Only MINE! [Jaeyong] Slow Rev...

By MarchFriday

816K 91.1K 12.6K

''saya Jung Jaehyun, ayah Taeyong.... sekaligus calon suami Taeyong'' →BXB warn! →18+ →Konflik ringan Jadwal... More

PROLOG
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8 ⚠️
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26 ⚠️
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39 ⚠️
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45 ⚠️
Chapter 46 ⚠️
Chapter 47 ⚠️
Chapter 48 ⚠️
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52

Chapter 25

14.1K 1.7K 133
By MarchFriday

Terima kasih telah mampir membaca, semoga suka dengan cerita ini. Maaf jika ada typo, maklum saya manusia biasa, bisa salah ngehe. Mohon dukunganya dengan beri VOTE dan juga COMMENT....

Selamat Membaca^^

~~~

Jaehyun sudah kembali beristirahat setelah selesai memakan habis makananya dan meminum vitamin. Taeyong duduk dikursi sebelah ranjang Jaehyun, pria tampan itu melarangnya pergi keluar dari ruangannya. Bahkan Jaehyun mengancamnya jika ia berani membantah ucapanya, ia benar-benar harus tetap didalam sampai Jaehyun bangun dari istirahatnya.

Kedua tangan Taeyong menumpu kepalanya, sikunya ia letakan disisi ranjang Jaehyun yang berisi sedikit ruang. Ia memperhatikan wajah Jaehyun lamat-lamat.

"Hyung tampan" gumam Taeyong. Jujur saja, Jaehyun sangatlah tampan, ia baru bisa melihat dengan jelas wajah pria didepannya. Selama ini ia selalu menunduk dihadapan Jaehyun, wajah Jaehyun sangat menyeramkan saat ditatap, tatapannya sangat tajam seolah-olah bisa menyayat siapapun yang berani menatapnya.

Jaehyun sedang tertidur pulas bolehkah ia menyentuh wajah Jaehyun? Hanya sedikiiit saja, itu tidak akan membangunkannya kan? Taeyong mengulurkan satu tangannya ke pipi tembam Jaehyun. Walaupun pria tampan ini memiliki pipi yang tembam tetapi tidak untuk perutnya, Jaehyun memiliki eightpack diperutnya, bahkan Taeyong tidak memilikinya. Kereen

Ia membelai pipi Jaehyun dengan telunjuknya, ia usap-usap perlahan ke atas dan kebawah. Taeyong mulai mencubit sangat perlahan pipi Jaehyun agar pemiliknya tidak terganggu. Wah Taeyong sangat suka tekstur pipi Jaehyun.

'tuing.... tuing...'

GREP

Taeyong tersentak saat Jaehyun tiba-tiba bergerak menggenggam pergelangan tangannya. Taeyong meneguk salivanya, apakah Jaehyun akan memarahinya? Oh tidak... Tamatlah riwayat hidupnya. Mata pria tampan itu masih tertutup, berarti sedari tadi Jaehyun tidak tertidur, tetapi hanya menutup matanya saja.

"H - hyung" ucap Taeyong lirih, suaranya sedikit bergetar karena takut. Jaehyun membuka kedua matanya dan langsung melayangkan tatapan tajam ke arah Taeyong.

Jaehyun hanya diam menatap Taeyong, ia tidak melakukan apapun. Tetapi Taeyong bisa merasakan telapak tangan Jaehyun berpindah ke punggung tangannya, jari pria tampan itu mulai mengusap-usap punggung tangan Taeyong secara perlahan. Ia merasa gugup, bolehkah ia pergi berlari keluar dari ruangan ini?!!

"Kau menyentuh wajahku tanpa ijin dariku"

Taeyong menggigit bibir bawahnya, bibir mungil itu mulai melengkung kebawah. Taeyong mencoba mengeluarkan jurus andalanya, ia menatap Jaehyun dengan tatapan memelas berharap pria tampan itu tidak membentaknya lagi.

"Maaf hyung, t - tapi Yongie menyukainya" cicit Taeyong.

"Kau menyukainya?" Taeyong mengangguk ragu, sungguh pria dihadapanya ini sangat sulit ditebak, ia tidak tahu kapan Jaehyun akan bersikap lembut dan kapan Jaehyun akan bersikap kasar padanya.

Jaehyun meletakan telapak tangan Taeyong di pipinya, ia ingin mengakui sesuatu, sentuhan Taeyong membuatnya nyaman, sentuhan itu memberikan rasa baru pada dirinya, rasa yang tak pernah ia dapatkan selama hidupnya. Ia merasakan tangan kecil Taeyong bergerak mengusap pipinya. Jaehyun ingin tersenyum, tetapi ia memilih untuk mengurungkan saja, takut ia akan terlihat aneh saat tersenyum. Itu karena ia sudah lama tidak pernah tersenyum lagi.

"Kemana saja kau seharian ini" Jaehyun mulai mengintrogasi Taeyong, pria manis ini sudah menyiksa dirinya selama sehari.

