Refuser d'y Aller [KV]

By joyyby

36.4K 3.8K 127

Saling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai... More

1. Menyebalkan
2. Kakak?
3. Hungry
4. Kecelakaan
5. Sial
6. Aku... Manis?
7. Pergi lagi?
8. Keanehan
9. Being protective
10. Gengsi tapi mau
11. Dokter tampan
12. Masa sih?
13. Date?
14. Tiba-tiba
15. Normal
16. Menarik
17. Jealous
18. Teori cinta segitiga
19. Kerja kelompok
20. Silent love
21. Fight
22. Taruhan
23. Racing
24. Hospital
25. The girl's
26. Akur?
27. Orang tua
28. Woke up
29. Perlakuan manis
30. Batal
31. Sahabat
32. Taken?
33. Curhat
34. Kiss
35. Date!
36. Resmi, tapi...
37. Only
38. Caught
39. Basket
41. The Incident
42. Possible
43. Yeri
44. Datang
45. Lari
46. Problem
47. Snow
48. Everyone's fear
49. The ending

40. Boss

417 46 4
By joyyby

"Jangan sentuh aku!"

Taehyung menepis tangan Jungkook yang ingin menyentuhnya, ia merasa sakit melihat kejadian barusan. Makin diperparah lagi melihat pelakunya yang jelas-jelas ada di depan dia sekarang.

Jungkook terdiam melihat Taehyung seperti itu. Hatinya ikut berdenyut sakit saat melihat kekasihnya itu menangis, terlebih karena dirinya.

"Tae, aku bisa jelaskan." Ucapnya seraya mencoba meraih pergelangan tangan Taehyung.

Tapi Taehyung lagi-lagi mencoba melepaskan kontak fisiknya dengan Jungkook. "Tidak ada yang perlu dijelaskan."

Jungkook dibuat terdiam saat melihat Taehyung yang memperlihatkan sorot kecewa dari matanya.

"Kumohon, Taehyung... Kau salah paham, dia hanya mengobrol biasa denganku. Kami tidak ada apa-apa." Jelas Jungkook dengan wajah yang begitu memelas, ia tak mengerti harus bagaimana.

Tidak ada apa-apa?!

Taehyung menatap tajam Jungkook dengan mata memerahnya.

"TIDAK ADA APA-APA KATAMU?! Kau dan dia itu--"

Oh Tuhan, Taehyung hampir keceplosan.

Ia menghentikan kalimatnya dan menurunkan jari telunjuknya dari wajah Jungkook. Taehyung tak mau hubungannya dan Jungkook berakhir secepat ini, bahkan tak ada memori manis yang ia ingat.

"Kau cantik dan indah seperti permata Tae. Aku merasa beruntung bisa menjadi kekasihmu."

"Mereka ku sewa. Untuk date kita."

"Dan lagi kau itu sudah manis. Untuk apa makan-makanan manis begitu? Yang ada aku yang akan terkena diabetes karenamu."

Sialan! Taehyung teringat kata-kata manis pemuda brengsek yang ada didepannya. Ia memalingkan wajahnya lalu berusaha melewati Jungkook, ingin cepat-cepat pergi dari situ.

Tapi ditahan oleh Jungkook, namja itu berjalan maju hingga membenturkan Taehyung ke dinding. Saling menghirup nafas yang sama, lalu menatap manik mata satu sama lain.

Yang tadinya tatapan marah Taehyung kini berubah menjadi tatapan sendu, ia mencium bibir Jungkook dengan tangannya yang mengalung di leher pemuda itu. Jungkook membalas dan mendominasi ciuman itu.

Merasakan lelehan air mata yang Jungkook benci, ia melepaskan ciuman mereka lalu menghapus liquid bening itu dari pipi sang kekasih.

"Maafkan aku. Aku tak suka melihatmu menangis."

Jungkook mengecup kelopak mata Taehyung, lalu merengkuh pemuda yang sedang menangis tersedu-sedu itu didalam dekapannya.

Lama kelamaan tangisan Taehyung sudah mulai mereda, tak henti-hentinya meramalkan kata maaf untuk Taehyung. Jungkook tahu ini sangat bejat, tapi ia masih belum bisa jujur kepada Taehyung.

Ia tak sanggup.

