Sekali Seumur Hidup

By SarahJannatul

5.1K 1.1K 1.5K

Sebelum membaca bantu follow dulu yu kak..😍😚 Instagram : sarahjannatul28 Tiktok : storybylutannaj Ini kisah... More

❤️Tentang Kita
❤️Asrama
❤️Keinginan Sang Kyai
❤️Rapuh
❤️Menikmati Masa Akhir 1
❤️Menikmati Masa Akhir 2
❤️Lamaran
❤️Terungkap
❤️Pasrah
❤️Keterpaksaan
❤️Persiapan
❤️ Takdir Cinta
❤️Kehidupan Baru
❤️Keputusan
❤️SULIT
❤️Kotak Nasi
❤️Terpaksa Peduli
❤️Mencoba
❤️Amanah yang Berat
❤️Kehilangan
❤️Luka
❤️Ingatan Annisa
❤️Ada apa?
❤️Ternyata
❤️Teman kecil
❤️ Berharap
❤️ Sendiri
❤️Dilema
❤️Berkorban
❤️Satu Ranjang
❤️Cast*

❤️Hanan Hafidz Ma'arif

244 73 80
By SarahJannatul


Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin

Suasana hari ini begitu melelahkan. Sudah pukul 7 malam dokter muda ini masih berada di Rumah Sakit. Padahal jadwal bagian hari ini shift pagi. Dikarenakan ada beberapa pasien yang harus melakukan tindakan operasi membuat nya harus pulang larut malam.

Hanan meregangkan tubuh nya di atas sofa.
Menyandarkan dirinya disana dan memejamkan mata nya sejenak.
Rasa kantuk dan letih sudah menjadi teman nya sehari hari. Itu bukan hal yang harus di permasalahkan, Ada berbagai macam hal yang harus ia lakukan di bandingkan menuruti rasa kantuk dan lelah nya itu.

Hanan mnghembuskan nafas pelan lalu membuka matanya seraya melangkahkan kaki nya menuju meja kebesaran. Merapikan berkas berkas yang berserakan disana dan di masukan kedalam tas. Ia menyambar jas nya asal lalu keluar dari ruangan itu.

"Mau langsung pulang Han?" sapa seseorang membuat Hanan berhenti melangkahkan kaki nya.

Hanan menoleh mengangguk mengiyakan.
"Ane duluan ya, Assalamualaikum"

Dokter lelaki sebaya dengan Hanan itu tersenyum. "Waalaikumsalam,Hati hati bro."

Hanan hanya mengangkat tangan nya keudara sambil berlalu pergi.
Ia melangkahkan kaki nya menuju parkiran dengan santai ketika ponselnya baru saja bergetar.

Hanan merogoh saku jas nya lalu menggulir layar ponsel.

"Assalamualaikum" Hanan masih melangkahkan kaki nya menuju parkiran.

"Waalaikumsalam. Han, ente dimana?"

"Ane masih di rumah sakit jalan mau pulang"

"Besok ke Asrama ya. Abah Yai pengin ketemu ente."

Hanan mengernyitkan kening nya. Tumben sekali Beliau ingin bertemu dengan nya. Hanan memang rutin setiap satu bulan sekali bersilaturahmi ke Pondok Pesantren nya. Tapi bukan kah baru satu Minggu yang lalu ia pergi ke sana?!

"Han, ente bisa gak?"

"Hmm, iya insya Allah." Ucap nya sembari menutup telepon.

Kemudian ia memasuki mobil hitam yang terparkir disana, memakai Seatbelt dan melajukan mobil nya meninggalkan pekarangan rumah sakit dengan santai.

Fikiran nya melayang, ntah apa yang ia pikirkan. Namun, raut wajah nya tetap terlihat tenang. Hanan memijat kening nya dengan tangan bertumpu pada pintu mobil.

"Aqilla apa kabar yah?" Hanan bergumam, lebih tepatnya bertanya pada dirinya sendiri.

Ia merindukan gadis nya itu. Seseorang yang
Sangat di harapkan kehadiran nya oleh Hanan.

"Astaghfirullah" Hanan merutuki diri nya sendiri. Ia sadar telah berbuat zina fikiran.
Tak ingin terlalu larut kedalam gejolak rindu, Hanan menepikan mobil nya ke supermarket. Ada beberapa makanan dan minuman yang harus ia beli.

Hanan mematikan mesin mobil dan melepaskan seatbelt. Lalu ia melangkah pergi masuk kedalam sana.

Setelah mengambil beberapa makanan dan minuman, Hanan beralih ke kasir. Cukup ramai yang mengantri. Ia memilih memainkan ponsel nya sembari menunggu.

"Total nya jadi Seratus tujuh puluh ribu, kak"
Ucap pelayan kasir kepada gadis di hadapan Hanan.

Gadis itu tersenyum, lalu merogoh saku nya sambil tetap memainkan ponsel.
Dan seketika raut wajah nya terlihat panik, Ia merogoh tas mini nya gelagapan.

