Our Sun

By MissDarkEyes8

23K 2.4K 340

Bagaimana jika seorang Kageyama Tobio yang cuek pada sekitar menemukan seorang balita yang tengah menangis ta... More

OS-01
OS-02
OS-03
OS-04
OS-05
OS-06
OS-07
OS-08
OS-09
Bukan Update
OS-11
OS-12
OS-13
OS-14
OS-15
Special Chapter: Hari Kemerdekaan 🇮🇩
OS-16
OS-17
Special Chapter: Happy Eid Mubarok 🐮

OS-10

1.2K 140 26
By MissDarkEyes8

Part sebelumnya

Oikawa hanya bisa tersenyum sedangkan Iwa sudah menahan tawany sedari tadi.

***

Di sisi lain....

Kage dan Tsuki berjalan menuju ke supermarket dengan ekspresi yang tentunya masih sangat suram. Entah kenapa mereka berdua merasa sangat kesal kepada Oikawa.

Padahal Hinata yang sedari tadi menempel dengan Oikawa, bukannya Oikawa yang menempel Hinata. Mereka tau itu, tapi tetap saja rasa kesal di hati tetap tertuju kepada Oikawa. (Bilang aja cemburu :))

Mereka berjalan dalam diam dengan pikiran mereka masing-masing, tak terasa mereka sudah sampai di depan Supermarket.

Tanpa banyak kata langsung saja mereka masuk ke dalam supermarket itu, "Oi Ousama, kau ke bagian minuman aku ke bagian makanan bayi," perintah Tsuki.

Kageyama awalnya mengangguk hingga dia sadar bahwa Tsukishima ingin mengambil keuntungan agar bisa membanggakan diri ketika Hinata senang dengan makanan yang dipilihnya.

Kageyama tidak terima, "Oi Megane! Aku yang ke bagian makanan bayi, kau yang ke bagian minuman," protes Kageyama.

Tsuki berbalik, "Tidak, bisa-bisa kau salah mengambil makanan untuk Hinata," balas Tsuki.

"Aku tidak sebodoh itu, Megane!" ujar Kageyama kesal.

Tsukishima berbalik begitu saja, tidak menghiraukan kemarahan Kageyama. Kageyama yang diperlakukan seperti itu semakin tidak terima.

Kageyama menghampiri Tsukishima, memegang pundaknya dan membalikan tubuh Tsukishima secara paksa.

Tsukishima yang diperlakukan seperti itu sedikit kaget, dia menghela napas. Dalam batinnya dia berkata, Kenapa aku harus berurusan dengan manusia bodoh satu ini.

"Ada apa lagi, Ousama?" tanya Tsukishima lelah.

"Aku belum menyetujui keputusanmu, Megane!" jawab Kageyama.

"Lalu, Apa yang kau mau?" tanya Tsukishima lagi

"Biarkan aku juga memilihkan makanan untuk Hinata," ujar Kageyama.

"Baiklah, lakukan semaumu." Usai mengatakan itu, Tsukishima langsung berbalik menuju rak-rak yang penuh dengan kebutuhan untuk bayi.

Sedangkan Kageyama dia diam-diam tersenyum senang, dan langsung mengikuti Tsuki dari belakang.

Skip selesai berbelanja

Kageyama dan Tsukishima sudah berada di Karasuno sekarang, setelah sedikit perdebatan tadi akhirnya mereka menyelesaikan perintah dari Sang Kapten.

Mereka berdua langsung menuju Gym, terdengar dari arah luar Gym suasana ramai di dalam Gym sangatlah ramai. Entah ada apa yang sedang terjadi.

Mereka memasuki Gym, suara berisik tadi langsung memasuki indra pendengaran mereka. Hal pertama yang mereka lihat adalah Oikawa yang sedang memeluk Hinata dengan erat di ikuti Suga yang menarik bajunya begitu kuat serta Tanaka dan Noya yang berusaha keras menarik Suga menjauh.

Sedangkan Hinata? Batita tersebut hanya terdiam kebingungan menatap Oikawa. Namun, kebingungan itu tak bertahan lama. Dia tiba-tiba saja tertawa sambil mengucapkan kata Ou cama berulang kali, "Hehe... Ou cama, hehe."

Kageyama dan Tsukishima terdiam, mereka berdua tercengang namum mereka masih bisa menjaga ekspresi mereka.

