Sekali Seumur Hidup

By SarahJannatul

5K 1.1K 1.5K

Sebelum membaca bantu follow dulu yu kak..😍😚 Instagram : sarahjannatul28 Tiktok : storybylutannaj Ini kisah... More

❤️Tentang Kita
❤️Hanan Hafidz Ma'arif
❤️Asrama
❤️Keinginan Sang Kyai
❤️Rapuh
❤️Menikmati Masa Akhir 2
❤️Lamaran
❤️Terungkap
❤️Pasrah
❤️Keterpaksaan
❤️Persiapan
❤️ Takdir Cinta
❤️Kehidupan Baru
❤️Keputusan
❤️SULIT
❤️Kotak Nasi
❤️Terpaksa Peduli
❤️Mencoba
❤️Amanah yang Berat
❤️Kehilangan
❤️Luka
❤️Ingatan Annisa
❤️Ada apa?
❤️Ternyata
❤️Teman kecil
❤️ Berharap
❤️ Sendiri
❤️Dilema
❤️Berkorban
❤️Satu Ranjang
❤️Cast*

❤️Menikmati Masa Akhir 1

193 65 94
By SarahJannatul


Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin


' Jika memang bukan Alzam yang menjadi jodoh ku, izinkan aku untuk menikmati masa akhir dengan nya. Sebelum aku menjadi wanita yang halal untuk lelaki lain '

Annisa menatap layar ponselnya. Mood nya belum membaik, hati nya selalu merasa gelisah, ia merasa tidak tenang.

' Bagaimana jika Alzam nanti membenciku? '
Kalimat itulah yang selalu melintasi pikiran Annisa. Ia tak ingin Alzam membencinya.

Annisa menghela nafas nya panjang. Ia sangat frustasi untuk masalah ini. Rasanya ia ingin pergi menjauh meninggalkan segala macam hal yang telah menimpanya.

Annisa membuka aplikasi WhatsApp, ia mencari nama Alzam di sana. Sungguh menyedihkan, Annisa menulis kontak nama Alzam dengan sebutan calon suamiku.

Annisa tersenyum miris, ia menertawai dirinya karna terlalu bodoh dalam berharap. Annisa membuka kontak Alzam untuk mengganti namanya ketika tiba tiba saja ponsel milik nya berdering. Tertera nama Alzam disana.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, Annisa kamu lagi apa ?"

Annisa mengubah posisinya menjadi duduk dengan bersandar pada ranjang.
"Lagi ngerjain tugas" ucap Annisa bohong.

"Ngerjain tugas mulu, sudah mau lulus juga"

"Kamu juga masih ada tugas kan?"

Annisa mendengar Alzam terkekeh di sana. Kemudian ia mengangkat kedua sudut bibirnya tersenyum. "Ada apa?"

"Gak ada apa apa. Aku cuman lagi kangen sama kamu."

Hati Annisa terenyuh. terasa hangat, namun menyakitkan. Seperti ada yang menusuk jantung nya. Annisa mencoba tersenyum kembali

"Aku juga kangen, pengin ketemu sama kamu." Suara Annisa sedikit memanja, menutupi segala rasa sakit yang menimpa nya.

"Gimana kalau nanti sore kita pergi ke Alun alun kota?"

"Hmm, boleh."

"Yasudah, nanti sekitar jam 5 aku jemput kamu di rumah yaa."

"Oke"

"Kalau gitu aku tutup ya, kamu lanjutin lagi ngerjain tugas nya."

"Iya."

"Jangan lupa makan"

"Iya."

"Jangan lupa minum"

"Iya."

"Jangan lupa sayang aku."

"Iya.__Ehh..."

Alzam tertawa terbahak bahak di sana. Annisa sangat menggemaskan baginya.

"Ish, apaan sih kamu. Sudah, aku tutup telpon nya." Rajuk Annisa.

"Eehh, tunggu tunggu"

Annisa menahan telepon nya,menunggu Alzam berbicara.