'perasaan, tadi udah di masukin ke kantong deh'

Lalu gadis itu mendongak dengan membuat sebuah cengiran kuda.

"Hehe, maaf ya, mba. Uang saya kayanya ketinggalan." Ucap gadis itu membuat wanita bersanggul mini di hadapan nya mendengus pelan lalu tersenyum.

"Belanjaan nya Taruh di sini dulu ya, mba. Saya mau ambil uang nya dulu, rumah saya Deket kok." lanjut gadis itu memperjelas.

Sebelum ia melangkah pergi meninggalkan tempat kasir, Hanan melangkah maju menyodorkan dua lembar uang berwarna pink ke kasir.

"Ini mba, buat bayar belanjaan dia."
Ucap Hanan.

Annisa membulatkan mata nya terkejut, siapa lelaki yang bermurah hati ingin membayarkan belanjaan nya?

"Wahh, mas pacar nya ya? Perhatian banget." ucap kasir itu cengengesan.

Hanan tersenyum "gabungin aja mba sama belanjaan saya"

"Baik mas" wanita itu mengambil belanjaan Hanan dan mulai menghitung nya.
"Total nya jadi dua ratus lima puluh ribu."

Hanan mengangguk, kemudian merogoh saku jas nya dan mengeluarkan selembar uang berwarna biru.

"Terimakasih, mas, mba. Semoga puas dengan pelayanan kami." Ucap pelayan kasir ramah.

Hanan melangkah pergi keluar supermarket. Annisa yang sadar akan hal itu segera mengejar lelaki itu keluar.

"Mas, tunggu" ucap Annisa.

Hanan berhenti, lalu menoleh. "Terimakasih, nanti pasti akan saya ganti" lanjut Annisa.

Hanan hanya tersenyum, lalu kembali memasuki mobil meninggalkan pekarangan supermarket.

Annisa masih berdiri disana hingga mobil berwarna hitam itu menghilang. Sadar akan seseuatu dan ia menepuk jidatnya. "Astaghfirullah, lupa nanyain nama sama rekening nya." Gerutu nya pada diri sendiri sembari  berjalan menuju pulang.

"Malu maluin banget sih Annisaaa!! Kenapa coba bisa ketinggalan?!" Annisa merutuki dirinya kesal. "Astaghfirullahaladzim, semoga nanti bisa ketemu sama lelaki tadi dan menggantikan uang nya."

***

Sesampain nya dirumah, Hanan memarkirkan mobil nya di garasi dan langsung melangkah kan kaki memasuki rumah. Suara gelak tawa terdengar dari luar pintu. Siapa lagi kalau bukan adik nya yang sedang menonton acara komedi di televisi.

"Assalamualaikum."

Tidak ada jawaban, masih terdengar suara tawa yang mengisi ruangan nan luas ini.
Hanan melangkah menuju sumber suara yang sangat memekakkan telinga nya itu.

"Kalo salam tuh di jawab." Hanan melempar bantalan sofa ke arah Alzam yang di balas dengan pelototan tajam adik nya.

"Waalaikumsalam" Jawab Alzam ketus sambil terus melanjutkan tawa nya.

Hanan hanya geleng geleng kepala melihat tingkah adik nya itu. Lalu kembali berjalan pergi menaiki anak tangga menuju kamar.

"Bang, Lo bawa makanan gak?"

Hanan tak menggubrisnya dan tetap melangkah pergi.

"Yee, dasar pelit" gerutu Alzam dan kembali fokus pada siaran televisi.

Sesampain nya di kamar yang bernuansa biru nan luas itu, Hanan meletakkan barang bawaan nya ke atas nakas. Menggantungkan jas dokter nya ke atas capstock, lalu merebahkan dirinya di atas ranjang.

Rasa kantuk nya sudah hilang sedari tadi, hanya sedikit lelah yang ia rasakan.
Baru saja memejamkan mata, terdengar suara ketukan dari luar pintu.

"Masuk aja" ucap Hanan dan kembali memejamkan mata nya.

Suara langkah kaki terdengar menghampiri Hanan. Ia tahu siapa yang masuk ke kamar nya dan menghampiri nya.

"Tidur mulu lo, bang" ucap Alzam asal sembari merogoh kantong supermarket mencari makanan.

Hanan tak menjawab. Ia sangat menikmati mata nya yang sedang tertutup itu.

"Bang, gue mau nanya nih." ucap Alzam serius yang kini sedang duduk di sebrang ranjang Hanan.

Hanan masih tak menjawab. Ia membiarkan Alzam tetap mengoceh dengan mulut yang berisi Snack.

"Lo kapan nikah, bang?"

Seketika mata Hanan langsung terbuka mendengar pertanyaan spontan dari Alzam.

"Gak tau." Ucap Hanan yang masih memposisikan dirinya di atas ranjang.

"Cepetan nikah. Ntar kebalap sama gue lagi."
Ledek Alzam cengengesan.