"Bersama eomma dan appa hyung" Taeyong menceritakan semuanya. Jaejoong dan Yunho saat itu pulang setelah menghadiri acara pertemuan dengan rekan-rekan kerja Yunho, saat diperjalanan pulang mereka tidak sengaja melewati sekolah Taeyong. Jaejoong saat itu melihat Taeyong secara sekilas sedang berdiri didepan sekolah sendirian, ia sedikit kurang yakin jika itu adalah Taeyong, karena ia tahu jam sekolah Taeyong belum berakhir. Karena takut dugaanya benar, ia meminta Yunho untuk memutar balik. Dan benar saja, itu adalah Taeyong, ia menurunkan jendela mobil lalu berteriak memanggil nama pria manis itu membuat sang pemilik nama menoleh. Taeyong berlari ke arah mobil Yunho lalu masuk ke dalamnya. Jadi seharian ini Taeyong menghabiskan waktunya berjalan-jalan dengan Jaejoong dan Yunho.


CEKLEK


"Woah"

Taeyong spontan menarik tangannya dan Jaehyun mengalihkan pandangannya. Telinga Jaehyun pasti sudah berubah warna. Sial, ingin rasanya ia menghilang dari sini.

Johnny, Yuta dan kedua orang tuanya datang bersamaan ke ruangannya. Dan ya, tentu saja mereka melihatnya.

"Hey apa yang kalian berdua sedang lakukan" Yuta tersenyum miring dan mulai menggoda-goda Jaehyun. Mulai dari mencolek pipinya juga terus mengulang pertanyaan yang sama.

"Diamlah!" Yuta tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Johnny yang juga sudah melihatnya hanya bisa tersenyum kecut. Ya, Jaehyun pasti lebih mudah mendekati Taeyong.

"Ssttt sudalah. Bagaimana keadaanmu Jaehyun? Sudah membaik?" Jaejoong mengusap lembut surai putranya.

"Sudah" balas Jaehyun singkat. Jaejoong langsung melunturkan senyumanya dan menatap Jaehyun sinis.

"Kau masih ingat bahwa aku adalah eomma-mu kan?!" Yunho mendekati Jaejoong dan mencoba menenangkan istrinya agar tidak membuat keributan didalam rumah sakit.

"Sudah yeobo, kau seperti tidak mengenalnya saja" Jaejoong mendengus kesal, ia beralih ke Taeyong yang sedari tadi hanya diam menyaksikan.

"Aaaa~ anak manis eomma. Ini sudah hampir larut malam, ayo kita pulang. Kau juga pasti belum makan malam kan? Besok kau masih bersekolah, jangan sampai kau bangun siang karena mengurus orang menyebalkan itu" Jaejoong mendelik ke arah Jaehyun. Sedangkan Jaehyun hanya diam tak peduli.

"Sementara kau tinggal dirumah eomma ya sayang? Eomma sudah memasak makanan sangat banyak dan sangat lezat, kau pasti akan menyukainya" ucapan Jaejoong membuat mata Taeyong berbinar, ia tidak bisa menolak jika itu sudah berhubungan dengan makanan. Saat Taeyong akan berdiri, tangan Jaehyun dengan cepat menahan lengan Taeyong membuat Jaejoong dan Taeyong menatap Jaehyun.

"Tidak"

"Hey kau mau membuat cucu manisku kelaparan?! Ia juga belum mandi, pasti ia merasa tidak nyaman. Jika kau melarangnya untuk pulang mau tidur dimana Taeyong nanti hah?!! Sofa?!" Jaejoong berbicara dalam satu tarikan nafas, suaranya juga tidak main-main. Itu membuat Yunho sedikit panik, takut seorang suster akan datang menegur mereka.

"Kau sudah besar! Tidak perlu ditemani, tidak usah manja! Malulah pada tubuh besarmu itu!" Setelah mengucapkan itu, Jaejoong menepis tangan Jaehyun lalu membawa Taeyong pergi.

"Yang sabar lah nak" Yunho menepuk bahu Jaehyun. Ia tahu anaknya sudah lelah menghadapi ibunya yang selalu mengomel.  Yunho ikut pergi mengikuti Jaejoong.

"Hey Jae, apakah itu Taeyong? Lebih cantik saat diliat secara langsung"

"Diam Jepang"

~~~

Keadaan kantin sangat riuh, semua pandangan tertuju pada Taeyong. Mereka menatap Taeyong tak suka. Jujur saja, Taeyong ingin pulang rasanya, ia merasa gelisah saat semua mata menatap dirinya. Tetapi tenang saja si pria manis ini tidak sendiri. Ia bersama Ten, Mingyu beserta kawananya. Taeyong terpaksa ikut ke kantin karena ia lupa menyiapkan bekal. Ia bersumpah tidak akan melupakan bekalnya lagi jika tahu seperti ini akhirnya. Teman Mingyu sesekali melempar candaan ke arah Taeyong agar pria manis itu tidak senyap dan menunduk saja, ia meminta Taeyong untuk santai dan tidak memperdulikan para tatapan orang-orang dikantin.

