Undercover ╏ SooGyu ✓

Por hanwistereia

163K 17.2K 5.3K

[lokal-AU] pura-pura pacaran sampai lupa kalau cuman pura-pura Más

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
12.2
13
14
15
16
17
17.2
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
29.2
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
51.2
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
64
65
66
67
68
69
70
71 - last
childish flower (1/3)
childish flower (2/3)

63

1.1K 157 46
Por hanwistereia

"Lo mau ikut nunggu di dalem atau gimana?" tanya Bayu sesampainya mereka sampai ke barber shop.

"Lo potong rambut doang kan?"

"Enggak, gue mau sekalian smoothing, creambath, cat rambut juga mungkin ombre terus treatment ala-ala."

Sandi melotot kaget. "Sumpah???"

"Enggak lah!" Bayu menyemprot. "Mentang-mentang liburan otak lo jadi bego gini ikutan libur."

Ada keinginan buat menoyor Bayu dari belakang tapi entah mengapa gak tega juga, jadi gak jadi.

Mengikuti langkah Bayu dari belakang, Sandi malah perhatikan lekat rambut panjang Bayu yang dikuncir satu. Rambut itu yang bakal dipangkas nanti. Bayu dengan rambut pendek memang bukan hal yang baru sama sekali karena Bayu berambut panjang saja itu baru selama kuliah ini.

Namun Bayu dengan rambut cepak pendek juga tidak teringat jelas dalam ingatan Sandi. Mereka dulu cuman dua orang tetangga dan teman sekolah—yang bahkan gak layak juga disebut teman karena nyaris sekali enggak pernah bertegur sapa. Jadi tentu saja Sandi enggak pernah memperhatikan detail bagian dari Bayu.

Begitu saja tanpa sadar Sandi menyentuh dan membelai rambut Bayu dalam kunciran. Si empu menoleh bertepatan dengan pegawai barber menyambut kedatangan mereka membuat Bayu batal melempar tanya.

"Masnya juga mau potong atau gimana?"

Sandi menggeleng, "Enggak, saya cuman nganter." lantas Sandi diarahkan ke tempat duduk area menunggu.

"San," panggil Bayu dari tempat duduknya.

"Gue yang potong rambut, lo jangan nangis ya," Bayu nyengir.

Sandi terperangah sejenak sebelum mendengus. "Mana ada."

Bayu cuman tertawa.

"Mau potong segimana, Mas? Ada model tertentu?"

"Oh iya, biasa aja Mas, kayak gini aja." Bayu menunjukkan referensi di ponselnya.

"Rambut Masnya bagus, saya jadi agak sayang mau motong padahal cocok sama tampang Masnya."

Bayu cuman tertawa pelan, "Sayanya gerah, Mas." meski iya, tapi gak juga.

Lantas rambut Bayu mulai dipangkas sedikit-sedikit. Di tengah itu, Bayu melihat lewat cermin, Sandi yang menunggu sambil memainkan ponselnya. Sebelum pacarnya itu—kemungkinan—nge-game, Bayu mengirim pesan.


Bayu
Read | p = pacar


Bayu melihat Sandi—masih lewat cermin—menoleh dulu ke arah Bayu sebelum membalas.


Sandi
apa?

Bayu
Read | inget gak kemarin
gue bilang apa?
Read | semalem maksudnya

Sandi
I love you?

Bayu
Read | HAHAHAHA ANJJJJJ
YA GAK SALAH SIH
Read | I love you too
🥺❤️

Sandi
❤️
semalem lo bilang
mau potong rambut
karena disuruh ayah lo kan?

Bayu
Read | yup
Read | jadi sebetulnya gue emang
niat mau potong rambut
tapi gak sekarang sih seharusnya
Read | tapi kebetulan ayah
nyuruh jadi ya udah

Sandi
did your father said
something anything else?

Bayu
Read | kebetulan iya
Read | can I told you?

Sandi
ofc

Bayu
Read | it's quite embrassing
I thought? It's not that
big but maybe I
take that too serious
☹️😔

Sandi
it's okay dear
I won't blame you

Bayu
Read | 🥺🥺🥺
Read | so ayah selama
ini gak pernah komen
apa-apa soal rambut
panjang gue, so I thought
is okay too keep it grow
Read | sampai kemarin di
gereja temen atau kenalan
ayah, terserahlah siapa pun,
nyamperin ayah terus basa-basi
terus habis itu nyeletuk
Read | dia bilang rambut
panjang gue gak rapih
karena gondrong, kayak bukan
mahasiswa terpelajar dan
gak keurus dengan semestinya
Read | I don't know what
the fck relation between
me or anyone with long hair
and mahasiswa terpelajar
like wtf??? mau gue gaplok
tapi orangtua astagfirullah
Read | gue kesaaalll ☹️☹️
Read | bentar


Bayu berhenti mengetik ketika poni rambutnya dirapihkan. Ternyata enggak butuh waktu lama untuk memangkas rambutnya sebab kini rambutnya tinggal dirapihkan sedikit, jadi Bayu berhenti menge-chat Sandi karena nanggung, sebentar lagi selesai.

Gak sampai lima menit kemudian, rambut Bayu selesai dipangkas dan ditanya sedikit mengenai kepuasaan rambut barunya. Juga puji sedikit sih, siapa tahu dikasih tip tambahan dan diberi review bagus, begitu pikir abangnya.

Bayu berterimakasih dan melakukan pembayaran di kasir dan langsung menghampiri Sandi yang telah menatapnya sejak tadi.

"Gimana? Bagus gak?" Bayu membungkuk sedikit mencondongkan badannya pada Sandi yang masih duduk, ujung rambutnya dipegang-pegang sedikit.

Sandi mengangguk. "Bagus."

"Do I look good with short hair or long?"

