When You Lost It

By Delzy1

3.3K 1.9K 1.7K

Berawal dari mimpi buruk. Hari-hari yang seharusnya terdengar wajar bagi gadis itu mulai berubah sejak beber... More

Pengantar
Character List!
Opening
Malam tanpa Ketenangan
Hari yang Indah
Teman
Pertanda Pertama
Kenapa harus meminta maaf?
Pelukan Seorang Dewi
Sekali lagi, Hari yang Indah
Pertanda Kedua
Tak lagi bersama
Penyesalan dan Tuan berwajah teduh
Kartu Nama
Khayalan atau Penglihatan?
Mulai menginap
Sosok kedua
Hampir saja!
Pertanda Ketiga
Kupu-kupu Hitam
Akhirnya, mereka tahu
Apa aku tidak pantas untuk tau?
Tidak ada Keberuntungan (1)
Tidak ada Keberuntungan (2)
Tidak ada Keberuntungan (3)
Tidak ada Keberuntungan (4)
Dunia baru untukmu
Malam Perekrutan
Tekad dan Rencana
Pelatihan Pertama
Suara yang memanggil
Bertemu
Ucapan yang berguna
Bersaing!
Berkumpul
Di tengah kekacauan
Memperluas relasi
Dua golongan
Season 2 : The Beginning (1)
Season 2 : The Beginning (2)
Season 2 : The Beginning (3)
Season 2 : Awal yang buruk
Season 2 : Di Masa yang mana?
Season 2 : Sebuah Foto
Season 2 : Pesta Malam
Season 2 : Kucing dan Kupu-kupu yang berwarna hitam
Season 2 : Foto itu Menghilang!
Season 2 : Pembuat Onar
Season 2 : Seseorang yang tak terduga
Season 2 : Dia yang tidak pernah disangka
Season 2 : Asap hitam
Season 2 : Di suatu malam sehabis kekacauan
Season 2 : Kedatangan pelanggar

Pergi untuk Sementara

71 53 13
By Delzy1

Hazel masih terpaku dengan peristiwa yang barusan dia lihat.

Beberapa kali Hazel mengusap mata, berharap bahwa itu semua hanya imajinasinya saja, berharap bahwa Pria tersebut masih berada di balik pohon tersebut.

Hening....

Sepemikiran Hazel hal-hal seperti itu hanya terjadi di buku-buku fantasi yang pernah dia baca bersama Rena di perpustakaan sekolah, tidaklah mungkin hal tersebut membuat imajinasinya terbawa sampai dunia nyata. Manusia dengan kekuatan misterius yang bisa menghilang?? Ah mungkin 100 tahun kedepan juga masih belum ada...

Bulu kuduk Hazel tiba-tiba naik, dengan cepat gadis tersebut langsung mengusap lengannya beberapa kali sambil menggelengkan kepala.

"Sepertinya aku butuh tidur..." Ucap Hazel.

Lalu tepukan dari pundak belakang Hazel berhasil membuat jantungnya kembali berdegup bukan main, gadis tersebut berbalik dengan sorot mata tajam dan melihat lelaki jangkung yang dia cari kini sedikit merinding melihat ekspresi Hazel yang se intens tersebut.

Hazel refleks menepuk kembali punggung Reza dengan keras, membuat lelaki tersebut mengeluh.

"Aduh...sakit Hazel." Rintih Reza pelan.

"Kamu tau? Aku mencari kamu dari tadi di dalam rumah tidak ada, di sekitaran rumah juga tidak ada, kamu dari mana aja sih? Kalau kamu kenapa-kenapa gimana? Ini sudah sore, kabut makin tebal, ini bukan perumahan yang aman-aman saja kalau kamu mau keluar saat cuaca apapun, setidaknya beritau ingin pergi kemana atau ajak aku, jangan pergi sendiri!" Celoteh Hazel kesal.

Reza menatap gadis tersebut dengan seksama. Lalu sedikit tersenyum terharu.