Mendengar itu membuat Hanan mengambil bantalan tidur nya dan di lempar ke arah Alzam. "Enak aja. Gak boleh ngelangkah!"

Alzam tertawa cengengesan "gue punya cewe bang. Bentar lagi dia wisuda kuliah, dan sesudah itu, gue berencana mau ngenalin ke mama sama papa."

Hanan bangkit dari posisi nya menjadi duduk sila. Menatap serius ke arah pandang Alzam yang berada di sebrang nya.

"Ko, ane baru tau si Al kalau ente udah punya calon?" tanya Hanan penasaran

Alzam tampak berfikir lalu menampakkan seringai di wajah nya.
"Sengaja, takut Lo demen sama cewe gue."

Hanan memutar bola matanya malas. Lagi lagi adik nya ini membuat dirinya kesal.

Ia kembali terdiam. Tampak sedang memikirkan sesuatu, namun terasa meragukan di dalam benak Hanan apa yang telah ia pikirkan.

"Ane masih pengin nungguin Aqilla, Al"
Ucap Hanan.


Aqilla adalah seseorang yang di cintai oleh Hanan. Paras nya yang cantik itu menari nari di bayangan fikiran Hanan.
Hanan jatuh cinta kepadanya sejak dua tahun yang lalu hingga saat ini, ketika gadis itu mengantar adik nya yang sedang sakit. Gadis itu sedang melaksanakan kuliah nya di Singapore dengan jangka waktu 4 tahun. Hanan sempat mengutarakan perasaannya pada Aqilla. Namun, Aqilla tidak memberi nya kepastian karna takut Hanan kecewa nantinya.

Alzam manggut-manggut mengerti, betapa besar keinginan abang nya untuk menjadi imam perempuan itu.
"Kalau menurut gue sih. Istikhoroh aja bang, minta sama Allah jalan yang terbaik. Kalau seandainya jawabannya adalah Aqilla. Lo harus lebih sabar nunggu dia datang ke Indonesia." Saran Alzam pada Hanan

"Udah Al, ane udah Dawam istikhoroh tiap malem."

Alzam menyeruput kopi nya " lah, terus ada jawaban?"

Hanan terdiam sejenak, mengambil nafas dan membuang nya perlahan. Lalu mengangguk.

Alzam masih diam menunggu jawaban Hanan.
"Setiap malem, ane mimpiin seorang gadis memakai Khimar panjang. Tapi wajah nya buram gak kelihatan" Hanan memposisikan tubuhnya bersandar pada ranjang "tapi ane yakin kalau itu bayangan Aqilla" lanjut Hanan pada Alzam.

Alzam menghampiri Hanan. Menepuk pundak Abang nya pelan.
"Jangan terlalu berharap bang. Gak semua insan yang saling mencintai akan berakhir di pelaminan" ucap Alzam sok bijak.

Hanan mengangkat sebelah alis nya heran. Sejak kapan adik nya menjadi sok bijak seperti ini?!

Alzam cengengesan melihat raut wajah Abang nya itu. Ia melenggang pergi dari kamar Hanan.

"Oiya, makasih bang Snack sama kopi nya"
Ucap Alzam sebelum pergi menutup pintu kamar.

Hanan mendengus pasrah. Perkataan adik nya barusan sukses menyentil perasaan dan hati Hanan.

Hanan melihat jam di arlojinya. Sudah pukul sepuluh malam. Ia bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai membersihkan diri, Hanan melaksanakan sholat malam sebelum tidur dan di lanjut dengan membaca ayat suci Al Qur'an di sambung dengan bermunajat kepada Sang Ilahi.

Menurutnya, hanya dengan cara ini ia akan mendapatkan petunjuk dan hati nya akan terasa lebih tenang

"Ya Ilahi Robbi.. Aku berserah diri kepada Mu atas apa yang telah terjadi. Berilah aku petunjuk untuk menemukan dimana sebenernya tulang rusuk ku. Engkau lah yang maha pemberi cinta. Jika harapan ku tak sesuai dengan tinta takdir, lapangkan lah dada ku untuk menerima segala kehendak Mu"

Idaman banget ga tuh🤗💙
Jangan lupa vote dan komen ya kalau kalian suka😍
Terimakasih sudah membaca💙💙

Continue Reading

You'll Also Like

164K 6.9K 35
"Dia seperti mata kuliah yang diampunya. Rumit!" Kalimat itu cukup untuk Zira menggambarkan seorang Zayn Malik Akbar, tidak ada yang tidak mengenal d...
Jimin Or Jimmy By arzy

Science Fiction

532K 3K 8
hanya cerita tentang jimin yang memenya sering gatel pengen disodok
206K 14.1K 25
[Sequel Antagonis yang Terbuang] 🥀 Wajib membaca 'Antagonis yang Terbuang' sebelum membaca cerita ini🥀 Zora lelah dengan semua yang menimpanya. Apa...
18.3K 279 13
Saya ganti akun lanjutin cerita nya disini aja