"I love you sayang, Assalamualaikum"

Tanpa menjawab salam dari Alzam, Annisa sudah mematikan sambungan telpon nya sepihak.

Annisa dapat merasakan wajah nya memanas. Ia sangat malu di campur dengan rasa bahagia.

' wa'alaikumsalaam ya Habibi '
Annisa memegang dada nya yang berdetak sangat cepat. Kemudian ia tersungkur kedalam bawah bantal. Menyembunyikan kepalanya di dalam sana.

Ia sangat bahagia hari ini.
Bagaimana mungkin ia bisa melepaskan Alzam begitu saja?
Hah, sudahlah. Buang jauh jauh pemikiran negatif yang akan membuatnya merasa kan sakit. Saat ini Annisa hanya ingin menghabiskan waktunya bersama Alzam. Ia ingin menikmati masa masa bahagia yang terakhir kalinya dengan Alzam. Ia ingin merasakan bebas tanpa beban apapun bersama Alzam.

Karna mungkin, Alzam lah penawar rasa sakit yang sedang Annisa rasakan saat ini.

***

Hembusan angin membelai lembut wajah mulus Annisa. Memberi ketenangan pada jiwa gadis ini. Banyak orang berlalu lalang menikmati pemandangan indah di area alun alun kota.

Alzam duduk di ujung kursi samping Annisa. Ia juga menikmati pemandangan sore hari di tempat ini. Sang mentari memancarkan warna jingga di ufuk barat, menambah suasana lebih tenang dari sebelumnya.

Alzam melirik Annisa yang sedang menatap lurus sang mentari. Terukir sebuah senyuman di raut wajah gadis ini. Annisa merasakan sebuah kedamaian di tempat ini. Beban yang menimpa dirinya seakan sirna bersama hembusan angin tadi.

Annisa merasa seperti ada yang memperhatikan nya, ia juga melirik ke arah dimana sang kekasih hatinya sedang menatap dirinya lembut.

"Kenapa liatin aku kaya gitu?"

"Cantik"

Annisa memalingkan wajah nya, ia tak sanggup jika terus membalas tatapan Alzam.

"Baru tau aku cantik?"

Alzam terdiam,tidak menjawab pertanyaan Annisa. Sepersekian detik dari itu kemudian ia bersuara lagi.

"Kamu pernah punya keinginan untuk pergi keluar negeri, Annisa?"

"Pernah, dan sampai saat ini aku masih menyimpan harapan itu."

Alzam manggut manggut.
"Pergi kemana?"

"Pergi ke Jepang. Menikmati turun nya salju pertama bersama orang yang aku sayang dan sayang sama aku." Ucap Annisa tanpa sadar.

Alzam tersenyum tipis. "Nanti kita pergi bersama sama ya."

Annisa melirik Alzam. Ia tersenyum getir mendengar perkataan Alzam barusan.
Aanisa mengamin kan dalam hati, berharap perkataan Alzam menjadi kenyataan.

Jika saja Alzam itu yang menjadi kekasih halal nya. Impian Annisa untuk pergi kesana nanti akan terwujud dengan sempurna.

"Kamu mau ice cream ga?"

"Mau."

"Sebentar ya." Alzam berlari menghampiri penjual ice cream di sebrang sana.

Annisa menatap kekasih nya dari jauh, memandangi nya tanpa henti. Dirinya merasakan damai jika berada di samping Alzam.

'oh Allah, kenapa engkau menumbuhkan rasa cinta sebesar ini pada dirinya? Aku ga tau kenapa rasa cinta ini hadir begitu dalam'

Annisa masih tersenyum, ia terlalu menikmati pemandangan ini, sampai tak sadar jika Alzam sudah berada di hadapan nya.

"Udah ngeliatin aku kaya gitu nya" Alzam menempelkan ujung ice cream ke pangkal hidung Annisa "nanti kamu diabetes lagi"

Annisa mengerutkan kening nya, merasa kesal dengan tingkah Alzam. "Ish, kamu nyebelin"

Alzam tertawa pelan, lalu kembali duduk ke tempat nya semula.
"Lagian kamu ngeliatin aku segitunya, sampai gak kedip kedip."