"Kamu senyum? Serius? Aku lagi marah loh?!" Hazel menatap lelaki tersebut keheranan, tidak habis pikir.

Reza mengangguk dan tersenyum tipis.
"Maaf.." lirihnya pelan.

Hazel yang masih sedikit kesal akhirnya berbalik dan pergi meninggalkan Reza menuju tempat ayahnya yang masih berbincang dengan polisi.

Tentu saja, Reza refleks mengikuti gadis tersebut dari belakang.

"Rambutnya sampai kusut begitu." Pikir Reza.

Ayah Hazel melihat gadisnya berjalan cepat menuju tempatnya.

"Kalau begitu saya mohon pamit untuk memeriksa TKP kembali, Tuan." Polisi tersebut sepertinya tau situasi sehingga dengan cepat segera beranjak dari tempatnya.

"Baik saya mohon untuk diberikan informasi baru nantinya." Ujar Ayah Hazel.

"Baik, Tuan." Ucap Polisi tersebut ramah, lalu menundukkan kepala saat Hazel juga datang bersama Reza kemudian melangkah pergi.

Ayah Hazel sedikit membenarkan posisi kursi rodanya lalu memeluk hangat putrinya.

"Hazel, untuk beberapa hari kedepan kita akan menginap di rumah Tante yang ada di kota." Ucap Ayah Hazel sambil perlahan melepaskan pelukan gadisnya.

"Iya?"

"Rumah ini akan dibersihkan dahulu, sebelum akhirnya bisa kita tempati kembali, lalu petugas kan juga belum selesai untuk mengambil informasi yang diperlukan." Jelas Ayah Hazel.

Hazel mengangguk lesu.

"Hanya 1 Minggu saja, ayah harap Hazel mengerti." Ucap Ayah Hazel lembut sambil mengusap pipi Hazel di tengah posisinya yang kini hanya bisa duduk sementara di kursi roda.

"Baik ayah.." lirih Hazel.

"Ah? Tuan, kenapa anda dan Hazel tidak menginap di rumah saya saja? Saya kira masih ada beberapa kamar yang belum terpakai di rumah saya. Jadi...saya kira anda bisa menginap di sana untuk sementara waktu." Usul Reza antusias.

"Saya harap begitu, Namun, melihat kondisi ibu Reza yang sekarang juga masih sakit, dan memang masih ada Tantenya Hazel yang menawarkan tempat tinggalnya terlebih dahulu untuk menginap, maka saya pilih yang paling memungkinkan saja." Jelas Ayah Hazel.

Reza sedikit murung, lalu sedetik kemudian akhirnya mengangguk dan tersenyum manis.

"Kapan kita bisa berangkat ayah? Lalu apa kita tidak menyiapkan barang-barang untuk dibawa?" Tanya Hazel bingung.

Ayah Hazel menggeleng pelan.
"Tidak perlu, Tante sudah menyediakan beberapa keperluan yang ada, selebihnya kita bisa membelinya sendiri ketika sudah sampai disana. Kita berangkat jam 7 malam."

"Baiklah kalau begitu." Ujar Hazel mengangguk paham.

Hazel kemudian kembali ke depan rumah lalu mengambil jaket yang menyelimuti adiknya tidur.

"Nggak sampai hati, mau ngebangunin Liam, tidurnya nyenyak banget." Pikir Hazel.

Reza kemudian datang dari belakang,
"Biar aku yang gendong Liam, kamu bisa siap-siap, ini sudah jam 6 lewat."

Reza kemudian berjongkok lalu bersiap menggendong Liam di punggungnya.

"Makasih Reza." Ucap Hazel tersenyum manis

Laki-laki yang sudah berdiri menghadap gadis tersebut lalu dengan cepat pupil matanya melebar dan melihat ke arah lain.

"A-aku hanya ingin membantumu agar kamu tidak kelelahan, itu saja." Ucap Reza lalu berjalan ke samping Hazel.

Hazel menepuk pundak lelaki tersebut beberapa kali sambil tersenyum jahil.