"Maaf--"

"Aku memaafkan mu, Jungkookie." Taehyung tersenyum manis kepada Jungkook dengan hidung memerahnya.

Idiot bukan? Taehyung pun mengakui, dirinya sebodoh itu. Tapi dia cinta, lalu harus bagaimana? Jelas-jelas Jungkook berbohong dan masih tidak mau jujur padanya. Tapi Taehyung membiarkan itu, ia tak ingin melepaskan Jungkook barang sedikitpun.

Dia sangat menyayangi pemuda bertato ini. Lagi pula ada yang namanya 'berjuang' bukan?

Taehyung mengangkat kepala Jungkook yang menunduk, "Lihat aku."

Kedua mata Jungkook menatap lawan bicaranya dengan hati yang begitu bersalah. Ia tak suka membuat Taehyung menjadi rapuh seperti ini, walaupun dirinya tahu, ini semua juga karena ulahnya.

"Aku mencintaimu Jungkook."

Menjeda kalimatnya beberapa saat, kemudian tersenyum.

"Aku percaya apa yang kau lakukan barusan tidak seperti yang kupikirkan, maafkan aku. A-aku sedang bad mood tadi." Taehyung sedikit tertawa pelan mendengar alasan bodohnya barusan.

Tapi jelas-jelas Jungkook menangkap kebohongan di dalam diri Taehyung, namun Jungkook tak bisa berpikir jernih saat ini. Dipikirannya adalah hanya bagaimana salah paham ini bisa menjadi lurus tanpa adanya salah satu pihak yang tersakiti.

Jungkook tersenyum lalu mengecup pucuk kepala Taehyung sedikit lama, lalu memeluknya lagi. Menyeka sisa-sisa air mata yang masih berbekas di wajah Taehyung, kemudian berjalan bergandengan tangan keluar dari situ.

Hari sudah mulai sore, masih terlihat juga teman-teman Jungkook yang sedang berbincang serius dengan ketiga teman Taehyung. Tapi mereka berdua abai dengan itu, bahkan panggilan Eunwoo saja Jungkook acuhkan.

Jungkook mengantar Taehyung pulang ke apartemennya. Sedikit bercanda ringan di dalam mobil untuk menghilangkan suasana canggung.

Sampai akhirnya Taehyung bilang kepada Jungkook ingin tidur sebentar, katanya dia lelah dan kurang tidur. Tentu saja Jungkook mengizinkan.

Mobil yang dibawa Jungkook berhenti di pertigaan saat lampu jalanan menunjukan warna merah, tanda kendaraan harus berhenti. Ia menunggu lampu merah itu selesai sama halnya kendaraan-kendaraan lain.

Jungkook memperhatikan Taehyung yang sudah tertidur pulas disampingnya, terkekeh saat sosok polos itu sedikit terganggu karena dikecup pipinya. Ia kembali menjalankan mobilnya ketika lampu sudah menjadi hijau.

Pikirannya berkelana kemana-mana saat ini. Barusan ia mendapat pesan dari Ibunya bahwa malam ini keluarga Yeri mengadakan makan malam besar-besaran yang mengharuskan dirinya untuk datang. Dan tentu saja Jungkook tak punya pilihan lain.

Tanpa sadar air matanya jatuh saat sedang mengendarai mobil ditengah padatnya jalan raya. Sadar akan hal itu, ia menghapus kasar air matanya sendiri. Untung saja Taehyung tidur, jadi tak melihat hal memalukan yang barusan ia alami.

Sedikit lagi sampai di apartemen Taehyung, tapi Jungkook memilih untuk memutar jalan. Entah apa yang ia pikirkan, agar bisa lebih lama bersama Taehyung tentunya. Ia juga tak tega membangunkan Taehyung yang sepertinya kelelahan, pemuda itu baru saja tertidur beberapa saat yang lalu.

Ting!

Jungkook mengambil ponselnya yang ia taruh di dashboard, kemudian mengecek pesan tersebut. Lagi-lagi pesan dari seseorang yang ia tak inginkan, kembali ia lihat.

Ayah

Yeri bilang tadi kau menemui seorang namja?

Apa kau menjalankan hubungan menjijikanmu itu dengannya?