Annisa tersenyum malu, ia terdiam tak menyahut, ia terus menikmati ice cream vanila miliknya.

"Oh ya, kemarin kamu ke Asrama Pondok ?"

Degg!!
Annisa menggigit bibir nya. Berharap Alzam belum tau apa apa

"I-iya"

"Ngapain?"

"Abah Yai sakit"

Alzam mengubah posisi duduk nya menghadap Annisa.

"Sakit apa?"

"Jantung Abah Yai kambuh"

"Astaghfirullah"

"Tapi aku udah denger kabar lagi kok, kalau Abah Yai udah sehat lagi"

"Alhamdulillah,syukurlah." Alzam menghela nafas lega.

"Aku pengin deh. kalau kita nikah nanti, yang nikahin kita Abah Yai" ucap Alzam tiba tiba

Annisa tersedak ice cream,ia menoleh ke arah Alzam.

"Pelan pelan Annisa, bisa bisa nya kamu tersedak ice cream " Alzam menepuk nepuk bahu Annisa.

Annisa terdiam, mencerna apa yang telah terjadi tadi.
" Menurut kamu gimana?" Alzam bertanya lagi.

"Hah. Hmm iyahh" jawab Annisa ragu ragu.

Annisa merasakan mata nya memanas. Sepertinya Alzam sangat berharap untuk menikah dengan nya, ia melihat mata Alzam yang nampak bahagia.

'aku juga Alzam, aku juga sangat berharap apa yang kamu harapkan, aku juga menginginkan apa yang kamu inginkan dan aku pun ingin semua harapan kita terwujud.'

Kisah cinta mereka sangat pilu, kekasih yang saling mencintai harus terpisahkan oleh satu ikatan pernikahan. Ntah bagaimana reaksi Alzam jika ia mengetahui semuanya.

' Alzam, jika kamu memang bukan jodoh ku, aku akan berdoa dan meminta pada Allah agar kamu mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku, yang bisa membahagiakan kamu, yang bisa menggantikan posisiku di dalam hati kamu. Semoga.'

***

Setelah nya mengantar Annisa pulang, Alzam melajukan mobilnya langsung menuju rumah. Adzan Maghrib telah berkumandang, ia memarkirkan mobilnya di pekarangan Masjid Besar Agung. Melaksanakan sholat Maghrib di tempat ini karna jarak rumah nya masih lumayan jauh.

Setelah melaksanakan sholat Maghrib, sayup-sayup ia mendengar murotal dari suara yang sangat ia kenali. Alzam mencari cari sumber suara itu.

Benar saja, Abang nya Hanan berada di tempat ini sedang membaca ayat suci Al-Quran. Alzam menghampiri Hanan. Menepuk bahu Abang nya itu pelan.

Hanan menoleh, lalu menghentikan murotalnya.

"Shodaqallahuladziim"

"Sejak kapan ente disiniAl?" Hanan menutup Al Qur'an dan mencium kitab suci itu.

"Sejak tadi, sholat Maghrib disini gue"
Ucap Alzam sembari menselonjorkan kakinya. "Lo sendiri sejak kapan disini bang?"

"Udah mau 3 hari" Hanan menghela nafas pelan.

"Gilee, lagi i'tikap Lo ya?"

Hanan hanya tersenyum tipis. "Ane lagi bingun Al."

"Bingung kenapa sih pak dokter?"

"Ane kemarin ke asrama." Hanan menjeda kalimat nya. "bapak Yai pengin ngejodohin ane sama murid kakak beliau"

Sontak Alzam terkejut lagi takjub. Ia memposisikan duduknya lebih dekat dengan Hanan. "Terus gimana bang? Lo terima gak? Cewek nya cakep gak bang? Terus cewek nya emang mau sama Lo?" Ujar Alzam bertele tele disertai tawa mengejek .

Hanan menjitak dahi Alzam.
"Ente bisa nya ngeledekin ane aja"

Alzam meringis lalu tertawa lagi." Iya bang ampun"
Hanan memutar bola nya malas.