"Iyaa, iyaa terimakasih Reza." Ucap Gadis tersebut semakin usil lalu berjalan bersama Reza menuju mobil ayah Hazel.
.
.
Waktu menunjukkan hampir pukul 7 malam, akhirnya ayah Hazel bersiap dan menyalakan mesin mobil. Bersamaan dengan Hazel dan Liam (masih tidur) yang ada didalamnya.

Hazel menatap rumah tersebut sendu, bagaimanapun ini masih hari setelah kematian ibunya. Setelah mengusap matanya yang berair beberapa kali. Akhirnya Ayah Hazel membuka pembicaraan.

"Liam masih tidur?" Tanya Ayah Hazel sambil menengok ke arah gadis tersebut yang duduk di sebelahnya.

Hazel menoleh ke arah ayah lalu mengangguk.

Kemudian terdengar kaca mobil pada sisi dimana Hazel duduk di ketuk pelan.

Hazel menoleh ke arah tersebut. Menemukan Reza mengisyaratkannya untuk keluar.

"Sepertinya Reza ingin membicarakan sesuatu denganmu." Jelas Ayah dan membuka kunci pintu mobil samping.

"Aku keluar sebentar ayah." Ucap Hazel.

"Hati hati, kita akan berangkat sebentar lagi." Ucap ayah Hazel mengangguk dan tersenyum.

Hazel keluar dari mobil dan menghampiri Reza yang berdiri beberapa langkah dari mobilnya berada.

"Ada apa?" Tanya Hazel sembari berlari kecil dan berhenti tepat di depan lelaki tersebut.

Tanpa Hazel kira, Reza dengan cepat mengenggam kedua tangannya erat.

"Jaga dirimu, aku harap kamu baik-baik saja Hazel." Ucap Reza serius.

"Ah, tentu saja aku akan menjaga diri dan ayolah, aku hanya menginap sebentar di sana." Ucap Hazel tersenyum.

Hazel merasakan genggaman Reza semakin kuat.

"Aduh.." Pikir Hazel.

"Tetap saja! Jaga dirimu kumohon Hazel, bisakah kamu berjanji?" Ucap Reza semakin memperdalam pandangannya pada manik mata gadis tersebut.

Gadis tersebut bingung, tidak hanya di sini, disekolah Reza juga mengatakan hal yang sama, apa yang sebenarnya dimaksud oleh lelaki ini? Hazel harus menjaga diri dari apa?

"Reza-"

"Hazel? Apakah sudah selesai? Kita akan segera berangkat." Saut ayahnya dari jendela mobil.

"Baik ayah!" Saut Hazel.

Reza melepaskan genggaman Hazel, lalu gadis itu segera berjalan cepat menuju mobil.

Ketika mobil mulai berjalan, Hazel membuka kaca jendela lalu melambai ke arah Reza. Dibalas dengan lambaian dari lelaki tersebut yang tersenyum manis.
.
.
Setelah melihat mobil Hazel sudah berjalan cukup jauh. Reza perlahan meredam senyumannya dan berjalan menuju motor

"Dasar.." Ucap Reza lirih disela dirinya menyalakan sepeda motor tersebut Lalu pergi dari kawasan rumah itu.
------------------------------------------------------

Continue Reading

You'll Also Like

238K 28.6K 52
Kumpulan cerpen dan mini cerbung, bedasarkan kisah nyata yang dimodifikasi ulang. Dikemas menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Dengan s...
34.4K 1.1K 40
Kisah tentang keluarga dan seorang pengasuh yang diteror oleh hantu penjaga anak kecil.
10.2K 712 22
"Kamu siapa?" "kamu bisa melihat ku?!" penasaran?cuss langsung masuk aja ..banyak plot twist yang ga bakal kalian duga NOT BXB YES BROTHERSHIP Sebe...
190K 10.5K 35
Reina Amora, gadis berparas ayu khas pribumi, salah satu yang beruntung diterima di Black Campus melalui jalur beasiswa, kehidupan damai berubah begi...