Datang malam ini atau namja itu akan kuhabiskan.
05.15 PM KST

Jungkook melempar benda itu ke sembarang arah, ia memukul stir mobilnya frustasi. Menyebabkan benturan keras yang mampu membuat Taehyung terbangun.

Ia mengerjapkan matanya menatap sayu ke arah Jungkook yang tampak sedang marah.

"Nghh... Jungkook? Kau kenapa?"

Jungkook menoleh saat suara manis itu menginterupsi, mendapati Taehyung yang masih menguap bingung. Amarah Jungkook perlahan mereda, ia hanya menggeleng pelan lalu memberhentikan mobilnya. Pas sekali sudah sampai.

"Tidak, sudah sampai." Ia keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobilnya untuk Taehyung.

"Oh, baiklah. Langsung pulang Jungkookie? Tak mau mampir dulu?" Tawar Taehyung.

Mampir? Tentu saja Jungkook tak bisa, ia tak mau dengan kejamnya pria tua tersebut melakukan hal buruk pada Taehyung.

"Tidak, Tae. Sudah sana masuk!" Ia mengacak-acak surai hitam Taehyung yang membuat Taehyung cemberut.

"Iya, kau juga sana pulang." Taehyung mendorong bahu Jungkook.

Tapi Jungkook tak mau pergi dari hadapannya.

"Kau masuk dulu sana baru aku pergi. Aku hanya mau memastikan pacarku ini aman." Jungkook mencolek pipi Taehyung jahil.

Pipi Taehyung merona, ia dengan cepat lari dari situ lalu menghilang dibalik gedung apartemen yang ditinggalinya itu. Jungkook pun segera menancapkan gasnya untuk pergi dari situ.

• • •

Disinilah Taehyung sekarang, di studio fotografi tempat dirinya akan bekerja. Dan sekarang ia sedang mendengar ceramah dari seniornya yang ada disitu, mengenai keterlambatannya.

Taehyung akui, ini salahnya. Ia lupa kalau sore ini dirinya harus datang untuk menemui atasan yang akan menerimanya secara langsung, lalu mulai bekerja. Kalau saja bukan karena senior didepannya ini tak menelepon dirinya, sudah dipastikan Taehyung akan segera didepak dari sini tanpa sempat bekerja sehari pun.

"Bagaimana bisa kau baru mulai melamar sudah terlambat seperti ini?! Pekerjaan ini bukan main-main!" Sembur wanita itu.

"Sudahlah Hyuna, maklumi saja. Kan dia sudah bilang ada sedikit masalah yang membuatnya telat, bos sebentar lagi datang. Malah kau yang akan diomeli karena membuat keributan disini." Lerai seorang wanita yang merupakan teman sekerja Hyuna, sebagai make-up artist disitu.

Hyuna menghela nafas, kemudian menatap Taehyung yang menunduk. "Baiklah, Taehyung. Ayo ikut aku."

Taehyung mengangkat kepalanya lalu tersenyum sumringah. Ia mengekori kedua wanita yang lebih tua dari dirinya itu ke sebuah ruangan kerja yang luas. Tampaknya itu merupakan ruangan kerja atasan atau bosnya.

"Nah tunggu disini, sebentar lagi dia datang." Ucap temannya Hyuna, atau yang akrab dipanggil Yeonmi.

Taehyung mengangguk sambil membungkukkan badannya yang dibalas juga oleh Yeonmi. Kedua wanita itu meninggalkan Taehyung sendiri disitu, kemudian berjalan beriringan menuruni tangga.

Gosip-gosipan dari mulut Yeonmi membuat Hyuna jengkel. "Bisa tidak kau diam?"

Disitu mereka berpapasan dengan bos mereka yang sepertinya baru saja selesai mengurusi beberapa jadwal pemotretan majalah model terkenal di Seoul. Dan perusahaan ini merupakan salah satu cabangnya.

"Annyeong bos." Sapa Yeonmi.

Pria yang berkisaran tiga puluh tahunan itu tersenyum. "Apa dia sudah datang?"

"Sudah bos, kita menyuruhnya menunggu di ruang kerjamu." Jawab Hyuna.

Pria tersebut tersenyum ramah lalu berjalan menuju ruangannya, penasaran akan pemuda yang katanya sedang magang dan membutuhkan pekerjaan. Pegawainya bilang pemuda tersebut lulus karena keahliannya.