"Tapi bang, gimana jadinya sama Aqilla?" Tanya Alzam mendadak serius.

"Ane belum tau, mungkin mempoligami nya. Itu juga kalau Aqilla mau jadi istri kedua"

Alzam semakin takjub dengan rencana Abang nya ini. "Gila Lo bang, gue aja belum ada satu, Lo udah punya rencana punya dua bini." Ujar Alzam sambil menepuk nepuk tangan. "Ehh tapi kalau Aqilla gak mau jadi bini kedua Lo, gimana?" Lanjut Alzam.

Hanan mengedikkan bahu "Mungkin menceraikan istri pertama, terus nikah sama Aqilla." Alzam melotot tak percaya dengan apa yang Abang nya ucapkan tadi.

"Ane juga yakin sih kalau perempuan itu gak terima sama perjodohan ini. Jadi yaa gak masalah kalau ane menceraikan dia."

Alzam menatap Hanan sinis membuat Hanan menoleh kepadanya.
" Gak nyangka gue, ternyata Lo punya sisi kejam nya juga sama perempuan. Itu namanya Lo permainkan dia bang. Astaghfirullah" ucap Alzam mendramatis sembari mengelus dada nya.

Hanan terkekeh melihat tingkah dari adik nya ini. " Itu juga kalau Mungkin, Al"

Alzam mendekatkan kepalanya "Lo udah liat cewek nya belum bang?"

Hanan menggeleng, "Tanggal 15 nanti ane ta'aruf sama dia sekaligus lamaran."

Alzam bersorak dengan suara nya yang keras. "Pelan pelan suaranya! Inget ini di masjid." Omel Hanan.

Alzam melirik kesana kemari memastikan ada yang mendengarnya atau tidak.
"Terus Lo tau gak siapa namanya?"

Hanan mengangguk. Alzam semakin penasaran dengan jawaban Hanan.

"Siapa namanya?"

"Keppo ente. Entar naksir lagi" Hanan mengusap wajah Alzam gemas sembari bangkit dari duduk nya. "Udah adzan isya,Al"

"Bukan bang! adzan Dzuhur!!"
Hanan terkekeh lalu melenggang pergi mengambil air wudhu di susul oleh Alzam.

Setelah nya mengambil air wudhu, mereka melaksanakan sholat berjamaah yang di imami oleh Hanan. Ternyata banyak dari mereka yang mengunjungi tempat suci ini untuk melaksanakan sholat isya berjamaah.

Alzam tersenyum melihat Hanan sedang melafazkan takbir. Ia berharap agar Hanan selalu bahagia dengan jalan takdir Allah. Alzam bersyukur mempunyai Abang setulus Hanan. Dan ia tahu, bahwa Hanan sangat menyayangi adiknya.

_Akhir nya Lo udah punya calon bang, dan sebentar lagi nikah. Gue berharap Lo bahagia sama perempuan itu, dan Lo bisa melupakan Aqilla yang cuma bisa bikin Lo nunggu tanpa kepastian. Semoga._

***

Terimakasih buat kalian yang udah mampir buat baca. 🤗😚
Jangan pernah bosen yaa buat baca kisah tentang Annisa.😍🤭
Terus dukung cerita ini , dukung juga Annisa yang sekarang lagi mengsedih🤧. Kasih semangat biar terus bahagia😍😚.
Dukung juga Alzam, ehh apa Hanan?🤭🤗😘

Vote dan komen nya jangan lupa, karna itu yang di harapkan dari kalian.💙💙

Continue Reading

You'll Also Like

7.6K 685 16
"mas punya adek" jeongwoo, dom! junghwan, sub!
68.6K 4K 26
Jangan lupa follow dulu ya 😘 Syerill seorang dokter cantik berusia 27 tahun yang secara tiba tiba masuk kedalam novel yang semalam ia baca. STARD:...
5K 672 21
ini hanya cerita fiksi !!
4.4M 304K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...