Refuser d'y Aller [KV]

By joyyby

36.4K 3.8K 127

Saling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai... More

1. Menyebalkan
2. Kakak?
3. Hungry
4. Kecelakaan
5. Sial
6. Aku... Manis?
7. Pergi lagi?
8. Keanehan
9. Being protective
10. Gengsi tapi mau
11. Dokter tampan
12. Masa sih?
13. Date?
14. Tiba-tiba
15. Normal
16. Menarik
17. Jealous
18. Teori cinta segitiga
19. Kerja kelompok
20. Silent love
21. Fight
22. Taruhan
23. Racing
24. Hospital
25. The girl's
26. Akur?
27. Orang tua
28. Woke up
29. Perlakuan manis
30. Batal
31. Sahabat
32. Taken?
34. Kiss
35. Date!
36. Resmi, tapi...
37. Only
38. Caught
39. Basket
40. Boss
41. The Incident
42. Possible
43. Yeri
44. Datang
45. Lari
46. Problem
47. Snow
48. Everyone's fear
49. The ending

33. Curhat

357 51 4
By joyyby

"Jadi begitu..." Hoseok mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu tampak berpikir.

Taehyung yang melihat itu mencebik kesal lalu menampar pelan paha Hoseok. "Kak! Aku serius!"

"Ya aku juga serius! Masa aku tidak boleh berpikir... Lagian masalahmu berat sekali, kau pun curhat padaku percuma. Memangnya aku pakar cinta apa?" Hoseok balik mencubit pipi kiri Taehyung.

Jadi Taehyung sedari tadi bercerita panjang lebar tentang masalah percintaannya kepada Hoseok, tapi orang ini malah tak serius menanggapi.

"Kak Namjoon? Bukannya Kak Hoseok pacaran dengan Kak Namjoon?" Tanya Taehyung dengan raut muka heran.

"Hush! Mulutmu!" Hoseok melotot.

Mendapat pelototan itu makin membuat Taehyung terheran-heran, bukankah Hoseok dan Namjoon sedari dulu memang tampak seperti sepasang kekasih?

"Aku tidak berpacaran dengannya! Ya kau tahu... Kami bekerja dan juga sudah menjadi sahabat sejak lama. Lagipula mana ada orang yang menyukai sahabatnya sendiri?"

Taehyung memijit-mijit pelan tengkuk Hoseok, "Tapi Kak Hoseok jujur saja padaku, apakah kau menyukai Kak Namjoon?"

Hoseok tersenyum kecut sambil menatap Taehyung dengan raut wajah sendu. "Tadinya. Tapi aku sudah menghilangkan rasa itu Tae, kau tenang saja."

Tangan Taehyung langsung terbuka untuk memeluk Hoseok, Taehyung tak tahu ada apa selama ini dengan Kakaknya dan juga sahabat Kakaknya ini. Tapi rasanya begitu sakit melihat Hoseok sedih seperti ini.

"Peluk."

Hoseok menerima pelukan Taehyung sambil tersenyum. Ia memang tahu Taehyung adalah anak baik, tapi sayangnya nasib di dunia ini terlalu kejam padanya.

"Jadi, apa yang membuat kalian berdua menjadi seperti itu?"

Hoseok melepas pelukannya dari Taehyung sambil menatap mata anak itu. "Kau janji bisa menjaga rahasia kan?"

Hoseok menyodorkan kelingkingnya ke Taehyung sebagai perjanjian menjaga rahasia. Taehyung menerima itu lalu mengangguk pelan.

"Bisa Kak."

"Okay..." Hoseok menghela nafas, bingung mau bercerita darimana.

Namja berusia dua puluh tujuh tahun itu menyilakan kakinya mencari posisi duduk yang dianggapnya nyaman. Berusaha menyambungkan beberapa kepingan memori yang ada di otaknya agar bisa menjelaskan secara rinci ceritanya kepada Taehyung.

"Apakah kau ingat saat Namjoon pergi ke Ilsan dua tahun lalu untuk menetap bekerja disitu?"