Langsung saja mereka berdua menghampiri Sang Kapten, "Ada apa ini, Kapten?" tanya Tsukishima.

Daichi menoleh ke arah Tsuki, "Oikawa ingin membawa Hinata ke Aoba Johsai, tentunya Suga yang mendengar itu murka," jelas Daichi.

"APA?" Teriak mereka berdua serentak. Daichi yang berada tepat di samping mereka terkejut. Bahkan, bukan hanya Daichi saja yang terkejut.

Suga dan Oik yang sedang ribut saja langsung berhenti dan menoleh ke arah Kageyama dan Tsukishima. Terlihat dari aura mereka, bahwa mereka marah.

Oik yang melihat itu merinding, dia punya firasat bahwa kemarahan itu ditujukan kepadanya. Tamatlah riwayat hidupnya, menghadapi Suga saja dia kewalahan. Apalagi dia menghadapi dua junior dari Karasuno itu.

Seketika dia menyesal. Kalau tau mereka berdua sudah datang, dengan sukahati Oik membiarkan Suga mengambil Hinata dari pelukannya.

Sedangkan di sisi Kage dan Tsuki, Daichi menghela napas. Sia-sia saja dia menggiring mereka berdua untuk meredakan amarah mereka.

Baru saja Kage dan Tsuki ingin menghampiri Oikawa, pintu gym terbuka. Terlihatlah Takeda sensei serta coach Ukai yang mematung di depan pintu Gym. (I'm so sorry tapi aku lupa di chap sebelumnya aku bicara tentang apa soal mereka, jadi maaf ya kalau ga nyambung)

Seketika suasana menjadi Hening, mereka kembali kepada posisi mereka masing-masing. Suga sudah tak lagi menarik baju Oikawa, hanya saja tatapannya tidak pernah lepas dari Oikawa. Begitu pula dengan Kageyama dan Tsukishima.

Untuk menghilangkan kecanggungan Daichi berdeham, "Ehem!" Karena deheman Daichi Takeda sensei dan coach Ukai terbangun dari lamunan mereka.

"Jadi... ada yang bisa jelaskan apa yang sedang terjadi saat ini?" Takeda sensei memulai pembicaraan.

"Tunggu, sebelum itu antarkan Oikawa dan Iwaizumi terlebih dahulu." Dengan itu Ennoshits serta Kinnoshita langsung mengantar kedua orang tersebut. Tanpa kata, Oikawa dan Iwa mengikuti mereka.

Sesampainya di gerbang, Oikawa sangat terpaksa memberikan Hinata kepada Ennoshita dan mengucapkan terima kasih karena sudah mengantar. Bergegas mereka kembali ke dalam Gym.

Di sisi lain....

Melihat tidak ada yang bersuara, Takeda sensei mengarahkan pandangannya ke Daichi. Melihat itu Daichi menghela napas dan mulai menceritakan semua kejadiannya dari awal.

Beberapa menit kemudian....

Coach Ukai dan Takeda sensei menghela napas. "Lalu, apakah kalian sudah menghubungi orang tua Hinata mengenai keadaannya?" Kali ini coach Ukai yang bertanya.

Mereka semua menggeleng, "Syukurlah, biar nanti aku dan Takeda sensei saja yang berbicara kepada orang tua Hinata. Sekarang masalahnya adalah Nekoma ingin mengadakan latih tanding dengan kita. Dan latih tanding itu akan di adakan besok, makanya kami berdua cepat-cepat datang kemari. Tak kusangka ada kejadian mengejutkan saat kami berdua pergi."

"Bagaimana? Apa kalian tetap ingin menerima permintaan dari Nekoma atau tidak? Tidak perlu khawatir Hinata akan ikut bersama kita, tidak mungkin kita meninggalkannya dalam kondisi seperti ini" tanya Takeda sensei.

Mereka semua saling berpandangan, "Aku rasa kita tetap menerima saja. Bagaimanapun Nekoma sudah lama menjadi rekan kita. Sungkan rasanya menolang tawaran tersebut." Kali ini Ennoshita mengucapkan pendapatnya.

Takeda sensei mengangguk, "Bagaimana? Kalian semua setuju?", "Tidak/Iya" jawaban berbeda didapatkan oleh Takeda sensei.

Coach Ukai memijat kepalanya,
"Siapa yang menjawab tidak dan berikan alasannya," ujar coach Ukai.