Ia masuk ke ruangannya dan mendapati seseorang yang juga menoleh ke arahnya, kemudian membungkukkan tubuhnya menyapa.

Awalnya pria itu sedikit terkejut melihat siapa yang ingin melamar pekerjaan langsung dengannya, namun itu hanya sebentar karena sudah digantikan oleh senyum hangat yang menyapa.

"Annyeong haseyo, Kim Taehyung imnida." Sapa Taehyung.

Pria itu tersenyum balik kepada Taehyung, kemudian mempersilahkan dirinya duduk. Ia juga duduk di kursinya sendiri.

"Jadi namamu Taehyung, dan kudengar kau masih kuliah. Kau membutuhkan pekerjaan, betul?" Tanya orang itu santai.

"Uhm ya... Betul, eee-- Ahjussi?"

Yang barusan dipanggil Ahjussi oleh Taehyung itu terbahak keras. Apa dirinya tampak seperti om-om yang sudah tua?

"Aku tak setua itu, ngomong-ngomong aku belum memperkenalkan namaku ya. Aku Oh Sehun. Masih tiga puluh tahun, panggil hyung juga boleh, atau Kak, terserahmu lah." Ucap Sehun panjang lebar.

Taehyung dibuat tertawa karenanya, "Baiklah Kak Sehun."

Mereka berdua berbincang-bincang santai, selayaknya bukan pekerjaan. Taehyung senang karena diterima langsung oleh atasannya, akhirnya ia mendapat pekerjaan.

Uang kuliah, tunggu aku!

Baru saja bertemu namun kepribadian Sehun yang friendly membuat Taehyung sama sekali tidak canggung, malah kerap kali ia menanggapi berbagai candaan bosnya itu.

"Oke Taehyung, besok kau datang setelah jam kuliahmu selesai. Dan kerjakan semua yang Hyuna sudah jadwalkan padamu, sekarang kau boleh pulang."

Taehyung mengangguk antusias, "Baik, Kak! Kalau begitu saya permisi, selamat malam."

Sehun mengangguk lalu melihat Taehyung yang sudah pergi dari hadapannya. Menyeringai dalam diam kemudian menelepon seseorang yang lain tak bukan adalah adiknya, seseorang yang membantunya dalam rencana yang ia buat.

"Apa hyung?! Sialan, kau meneleponku saat sedang bermain game. Jadi kalah kan."

"Hei bodoh, apa kau tak penasaran apa yang kutemukan barusan?" Tanya Sehun sedikit kesal.

"Apa memangnya? Jalang?"

"Lebih tepatnya dia, yang kucari selama ini. Seseorang yang kau buat koma di rumah sakit." Ia tertawa kencang sambil melonggarkan dasi yang terasa melilit lehernya.

"Maksudmu Taehyung??!! Kau bertemu dimana?! Kau saja baru beberapa hari di Seoul, bagaimana bisa kau tahu keberadaannya?"

"Bukan aku yang mencari, tapi dia yang datang sendiri."

"How???" Tanya seseorang yang lebih muda dari Sehun itu tak mengerti.

"Dia melamar pekerjaan disini, Yugyeom." Ucap Sehun bersama seringai yang menghiasi wajah angkuhnya.

"That's great hyung! Jadi kapan kau akan bermain?"

Sehun berdiri dari duduknya tanpa melepas sambungan telepon dari adiknya, menatap langit malam di Seoul dari jendela.

"Tentu saja sesukaku."

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Continue Reading

You'll Also Like

10.8K 663 32
{SEDANG DI REVISI} Squel dari Young Marriage yang pertama, cerita ini berisi kisah tentang kehidupan Kaila. Dibuat tgl : 25-04-2021
10.4M 74.1K 17
BEBERAPA BAB DI HAPUS KARENA KEPINTINGAN PENERBITAN Jangan lupa follow author... Kisah dua orang gadis yang memiliki wajah yang sangat mirip, tapi me...
51.3K 4.9K 21
Menceritakan tentang Taehyung dengan segala ketegasannya luluh begitu saja saat tanpa sengaja bertemu dengan pemuda manis yang menarik segala atensin...
4.5M 134K 88
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...