu salah ibu mu" ucap jeno
"Bukan, ini salah renjun dan tiffany sialan itu"
"INI SALAH JESSICA, BAJINGAN. DIA YANG MEMBUNUH IBU KU, TIFFANY" teriak jeno dengan amarah yang sudah tidak bisa ditahan
"Apa yang kau tau, hah!"
"Seharusnya aku bertanya padamu, apa yang kau tau?. Apa kau tau yang di lakukan ibu mu itu hingga dia masuk penjara?" Geram jeno
Mark hanya diam, bagi nya ibunya tidak salah, yang salah hanya renjun dan tiffany, karena mereka, mommynya kehilangan suaminya dan harus mendekam di penjara.
"Mommy ku tidak salah, yang salah disini itu renjun dan tiffany" ucap mark
"Apa yang kau tau? Apa yang kau tau sampai kau yakin jika renjun dan ibu ku yang bersalah, hah!"
"Karena ibu mu, MOMMY KU HARUS BERPISAH DENGAN SUAMINYA!"
Bugh!
Jeno kembali memukul wajah dengan keras. Sungguh rasanya jeno ingin membanting orang yang ada didepan nya
"Jeno!" Ucap jaemin menahan lengan jeno
"Jangan gegabah jeno, aku tau kau marah tapi ku mohon, kendalikan amarah mu" ucap kun
Jeno menenangkan dirinya, sementara itu leon menatap mark, akhirnya dia bisa bertemu dengan orang yang membuat kakaknya dalam bahaya.
"Boleh kah aku membunuhnya?" Tanya leon
Kun menoleh ke arah leon.
"Kita memang akan membunuhnya, dan aku minta, jangan sampai emosi mu mengendalikan mu" ucap kun
"Dia membuat gege ku menderita, aku harus membuatnya hilang"
"Kita akan menghilangkan dia, hanya dalam satu tembakan" ucap jaemin
"Kalian kira, aku bisa di bunuh dengan mudah?" Ucap mark
"Tentu saja" ucap jaemin
"Jangan berharap pada jake dan orang orang suruhan mu, mereka sudah ada di kantor polisi" ucap jeno, sepertinya dia tau isi pikiran mark
"Apa yang kalian lakukan, sialan!"
"Kami hanya menyuruh polisi untuk berjaga dan menangkap seluruh bawahan mu itu. Kau saja yang terlalu lemah dan lambat" ucap leon
"Siapa kau? Beraninya kau menyebut ku lemah!" Ucap mark
"Itu fakta bukan? Kau terlalu lemah"
"Ayo bunuh dia, dan pergi. Aku tak mau membuang-buang waktu ku hanya untuk orang gila sepertinya" ucap jeno
"Mau membunuh dengan cara apa? Menebas, memukul, menusuk, atau menembak?" Ucap kun
"Membakar" celetuk jeno
"Wah, terlihat menyenangkan, jarang sekali aku menggunakan cara itu" ucap jaemin
"Jika begitu, ayo keluar dan bakar rumah ini" ucap kun
Jaemin dan jeno mulai berjalan meninggalkan mark, leon masih ada di depan mark dan kun menepuk pundak leon.
"Ayo, kau mau disini saja?" Ucap kun
"Sebentar, ge" ucap leon
Leon menatap mark, lalu memegang kerah mark dengan kasar.
"Ini akibat mu mengganggu gege ku. Aku harap kau tenang di neraka" ucap leon
Bugh!
Pukulan keras dilayangkan oleh leon, lalu ia dan kun berjalan keluar tanpa memperdulikan teriakan mark.
"LEPASKAN AKU, SIALAN!"
"AKU PASTIKAN, KALIAN AKAN MENYESAL!"
Mereka semua tidak memperdulikan mark.
Saat sudah berada di luar, dan jaemin juga jeno sudah menyebarkan bensin di sekitar rumah, jaemin menyalakan korek dan melemparnya ke area yang sudah disebari bensin.
WUSH!
Api langsung berkobaran, menelan rumah kecil dan sudah tidak layak di tempati itu dengan mark di dalamnya.
"Akh! TOLONG! PANAS"
Mereka masih bisa mendengar teriakann mark didalam sana, tapi mereka tetap tidak peduli dan tetap acuh mendengarkan teriakan mark.
"Semua sudah selesai, tidak ada lagi hama yang akan menganggu" ucap jaemin dan diangguki oleh jeno.
"Ayo kita pergi, biarkan mark menjadi abu disini" ucap jeno
----------
Maaf kalo ada typo