Tentu saja Suga, Kageyama, Tsukishima, Tanaka, dan Noya yang memgangkat tangannya.

"Baiklah, dimulai dari Suga terlebih dahulu. Apa alasanmu?" tanya Takeda sensei.

Dengan raut wajah yang serius Suga menjawab, "Sudah pasti Nekoma akan menculik Hinata begitu melihat Hinata." Kageyama, Tanaka, dan Noya mengangguk setuju. Ternyata alasan mereka sama dengan Suga.

Semua tercengang, tak disangka hanya karna alasan seperti itu. Tak menghiraukan ucapan Suga, Takeda sensei beralih kepada Tsukishima.

"Akan sangat merepotkan jika Nekoma mengetahui Hinata menjadi bayi, pasti mereka akan tiap hari datang ke penginapan kita dan membuat keributan. Aku tidak nyaman dengan keributan," ujar Tsukishima dengan santai.

Padahal dalam hatinya dia merasa sangat kesal, tch! Kalau Nekoma tau waktuku dengan Hinata akan semakin berkurang.

Mendengar itu, lagi-lagi Takeda sensei dan coach Ukai menghela napas. Alasan yang diberikan tidak cukup kuat untuk menyutujui pendapat mereka.

Akhirnya, sesi diskusi itu berkahir. Dan tentu saja dengan keputusan mereka akan tetap menerima permintaan dari Nekoma dengan Hinata yang tetap bersama mereka.

Sedangkan kelima orang tersebut hanya bisa pasrah walaupun dalam hati masih tidak terima. Tapi, mau bagaimana lagi ini sudah keputusan dari guru mereka. Sudah seharusnya mereka menghormati keputusan itu.

Lagipula keputusan itu tidaklah begitu buruk, mereka akan membawa Hinata berkeliling Tokyo. Dengan pemikiran yang seperti itu, Suga, Tanaka, serta Noya akhirnya menerima dengan lapang dada keputusan itu.

Lagi-lagi tidak dengan duo junior Karasuno. Tak henti-hentinya raut wajah mereka memburuk. Mereka tidak bisa protes, karena para senpai mereka sudah menyetujuinya.

Mereka kesal, waktu mereka bersama Hinata pasti akan berkurang lagi. Apa perlu mereka menculik Hinata?

***
Hai, minna. Genki desu, ka? Maaf ya update nya lama, hehe. Kemarin-kemarin sibuk banget, ujian, harus nyari tempat PKL, dll. Tahun baru kemarin aja aku ga jalan-jalan, huhu. Karena ada kunjungan ke sekolah bersama orang tua. Jadi, gitu deh.

Sekarang kesibukanku hanyalah Pkl, jadi maaf ya kalau updatenya ga nentu dan lama. Akan aku usahakan kalau ada waktu luang di jam aku PKL. Buat yang gatay PKL itu apa aku kasih tau, ya. PKL itu Praktik kerja lapangan, biasanya hanya anak-anak Smk/Stm saja yang mengadakan. Sisanya bisa kalian cari sendiri di google, ok.

Maaf ya kalau part ini lagi-lagi gada gambar :". Part Hinatanya juga kurang, Insya Allah part berikutnya akan ada part Hinata. Ditunggu ya kawan, jangan bosan nunggunya. Makasih banget udah mau nunggu cerita aku. Jangan lupa vote, coment, dan share. See you.

Bonus pict:

(gemoy banget Aone :")

(Jadi ayah dadakan)

(capek banget gasi :")

Continue Reading

You'll Also Like

7.7K 948 21
Fanfiction. Tokoh, lokasi Dan lainnya bersumber dari drama Mysterious lotus casebooks. . . . Di feisheng hanya berjarak beberapa inchi darinya. Menat...
4.8K 521 18
Setelah Li Lian Hua ditemukan dua tahun yang lalu, selama itu pula Li Lian Hua terbebas dari 'racun yang ada di dalam tubuhnya', sayangnya Li Lian Hu...
2.1K 297 15
"Dengan waktu kita yang terbatas ini....yang aku inginkan hanya kamu"
1.9K 262 7
Fang Doubing dan Di Feisheng mengira bahwa Li Lianhua sudah tiada, namun tiba-tiba Li Lianhua kembali kepada mereka dengan keadaan sehat tanpa racun...