Sedangkan Mingyu hanya memperhatikan Taeyong yang sedari tadi merasa gelisah, tangan pria manis itu tidak berhenti meremat-remat seragamnya. Ia merutuki kesalahannya, Mingyu lah dalangnya, ia memaksa mengajak Taeyong ke kantin, Ten sempat melarangnya tetapi pria berkulit tan ini tetap kekeh. Lihatlah sekarang, ia merasa tidak enak pada Taeyong.

Mingyu bangkit dari duduknya membuat Ten beserta kawanan Mingyu menatapnya. Ia menarik tangan Taeyong lalu ia melenggang pergi membawa Taeyong. Ia tidak menghiraukan Ten yang berteriak memanggil dirinya.

"M - Mingyu kita akan kemana?" Mingyu berjalan sangat cepat sehingga membuat Taeyong sedikit berlari mengikuti langkah Mingyu. Ia tidak tahu kemana Mingyu akan membawa dirinya. Pria jakung itu mengajaknya menaiki banyak tangga, membuat lututnya kembali merasakan nyeri.

"Sshh tunggu, lutut Yongie" Taeyong meringis. Mingyu menghentikan langkahnya lalu melihat ke arah Taeyong. Ia menepuk dahinya lupa tentang lutut Taeyong yang terluka. Mingyu benar-benar membuat kacau.

'Kim Bodoh Mingyu'

Ia berjongkok membelakangi Taeyong berniat menggendong si pria manis.

"Maafkan aku Taeyong. Ayo naiklah ke punggungku, aku akan menggendongmu"

"Tetapi kita akan kemana?"

"Aku akan mengajakmu ke atap, disana sepi, tidak ada siapapun. Kau tidak perlu khawatir. Kelas yang tak terpakai hari ini terkunci, satpam tak sengaja menghilangkan kuncinya"

Taeyong naik ke atas punggung Mingyu dengan ragu. Mingyu yang merasa Taeyong sudah naik pun bangkit lalu membenarkan posisi Taeyong. Ia melanjutkan perjalanannya menaiki tangga menuju atap.



"Aku sudah meminta temanku untuk membawa makanan kemari"

"Terima kasih Mingyu!" Taeyong memekik senang, ia menunjukan senyuman manisnya membuat Mingyu terpana.

Taeyong sudah merasa tenang, tidak seperti tadi saat ia berada di kantin.

"Taeyong..."

"Eung?" Taeyong menoleh ke arah Mingyu, melempar tatapan penasaran karena pria berkulit tan itu menggantung ucapannya.

"Kau terlihat sangat cantik"

Pernyataan Mingyu membuat Taeyong sedikit kesal. Ia berkacak pinggang, mengembungkan pipinya lalu menatap kesal Mingyu.

"Yongie lelaki! Yongie tampan seperti Mingyu!" Ucap Taeyong tak terima. Mingyu tertawa gemas melihat tingkah Taeyong, menurutnya Taeyong tidak terlihat menakutkan, pria manis itu terlihat gemas saat sedang kesal.

"Aku tampan?"

"Ya! Mingyu tampan, tapi Yongie sangat tampan!" Taeyong mengangkat dagunya dengan sombong. Pria manis ini tidak mau mengakui dirinya cantik. Semua pihak dominant yang melihat Taeyong pasti akan mengatakan bahwa Taeyong itu cantik.

Mingyu melunturkan tawanya saat melihat dua tanda merah di leher Taeyong. Ia menatap Taeyong yang ikut menatapnya. Apakah pria manis dihadapannya ini sudah ada yang memiliki?

"Taeyong, tanda apa yang ada dilehermu?"

"Ini? Yongie tidak tahu, Jaehyun hyung yang melakukannya" Taeyong mengusap-usap lehernya, apakah itu terlihat aneh?

'Jung Jaehyun'






Tbc....
Otaku udah mikirin beberapa jalan konflik yang jelas, moment Jaeyong, sama endingnya. Tapi aku bingung mau ditaruh di chapter berapa😭

STRESS

Kalian mau Moment dulu baru konflik atau sebaliknya?

Maaf nih, mungkin akhir-akhir ini aku bakalan telat up, karena stock chapter udah mau habis, jadi aku bakalan fokus buat lanjutin chapternya biar aku ga lupa sama alur cerita ini, biar ga stuck kayak book ku yg satunya😭

Menerima KRIT-SAR monggo dikoreksi kalo ada yg salah yoo.
Jangan lupa VOTE sama COMMENT sebelum meninggalkan tempat bubyeeee~

See you in the next chapter ❤️

1555 Word
Sabtu, 6 November 2021 [23:11 WITA]

Continue Reading

You'll Also Like

270K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
89K 10.9K 35
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
106K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
970K 78.5K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...