Taehyung mengangguk sebagai respon.

"Well, aku dulu sempat sedih karena dia akan pergi dan tinggal disana. Kalau dihitung aku sudah memendam perasaan kepadanya sekitar... Berapa ya? Tiga--empat! Empat tahun, yang artinya semenjak kami masih kuliah."

Empat tahun?

"Lalu?" Rasa penasaran Taehyung tak tertahankan.

"Ya begitu. Sewaktu dia pamit kepadaku untuk pergi sekalian ke bandara, aku mencegahnya sebentar. Kemudian aku menyatakan perasaanku padanya, dan tentu saja ditolak." Hoseok tertawa kecil mengingat kenangan itu.

"SERIUS?! Kak Namjoon biadab." Maki Taehyung.

Hoseok menenangkan Taehyung yang sudah kesal ditempat, "Dengarkan sampai habis! Tahu begitu aku tak mau cerita."

"Ugh, fine!" Teriak Taehyung kesal sambil kembali duduk.

"Awas kalau kau memotong ceritaku lagi!"

Taehyung mengangguk ribut dengan bibirnya yang masih manyun.

"Intinya Kakakmu itu menolakku! Tentu saja aku sedih, tapi aku bisa apa? Ya semenjak saat itu hubungan persahabatan kami menjadi renggang. Kebetulan aku yang saat itu juga sedang mencari pekerjaan malah ditawari olehnya menjadi sekretaris pribadinya. Aku yang tak berpengalaman tiba-tiba ditawari pekerjaan seperti itu, ya tentu saja aku menolak! Tapi si Namjoon itu memaksaku, katanya ini adalah rasa bersalahnya karena menolakku. Dan aku tak suka dikasihani, tapi tetap saja orang itu memaksa. Di situasi aku yang butuh pekerjaan ya mau tak mau!"

Oke, sekarang Hoseok lega. Akhirnya ada yang bisa menjadi tempatnya bercerita.

Hoseok menoleh ke arah Taehyung yang nampak sudah berkaca-kaca mendengar cerita Hoseok tadi, "Eh? Tae--"

"Huwaaa! hiks..." Taehyung menangis.

Melihat Taehyung terisak membuat Hoseok kebingungan sekaligus pusing diwaktu yang bersamaan. "Tae? Sstt, tenang dulu. Kau kenapa?"

Sadar akan perbuatannya, Taehyung menghentikan tangisannya. Ia menatap Hoseok sebentar kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Aku tak cengeng Kak. Camkan itu! Aku hanya sedih karena kisah cintamu mirip seperti drama-drama yang kutonton."

Hoseok tertawa sekeras mungkin.

"Tidak cengeng?! Lalu tadi sore itu apa? Kau berjongkok sambil menangis tersedu-sedu karena crush-mu itu sudah punya pacar!"

"KAK!" Taehyung melempar bantal ke arah Hoseok. Beruntung tak kena, jadi bisa Hoseok lempar balik.

Taehyung malu.

Jujur saja, sebetulnya Taehyung itu cengeng sekali. Lihat Ikan terengah-engah karena mau dipotong saja sudah mau menangis.

"Ah sudahlah, kenapa bahas dia! Kan lagi cerita Kak Namjoon."

Taehyung mengambil remot TV kemudian menyalakannya, karena sedari tadi begitu hening sehingga tawa nyaring Hoseok terdengar jelas ke telinganya. Dan itu menyebalkan sekali.

"Kan awalnya cerita tentangmu bodoh! Kau saja yang menanyakan ini itu berujung aku yang menceritakan aib kelam ini." Hoseok menggerutu.

Oh iya, Taehyung lupa. Dia hanya cengengesan lalu menyodorkan segelas air putih untuk Hoseok.

"Pasti kau lelah menertawakan aku."

"Pengertian sekali." Hoseok tersenyum tak ikhlas.