"You do." jawabannya ambigu.

"Hah? Maksudnya?"

Sandi beranjak dan meraih tangan Bayu dalam gandeng. Mengucapkan terimakasih terakhir kali sebelum meninggalkan barber.

"You look good."

"Hm? With short or long? Or both???"

Sandi menoleh dan menatap Bayu lekat. "I said, you look good."

Perlu waktu lebih dari tiga sekon buat Bayu pahami makna ucapan Sandi. Begitu mengerti, tentu Bayu tidak bisa menahan cengirannya.

"Iiiiwwww, siapa nih yang ngajain pacar gue nge-flirt gini? Atau bibit-bibit bucin elo mulai tumbuh kuncupnya? Ihiw ihiw!"

"Berisik." Sandi mencubit pipi Bayu. Baru dilepas ketika Bayu mendengus keras dan mereka pun kelua dari barber shop.

"Jadi, bokap lo minta lo potong rambut karena ke-trigger omongan—siapa tuh? Bapak-bapak? Ibu-ibu?"

"Kebetulan bapak-bapak," sahutnya, "Gak tahu pasti sih, tapi respon Ayah pas om-om itu bilang gitu cuman diiyain aja, terus pas makan malem di rumah Ayah tiba-tiba nyuruh gue motong rambut. Bilangnya sih karena tahun baruan ini kan mau ke tempat Oma jadi—"

"Lo gak tahun baruan di sini???!" Sandi menoleh kaget.

"Oh iya, gue belum bilang ya?" Bayu berkedip terus nyengir polos. "Jangan marah sayang, nanti kapan-kapan kita main kembang api bareng deh,"

"Bukan itu masalahnya!"

"Iya sih, maaf ya San," Bayu mengusap permukaan tangan Sandi dalam genggamannya sambil berujar, "Gue baru dikasih tahu sama Ibu pas malam natal kemarin, tadinya mau langsung bilang ke elo tapi gue rasa belum nemu momen yang pas. Gue bilang gini jadinya kayak cuman beralasan, tapi gue cuman mau jujur sama lo apa adanya, terus ya emang jujur ada beberapa hal terjadi buat gue agak gak mood. Cuman hal kecil tapi gue cukup kesel sampai setelahnya gue nyalahin Ayah gue karena ikut-ikutan omongan orang lain dan bukannya ngebela gue atau ngomong apa kek.

"Gue sedih, tapi gue gak mau cengeng cuman karena alasan remeh banget. Ayah juga gak ngomong yang jelek-jelek setelahnya, cuman ya kebetulan momennya pas aja. Terus ya emang gue udah rencana mau potong rambut jadi—ya gitu deh! Udah! Pokoknya sekarang gue udah potong rambut dan masih cakep kok! Iya kan? Iya kan??"

Sandi gak lantas menyahut. Tatap iris kelam si kecil di balik kerjapan kelopak matanya. Bohong kalau Bayu bilang gak berharap supaya Sandi memujinya sebab itu yang paling diinginkannya dan yang selalu diharapkannya pada beberapa orang tertentu dan sayangnya Sandi salah satunya.

Tangan bebas Sandi bergerak raih wajah Bayu dan diusap pelan pipi tembamnya dengan ibu jarinya yang besar.

"You're a precious little dear, pretty is something you're born with."

Thumpripple as like the meaning. Sandi's voices sweep Bayu's heart so gently when at the same time is pounding so fast. As like he can hear it clearly constantly along with Sandi's, sebab Bayu pun bisa rasakan getar itu di jemari tangan yang bertaut. Dan merah yang merambat sampai ke telinga itu nyata adanya di antara sinar matahari. Utamanya, ikatan itu tercipta lurus dari sepasang irisnya yang lekat.

"Ekhem, permisi ya Mas, ikut lewat bentar."

Keduanya tersadar karena orang lain yang hendak melintas sambil membawa kardus. Enggak besar sih sebetulnya, tapi yah, Sandi dan Bayu memang 'masih' berada di ruang terbuka yang dilewati banyak orang.

Sandi berdehem selepas kepergian iklan lewat tersebut, tangannya telah ditarik menjauh.

Pemuda Desember dilirik sesaat sebelum lepas tawa dari si kecil.

"K-kenapa malah ketawa?"

"It's hilarious, you don't think so?" Bayu tergelak, "Maksud gue, bukan karena ucapan lo. Its just the moment, the placeokay, kita juga yang ngalangin jalan, tapi ya udahlah."

Sandi gak menyahut, cuman membuang napas.

"Lo udah makan siang belum?" tanya Sandi.

"Gue tadi brunch, jadi gak terlalu laper sih, mau ke pujas atau ke food court atau mungkin kafe? Oh! Kita ke pet cafe aja gimana? Mau gak?"

"Ah, kasihan nanti anjing atau kucingnya pada mabok nyium bau badan lo belum mandi."

"Gue udah mandi kok, tadi cuman bercanda!"

"Ya udah iya, terserah, jalan aja dulu dah." Sandi menggandeng lagi Bayu untuk keluar menuju parkiran. "Gue juga masih ada mau cerita ke elo."

"Oh iya ya. Oke kalau gitu, ja ikuzo!"

"Idih, wibu."

"Hish!"

[19-12-2021]

Seguir leyendo

También te gustarán

4.7K 359 11
[ ChanMin AREA ] Bijak sebelum membaca! Book ini mengandung unsur dewasa [ 25+ ] #Chanmin #Kingdom #bxb
67K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
25.8K 3K 28
"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai...
73.7K 13.8K 24
➢ ፧ sunwoo itu cuma cowok tertutup yang di benci banyak orang disekolah. dan haknyeon sukses bikin orang ternganga dengan kata-katanya, "sunwoo, kam...