Taehyung tersenyum sambil menatap Hoseok yang sepertinya sudah kebal akan kejadian yang menimpa dirinya. Kalau sudah ada di posisi Hoseok, Taehyung rasa ia akan menyerah saja. Entah memilih melarikan diri dari masalah, atau apapun itu.

"Lalu sekarang Kak Hoseok sudah tak menyukai Kak Namjoon lagi kan?" Taehyung masih penasaran.

"Masih kok." Jawabnya santai.

Taehyung menggeleng tak percaya akan apa yang didengarnya barusan, no way!

"Kau sudah tersakiti Kak, sadar hei!" Taehyung menepuk-nepuk tangannya didepan wajah Hoseok.

Hoseok menepis tangan Taehyung, "Ini hatiku Tae. Biarkan saja, aku pun mau melihat sampai sejauh mana aku tetap mencintainya."

Tangan Taehyung berhenti menganggu Hoseok. Kalau dipikir-pikir benar apa adanya yang dikatakan Hoseok, untuk urusan hati memang tak ada yang tahu.

Buktinya aku cinta sama si brengsek itu!

"Baiklah Kak, aku selalu ada kok kalau kau mau bercerita." Taehyung mengibaskan anak rambutnya pelan sambil tersenyum jahil.

Tangan Hoseok terulur untuk mengacak-acak surai Taehyung yang begitu menggemaskan untuk dipegang. "Of course, Tae."

Taehyung merebahkan badannya sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Kak..."

"Hm?" Hoseok menyahut walaupun sedang sibuk menggunting kuku tangannya.

"Besok aku kuliah, pasti akan bertemu orang itu. Aku ingin menghindar!"

Hoseok menghentikan aktivitasnya lalu berpikir sebentar. Yang Hoseok tangkap adalah pasti Taehyung ingin menghindar agar bisa melupakan perasaan itu.

"Kau ingin menghindar supaya bisa perlahan menghapuskan perasaanmu itu kan?"

Tepat sekali.

"T-tidak juga, tapi ya begitu... hehe." Elak Taehyung.

"Aku tak melarangmu untuk menjauhinya, itu ya terserahmu. Tapi aku harap kau jangan sampai memendam perasaanmu itu sampai membuatmu merasakan patah hati yang begitu menyiksa."

Hoseok terdiam mendengar kata-katanya barusan. "Keren sekali perkataanku..."

Tangan Taehyung mendorong pelan bahu Hoseok merasa kesal.

"Benar-benar deh."

Walaupun Hoseok menyebalkan, tapi Taehyung tahu betul apa yang diucapkan Hoseok itu tentu saja suatu solusi untuk dirinya.

Taehyung bangun dari tidurnya, "Kak aku lapar."

Ia rindu dibuatkan makanan oleh Hoseok seperti dulu. Taehyung sudah menganggap Hoseok seperti Kakak kandungnya sendiri, sikap perhatian Hoseok juga mirip seperti mendiang Ibunya dulu. Walaupun menyebalkannya tidak.

Hoseok tersenyum kemudian bangkit ingin menuju ke dapur. Tapi sepasang matanya menangkap ada sebuah kertas yang jatuh didekat meja belajar Taehyung.

Tangan Hoseok mengambil benda tipis yang bertuliskan tinta itu guna untuk membacanya, namun kalah cepat oleh Taehyung.

Srakk

Taehyung berhasil merebut kertas itu.

"Apa itu Tae?"

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 6.7K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
1.7K 144 13
[COMPLETE] [짝 사랑 {Unrequited Love} 2nd Book}] You must read Unrequited Love (짝 사랑) first, before ypu read this story Just a story about Jihoon and Ar...
112K 8.1K 23
Kim Taehyung resmi menjadi 'istri' dari Jeon Namjoon,namun dibalik hubungan mereka ada yang disembunyikan Namjoon.Dan dibalik hubungan itu juga ada p...
51.3K 4.9K 21
Menceritakan tentang Taehyung dengan segala ketegasannya luluh begitu saja saat tanpa sengaja bertemu dengan pemuda manis yang menarik segala atensin...